33
1 2
3 4
5 6
7 8
HVS+15 HVS+25
HDPE+15 HDPE+25
KORAN+15 KORAN+25
BURAM+15 BURAM+25
Perlakuan D
iam eter
tan g
k ai
m m
Sebelum transportasi Setelah transportasi
2. Susut diameter tangkai
Perhitungan susut diameter tangkai dilakukan setelah transportasi. Diameter tangkai sangat berpengaruh dalam industri bunga. Konsumen akan selalu
menginginkan diameter bunga yang cukup besar. Diameter bunga yang diinginkan konsumen harus kokoh, kuat dan tidak melengkung. Standar diameter tangkai bunga
krisan tipe standar adalah 4 – 5 mm. Diameter bunga yang terlalu kecil mengakibatkan bunga tidak dapat berdiri dengan kokoh sehingga kemungkinan
terjadinya bent neck semakain tinggi..
Gambar 12. Perubahan diameter tangkai sebelum dan setelah transportasi. Pada lampiran 12 dapat terlihat bahwa rata – rata susut diameter tangkai pada
tiap kemasan mempunyai selisih yang tidak terlalu besar. Hasil analisis sidik ragam terhadap susut diameter tangkai menunjukkan tidak adanya pengaruh perlakuan
kemasan, tumpukan maupun interaksi kemasan dan tumpukan terhadap susut diameter tangkai. Dari uji lanjut Duncan lampiran 13, juga terlihat bahwa ke -8
perlakuan tidak berbeda nyata. Pada proses transportasi jarak dekat, perubahan diameter tangkai bunga tidak terlalu signifikan. Terjadinya susut diameter tangkai
34 lebih disebabkan karena proses fisiologis bunga. Pada transportasi jarak jauh, nilai
susut diameter bunga akan lebih terlihat. Hal ini berhubungan erat dengan proses evaporasi pada bunga itu sendiri. Semakin lama proses transportasi berlangsung,
maka kehilangan air pada bunga akan semakin besar yang mengakibatkan diameter bunga mengalami penurunan, sedangkan pada penyimpanan basah diameter bunga
akan mengalami kenaikan bersamaan dengan lamanya penyimpanan bunga.
Tabel 7. Hasil analisis sidik ragam pengaruh kemasan dan tumpukan terhadap susut diameter tangkai pada bunga.
Sumber keragaman Jumlah
kuadrat Derajat
bebas Nilai tengah
F hitung F tabel
Kemasan .142
3 .047
.283 3.24
Tumpukan .038
1 .038
.224 4.49
Kemasan tumpukan .304
3 .101
.606 3.24
Galat 2.678
16 .167
Total 3.162
23 α = 0.05
= Berpengaruh nyata
3. Kenaikan diameter mahkota
Diameter mahkota bunga merupakan salah satu aspek terpenting dalam menentukan kualitas bunga. Bunga krisan dipotong pada tingkat kemekaran 50 –
75. Hal ini bertujuan agar bunga dapat mengembang sempurna saat berada di tangan konsumen.
Kemekaran bunga ditunjukkan dengan peningkatan diameter bunga sampai maksimum dan selanjutnya menurun sampai bunga menjadi layu. Secara fisiologi,
kemekaran bunga dapat menunjukkan bahwa jaringan bunga masih aktif melakukan metabolisme dan aktivitas ini akan menurun setelah bunga mencapai mekar penuh.
Oksigen dan karbohidrat berperan penting dalam kemekaran bunga. Energi hasil respirasi yang terhimpun dalam ATP digunakan untuk proses esensial kemekaran
Zagory dan Kader, 1998 dalam Arimbawa, 1997. Tingkat kemekaran bunga juga dapat bertambah selama proses transportasi
berlangsung. Tekanan yang terlalu besar akan mengakibatkan mahkota bunga
35
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
HVS+15 HVS+25
HDPE+15 HDPE+25
KORAN+15 KORAN+25 BURAM+15 BURAM+25
Perlakuan Ken
a iakan
d iam
et e
r m
a h
k o
ta m
m
Sebelum transportasi Setelah transportasi
mengembang setelah kemasan primer dibuka. Hal ini terjadi karena pangkal mahkota tidak dapat mempertahankan kekokohan mahkota. Mekarnya mahkota bunga karena
tekanan membuat mahkota bunga mempunyai tampilan visual yang kurang bagus. Hal ini akan merugikan terutama bagi konsumen yang menginginkan bunga dalam
keadaan yang sama seperti sebelum transportasi.
Gambar 13. Perubahan kenaikan diameter mahkota bunga sebelum dan setelah transportasi
Dari lampiran 14 dapat dilihat bahwa bunga pada tiap – tiap perlakuan mengalami kenaikan diameter mahkota. Persentase terbesar adalah perlakuan dengan
kemasan kertas buram, sedangkan persentase kenaikan diameter terkecil adalah perlakuan dengan kemasan HVS. Diperlukan kemasan yang cukup kuat untuk dapat
menahan berat tumpukan bunga. Kemasan ini berfungsi untuk mencegah kenaikan diameter mahkota bunga karena perlakuan fisik selama transportasi. Kemasan HVS
mempunyai kekuatan yang paling baik dibandingkan bahan kemasan lain sehingga mempunyai persentase kenaikan diameter paling kecil.
36 Hasil analisis sidik ragam pada tabel 8 menunjukkan adanya pengaruh
perlakuan kemasan terhadap kenaikan diameter mahkota bunga dan tidak adanya pengaruh tumpukan serta interaksi kemaan dan tumpukan terhadap perubahan
diameter mahkota. Dari uji lanjut Duncan lampiran 15 terlihat adanya perbedaan nyata antara perlakuan kemasan HVS 15 tumpukan terhadap kemasan buram 15
tumpukan dan koran 25 tumpukan, serta beda nyata antara kemasan koran 25 tumpukan terhadap kemasan HVS 15 dan 25 tumpukan.
Tabel 8. Hasil analisis sidik ragam pengaruh kemasan dan tumpukan terhadap kenaikan diameter mahkota pada bunga.
Sumber keragaman Jumlah
kuadrat Derajat
bebas Nilai tengah
F hitung F tabel
Kemasan 91.462
3 30.487
3.675 3.24
Tumpukan 5.899
1 5.899
.711 4.49
Kemasan tumpukan 14.166
3 4.722
.569 3.24
Galat 132.729
16 8.296
Total 244.256
23 α = 0.05
= Berpengaruh nyata
4. Susut bobot Pengukuran susut bobot dilakukan setelah transportasi. Kehilangan bobot ini