18 key whitening. Algoritma lain yang juga menggunakan key whitening adalah
MARS, RC6, dan Twofish. Dalam prakteknya, DES-X cukup menambahkan 2 64 bit tambahan
kunci yang mengiringi penggunaan 56 bit kunci DES biasa, dengan demikian total kunci 184 bit. Tambahan kunci ke-1 di-XOR-kan dengan plainteks tepat sebelum
plainteks tersebut disandikan, dan tambahan kunci ke-2 akan di-XOR-kan dengan siferteks tepat setelah proses penyandian. Langkah ini dianggap cukup efektif
untuk menambah jumlah kunci tanpa mengubah algoritma. Persamaan selengkapnya dari algoritma penyandian DES-X disajikan di bawah ini.
DES-XM = K
2
⊕ DES
K
M ⊕ K
1
. DES-X mampu meningkatkan kekuatan DES kriptanalis. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa kriptanalis memerlukan 2
60
- 2
61
plainteks terpilih, untuk dapat memecahkan kode DES-X. Angka ini sudah lebih baik dari
pada DES biasa yang hanya memerlukan 2
43
– 2
47
plainteks terpilih. Namun tipe serangan elementary codebook sudah dapat memecahkan kriptografi dengan
tingkat keamanan 2
64
plainteks terpilih, hingga DES-X tetap belum dapat dikatakan aman.
2.2.8. 2DES
2DES adalah algoritma yang dipersiapkan menggantikan algoritma DES. 2DES memiliki panjang kunci 112 bit, panjang kunci ini dua kali lebih panjang
dari kunci DES biasa. Dalam prakteknya ke 112 bit kunci ini dimasukkan secara sekaligus;
namun pada pengerjaannya, ke 112 bit kunci ini kemudian dipecah menjadi 2 buah kunci DES biasa yang panjang masing-masing hanyalah 56 bit. Prinsip kerja
2DES sendiri sesungguhnya adalah mengulang algoritma DES biasa sebanyak 2 kali berturut-turut dengan menggunakan dua kunci yang berbeda.
Hasil penelitian para kriptanalis menunjukkan bahwa 2DES sangat lemah terhadap serangan MITM Meet In The Middle, dimana para penyerang dapat
saja melakukan serangan mencoba semua kemungkinan kunci dari kedua arah
19 dengan menggunakan kunci yang disamakan pada kedua ujungnya. Bila hasil di
tengahnya sama, maka itulah kunci yang digunakan untuk melakukan penyandian. Dengan demikian, maka proses penyerangan dapat dilakukan dengan otomatis
tanpa pengawasan manusia, dengan demikian waktu penyerangannya akan menjadi jauh lebih cepat. Kesimpulannya 2DES menjadi tidak lebih aman dari
DES. 2.2.9. 3DES
3DES adalah algoritma yang dibuat guna memperbaiki 2DES, algoritma ini sempat menjadi algoritma standar penyandian sementara sebelum akhirnya
digantikan oleh AES. Dengan panjang kunci 168 bit, algoritma ini diharapkan lebih dari sekedar menutupi kelemahan DES yang memiliki panjang kunci hanya
56 bit. Namun demikian, struktur DES yang lahir dari pemikiran yang dalam tetap saja tidak dapat digantikan, dengan demikian beberapa penerus DES ini kemudian
tetap menggunakan struktur DES. 3DES, algoritma yang sempat menjadi standar sementara pengganti DES
sesungguhnya memiliki struktur yang sama persis dengan DES. Satu-satunya perbedaan adalah panjang kuncinya, dimana panjang kunci DES hanya 56 bit, di
lain pihak panjang kunci 3DES adalah 168 bit. Prinsip kerja 3DES sesungguhnya adalah mengulang proses DES sebanyak tiga kali berturut-turut dengan
menggunakan 3 buah kunci yang berbeda yang masing-masing kunci berukuran 56 bit, dengan demikian secara keseluruhan panjang kuncinya 168 bit.
Gambar 5 Prinsip kerja 3DES
20 Lahir dari pemikiran akan 2DES, 3DES juga mengulang operasi DES
sebanyak 3 kali, hanya saja 3DES melakukan operasi penerjemahan putaran kedua hingga rumusnya menjadi DESk
3
;DES
-1
k
2
;DESk
1
;M. M disini adalah plainteks yang akan disandikan, di lain pihak k1, k2 dan k3 adalah tiga buah kunci
yang berbeda. Bila ketiga kunci ini disamakan, maka 3DES akan sama dengan DES. Kelemahan utama dari 3DES adalah waktu pengerjaannya yang 3 kali lebih
lama dari algoritma DES biasa.
2.2.10. AES AES