Pembahasan Tabel IP dan IP

49 data 96 bit menjadi 16 subblok yang masing-masing berukuran 6 bit. Setiap subblok kemudian disubstitusi terhadap Tabel Sbox hingga menjadi subblok data baru yang berukuran 4 bit. Pembahasan XOR sangat erat kaitannya dengan pembahasan Tabel Sbox sebagaimana yang dicantumkan pada beberapa sub- bahasan berikutnya. Operasi terakhir dalam fungsi f adalah operasi permutasi Feistel. Langkah terkhir ini sesungguhnya hanyalah merupakan langkah mengubah urutan tabel transposisi lokasi, dengan tujuan menambah kompleksitas algoritma penyandian dan semakin mengacak data. Tidak ada perubahan jumlah data dalam permutasi tabel ini.

5.2.4. Pembahasan Tabel IP dan IP

-1 Tabel IP dan inversnya IP -1 adalah adalah tabel konversi posisi yang digunakan oleh algoritma DES. Susunan angka pada Tabel IP sesungguhnya bisa bebas dikarang oleh siapapun dan tidak harus mengikuti yang disediakan oleh DES, hanya saja harus mengikuti dimensi yang sama, dan IP -1 nya harus diperoleh dari Tabel IP yang sesuai. Pada algoritma DES, terlihatnya Tabel IP -1 lah yang dibuat terlebih dahulu, baru kemudian Tabel IP didefinisikan hal ini dapat dilihat dari pola yang yang lebih terlihat nyata pada tabel konversi posisi IP -1 , ketimbang pola yang ditampakkan pada Tabel IP, sebagaimana yang ditampilkan dalam Gambar 17. 25 57 17 49 9 41 1 33 26 58 18 50 10 42 2 34 27 59 19 51 11 43 3 35 28 60 20 52 12 44 4 36 29 61 21 53 13 45 5 37 30 62 22 54 14 46 6 38 31 63 23 55 15 47 7 39 32 64 24 56 16 48 8 40 25 57 17 49 9 41 1 33 26 58 18 50 10 42 2 34 27 59 19 51 11 43 3 35 28 60 20 52 12 44 4 36 29 61 21 53 13 45 5 37 30 62 22 54 14 46 6 38 31 63 23 55 15 47 7 39 32 64 24 56 16 48 8 40 1 2 3 4 5 6 7 8 Gambar 17 Pola Tabel IP pada DES. 50 Terlihat bahwa Tabel IP yang tersusun atas 8 kolom mulai diisi pada kolom genap yang pertama yaitu kolom ke dua, dari baris terakhir menuju baris pertama. Pengisian angka kemudian dilanjutkan pada kolom genap berikutnya, dengan urutan tetap dari bawah ke atas. Setelah seluruh kolom genap terisi, baru pengisian kolom ganjil dilakukan. Tabel IP pada DES kemudian diperoleh sebagai hasil dari konversi posisi yang dilakukan oleh Tabel IP -1 . tidak terlihat adanya pola penyusun angka pada tabel ini, dengan demikian bentuk akhir dari Tabel IP untuk algoritma DES adalah sebagai mana yang tampak pada gambar di atas. Pola yang terlihat pada Tabel IP -1 , dapat diikuti dengan mudah oleh algoritma DES-Aku, dengan demikian proses pembuatan Tabel IP -1 yang diikuti dengan Tabel IP pada DES-Aku dapat dengan mudah disusun. Komponen Tabel IP -1 dan IP pada DES-Aku memiliki pola yang sama dengan Tabel IP -1 dan IP ala DES, hanya saja komponen yang digunakan disini lebih besar. Algoritma DES menggunakan tabel dengan 64 komponen, dengan demikian algoritma DES-Aku menggunakan tabel dengan 128 komponen. Tabel IP -1 yang digunakan oleh algoritma DES-Aku adalah sebagai berikut: 49 113 33 97 17 81 1 65 50 114 34 98 18 82 2 66 51 115 35 99 19 83 3 67 52 116 36 100 20 84 4 68 53 117 37 101 21 85 5 69 54 118 38 102 22 86 6 70 55 119 39 103 23 87 7 71 56 120 40 104 24 88 8 72 57 121 41 105 25 89 9 73 58 122 42 106 26 90 10 74 59 123 43 107 27 91 11 75 60 124 44 108 28 92 12 76 61 125 45 109 29 93 13 77 62 126 46 110 30 94 14 78 63 127 47 111 31 95 15 79 64 128 48 112 32 96 16 80 49 113 33 97 17 81 1 65 50 114 34 98 18 82 2 66 51 115 35 99 19 83 3 67 52 116 36 100 20 84 4 68 53 117 37 101 21 85 5 69 54 118 38 102 22 86 6 70 55 119 39 103 23 87 7 71 56 120 40 104 24 88 8 72 57 121 41 105 25 89 9 73 58 122 42 106 26 90 10 74 59 123 43 107 27 91 11 75 60 124 44 108 28 92 12 76 61 125 45 109 29 93 13 77 62 126 46 110 30 94 14 78 63 127 47 111 31 95 15 79 64 128 48 112 32 96 16 80 1 2 3 4 5 6 7 8 Gambar 18 Pola Tabel IP pada DES-Aku. 51 Di lain pihak Tabel IP sendiri dari DES-Aku hanya merupakan hasil konversi posisi dari Tabel IP -1 , tanpa adanya pola yang pasti. Bentuk akhir dari Tabel IP untuk algoritma DES-Aku adalah sebagai mana yang ada pada Tabel 10. 5.2.5. Pembahasan Tabel PC1 PC1 adalah tabel yang digunakan untuk mengkompresi kunci. Pada algoritma DES, tabel ini berfungsi untuk mengkonversi kunci 64 bit kembali menjadi kunci 56 bit, di lain pihak pada DES-Aku tabel ini berfungsi untuk mengkonversi kunci 128 bit menjadi 112 bit. Tabel PC1 pada DES-Aku juga dibuat dengan memperhatikan prinsip dan pola yang digunakan untuk membuat Tabel PC1 pada algoritma DES. Prinsip kerja dari kompresi tabel ini adalah dengan membuang bit-bit tertentu dengan memindahkan posisi komponen tabel. Hasil akhir dari tabel ini adalah diperoleh tabel baru dengan susunan baru, namun telah kehilangan beberapa komponen tabelnya dengan demikian tabel akhir ini akan memiliki dimensi yang lebih kecil. Sesungguhnya tidak ada yang istimewa dari tabel ini, dengan demikian dalam pendesainan DES-Aku, tabel ini dapat dengan mudah ditiru. Tabel PC1 hanyalah satu dari dua tabel yang berperan dalam proses derifasi kunci, dan tidak menentukan secara langsung bentuk siferteks yang dihasilkan dari plainteks. Tabel PC1 dari algoritma DES-Aku dibuat dengan menghilangkan 16 angka dari 128 urutan angka. Keenambelas angka tersebut bisa dipilih secara acak, di lain pihak ke 112 angka sisanya kemudian disusun secara acak pula dengan demikian terbentuk Tabel PC2 baru untuk algoritma DES-Aku. Bentuk akhir dari Tabel PC1 untuk algoritma DES-Aku ditampilkan pada Tabel 12

5.2.6. Pembahasan Tabel PC2