27
4. Penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian, penulis dapat
menjelaskan permasalahan yang semula masih samar. 5. Penulis akan dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara lebih
objektif. 6. Dengan menulis sesuatu diatas kertas, penulis akan lebih mudah
memecahkan permasalahan, yaitu dengan mengana-lisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih kongkret.
7. Dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif. Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi
penyadap informasi dari orang lain. 8. Dengan kegiatan menulis yang terencanakan membiasakan penulis berfikir
serta berbahasa secara tertib dan teratur.
Menurut Hairston dalam Nursisto 1999:8 mengatakan manfaat menulis yaitu 1 sebagai sarana menemukan sesuatu, 2 memunculkan ide baru, 3
melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep atau ide, 4 melatih sikap obyektif yang ada pada diri seseorang, 5 membantu untuk
menyerap dan memproses informasi, dan 6 membantu untuk berpikir aktif.
2.2.2.4 Langkah-Langkah Menulis
Suparno dan Yunus 2007:1.14 menyatakan bahwa menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase yaitu fase
28
prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan atau revisi. Akan tetapi, hal ini tidak berarti bahwa kegiatan-kegiatan penulisan dapat dilakukan secara terpisah-pisah.
Tahap-tahap yang dikemukakannya sebagai berikut. 1.
Tahap Prapenulisan Pada tahap ini merupakan fase persiapan menulis. Pada tahapan ini
kita membuat persiapan-persiapan yang akan dipergunakan pada tahap menulis. Dengan kata lain, merencanakan karangan. Pada tahap prapenulisan
ini terdapat aktivitas menentukan topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan atau informasi yang diperlukan serta
mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk kerangka karangan. Pada tahap prapenulisan terdapat kegiatan memilih topik, menetapkan tujuan dan
sasaran, mengumpulkan bahan atau informasi yang diperlukan, serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk kerangka karangan.
Kegiatan awal yang dilakukan jika akan menulis karangan adalah menentukan topik. Topik merupakan inti persoalan yang menjiwai isi
karangan, yang mempertautkan seluruh bagian atau atau ide karangan menjadi satu keutuhan. Dalam pemilihan topik perlu dipertimbangkan
beberapa hal, yaitu 1 topik yang dipilih mempunyai manfaat dan layak untuk dibahas. 2 Topik itu cukup menarik terutama untuk penulis. 3 Topik
yang dipilih dikenal baik. 4 Bahan yang diperlukan diperkirakan dapat diperoleh dan cukup memadai. 5 Topik yang dipilih tidak terlalu luas dan
tidak terlalu sempit.
29
Setelah diperoleh topik yang sesuai maka topik tersebut dinyatakan dalam suatu judul. Maka langkah selanjutnya adalah menentukan maksud
atau tujuan penulisan. Tujuan menulis ini perlu diperhatikan selama penulisan berlangsung agar tujuan menulis dapat tersampaikan dengan baik.
Setiap penulis harus mengungkapkan dengan jelas tujuan penulisan yang akan dilakukannya.
Agar isi tulisan itu sampai kepada pembaca, kita harus memperhatikan siapa yang akan membaca karangan kita. Dengan kata lain
kita harus memperhatikan dan menyesuaikan tulisan kita sesuai dengan pengalaman, kemampuan, dan kebutuhan pembaca. Keberhasilan menulis
dipengaruhi oleh ketepatan pemahaman penulis terhadap pembaca tulisannya. Setelah langkah memperhatikan sasaran pembaca, maka langkah
selanjutnya adalah mengumpulkan informasi pendukung. Tanpa penegtahuan dan wawasan yang memadai, maka tulisan kita akan tidak mempunyai
makna. Langkah terakhir dalam tahap prapenulisan ini adalah mengorganisasikan ide dan informasi. Setelah kita memilih topic,
menentukan tujuan dan corak wacana, mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhan pembaca, maka langkah selanjutnya adalah mengorganisasikan
atau menata ide-ide karangan agar menjadi saling runtut.
2. Tahap Penulisan
Pada tahap ini membahas setiap butir topik yang ada di dalam kerangka karangan. Seperti telah kita ketahui, struktur karangan terdiri atas
30
bagian awal, isi, dan akhir. Awal karangan berfungsi untuk memperkenalkan dan sekaligus menggiring pembaca terhadap pokok tulisan seirang penulis.
Bagian ini sangat menentukan pembaca untuk melanjutkan kegitan membacanya.
Bagian isi, isi karangan menyajikan bahasan topik atau ide utama karangan, berikut hal-hal yang memperjelas atau mendukung ide tersebut
seperti contoh, iliustrasi, informasi, dan bukti atau alasan. Bagian akhir, akhir karangan berfungsi untuk mengembalikan
pembaca pada ide-ide inti karangan melalui perangkuman atau penekanan- penekanan ide-ide penting. Pada bagian ini berisi simpulan, dan dapat
ditambah saran.
3. Tahap Pascapenulisan atau revisi
Jika seluruh tulkisan sudah selesai, maka tulisan tersebut perlu dibaca kembali. Mungkin tulisan tersebut perlu direvisi baik revisi bagian awal, isi,
maupun pada bagian akhirnya. Pada tahap ini biasanya diteliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata,
kalimat, paragaraf, pembuatan catatan kaki, daftar pustaka, dan sebagainya. Menurut Suriamaharja 1996: 6-12 menulis merupakan proses
berpikir. Sebelum membuat tulisan diperlukan perencanaan yang matang mengenai suatu topik yang akan ditulis, tujuan yang disampaikan, dan
pembahasan yang akan diuraikan. Perencanaan tersebut dapat dilakukan dalam enam langkah. Adapun langkah-langkah tersebut adalah 1 pemilihan
31
topik, 2 pembatasan topik, 3 penentuan judul, 4tujuan penulisan, 5 bahan penulisan, dan 6 kerangka karangan.
Dapat disimpulkan bahwa dalam langkah-langkah menulis ada tiga tahap utama, yaitu tahap prapenulisan, penulisan, dan tahap pascapenulisan atau
revisi.
2.2.3 Strategi Pembelajaran Bahasa Arab 2.2.3.1 Pengertian Strategi