55 Hasil kompleksitas akhirnya adalah O23N + 80. Dalam perhitungan
kompleksitas, persamaan di atas dapat dipersingkat menjadi ON saja. Persamaan kompleksitas ini akan sama saja baik bagi DES maupun DES-Aku. Pada 2DES,
langkah 14 hingga 25 dilakukan sebanyak 2 kali, dengan demikian kompleksitasnya menjadi 02x23xN + 80, atau juga dapat disingkat menjadi
ON saja. Hasil di atas menunjukkan bahwa baik DES, DES-Aku, maupun 2DES
memiliki kompleksitas yang sama yaitu On, dan satu-satunya faktor yang mempengaruhi kecenderungan kecepatan suatu penyandian DES, DES-Aku atau 2
DES adalah panjangnya pesan N. Namun pada prakteknya kecepatan mereka bertiga tidaklah persis sama, terdapat perbedaan kecepatan walau dalam skala
1100000 detik. Bahasan tentang selisih waktu ini akan dibahas dalam subbab berikut ini.
5.3.2. Uji Kompleksitas Algoritma
Algoritma adalah kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Kompleksitas algoritma sendiri adalah ukuran seberapa banyak
komputasi yang dibutuhkan suatu algoritma untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Hasil pengujian kompleksitas algoritma DES-Aku dan 2DES
disajikan pada gambar berikut ini.
1 KB 3 KB
5 KB 7 KB
9 KB 1 KB
3 KB 5 KB
7 KB 9 KB
y = 5E-05x + 9E-05 R
2
= 0.9903
y = 4E-05x + 6E-05 R
2
= 0.981 0.00005
0.0001 0.00015
0.0002 0.00025
0.0003 0.00035
0.0004
ukuran plainteks w
a k
tu ek
seku si
DES-Aku 2DES
Linear 2DES Linear DES-Aku
Gambar 19 Perbandingan uji kinerja DES-Aku terhadap 2DES.
56 Dari Gambar 19 terlihat bahwa DES-Aku telah mewarisi salah satu
kelebihan DES, yaitu di balik strukturnya yang rumit, DES-Aku memiliki kompleksitas yang rendah, hingga waktu eksekusinya bergantung hanya pada
ukuran plainteks, dengan keterkaitan berbanding lurus. Hasil pengukuran di atas telah diperkuat dengan tingginya tingkat kepercayaan dari garis kecenderungan di
atas. Hasil uji kompleksitas algoritma pada DES-Aku menunjukkan hasil On.
Hasil ini telah diuji pada beberapa buah plainteks yang berbeda ukuran, namun dilakukan pada mesin yang sama. Untuk setiap ukuran, dilakukan beberapa kali
ulangan, sementara yang digunakan sebagai hasil akhir adalah rata-rata dari setiap ukuran plainteks yang berbeda.
Gambar 19 juga telah menunjukkan bahwa baik 2DES maupun DES-Aku sama-sama memiliki kompleksitas algoritma On, namun DES-Aku tetap lebih
unggul karena memiliki gradient yang lebih rendah hingga bila diimplementasikan dengan data yang sama, maka DES-Aku pasti akan dapat
dijalankan dengan lebih cepat.
5.3.3. Uji Waktu Eksekusi
Waktu eksekusi adalah waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu program. Waktu eksekusi suatu program sangat terkait dengan spesifikasi
komputer yang digunakan, terutama masalah kecepatan dan memori. Faktor lain yang juga terlibat dalam waktu eksekusi adalah status komputer tersebut. Apabila
pada saat yang bersamaan komputer yang digunakan untuk melakukan pengujian ternyata di lain pihak melakukan operasi lain secara paralel, maka hasil
pengukurannya bisa saja menjadi berbeda. Uji waktu eksekusi dilakukan sebagai pembuktian hasil uji kompleksitas
algoritma. Komputer yang digunakan untuk menguji waktu eksekusi dari ketiga program yang terlibat dalam tesis ini memiliki kecepatan 500 Mhz dan RAM 128
MB. Pengambilan sampel waktu dilakukan sebanyak 10 ulangan. Pada setiap pengukuran diperoleh hasil yang berbeda, hingga pada akhirnya dilakukan rata-
57 rata. Adapun hasil pengukuran waktu eksekusi dari 3 algoritma yang terlibat
disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 17 Uji Waktu Eksekusi DES-Aku terhadap 2DES
Nama algoritma Waktu eksekusi
2DES 0.0001123 detik
DES-Aku 0.0000787 detik
Tabel di atas telah membuktikan, bahwa DES-Aku memang lebih cepat dari pada 2DES. Perbedaan kecepatan DES-Aku adalah 1,4 kali lebih cepat dari
waktu eksekusi 2DES. Meskipun selisih waktu diantara keduanya sangat tipis, namun selisih waktu ini akan semakin tajam dan signifikan dengan panjang
plainteks yang disandikan, hingga bila plainteks yang disandikan sangat besar, maka perbedaan waktu eksekusi antar keduanya akan semakin terlihat.
5.3.4. Uji Keamanan
