Pecahan dan Lambangnya Pecahan a. Pengertian Pecahan

20 15 3 3 5 3 1 5 1 = × × = 20 4 4 5 4 1 5 1 = × × = Jadi 20 4 15 3 10 2 5 1 = = = Pecahan senilai dapat juga diperoleh dengan cara perkalian silang, contoh: 6 2 9 3 Karena 2 x 9 = 6 x 3, maka 9 3 6 2 = 4 2 6 3 Karena 2 x 9 = 6 x 3, maka 6 3 4 2 = 3 Menyederhanakan Pecahan Untuk menyederhanakan pecahan dapat dilakukan dengan cara membagi pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama. Contoh: 2 1 2 2 : 4 2 4 2 = = , 2 1 4 4 : 8 4 8 4 = = Jadi 4 2 dan 8 4 dapat disederhanakan menjadi 2 1 Atau dengan bantuan gambar lingkaran yang dibagi-bagi. Contoh: 6 3 , 8 4 dan 10 5 menjadi 2 1 Menyederhanakan pecahan dapat pula di cari dengan menggunakan FPB dari pembilang dan penyebut. 21 Contoh: Menyederhanakan pecahan 18 12 FPB dari 12 dan 16 adalah 6 maka pembilang dan penyebut dibagi 6, 3 2 6 6 : 18 12 18 12 = = 4 Operasi Hitung pecahan a. Penjumlahan Contoh : Tentukan hasil penjumlahan 12 5 1 12 17 12 8 12 9 3 2 4 3 = = + = + Langkah-langkah untuk menentukan hasil penjumlahan pecahan adalah sebagai berikut. 1. Samakan penyebutnya, dengan cara mencari KPK dari 4 dan 3, dalam hal ini adalah 12. 2. Bagi 12 dengan 4 hasilnya kalikan dengan pembilangnya 12 : 4 = 3, 3 x 3 = 9 3. Lakukan hal yang sama 12 : 3 = 4, 4 x 2 = 8 4. Jumlahkan pembilang-pembilangnya, sedangkan penyebutnya tidak dijumlahkan. b. Pengurangan Contoh : Tentukan hasil pengurangan 12 1 12 8 12 9 3 2 4 3 = − = − 1. Samakan penyebutnya, dengan cara mencari KPK dari 4 dan 3, dalam hal ini adalah 12. 22 2. Bagi 12 dengan 4 hasilnya kalikan dengan pembilangnya 12 : 4 = 3, 3 x 3 = 9 3. Lakukan hal yang sama 12 : 3 = 4, 4 x 2 = 8 4. Kurangkan pembilang-pembilangnya, sedangkan penyebutnya tidak dikurangkan. c. Perkalian Contoh : Tentukan hasil perkalian 12 6 12 2 3 3 2 4 3 = = x x 1. Samakan penyebutnya, dengan cara mencari KPK dari 4 dan 3, dalam hal ini adalah 12. 2. Bagi 12 dengan 4 hasilnya kalikan dengan pembilangnya 12 : 4 = 3, 3 x 3 = 9 3. Lakukan hal yang sama 12 : 3 = 4, 4 x 2 = 8 4. Jumlahkan pembilang-pembilangnya, sedangkan penyebutnya tidak dijumlahkan. 5. Untuk mengalikan dua pecahan, kalikanlah pembilang dengan pembilang, dan penyebut dengan penyebut dari dua pecahan tersebut secara umum dapat dituliskan : = = Contoh 1: a. 21 12 7 3 6 2 7 6 3 2 = × × = × d b c a × × bd ac d c b a × 23 b. 40 8 8 5 2 4 8 2 5 4 = × × = × c. 54 10 9 6 2 5 9 2 6 5 = × × = × d. 50 18 5 10 2 9 5 2 10 9 = × × = × e. 56 18 7 8 6 3 7 6 8 3 = × × = × Contoh 2: 5 1 3 15 3 3 15 48 5 3 12 4 5 12 3 4 5 2 2 3 1 1 = = = = = x x x x 15 54 10 20 209 5 4 19 11 5 19 4 11 5 4 3 4 3 2 = = = = x x x x 10 4 15 10 154 5 2 22 7 5 22 2 7 5 2 4 2 1 3 = = = = x x x x 6. Mengenal invers perkalian atau kebalikan dari suatu bilangan. Suatu bilangan disebut kebalikan invers kali dari bilangan lain jika hasil perkalian dari bilangan itu 1, sedangkan bilangan 0 tidak punya invers kali. Misalnya seperti contoh berikut. , 1 2 1 2 = × 2 1 adalah kebalikan dari 2 atau 1 2 , 1 3 5 5 3 = × 3 5 adalah kebalikan dari 5 3 , 1 3 1 4 13 3 = × 3 13 adalah kebalikan dari 13 3 24 , 1 5 2 2 5 = × 2 5 adalah kebalikan dari 5 2 Suatu bilangan bila dikalikan dengan invers perkalian atau kebalikannya hasilnya sama dengan 1. d. Pembagian Contoh : Tentukan hasil pembagian 8 1 1 8 9 2 3 4 3 3 2 : 4 3 = = = x 1. Mengubah kalimat pembagian menjadi kalimat perkalian, karena mengalikan dua pecahan sama artinya dengan mengalikan kebalikan bilangan pembagi. 2. Secara umum perkalian dua pecahan dapat ditulis c d x b a d c b a = : 3. Arti pembagian sebagai perkalian dengan kebalikan. Membagi dengan sebuah bilangan sama artinya dengan mengalikan dengan kebalikan bilangan itu. Secara umum dapat dituliskan: a : b = a b 1 × dengan b ≠ 0 Contoh: a. 18 14 6 3 7 2 7 6 : 3 2 = × × = 25 b. 32 45 8 4 9 5 9 8 : 4 5 = × × = c. 14 27 2 7 9 3 9 2 : 7 3 = × × = d. 24 30 3 8 5 6 5 3 : 8 6 = × × = e. 30 30 3 10 6 5 6 3 : 10 5 = × × = 5 Pecahan Sebagai Perbandingan Cara menentukan pecahan sebagai perbandingan. Dari gambar di atas terdapat 4 daerah bagian dengan 3 daerah berbayang. Perbandingan antara daerah berbayang dengan daerah seluruhnya adalah atau dapat ditulis, daerah berbayang : daerah seluruhnya = 3 : 4. Misalkan Andi memiliki 6 buah buku dan Dini 8 buku Banyak buku Andi : banyak buku Dini = 6 : 8 = Jumlah buku Andi dan buku Dini adalah 14 buah Banyak buku Andi : jumlah buku seluruhnya = 6 : 14 = Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa perbandingan dapat diartikan sebagai pecahan atau sebaliknya. Suatu perbandingan juga dapat ditulis dalam bentuk sederhana. Contoh: 8 6 14 6 4 3 26 Uang Ani Rp2.500,00, sedangkan uang Ati Rp4.500,00. Berapa perbandingan uang Udin dengan selisih uang mereka? Jawab: Selisih uang = Rp4.500,00 - Rp2.500,00 = Rp2.000,00 Uang Ani : selisih uang = Rp2.500,00 : Rp2.000,00 = 5 : 4 = 6 Bilangan Desimal Pengubahan pecahan menjadi bilangan desimal dapat dilakukan apabila penyebut pecahan dapat diubah menjadi 10, 100, 1.000, dan seterusnya. Bila tidak dapat, pengubahan tersebut dilakukan dengan pembagian secara bersusun. Contoh: Ubahlah pecahan berikut menjadi bilangan desimal. a. b. Jawab : Langkah-langkah pengubahan pecahan menjadi bilangan desimal: 1. Ubah penyebutnya menjadi 100 2. Dalam soal , kalikan penyebutnya yaitu 4 menjadi 100, maka agar menjadi 100, 4 dikalikan dengan 25. Jika 4 5 4 5 4 5 40 11 5 27 penyebutnya dikalikan dengan 25 maka pembilangnya dikalikan dengan 25. 3. Setelah pembilang dan penyebutnya dikalikan, maka langkah selanjutnya adalah mengubah pecahan tersebut menjadi bilangan desimal. Jika terdapat atu angka dibelakang koma berarti nilainya sepersepuluh, dan jika dibelakang koma terdapat dua angka maka nilainya seperseratus. Maka contoh soal di atas dapat diselesaikan sebagai berikut.

7. Kerangka Berpikir

Pokok Bahasan Pecahan bagi siswa kelas VI SDN Dukuhwaru 01 masih menjadi permasalahan. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata pada pokok bahasan tersebut yang masih cukup memperihatinkan. Maka sebagai upaya meningkatan prestasi belajar khususnya dalam pokok bahasan pecahan, siswa perlu diberi latihan-latihan soal yang cukup memadai baik secara kelompok maupun individu. Akan tetapi pemberian soal-soal latihan belum tentu optimal. Maka pembelajaran melalui tutor sebaya pada kelompok-kelompok kecil diharapkan sebagai jalan keluar atas kesulitan yang dihadapi oleh para 25 , 1 100 125 25 25 4 5 4 5 = = = x 275 , 5 1000 5275 25 25 40 211 40 11 5 = = = x 28 siswa. Dengan model pembelajaran tersebut, maka upaya meningkatkan prestasi belajar akan dapat tercapai.

8. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori di atas, hipotesis tindakan yang dapat peneliti rumuskan adalah sebagai berikut. Melalui model pembelajaran tutor sebaya maka hasil belajar siswa kelas VI SDN Dukuhwaru 01 dalam pokok bahasan pecahan dapat ditingkatkan.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

29 Tempat penelitian SDN Dukuhwaru 01 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal. Lokasi penelitian di tempat ini dikarenakan peneliti sebagai pengajar di sekolah tersebut.

B. Subjek yang diteliti

Subjek penelitian adalah kelas VI semester I di SDN Dukuhwaru 01 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal tahun pelajaran 20042005. Jumlah siswa kelas VI pada tahun ajaran ini, adalah 44 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan

C. Prosedur Kerja dalam Penelitian

Pembentukan tutor sebaya sebagai upaya pemecahan masalah meliputi sejumlah rencana tindakan yang direncanakan sebanyak tiga siklus. Setiap siklus ada empat tahap yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.

a. SIKLUS I 1 Perencanaan

a Identifikasi masalah dan perumusan masalah. b Merancang rencana pembelajaran dengan membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil dan membagi pokok bahasan Pecahan menjadi sub pokok bahasan sejumlah kelompok yang dibentuk. c Merancang siswa yang jadi tutor sebaya. d Merancang tes formatif

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan pecahan melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 6 0

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III G SMP Negeri 1 Ketanggungan Brebes pada Pokok Bahasan Operasi pada Bentuk Aljabar Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Kelompok Kecil

1 38 126

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Blubuk 01 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal pada Pokok Bahasan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FP

0 17 130

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Gumalar 01 Adiwerna, Tegal dalam Materi Menentukan KPK dan FPB Melalui Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Kelompok Kelompok Belajar

0 16 58

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII A SMP Negeri 01 Dukuhwaru Kabupaten Tegal Dalam Pokok Bahasan Operasi Pada Bilangan Pecahan Melalui Model Pembelajaran Diskusi Kelompok

2 17 96

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN TUTOR SEBAYA BERDASARKAN Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Tutor Sebaya Berdasarkan Nilai Hasil Ujian Tahun 2010/2011 (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas VI SDN Telukan

0 0 16

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Blubuk 03 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dalam Menyelesaikan Soal Cerita tentang Membaca Gambar atau Denah Berskala melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Kelompok Kecil.

0 0 2

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III G SMP Negeri 1 Ketanggungan Brebes pada Pokok Bahasan Operasi pada Bentuk Aljabar Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Kelompok Kecil.

0 0 1

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Dukuhwaru 01 pada Pokok Bahasan Pecahan Melalui Pembentukan Pembelajaran Tutor Sebaya.

0 0 1

Metode Penelitian - MENINGKATKAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN FAKTORISASI SUKU ALJABAR MELALUI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (sahara)

0 0 8