d Kritis; mencari kebenaran akan bersikap hati-hati dan menyelidiki bukti-bukti
yang melatarbelakangi suatu kesimpulan. e
Optimis; kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi serta selalu berpengharapan baik.
f Pemberani; mencari kebenaran harus berani melawan semua kesalahan,
penipuan dan keragu-raguan yang akan menghambat kemajuan. g
Kreatif; selalu kreatif agar terlihat lebih menarik. Seorang yang kreatif adalah seseorang yang mampu mengumpulkan data, berimajinasi dalam aksinya juga
membuat evaluasi. Sikap ilmiah yang cenderung dikembangkan di berbagai sekolah menurut
Karhami 2005, adalah. a
Curiosity sikap ingin tahu; sikap ini ditandai dengan tingginya minat siswa untuk mencoba pengalaman-pengalaman baru dan sering diawali dengan
pengajuan pertanyaan. b
Flekxibility sikap luwes; sikap anak dalam memahami konsep baru, pengalaman baru, sesuai dengan kemampuannya tanpa ada kesulitan yang
berlangsung secara bertahap. c
Critical reflektion sikap kritis; kebiasaan anak untuk merenung dan mengkaji kembali kegiatan yang sudah dilakukan.
d Sikap jujur; kejujuran siswa kepada diri sendiri dan orang lain dalam
menyelesaikan atau mencoba pengalaman yang baru. Sikap ilmiah harus dikembangkan oleh siswa maupun guru dalam proses
pembelajaran agar terbentuk karakter yang dapat meningkatkan pengetahuan dalam menghadapi masalah-masalah di masyarakat. Siswa yang mempunyai sikap
ilmiah yang tinggi akan memiliki kelancaran dalam berfikir sehingga termotivasi dan memiliki komitmen kuat untuk selalu berprestasi.
B. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka yang telah dijelaskan, maka kerangka berfikir pada penelitian ini dapat digambarkan dengan bagan
sebagai berikut.
Gambar 1 Bagan kerangka berfikir Hipotesis penelitian berdasarkan kerangka berfikir di atas yaitu kegiatan
ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja berpengaruh terhadap keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa MAN Brebes 1 dan siswa anggota KIR
memiliki persentase keterampilan proses sains dan sikap ilmiah yang lebih terampil dan lebih baik dibandingkan dengan siswa bukan anggota KIR.
Kegiatan kerja ilmiah Keterampilan Proses Sains KPS
Bersikap ilmiah
Merencanakan Melakukan
Mengomunikasikan Sains biologi
Pengetahuan terorganisir dan sistematis fakta, konsep dan teori
Kegiatan ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja KIR
MAN Brebes 1 Pembelajaran sains biologi
proses, metode, sikap, produk dan teknologi
Siswa aktif mengikuti KIR anggota KIR
Siswa tidak aktif mengikuti KIR bukan anggota KIR
Dikenakkan pada
Aktif berkegiatan ilmiah Pasif berkegiatan ilmiah
Keterampilan proses sains lebih
terampil Sikap ilmiah
lebih baik Keterampilan
proses sains kurang terampil
Sikap ilmiah kurang baik
14
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler KIR yang berlangsung di MAN Brebes 1 pada semester genap tahun ajaran 2010 2011 di
bulan Maret sampai April 2011.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah siswa kelas X dan kelas XI MAN Brebes 1 tahun ajaran 2010 2011. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa
kelas X dan XI yang menjadi anggota KIR MAN Brebes 1, sedangkan sampel pembanding yaitu siswa bukan anggota KIR. Jumlah sampel dari anggota KIR
dan sampel pembanding dari bukan anggota KIR masing-masing sebanyak 20 siswa. Kedua sampel ini kemudian diberikan perlakuan yaitu keterampilan proses
sains dan sikap ilmiah.
C. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu kegiatan ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja KIR, sedangkan
variabel terikat yaitu keterampilan proses sains dan sikap ilmiah.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimental Design dengan pola One-Shot Case Study, secara umum desain penelitiannya adalah sebagai
berikut.
Gambar 2 Desain penelitian Quasi Eksperimental Design
Gambar 3 Desain One-Shot Case Study Sugiyono 2008 Keterangan.
Perlakuan Kondisi awal
observasi Hasil
X
1
O
1
X
2
O
2