6 Kriptografi kunci simetrik adalah suatu teknik kriptografi yang dilengkapi
dengan kunci. Kunci disini adalah suatu angka atau persamaan yang harus dilibatkan ketika melakukan proses penyandian atau penerjemahan. Kriptografi
kunci simetrik biasa menggunakan kunci yang sama baik untuk proses penyandian maupun penerjemahan, atau dapat juga kunci penerjemahan dapat dengan mudah
dihitung atau diketahui bila kunci penyandian diketahui, begitupun sebaliknya. Contoh dari algoritma penyandian kunci simetrik adalah DES, dan AES.
Kelemahannya adalah kerahasiaan kunci harus benar-benar dijaga. Kriptografi dengan kunci publik adalah kriptografi yang kunci
penyandiannya disebarkan pada umum publik, di lain pihak kunci penerjemahan dirahasiakan oleh pemiliknya saja. Biasanya penyandian kunci publik digunakan
untuk mengirimkan kunci penyandian simetrik ke lawan bicara. Contoh penyandian kunci publik adalah RSA.
Tanda tangan
digital Digital signature adalah bentuk penerapan secara
terbalik dari teknik kriptografi kunci publik, karena di dalam keperluan ini justru kunci penyandian yang dirahasiakan, di lain pihak kunci penerjemahan dapat
disebarluaskan ke publik. Tujuan dari tanda tangan digital adalah hanya orang tertentu saja yang dapat melakukan penyandian, namun setiap orang dapat
melakukan penerjemahan.
2.2. Beberapa contoh kriptografi
Tesis perancangan algoritma DES-Aku ini merupakan penelitian lanjutan dari serangkaian penelitian yang telah ada sebelumnya. Berikut ini adalah
beberapa algoritma yang melandasi terbentuknya algoritma DES-Aku.
2.2.1. Sandi Caesar
Teknik penyandian
sandi Caesar adalah teknik kriptografi yang paling
primitif, dengan demikian kerap digolongkan sebagai teknik penyandian klasik. Prinsip dari algoritma ini adalah dengan mengganti setiap huruf dari kalimat yang
ingin disandikan dengan ‘k’ huruf di depannya, dan penukaran huruf ini bersifat melingkar, dengan demikian diberi julukan algoritma geser ke kiri putar
7 melingkar”. ‘k’ yang dimaksud disini adalah kunci yang digunakan yang bisa
berupa konstanta atau persamaan aritmatika sederhana. Algoritma Caesar dapat dituangkan dalam persamaan:
C = Ep = p + k mod 26, dilain pihak persamaan penerjemahannya adalah:
P = Dc = c – k mod 26. C adalah anggota himpunan berhingga yang beranggotakan string-string
simbol dari definisi alfabet yang boleh berbeda dari definisi alfabet untuk P. Suatu anggota dari C disebut dengan siferteks. P adalah anggota himpunan berhingga
yang beranggotakan string-string simbol dari definisi alfabet. anggota-anggota P bisa berupa string biner, teks bahasa Inggris, kode komputer, dan lain lain. Suatu
anggota P disebut dengan pesan plainteks. Ep adalah fungsi penyandian atau transformasi penyandian dari plainteks
yang harus bersifat bijeksi. Jika proses diinverskan, akan diperolehkan tepat satu plainteks untuk setiap siferteks yang berbeda. Dc adalah fungsi penerjemahan
atau transformasi penerjemahan dari siferteks. Di lain pihak K adalah himpunan berhingga yang disebut ruang kunci. Suatu anggota dari K disebut dengan kunci.
2.2.2. Sandi Produk
Sandi produk adalah suatu teknik kriptografi yang mengombinasikan beberapa transformasi, guna memperoleh siferteks yang lebih aman. Komponen
penyusun sandi produk adalah: • Konversi Posisi dengan permutasi
• Substitusi dengan XOR • Transformasi Linear
• Operasi Aritmatik Modular.
8
2.2.3. Sandi Feistel
Sandi Feistel adalah sandi utama yang mendasari terbentuknya sandi DES. Sandi dini merupakan sandi teriterasi yang mentranformasikan blok plain teks
[L , R
] dengan ukuran masing-masing w bit. Kedua blok ini kemudian ditransformasikan sebanyak n ronde hingga menjadi [L
n
, R
n
]. Dengan demikian pemetaan ke-i, maka hasil pemetaannya menghasilkan:
L
i
= R
i-1
, R
i
= L
i-1
⊕ fR
i-1
,K
i
. K
i
adalah subkunci yang diturunkan dari sandi K. Bagan alir sandi Feistel dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Bagan alir Sandi Feistel.
9 Sandi Feistel tidak pernah mengatur berapa banyak iterasi harus dilakukan,
atau fungsi apa yang harus dikerjakan. Algoritma ini hanya memberikan ide pengolahan data yang menyerupai puntiran DNA, dan disisipi suatu fungsi
didalamnya. Selain DES, algoritma ini juga dimanfaatkan oleh AES.