95
5 ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN POLA PEMANFAATAN RUANG WISATA KAWASAN PESISIR BARAT
SERANG PROVINSI BANTEN
5.1 Analisis Trend Wisata
Sumberdaya atau investasi untuk pengembangan pariwisata pesisir identik dengan unsur supply. Potensi obyek wisata di kawasan Anyer-Cinangka
supply merupakan modal dasar dalam pengembangan pariwisata yang meliputi
viewvista, karateristik dan historis, budaya serta prasarana dan sarana pendukung wisata. Pengembangan usaha pariwisata pesisir dengan obyek dan daya tarik
wisata di Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka masih dalam suatu kajian pendahuluan, sehingga data-data yang menyangkut parameter permintaan
terhadap pariwisata belum tersedia dengna baik. Dengan demikian perkiraan permintaan pariwisata didekati dengan analisis trend kunjungan wisatawan
sebagai berikut :
5.1.1 Trend Wisata Kecamatan Anyer
Trend kunjungan wisata nusantara dalam studi ini diprediksi sampai keadaan kunjungan wisata 20 tahun ke depan atau sampai pada tahun 2020. Trend
analisis ini di dasarkan pada data kunjungan wisata yang diperoleh dari tahun 2000 sampai tahun 2009. Gambar 11 dibawah ini mencerminkan kondisi jumlah
kunjungan wisata di Kecamatan Anyer yang meningkat pada periode 2000-2012. Hasil prediksi tingkat kunjungan setelah tahun 2012 cenderung menurun hingga
tahun 2020. Prediksi ini berdasarkan asumsi bahwa tahun 2012 terjadi peningkatan laju tingkat kunjungan yang signifikan, kemudian perlahan-lahan
terjadi penurunan pada tahun-tahun berikutnya hingga stagnan.
96
Gambar 11 Trend Kunjungan Wisata Nusantara Kecamatan Anyer
5.1.2 Trend Wisata Kecamatan Cinangka
Lebih lanjut kunjungan wisata nusantara di Kecamatan Cinangka diprediksi dari tahun 2000 hingga 20 tahun ke depan atau tahun 2020. Tingkat
laju peningkatannya dari tahun 2000 hingga 2009 cukup signifikan. Dengan asumsi bahwa trend kunjungan wisata di Kecamatan Cinangka diprediksi tahun
2012 terjadi penurunan jumlah pengunjung secara perlahan-lahan hingga tahun 2020. Secara rinci trend kunjungan wisata Kecamatan Cinangka disajikan pada
Gambar 12 sebagai berikut:
Gambar 12 Trend Kunjungan Wisata Nusantara Kecamatan Cinangka
5
200 10
5 10
15 20
25 30
35
15 20
25 30
35
97 Analisis
trend tersebut
menunjukkan bahwa pengembangan kawasan wisata Anyer dan Cinangka harus dilakukan secara hati-hati mengingat adanya
kunjungan wisatawan dengan karateristik yang fluktuatif yakni meningkat dan kemudian terdapat kecenderungan terjadinya penurunan.
Namun demikian, berdasarkan hasil pengamatan lapang kondisi jumlah kunjungan wisatawan pada waktu akhir pekan kunjungan meningkat yang terlihat
dari penginapan dalam kondisi penuh, baik di Anyer maupun di Cinangka. Dari data yang dianalisis nampak bahwa pada akhir pekan jumlah maksimum
wisatawan lebih kurang 5.086 orang memanfaatkan fasilitas penginapan dan jumlah pengunjung yang tidak menginap 508 orang. Dalam satu bulan
pengunjung untuk penginapan jenis melati sekitar 30, sedangkan pengunjung untuk jenis hotel berbintang berkisar 70 dari jumlah total pengunjung ± 18.335
orang setiap bulan. Hasil analisis mencerminkan bahwa permintaan wisatawan meningkat pada akhir pekan dibandingkan hari biasa, seperti terlihat pada Tabel
24 sebagai berikut:
Tabel 24 Kunjungan Wisatawan yang Menginap di Kawasan Anyer-Cinangka
Sumber: Hasil Analisis dan Pengamatan 2006.
Berdasarkan data diatas jumlah wisatawan yang berkunjung akhir pekan ke Anyer dan Cinangka berkisar 30,12 untuk jenis hotel melati dan 69,88
untuk jenis hotel berbintang sedangkan hari biasa 30,95 jenis melati dan hotel berbintang lebih kurang 69,05. Wisatawan yang berkunjung di Kecamatan
Anyer dan Cinangka meningkat pada akhir pekan dan hal yang sama terjadi pada hari libur nasional dan libur sekolah.
Jenis Penginapan Jumlah Wisatawan orang
Akhir Pekan Hari Biasa
Melati 1.532 160
Berbintang 3.554 357
98 5.2
Analisis Sosial dan Ekonomi 5.2.1 Analisis Sosial
Berdasarkan hasil analisis keadaaan penduduk Kecamatan Anyer berdasarkan kelompok umur penduduk antara 15-64 tahun adalah lebih banyak
26.498 orang dari jumlah penduduk berumur 0-14 tahun dan ≥ 65 tahun 13.438
orang. Rasio jenis kelamin 109 yang menggambarkan bahwa jumlah laki-laki lebih banyak dari perempuan. Sedangkan rasio ketergantungan sebesar 50,71
berarti dari 100 usia produktif menanggung beban hidup sekitar 51 orang yang tidak berkerja non produktif.
Selanjutnya di Kecamatan Cinangka komposisi umur penduduk antara 15- 64 tahun lebih banyak 38.609 orang dari penduduk berumur 0-14 tahun dan
≥ 65 tahun 15.761 orang. Rasio jenis kelamin 109 merupakan rasio perbandingan
antara perempuan dengan laki-laki. Sedangkan beban ketergantungan adalah 40,82 berarti dari 100 usia produktif menanggung beban hidup sekitar 41 orang
yang tidak berkerja. Dari analisis tersebut terlihat bahwa jumlah kelompok umur penduduk
muda dalam 10 tahun mendatang akan meningkat, keadaan tersebut menunjukkan bahwa angkatan kerja akan meningkat dan diharapkan sektor pariwisata dapat
menyerap penduduk usia produktif tersebut. Rasio beban tanggungan di wilayah
penelitian ini cukup tinggi yang disebabkan oleh banyaknya penduduk non produktif yakni pada kelompok umur anak-anak 0-14 tahun. Secara umum,
kepadatan penduduk di kawasan pesisir barat Serang, Kecamatan Anyer relatif tinggi dibandingkan dengan kepadatan penduduk di Kecamatan Cinangka.
Kepadatan tertinggi dijumpai di Kecamatan Anyer sebesar 913 jiwakm
2
. Kecamatan Cinangka kepadatan penduduknya lebih rendah sebesar 312 jiwakm
2
. Dengan demikian dalam kurun waktu 5 hingga 20 tahun ke depan
kelompok usia 10-29 tahun yang merupakan persentase terbesar dari penduduk kawasan pesisir barat Serang masih berada pada kelompok usia kerja. Jumlah ini
akan bertambah dengan pergeseran kelompok usia sampai 55 tahun yang menggambarkan bahwa pengembangan kawasan pariwisata pesisir didukung oleh
ketersediaan tenaga kerja yang memadai. Hasil analisis komposisi penduduk, rasio jenis kelamin dan rasio beban tanggungan disajikan pada Lampiran 8.
99
5.2.2 Analisis Ekonomi