Uji Organoleptik METODOLOGI PENELITIAN

22

F. Uji Organoleptik

Uji organoleptik dilakukan terhadap kesegaran dan bentuk mahkota, kesegaran batang dan daun serta kesukaan. Pengujian dilakukan sebelum dan setelah transportasi. Pengujian dilakukan dengan mengambil panelis sebanyak 9 orang untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap parameter yang akan dianalisa. Panelis yang digunakan adalah panelis yang sudah berkompeten di bidangnya, terutama dalam penilaian fisik bunga krisan. Penilaian berdasarkan kriteria suka dan tidak suka. Skala nilai yang digunakan adalah : 1 = sangat tidak suka 2 = tidak suka 3 = biasa 4 = suka 5 = sangat suka 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tingkat Kerusakan Mekanis

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan bunga potong krisan White Fiji kualitas A yang mempunyai tingkat kerusakan 0 tidak ada. Pengukuran tingkat kerusakan mekanis hanya dilakukan setelah transportasi. Dua hal yang mempunyai pengaruh besar dalam tingkat kerusakan mekanis bunga adalah adanya getaran dan tekanan terhadap bunga pada saat transportasi berlangsung. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah banyaknya tumpukan yang ikut mempengaruhi tingkat kerusakan mekanis bunga. Selain itu, kondisi jalan buruk yang mengakibatkan terjadinya goncangan – goncangan pada kendaraan. Goncangan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya benturan antar bunga sehingga dapat mengakibatkan kerusakan. Kerusakan – kerusakan yang timbul akibat transportasi pada bunga adalah luka memar karena tumbukan, disebabkan kerena jatuhnya produk, baik secara langsung maupun dalam kemasan ke permukaan keras. Luka ini mungkin saja tidak terlihat di permukaan komoditi, sehingga diperlukan pengontrolan yang sangat teliti untuk mendapatkan kualitas yang sangat baik. Yang kedua adalah luka memar karena getaran, terjadi karena packing yang tidak sesuai ataupun karena pengisian yang berlebihan. Yang terakhir adalah luka memar atau lecet karena getaran, yang diakibatkan karena kurangnya penanganan dalam packing yang menyebabkan mudahnya luka atau lecet pada bunga. Luka atau kerusakan akan semakin banyak bila permukaan kemasan kasar. Berbagai kerusakan pada bunga juga diakibatkan karena perlakuan – perlakuan yang kurang teliti dan kurang hati – hati dari karyawan yang berlangsung selama proses pascapanen. Sebagai contoh adalah kegiatan bongkar muat bunga yang terjadi sebelum dan setelah transportasi. Tidak jarang, timbulnya rontok daun dan rontok mahkota terjadi pada kegiatan ini.