Analisis Hasil Angket Kuesioner Analisis Jawaban Terbuka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Hasil Angket Kuesioner

Modul pembelajaran Dasar-dasar Teknik Elektronika telah diujikan kepada beberapa guru yang berkompeten dalam bidangnya, untuk memvalidasi modul dan kemudian diujicobakan pada sejumlah siswa untuk mencari tanggapan dan sikap siswa terhadap modul pembelajaran yang telah dibuat. Uji coba modul pembelajaran terhadap 2 orang guru dari SMKN 1 Semarang dan 2 orang guru dari SMKN 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan dari program keahlian yang sama yaitu program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Adapun jumlah guru yang telah menjawab angket dengan baik dan benar sejumlah 4 orang. Hasil analisis skor angket untuk kriteria pendidikan yang telah diisi oleh guru ditunjukkan oleh gambar 1. Gambar 1. Grafik skor angket pada kriteria pendidikan 80 87,50 80 87,50 77,50 85 70 75 80 85 90 Variabel P er se n tase KRITERIA PENDIDIKAN Pembelajaran Kurikulum Isi Materi Soal Umpan Balik Pengembangan Modul 25 Hasil analisis skor angket untuk kriteria tampilan modul yang telah diisi oleh guru ditunjukkan pada gambar 2. Gambar 2. Grafik skor angket pada kriteria tampilan modul Uji coba selanjutnya kepada 36 siswa kelas X TITL 1 program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMKN 1 Semarang dan 32 siswa kelas X TITL 1 program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMKN 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Siswa yang telah menjawab angket dengan baik dan benar, dalam arti seluruh pertanyaan angket dijawab semua sejumlah 68 siswa. Hasil analisis skor angket untuk mencari tanggapan siswa ditunjukkan oleh gambar 3. 80 83,75 83,33 78 79 80 81 82 83 84 85 Variabel Pr os e n t a se KRITERIA TAMPILAN MODUL Format Pengorganisasian Daya tarik Gambar 3. Grafik skor angket pada siswa

4.1.2 Analisis Jawaban Terbuka

Dari jawaban yang telah diberikan oleh responden atas pertanyaan terbuka, maka terdapat berbagai hal yang harus ditulis tentang modul tersebut. Menurut guru, modul ini memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut: materi yang disajikan lengkap dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, terdapat kegiatan praktikum, disajikan gambar yang menarik sehingga mempermudah dalam memahami materi dan modul dilengkapi dengan contoh soal dan evaluasi. Sedangkan menurut siswa kelebihan- kelebihan dari modul pembelajaran ini yaitu warna yang digunakan pada gambar dalam modul pembelajaran ini menarik dan tidak mencolok, materi yang disajikan mudah dipahami dan modul pembelajaran ini dapat digunakan untuk belajar mandiri. Tetapi modul pembelajaran ini memiliki kekurangan-kekurangan. Menurut guru kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam modul ini antara 76,91 80,88 81,27 79,11 80,58 71,17 79,26 85,88 20 40 60 80 100 Variabel P rosentase TANGGAPAN SISWA Warna Teks Gambar Penggunaan Konsep Ketertarikan Motivasi Pengembangan modul lain: modul belum disajikan dalam setiap pertemuan, materi dalam modul pembelajaran ini masih banyak menggunakan alat ukur analog dari pada alat ukur digital, serta kegiatan praktik belum disajikan dengan format yang sesuai dengan SMK. Sedangkan menurut siswa kekurangan dari modul pembelajaran ini gambar-gambar penjelas materi kurang banyak dan ukuran modul terlalu tebal. Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut guru mempunyai saran sebagai berikut: modul disajikan dalam setiap pertemuan dan menyajikan kegiatan praktikum sesuai dengan format yang ada di SMK. Sedangkan menurut siswa gambar-gambar yang terdapat dalam modul lebih diperbanyak dan meteri lebih dipersingkat. Sedangkan pertanyaan apakah modul pembelajaran ini layak digunakan sebagai media pembelajaran. Menurut guru dan siswa sudah layak digunakan sebagai media pembelajaran dengan memperbaiki atau membenahi media pembelajaran ini.

4.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengembangan Modul Materi Ekosistem Berbasis SETS untuk Siswa Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional

4 49 187

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (Studi situs di SMP Negeri 1 Ungaran).

0 0 15

PENGELOLAAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF PENGELOLAAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL ( Studi Pelaksanaan Rintisan SBI SMA Negeri 1 Boyolali).

0 1 11

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Budaya Belajar Matematika Siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi Etnografi Di SMPN2 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasioanl Demak).

0 3 16

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Budaya Belajar Matematika Siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi Etnografi Di SMPN2 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasioanl Demak).

0 1 16

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN CATU DAYA PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK).

0 1 104

MANAJEMEN SEKOLAH DASAR BERTARAF INTERNASIONAL

0 0 46

EFEKTIVITAS KINERJA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL DI KOTA YOGYAKARTA.

2 16 300

Evaluasi Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

0 0 15

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 6 SURAKARTA

0 0 119