Keadaan Lingkungan a Kendala Sumberdaya Pelaksana Dan Sasaran

4.6.4 Keadaan Lingkungan a Kendala Sumberdaya Pelaksana Dan Sasaran

Kendala sumberdaya seperti dana atau anggaran sangat berpengaruh untuk berjalannya kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah. Dalam hal ini infroman dari Bappeda Kabupaten Rembang mengungkapkan : “kendala anggaran itu, gini lho mba, dulu kan penegakan hukum itu kan kan diampu oleh UNICEF, tapi setelah unicef meninggalakan rembang jadi Bappeda yang menangani. Harusnya sih sebebernya itu kan satpol pp, tapi karena satpol pp itu n ggak jalan, jadinya ya bappeda yang jalan artinya nggak bisa maksimal, akhirnya mencari-cari cara akhirnya ya ke bappeda lagi, Cuma kita ingin keberlangsungan program tersebut... “ Dari penyataan tersebut dapat diketahui bahwa pemerintah Rembang mengusahakan keberlangsungan program pemerintah tersebut karena dirasa program pemerintah tersebut sangat penting walaupun banyak yang menganggapnya sepele. Begitu juga seperti yang disampaikan oleh produsen garam, “ Ya dulunya saya nganggepnya apa sih, kok yang dibebanin garam, padahal kan garem itu kecil dan nggak seberapa, tapi setelah saya tahu manfaatnya garam buat kesehatan ya saya mendungkung mbak, makanya saya memproduksi garam konsumsi itu beryodium...” Sumberdaya tentu saja akan menjadi sebuah masalah jika sumberdaya dalam implementasi suatu kebijakan dirasa kurang atau tidak sesuai. Hal tersebut dikarenakan sumberdaya pelaksana menjadi faktor utama sebagai penyampai isi kebijakan, dan sasaran sebagai penerima kebijakan yang akan menjalankan kebijakan tersebut. Sumberdaya dalam hal ini mencakup sumberdaya manusia, anggaran, fasilitas, informasi dan kewenangan. Dari hasil wawancara dalam penelitian ini tidak menunjukan adanya kendala sumberdaya anggaran, fasilitas atau kewenangan. Kendala sumberdaya dalam penelitian ini adalah lebih kepada kendala sumberdaya manusia yang ketrampilan dan profesionalitas yang kurang, serta kendala sumberdaya informasi dan wewenang dimana informasi yang disampaikan terkait dengan isi kebijakan tidak cukup dan kurang. b Sosio Kultural Lokasi Sasaran Kebijakan Sosio kultural dari lokasi sasaran kebijakan sangat mendukung berjalannya kebijakan itu sendiri, seperti yang dituturkan oleh Informan dari Perindakop Kabpaten Rembang saat ditanya apakah masyarakat Kabupaten Rembang itu sendiri mendukung dengan adanya kebijakan tersebut : “oh sangat mendukung, sangat mendukung. Karena untuk pengawasan garam beryodium itu sendiri kalau tidak ada peran serta masyarakat itu tidak mungkin akan berhasil, ini adalah bentuk dari kepedulian masyakat terhadap garam. Ini yang harus kita cermati, karena segala sesuatu apapun, pogram apapun, kalo tidak ada dukungan dari masyarakat saya yakin tidak akan jalan..” Dari penyataan tersebut jelas dapat diketahui bahwa pentingnya dukungan masyarakat sebagai sasaran dari kebijakan yang telah dibuat. Jika masyarakat tidak mendukung adanya kebijakan tersebut, sangat diragukan akan keberlangsungan dari kebijakan itu sendiri. Keadaan sosial dan budaya dari lokasi sasaran kebijakan berpengaruh terhadap penyampaian suatu isi kebijakan. Masyarakat yang sudah terbuka dan terdidik akan relatif mudah menerima program-program pembaharuan dibanding dengan masyarakat yang masih tertutup dan tradisional. Demikian juga dengan kemajuan teknologi akan membantu dalam proses keberhasilan implementasi program, karena program-program dapat disosialisasikan dan diimplementasikan dengan baik dengan bantuan teknologi. Di lokasi penelitian ini masyarakat sudah cenderung terbuka dan modern, mereka menerima dengan baik adanya kebijakan tentang pengadaan garam beryodium dan juga mendukung adanya kebijakan ini. Mereka sudah paham dengan pentingnya garam beryodium untuk manusia dan kesehatan. c Tersedianya Infrastruktur Fisik Yang Cukup Tersedinya infrastuktur yang memadai akan membantu keberlangsungan dari impelementasi kebijakan, walaupun hal tesebut berbeda untuk setiap macam kebijakan yang ada. Seperti yang diungkapkan oleh informan dari Bappeda Kabupaten Rembang bahwa produsen di rembang dalam melakukan proses yodisasi sudah menggunakan alat yang memadai, karena pada tahun 2006 dibawah UNICEF produsen garam diberi alat untuk memproduksi garam yang mengyodisasi garam, berikut penuturan dari infroman dari Bappeda : “ saya rasa kalau sekarang produsen garam di Rembang memproduksi garamnya sudah sesuai dengan perda mbak, sudah sesuai dengan cara yang benar. Soalnya sudah pernah ada sosialisasi tentang alat produksi sama yodisasi dulu, sekali kayaknya.. tapi saya rasa sudah mbak...” Berbeda dengan yang diungkapkan oleh informan yang merupakan produsen garam di Rembang : “ ya kan kalo untuk produsen garam Rembang ini kan masih manual ya mba, masih dengan cara trasional, jadi hasilnya juga belum maksimal,...” Dalam mengimplementasikan kebijakan tentang pengadaan garam beryodium di Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang ini para pelaksana sudah memiliki infrastruktur yang baik dan cukup, tapi untuk pihak sasaran berdasarkan hasil wawancara dan informasi yang didapat, sasaran kebijakan belum memiliki infrastruktur yang cukup untuk memaksimalkan kebijakan ini. Hal tersebut karena keterbatasan anggaran dari pihak sasaran sendiri dan belum adanya bantuan dari pemerintah setempat untuk dapat memaksimalkan infrastruktur mereka.

4.6.5 Faktor lainnya a Faktor Yang Mendukung Keberhasilan Implementasi Program Yodisasi