B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peranan Balai Rehabilitasi Sosial Distrarastra Pemalang II dalam
mengembangkan kemandirian penyandang tunanetra? 2.
Faktor apa sajakah yang menjadi penghambat dan pendorong bagi Balai Rehabilitasi Sosial Distrarastra Pemalang II dalam mengembangkan
kemandirian penyandang tunanetra?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui peranan Balai Rehabilitasi Sosial Distrarastra Pemalang II dalam mengembangkan kemandirian penyandang tunanetra.
2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong bagi Balai Rehabilitasi
Sosial Distrarastra Pemalang II dalam mengembangkan kemandirian penyandang tunanetra.
D. Kegunaan Penelitian
1.
Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan mengembangkan wawasan khususnya yang
berkaitan dengan Sosiologi dan Antropologi, serta dapat dijadikan informasi guna penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat tentang penyandang tunanetra yang merupakan
kelompok minoritas dalam masyarakat, dan mengetahui peranan dari Balai Rehabilitasi Sosial Distrarastra II Pemalang, serta upaya-upaya yang
dilakukan.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari adanya perbedaan penafsiran dan memudahkan pemahaman, maka perlu adanya penjelasan istilah-istilah penting yang digunakan
dalam penelitian ini. 1.
Peranan Peranan role merupakan aspek dinamis kedudukan status. Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan Soekanto, 2006:212. Peran yang penulis
maksud dalam penelitian ini adalah peran dari Balai Rehabilitasi Sosial Distrarastra Pemalang II.
2. Kemandirian
Mu’tadin 2002 kemandirian adalah suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan, individu akan terus belajar
untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi lingkungan, sehingga individu pada akhirnya akan mampu berfikir dan bertindak sendiri
dengan kemandiriannya seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk dapat berkembang dengan lebih mantap. Kemandirian dalam penelitian ini adalah
kemandirian kelompok tunanetra, yang diupayakan oleh Balai Rehabilitasi Sosial Distrarastra Pemalang II.
3. Penyandang Tunanetra
Secara etimologi kata tunanetra berasal dari tuna yang berarti rusak, netra berarti mata atau penglihatan. Jadi secara umum tunanetra berarti rusak
penglihatan. Penyandang tunanetra dalam penelitian ini adalah penyandang tunanetra yang berada di dalam Balai Rehabilitasi Sosial Distrarastra
Pemalang II.
F. Sistematika Skripsi