Budidaya Tanaman Krisan Panen Pemutuan Bunga Krisan Potong

5

B. Budidaya Tanaman Krisan

Di Indonesia tanaman krisan tumbuh sepanjang tahun, baik pada musim penghujan ataupun musim kemarau. Tanaman krisan merupakan tanaman yang membutuhkan banyak air untuk pertumbuhan dan perkembangannya, tetapi tidak tahan terhadap terpaan air hujan sehingga pembudidayaan krisan lebih banyak dilakukan di dalam bangunan tertutup Greenhouse. Ketinggian tempat yang ideal untuk tanaman ini antara 700 – 1200 dpl sedangkan suhu udara terbaik untuk daerah tropis seperti Indonesia berkisar antara 20-26°C. Tanaman krisan membutuhkan kelembaban yang tinggi yaitu berkisar antara 90-95 untuk awal pembentukan akar dan bibit, sedang pada tanaman muda sampai dewasa antara 70-80, diimbangi dengan sirkulasi udara yang memadai. Pada tahap pembungaan, dibutuhkan cahaya yang lebih lama sehingga memerlukan bantuan cahaya dari lampu pada malam hari. Krisan dibudidayakan pada tanah yang bertekstur liat berpasir, subur, gembur dan drainasenya baik serta tidak mengandung hama dan penyakit. Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar 5,5-6,7.

C. Panen

Penentuan stadium panen adalah ketika bunga setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Umur tanaman siap panen yaitu setelah 3-4 bulan setelah tanam. Panen sebaiknya dilakukan pagi hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan saat bunga krisan berturgor optimum. Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dipotong tangkainya dan dicabut seluruh tanaman. Tata cara panen bunga krisan: tentukan tanaman siap panen, potong tangkai bunga dengan gunting steril sediameter 60-80 cm dengan menyisakan tunggul batang setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Perkiraan batang bunga krisan yang ditanam dengan jarak 10 x 10 cm seluas 1 ha sebesar 800.000 tanaman. 6

D. Pemutuan Bunga Krisan Potong

Pemutuan dalam pascapanen bunga potong krisan sangat penting karena berpengaruh besar terhadap harga, kualitas, dan penilaian konsumen. Oleh sebab itu diperlukan ketelitian dan perhatian yang lebih dalam pelaksanaannya. Selain itu diperlukan juga fasilitas – fasilitas penunjang yang tepat. Menurut Standar Nasional Indonesia SNI pengelompokan bunga Krisan dibagi menjadi empat kelompok mutu, yaitu AA, A, B, dan C SNI 01-4478-1998. Pengelompokan ini berdasarkan atas panjang tangkai minimum, diameter tangkai bunga, diameter bunga setengah mekar, jumlah kuntum bunga setengah mekar pertangkai pada tipe ”spray”, kesegaran bunga, benda asing kotoran, keadaan tangkai bunga, daun pada 23 bagian tangkai dan penanganan pascapanen minimum. Pengelompokannya bunga krisan dapat dilihat pada tabel 1. 7 Tabel 1. Pengelompokan bunga krisan menurut Standar Nasional Indonesia. No. Jenis Uji Satuan Kelas Mutu AA A B C 1 Panjang tangkai minimum -tipe standard -tipe ”spray” aster kancing santini cm cm cm cm cm 76 76 76 76 60 70 70 70 70 55 61 61 61 61 50 Asalan Asalan Asalan Asalan Asalan 2 Diameter tangkai bunga -tipe standard, aster dan kancing -tipe santini mm mm 5 4 4.1-5 3.5-4 3-4 3-3.5 Asalan Asalan 3 Diameter bunga setengah mekar -tipe standard -tipe ”spray” aster kancing santini mm mm mm mm mm 80 80 40 35 30 71-80 71-80 40 35 30 60-70 60-70 40 35 30 Asalan Asalan Asalan Asalan Asalan 4 Jumlah kuntum bunga ½ mekar pertangkai -tipe spray kuntum 6 6 6 Asalan 5 Kesegaran bunga segar segar segar Asalan 6 Benda asing kotoran max 3 5 10 10 7 Keadaan tangkai bunga Kuat, lurus, tidak pecah Kuat, lurus, tidak pecah Kuat, lurus, tidak pecah Asalan 8 Keseragaman kultivar Seragam Seragam Seragam Seragam 9 Daun pada 23 Bagian Tangkai Bunga Lengkap dan seragam Lengkap dan seragam Lengkap dan seragam Asalan 10 Penanganan pascapanen Mutlak perlu perlu perlu Asalan Sumber : Badan Standardisasi Nasional BSN 8

E. Pengemasan