25
95 96
97 98
99 100
HVS+15 HVS+25
HDPE+15 HDPE+25
KORAN+15 KORAN+25 BURAM+15 BURAM+25
perlakuan B
ung a
ut uh
Sebelum transportasi Setelah transportasi
1. Patah batang
Patah batang ditandai dengan patahnya batang bunga. Dari hasil pengamatan setelah proses transportasi, didapatkan banyaknya bunga yang mengalami patah
batang masing – masing 1 buah pada ulangan 1 dan ulangan 3. Pada ulangan 2 tidak terdapat bunga yang mengalami patah batang. Bunga dengan kualitas mutu A
mempunyai batang yang kokoh dan kuat sehingga tidak mudah patah pada perlakuan pascapanen.
Gambar 8. Banyaknya bunga yang tidak mengalami patah batang selama proses transportasi.
Analisis sidik ragam pada tabel 3 menunjukkan tidak adanya pengaruh perlakuan kemasan, tumpukan, ataupun interaksi kemasan dan perlakuan terhadap
kerusakan mekanis patah batang pada bunga. Dari uji lanjut Duncan lampiran 7 juga menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh tiap – tiap perlakuan terhadap
kerusakan patah batang. Kerusakan mekanis patah batang pada bunga lebih disebabkan pada penempatan bunga pada kemasan, di atas, tengah ataupun bawah.
Perlakuan yang paling optimum untuk mengurangi kerusakan patah batang pada
26 bunga adalah kemasan HVS dengan 15 tumpukan sedangkan perlakuan paling buruk
adalah kemasan koran dengan 25 tumpukan.
Tabel 3. Hasil analisis sidik ragam pengaruh kemasan dan tumpukan terhadap kerusakan patah batang pada bunga.
Sumber keragaman Jumlah
kuadrat Derajat
bebas Kuadrat
tengah F hitung
F tabel Kemasan
1.852 3
.617 .667
3.24 Tumpukan
1.852 1
1.852 2.000
4.49 Kemasan tumpukan
1.852 3
.617 .667
3.24 Galat
14.815 16
.926 Total
20.370 23
α = 0.05 = Berpengaruh nyata
2. Rontok daun
Rontok daun adalah cacat bunga yang paling sering dijumpai dalam industri bunga potong. Kerusakan ini ditandai dengan lepasnya daun dari tangkai batang
bunga. Hal ini diakibatkan karena sebagian daun tidak terlindungi secara langsung oleh kemasan primer. Sebagian produsen bunga terutama petani – petani bunga, tidak
begitu memperdulikan kondisi daun pada bunga karena fokus mereka adalah melindungi mahkota bunga. Sebaliknya, kondisi dan kesegaran bunga merupakan hal
yang sangat penting dalam industri bunga. Dari hasil pengamatan yang disajikan pada gambar 9 dapat dilihat bahwa
semua bunga mengalami rontok daun setelah proses transportasi berlangsung. Selain itu, juga terlihat bahwa bunga dengan perlakuan 25 tumpukan mempunyai persentase
kerusakan lebih tinggi dibandingkan bunga dengan perlakuan 15 tumpukan dengan kemasan yang sama. Kerusakan terkecil terjadi pada perlakuan kemasan HVS dengan
15 tumpukan 96.67 utuh sedangkan kerusakan terbesar terjadi pada perlakuan kemasan koran dengan 25 tumpukan 88.89 utuh.
27
82 84
86 88
90 92
94 96
98 100
102
HVS+15 HVS+25
HDPE+15 HDPE+25
KORAN+15 KORAN+25 BURAM+15 BURAM+25
perlakuan bu
nga ut
uh
Sebelum transportasi Setelah transportasi
Gambar 9. Banyaknya bunga yang tidak mengalami rontok daun selama proses transportasi.
Analisis sidik ragam pada tabel 4 menunjukkan adanya pengaruh perlakuan tumpukan terhadap kerusakan rontok daun pada bunga. Dari uji lanjut Duncan
lampiran 8 diketahui bahwa kemasan kertas HVS dan buram 15 tumpukan berpengaruh nyata terhadap kemasan koran dengan 25 tumpukan. Kemasan HVS dan
buram mempunyai kekakuan dan kekuatan untuk menahan getaran dan tekanan yang lebih besar dibandingkan kemasan HDPE dan koran. Dari kedelapan perlakuan yang
diberikan, 4 perlakuan terbaik merupakan perlakuan dengan 15 tumpukan, sedangkan perlakuan dengan 25 tumpukan berada di bawah. Hal ini menunjukkan bahwa
tingginya persentase rontok daun berbanding lurus dengan banyaknya jumlah tumpukan selama proses transportasi berlangsung. Semakin banyak tumpukan, maka
bunga yang mengalami kerusakan rontok daun akan semakin besar. Susunan vertikal dalam kemasan menyebabkan bunga krisan yang berada pada lapisan bawah banyak
mengalami luka memar dan mengakibatkan kerontokan daun. Dari lampiran 18 terlihat bahwa banyaknya bunga yang mengalami rontok daun terjadi pada tumpukan
bunga di bagian bawah.
28 Evaporasi akan menyebabkan berkurangnya air dalam bunga potong.
Kehilangan air hingga 10 atau lebih akan menyebabkan daun layu dan menurunnya mutu bunga. Evaporasi akan meningkat bila suhu lingkungan tinggi dan kelembapan
udara di sekitar bunga relatif rendah Soekartawi 1996. Proses transportasi yang dilakukan pada siang hari mengakibatkan pangkal bunga menjadi kering dan
mempercepat terjadinya kerontokan daun.
Tabel 4. Hasil analisis sidik ragam pengaruh kemasan dan tumpukan terhadap kerusakan rontok daun pada bunga.
Sumber keragaman Jumlah
kuadrat Derajat
bebas Kuadrat
tengah F hitung
F tabel Kemasan
31.463 3
10.488 .781
3.24 Tumpukan
90.715 1
90.715 6.759
4.49 Kemasan tumpukan
24.059 3
8.020 .598
3.24 Galat
214.741 16
13.421 Total
360.978 23
α = 0.05 = Berpengaruh nyata
29
93 94
95 96
97 98
99 100
101
HVS+15 HVS+25
HDPE+15 HDPE+25
KORAN+15 KORAN+25 BURAM+15 BURAM+25
perlakuan B
unga ut
u h
Sebelum transportasi Setelah transportasi
3. Rontok mahkota