10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Teori Belajar Piaget
Piaget dalam Hidayat 2005 menuliskan bahwa manusia tumbuh, beradaptasi, dan berubah melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian,
perkembangan sosio-emosional, dan perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh memanipulasi aktif
dalam berinteraksi dengan lingkungan. Prinsip Piaget dalam pengajaran diterapkan dalam program-program yang
menekankan pembelajaran melalui penemuan dan pengalaman-pengalaman nyata serta peranan guru sebagai fasilitator yang mempersiapkan lingkungan dan
kemungkinan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar. Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan Hidayat,
2005: 7 sebagai berikut: a. Memusatkan perhatian kepada berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar
pada hasilnya. b. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif
dalam kegiatan belajar mengajar. c. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan. Diharapkan guru melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam
kelas yang terdiri dari individu-individu ke dalam bentuk kelompok-kelompok 10
kecil siswa. Hal ini sesuai dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran kooperatif.
B. Kegiatan Laboratorium dalam Pembelajaran IPA
Praktikum adalah istilah yang biasa digunakan di Indonesia untuk menunjuk kegiatan yang dikerjakan di laboratorium. Untuk menunjuk hal yang
sama, literatur AS biasa menggunakan istilah kerja laboratorium laboratory work, sedangkan literatur Inggris menggunakan istilah kerja praktik practical
work. Definisi kerja laboratorium, menurut Hegarty-Hazel dalam Wiyanto, 2005, adalah suatu bentuk kerja praktik yang bertempat dalam lingkungan yang
disesuaikan dengan tujuan agar siswa terlibat dalam lingkungan yang disesuaikan dengan tujuan agar siswa terlibat dalam pengalaman belajar yang terencana,
berinteraksi dengan peralatan untuk mengobservasi dan memahami fenomena. Jadi laboratorium merupakan wahana belajar.
Amien 1987 mengemukakan pada hakekatnya, kegiatan apapun yang dilakukan di laboratorium, khususnya guru, harus selalu memperhatikan tujuan-
tujuan instruksional yang antara lain diharapkan siswa
dapat: 1mengembangkan keterampilan dalam pengamatan, pencatatan data,
pengukuran dan manipulasi alat yang diperlukan serta pembuatan alat-alat yang sederhana, 2 bekerja dengan teliti dan cermat dalam mencatat dan menyusun
laporan hasil percobaannya secara jelas dan objektifjujur, 3 bekerja secara teliti dan cermat serta mengenal batas-batas kemampuannya dalam pengukuran-
pengukuran, 4 mengembangkan kekuatan-kekuatan penalarannya secara kritis,
5 memperdalam pengetahuan inkuiri dalam pemahaman terhadap cara pemecahan masalah, 6 mengembangkan sikap ilmiah, 7 memahami,
memperdalam dan menghayati IPA yang dipelajarinya, 8 dapat mendesain dan melaksanakan percobaan lebih lanjut dengan menggunakan alat dan bahan yang
sederhana. Hofstein dan Lunetta 1982 menyatakan bahwa kegiatan laboratorium
merupakan pengalaman belajar yang direncanakan agar siswa berinteraksi dengan bahan-bahan pelajaran dengan pengamatan gejala. Pengalaman ini mungkin
mempunyai susunan yang berbeda-beda, yang ditemukan oleh guru, buku pedoman laboratorium, fase-fase perencanaan, analisis dan interprestasi, aplikasi
dan juga fase pelaksanaannya.
C. Karakteristik Pendekatan Laboratorium Verifikasi