51 Di lain pihak Tabel IP sendiri dari DES-Aku hanya merupakan hasil
konversi posisi dari Tabel IP
-1
, tanpa adanya pola yang pasti. Bentuk akhir dari
Tabel IP untuk algoritma DES-Aku adalah sebagai mana yang ada pada Tabel 10. 5.2.5. Pembahasan Tabel PC1
PC1 adalah tabel yang digunakan untuk mengkompresi kunci. Pada algoritma DES, tabel ini berfungsi untuk mengkonversi kunci 64 bit kembali
menjadi kunci 56 bit, di lain pihak pada DES-Aku tabel ini berfungsi untuk mengkonversi kunci 128 bit menjadi 112 bit. Tabel PC1 pada DES-Aku juga
dibuat dengan memperhatikan prinsip dan pola yang digunakan untuk membuat Tabel PC1 pada algoritma DES.
Prinsip kerja dari kompresi tabel ini adalah dengan membuang bit-bit tertentu dengan memindahkan posisi komponen tabel. Hasil akhir dari tabel ini
adalah diperoleh tabel baru dengan susunan baru, namun telah kehilangan beberapa komponen tabelnya dengan demikian tabel akhir ini akan memiliki
dimensi yang lebih kecil. Sesungguhnya tidak ada yang istimewa dari tabel ini, dengan demikian
dalam pendesainan DES-Aku, tabel ini dapat dengan mudah ditiru. Tabel PC1 hanyalah satu dari dua tabel yang berperan dalam proses derifasi kunci, dan tidak
menentukan secara langsung bentuk siferteks yang dihasilkan dari plainteks. Tabel PC1 dari algoritma DES-Aku dibuat dengan menghilangkan 16
angka dari 128 urutan angka. Keenambelas angka tersebut bisa dipilih secara acak, di lain pihak ke 112 angka sisanya kemudian disusun secara acak pula
dengan demikian terbentuk Tabel PC2 baru untuk algoritma DES-Aku. Bentuk akhir dari Tabel PC1 untuk algoritma DES-Aku ditampilkan pada Tabel 12
5.2.6. Pembahasan Tabel PC2
Tabel PC2 adalah salah satu dari dua tabel yang berperan dalam proses derifasi kunci. Seperti halnya Tabel PC1, Tabel PC2 juga tidak menentukan
secara langsung bentuk siferteks yang dihasilkan hingga Tabel PC2 juga dapat dengan mudah ditiru. Dengan menghilangkan 8 angka acak dari 112 angka yang
52 pada akhirnya diacak secara bebas juga, akan diperoleh Tabel PC2 untuk
algoritma DES-Aku. Bentuk akhir dari Tabel PC2 untuk algoritma DES-Aku ditampilkan pada Tabel 13.
5.2.7. Pembahasan Tabel ekspansi
Tabel ekspansi adalah salah satu tabel yang terlibat di dalam fungsi Feistel yang sangat berperan dalam menentukan bentuk siferteks yang akan dihasilkan.
Dalam algoritma DES, tabel ini berfungsi untuk mengembangkan subblok data yang berukuran 32 bit, menjadi 48 bit. Ukuran 48 bit adalah ukuran sub kunci
pada setiap iterasi Operasi Feistel. Dengan memiliki ukuran yang sama, maka operasi XOR antar subblok data dan sub kunci spesifik pada setiap iterasi menjadi
dimungkinkan. Di dalam algoritma DES-Aku, tabel expansi ini juga memiliki peranan yang sama, hanya saja ukuran yang diubah adalah 64 bit menjadi 96 bit.
Tabel ekspansi adalah tabel yang sangat mudah dilihat polanya Tabel 5. Pola yang sangat mudah terlihat ini membuat Tabel ekspansi DES sangat mudah
ditiru dan dikembangkan Tabel 14. Prinsip dari Tabel ekspansi adalah menggambarkan tabel ini dalam bentuk 4 x panjang kunci 8. Kemudian dikiri
kanan tabel masing-masing ditambahkan kolom baru dan penulisan komponennya diteruskan dengan yang ada di sebelahnya.
5.2.8. Pembahasan Tabel Sbox
Tabel Sbox merupakan senjata utama dalam algoritma DES. Tabel ini digunakan layaknya sebuah fungsi yang bekerja searah, dimana dari suatu nilai
produk tidak akan dapat dikembalikan menjadi nilai-nilai penyusunnya. Tabel Sbox pada DES-Aku terdiri atas 15 kolom dan 64 baris, dimana pada setiap baris
terusun angka 0 hingga 15 secara acak, dan pada setiap baris yang berbeda tidak akan diperolehi susunan angka yang sama. Tabel Sbox yang dipergunakan oleh
algoritma penyandian DES-Aku disajikan pada tabel 16. Cara kerja Tabel Sbox berlawanan dengan cara kerja Tabel ekspansi, tabel
ini bekerja dengan mengkompresi ukuran subblok data yang telah di-XOR-kan dengan sub kunci spesifik hingga kembali keukuran semula. Pada DES tabel ini
53 mengubah ukuran data dari 48 bit ke 32 bit, di lain pihak pada tabel DES-Aku
tabel ini mengubah data 96 menjadi 32 bit. Tabel Sbox bekerja dengan cara menukar mensubstitusi data 6 bit
dengan data 4 bit, hingga data yang ingin dikompresi harus dipecah menjadi beberapa subblok data hingga ukuran menjadi berukuran 6 bit. Algoritma DES
akan memecah ukuran datanya menjadi 8 subblok data, di lain pihak pada algoritma DES-Aku akan memecah ukuran datanya menjadi 16 subblok data.
Sbox sendiri merupakan Tabel 2 dimensi yang terdiri atas baris dan kolom. Data asli 6 bit dipecah ke dalam 2 bagian, bit ke-1 dan ke-6 ditempelkan, dan
diterjemahkan ke desimal dan hasilnya dijadikan acuan untuk mencari baris yang sesuai. Di lain pihak bit ke-2 hingga ke-5 disatukan dan dijadikan acuan untuk
mencari kolom yang sesuai. Hasil persilangan dari baris dan kolom yang sesuai inilah yang menjadi data baru yang bila dijadikan biner akan menjadi data 4 bit.
Pola dari Tabel Sbox adalah merupakan susunan acak dari 16 angka, dimana setiap baris yang berbeda tidak memiliki urutan angka yang sama.
5.2.9. Pembahasan Tabel permutasi Feistel