11
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS
2.1 Kajian Pustaka
Dari keempat keterampilan berbahasa, ketrampilan menulis penting untuk dimiliki dan dikuasai oleh setiap orang. Ketrampilan menulis adalah suatu
ketrampilan berbahasa untuk berkomunikasi, menyampaikan pikiran dan perasaan tidak langsung, melalui tulisan sebagai medianya. Ide atau gagasan yang dimiliki
oleh penulis akan diwujudkan dalam rangkaian kalimat. Menulis bukanlah suatu ketrampilan yang sulit dipelajari, karena ketrampilan menulis dapat diperoleh
melalui belajar yang memerlukan ketekunan berlatih. Oleh karena itu, ketrampilan menulis membutuhkan perhatian dan dan keseriusan dari seluruh penyelenggaraan
pendidikan, terutama guru dan kurikulum yang mendukung pembelajaran menulis.
Realitas menunjukkan bahwa ketrampilan menulis yang dimiliki oleh siswa belum optimal. Pada umumnya mereka menganggap ketrampilan menulis
adalah hal mudah untuk dilakukan sehingga pada saat pembelajaran menulis dilaksanakan cenderung tidak memperhatikan. Ketrampilan menulis memerlukan
sejumlah potensi pendukung, untuk mencapainya dibutuhkan kesungguhan, kemauan keras, latihan ketekunan, dan belajar yang sungguh-sungguh. Untuk itu
guru harus memberikan motivasi dan selektif dalam memilih strategi belajar- mengajar, sehingga pembelajaran menulis menjadi lebih bermakna.
12
Penelitian biasanya mengacu pada penelitian lain yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya, sehingga penelitian murni yang
beranjak dari nol atau murni jarang ditemui. Dengan demikian, peninjauan terhadap penelitian lain sangat penting, sebab bisa digunakan untuk mengetahui
relevansi penelitian yang dilakukan. Selain itu, peninjauan terhadap penelitian sebelumnya dapat digunakan untuk membandingkan seberapa besar keaslian dari
penelitian yang akan dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan kajian pustaka antara lain:
Mutoharoh 2007 dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Ketrampilan Menulis Teks Berita Melalui Pembelajaran Kontekstual Komponen
Inkuiri Serta Pemanfaatan Media Gambar Pada Kelas VIII C SMPN 2 Jekulo Kudus Tahun Ajaran 20062007
menunujukkan hasil yang lebih baik. Mengkaji tentang pembelajaran kontekstual komponen inkuiri serta pemanfaatan media
gambar untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita. Hasil yang diperoleh dengan pembelajaran kontekstual komponen inkuiri serta pemanfaatan
media menunjukkan adanya suatu peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari siklus I terjadi peningkatan. Pada siklus I menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang
dicapai siswa adalah 72,38 yang termasuk kategori baik. Pada siklus I tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat kurang dan kurang. Pada
siklus II, rata-rata yang diperoleh siswa dalam siklus II ini yaitu, 81,75 termasuk dalam kategori baik. Nilai siklus II ini lebih baik jika dibandingkan dengan nilai
siklus I.
13
Relevansi penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian Mutoharoh adalah terletak pada peningkatan keterampilan menulis dengan
pendekatan kontekstual yang ingin dicapai oleh penulis. Perbedaan terletak pada cara meningkatkan keterampilan menulis, penelitian Mutoharoh menggunakan
pendekatan kontekstual dengan komponen inkuiri, sedangkan penulis menggunakan pendekatan kontekstual komponen pemodelan sebagai solusi dalam
meningkatkan keterampilan menulis. Perbedaan juga terletak pada bahasa, yakni penelitian yang dilakukan oleh Mutoharoh mengenai bahasa Indonesia, sedangkan
penulis mengenai bahasa Arab, dan setiap bahasa mempunyai karakteristik yang berbeda.
Zuliyanti 2005 dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Ketrampilan Menulis Teks Pengumuman Dalam Pembelajaran Kontekstual
Dengan Pemanfaatan Media Massa Cetak Pada Siswa Kelas VII F SMPN 22 Semarang
. Mengkaji tentang pembelajaran kontekstual dengan pemanfaatan media massa untuk meningkatkan kemampuan menulis pengumuman. Hasil yang
diperoleh dengan pembelajaran dengan pembelajran kontekstual serta pemanfaatan media massa menunjukkan adanya suatu peningkatan. Hal tersebut
dapat dilihat dari siklus I terjadi peningkatan sebesar 14,89 dengan nilai rata- rata sebesar 60,05 dan pada siklus II mengalami peningkatan 19,21 dengan
nilai rata-rata sebesar 79,45. Relevansi penelitian yang dilakukan dengan penelitian Zuliyanti adalah
terletak pada peningkatan keterampilan menulis dengan pendekatan kontekstual yang ingin dicapai oleh penulis dan jenis media yang digunakan yaitu media
14
massa. Perbedaan terletak pada media dan bahasa. Penulis memakai media gambar, sedangkan Zuliyanti menggunakan media massa. Perbedaan juga terletak
pada bahasa, yakni penelitian yang dilakukan oleh Zuliyanti mengenai bahasa Indonesia, sedangkan penulis mengenai bahasa Arab, dan setiap bahasa
mempunyai karakteristik yang berbeda.
2.2 Landasan Teoritis