Peta Kesesuaian Lahan Wisata Kecamatan Anyer Peta Kesesuaian Lahan Wisata Kecamatan Cinangka

109 ini kesesuaian ruang untuk pemanfaatan wisata sangat kecil hanya lebih kurang 10, secara rinci kesesuaian lahan disajikan pada Tabel 30. Tabel 29 Kesesuaian Pariwisata Pesisir dengan Kategori Rekreasi Kawasan Pesisir Barat Serang, Banten No Jenis Kesesuaian Wisata Luas ha 1 Sangat Sesuai S1 - - 2 Sesuai S2 - - 3 Sesuai Bersyarat S3 13,983 9,2 4 Tidak Sesuai N 139,080 90,8 Jumlah 153,063 100 Sumber : Hasil analisis spasial, 2006 Dari hasil analisis Sistem Informasi Geografi atau SIG, di Kecamatan Anyer dari 3 tiga hanya satu desa yang sesuai bersyarat yaitu Desa Anyer, sedangkan di Kecamatan Cinangka yang terdiri dari tujuh desa terdapat dua desa yang sesuai bersyarat yaitu: 1 Desa Kamasan terdapat dua lokasi, 2 Desa Karang Suraga terdapat dua lokasi, masing-masing untuk wisata pantai dengan kategori rekreasi. Analisis kesesuaian wisata disajikan dalam bentuk peta kesesuaian sebagai berikut:

5.6.1 Peta Kesesuaian Lahan Wisata Kecamatan Anyer

Hasil analisis kesesuaian menunjukkan bahwa diwilayah Kecamatan Anyer diperoleh jenis kesesuaian wisata yakni sesuai bersyarat S3. Kesesuaian sumberdaya untuk wisata dengan kategori rekreasi pantai hanya ditemukan di satu desa yaitu Desa Anyer dari tiga desa yang ada di kecamatan tersebut. Aktivitas wisata yang sesuai adalah wisata rekreasi dengan panjang pantai 618,38 m dan lebar pantai 46,81 m dari total luasan 3,038 ha serta dengan daya dukung kawasan 1.215 oranghakawasan. Peta kesesuaian wisata di Kecamatan Anyer disajikan pada Gambar 14.

5.6.2 Peta Kesesuaian Lahan Wisata Kecamatan Cinangka

Sedangkan di Kecamatan Cinangka yang terdiri dari tujuh desa hanya terdapat dua desa yang sesuai bersyarat untuk wisata yaitu: 1 Desa Kamasan terdapat dua lokasi yakni Kamasan A: panjang pantai 290,52 m dengan lebar 110 pantai 46,91 m dan Kamasan B: panjang pantai 168,72 m dengan lebar pantai 40, 82 m, 2 Desa Karang Suraga terdapat dua lokasi yaitu Karang Suraga A: dengan panjang pantai 770,29 m dengan lebar pantai 43,03 m, Karang Suraga B: panjang pantai 1.453 m dengan lebar pantai 44,89 m dari total luasan 10,945 ha, luasan tersebut memiliki daya dukung 4.378 orangha. Peta kesesuaian wisata Kecamatan Cinangka pada Gambar 15. Dalam rangka meningkat PDRB Kabupaten Serang,Provinsi Banten maka salah satu unsur penunjangnya adalah sektor pariwisata. Teridentifikasi sekitar 13,983 ha sebagai potensi pariwisata yang dapat dikembangkan oleh pemerintah setempat. Secara administratif, potensi ini terdapat di kawasan pesisir barat Serang yakni dua Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka dengan proporsi mansing-masing sekitar 3.038 ha dan 10.945 ha. Model pengembangan sektor pariwisata bagi peningkatan PDRB Kabupaten Serang, Banten di fokuskan pada potensi Anyer dan Cinangka. Dengan demikian, pemodelan pengembangan sektor pariwisata Kabupaten Serang Banten dibangun berdasarkan “potensi Anyer dan Cinangka ditinjau dari tiga komponen yaitu aspek ekologi, aspek ekonomi dan aspek sosial. Namun demikian dalam kondisi tertentu di asumsikan bahwa aktivitas wisata dihitung berdasarkan seluruh potensi wilayah wisata yang terdapat di Kabupaten Serang yakni kawasan wisata yang sudah dimanfaatkan dan kawasan wisata yang akan dikembangkan berdasarkan analisis kesesuaian yang sudah dikaji. 16 Gambar 14 Kesesuaian Wisata di Kecamatan Anyer Gambar 15 Kesesuaian Wisata di Kecamatan Cinangka 6 ANALISIS PEMODELAN PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PESISIR BARAT KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN 6.1 Analisis Input-Output 6.1.1 Analisis Keterkaitan Keterkaitan aktivitas antar sektor dapat dianalisis dari tabel input-output, analisis keterkaitan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh suatu sektor pariwisata terhadap sektor industri, sektor jasa, sektor perdagangan, sektor pertanian dan sektor lainnya dalam sistem perekonomian. Dengan demikian dapat diukur tingkat ketergantungan antar sektor dalam suatu sistem perekonomian serta sejauh mana pertumbuhan suatu sektor dipengaruhi oleh sektor-sektor lainnya. Analisis keunggulan kompetitif menggunakan Input-Output memberikan gambaran tentang hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antar satu sektor dalam perekonomian suatu wilayah secara menyeluruh pada satu tahun tertentu. Dasar penyusunan tabel dalam penelitian ini adalah Tabel Input-Output Kabupaten Serang, Banten 2006 Updating yang terdiri atas 9 sektor yang dikeluarkan oleh BPS yang di dikelompokan menjadi 5 sektor, hasil analisis input-output disajikan selengkapnya pada Lampiran 13. Selanjutnya dengan menggunakan tabel hasil analisis input-output dapat dilakukan beberapa analisis yang berkaitan dengan tujuan penelitian antara lain: 1 keterkaitan langsung ke belakang direct backward linkages dan keterkaitan langsung ke depan direct forward linkages, 2 pengganda pendapatan income multiplier dan pengganda tenaga kerja employment multiplier, pengganda ekologilingkungan air bersih dan 3 Kepekaan penyebaran dan koefisien penyebaran. 1 Keterkaitan Langsung ke Depan dan ke Belakang Keterkaitan langsung ke depan KLD menunjukan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor industri, sektor jasa, sektor perdagangan, sektor pariwisata dan sektor pertanian yang menggunakan sebagian output tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Keterkaitan langsung ke belakang KLB menunjukan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang 114 menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Pengaruh peningkatan suatu sektor akan terlihat pada sektor- sektor yang mensuplai atau menyediakan bahan baku sebagai inputnya. Seberapa besar dampaknya terhadap sektor-sektor yang mensuplai disebut sebagai keterkaitan ke belakang. Koefisien keterkaitan ke belakang baik langsung maupun tidak langsung dari sektor kegiatan di Kabupaten Serang, Provinsi Banten dapat dilihat pada Tabel 30. Berdasarkan hasil analisis dapat diartikan bahwa koefisien keterkaitan langsung ke belakang sektor pariwisata adalah 0,3633 angka ini menunjukan bahwa dengan adanya kenaikan satu unit output pada sektor pariwisata membutuhkan output sektor lain sebesar 0,3633 unit, atau dengan kata lain output tersebut akan digunakan oleh sektor pariwisata sebagai input dalam proses pengembangannya Selanjutnya hasil analisis keterkaitan langsung ke depan dan ke belakang terlihat bahwa sektor yang memiliki nilai KLD yang tergolong tinggi adalah jasa, perdagangan, dan industri. Tingginya nilai KLD menunjukkan bahwa sektor- sektor tersebut berperan penting terhadap sektor-sektor lain yang menggunakan output- nya secara langsung dalam perekonomian Kabupaten Serang. Berdasarkan nilai koefisien input setiap sektor, diketahui bahwa sektor yang paling banyak menggunakan output dari sektor pariwisata adalah jasa 0,6035, perdagangan 0,3071, industri 0,2784, pariwisata 0,1834, dan pertanian 0,0224. Sektor yang memiliki nilai keterkaitan langsung ke belakang KLB yang tergolong tinggi berturut-turut adalah sektor pertanian, pariwisata, perdagangan, jasa dan industri. Tingginya nilai KLB menunjukan bahwa tingginya pengaruh sektor tersebut terhadap sektor-sektor yang menyediakan input, baginya secara langsung dalam perekonomian Kabupaten Serang. Sektor yang paling banyak menyediakan input bagi sektor pariwisata adalah sektor pertanian sebesar 0,4468, sektor pariwisata 0,3633, sektor perdagangan 0,2317, sektor jasa 0,2138 dan sektor industri sebesar 0,1392, selanjutnya disajikan selengkapnya pada Tabel 30 sebagai berikut: 115 Tabel 30 Keterkaitan Langsung ke Depan Dan ke Belakang Masing-masing Sektor di Kabupaten Serang Sumber: Hasil analisis, 2006 Nilai koefisien input dari masing-masing sektor dapat digunakan untuk mengetahui keterkaitan langsung ke depan dan keterkaitan langsung ke belakang dari masing-masing sektor. Keterkaitan langsung ke depan mengindikasikan dampak dari suatu sektor terhadap sektor lainnya yang menggunakan output sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Keterkaitan langsung ke belakang mengindikasikan akibat dari suatu output terhadap sektor- sektor lainnya yang menyediakan input bagi sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Keterkaitan langsung ke depan yang paling tinggi sektor jasa dan ke belakang sektor pertanian merupakan keterkaitan yang saling mempengaruhi antar sektor pariwisata dengan sektor-sektor lainya. Hasil analisis koefisien keterkaitan langsung ke depan dan ke belakang selengkapnya disajikan pada Tabel 31 sebagai berikut: Tabel 31 Koefisien Keterkaitan Langsung ke Depan dan ke Belakang masing- masing sektor di Kabupaten Serang Kode Sektor 1 2 3 4 5 1 0,074978851 0,040603388 0,010360054 4,50406E-05 0,152368843 2 0,018933045 0,105243862 0,026002400 0,290546434 0,162772358 3 0,020113004 0,045334739 0,097471332 0,063205531 0,080943454 4 0,024718451 0,020242462 0,095103421 0,005916441 0,037380662 5 0,000445593 0,002327342 0,002768434 0,003581630 0,013296669 Sumber: Hasil Analisis 2006 Keterangan: 1 Industri, 2 Jasa, 3 Perdagangan, 4 Pariwisata, 5 Pertanian Sektor Keterkaitan Ke Depan Ke Belakang Industri 0,278356177 0,139188944 Jasa 0,603498098 0,213751792 Perdagangan 0,307068059 0,231705641 Pariwisata 0,183361437 0,363295077 Pertanian 0,022419669 0,446761986 116 6.1.2 Daya penyebaran Daya penyebaran power of dispersion merupakan ukuran tentang pengaruh relatif dari peningkatan output suatu sektor terhadap perkembangan semua sektor lainnya, baik melalui keterkaitan input pasar input yang disebut koefisien penyebaran maupun melalui keterkaitan output pasar output yang disebut sebagai kepekaan penyebaran. Koefisien penyebaran menunjukan pengaruh suatu sektor terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah, sedangkan kepekaan penyebaran menggambarkan kepekaan sektor dalam menerima pengaruh pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya secara rinci bahwa sektor yang memiliki nilai kepekaan penyebaran yang tergolong tinggi adalah jasa 1,3072, perdagangan 1,0336, industri 0,9875, pariwisata 0,9175 dan pertanian 0,7543. Tingginya nilai kepekaan penyebaran menunjukan bahwa sektor-sektor tersebut sangat peka dalam menerima pengaruh pertumbuhan ekonomi dalam perekonomian wilayah Kabupaten Serang, Banten. Sektor yang memiliki nilai koefisien penyebaran yang tergolong tinggi berturut-turut adalah pertanian 1,1528, pariwisata 1,0786, perdagangan 0,9681, jasa 0,9367 dan industri 0,8638. Tingginya nilai koefisien penyebaran ini menunjukan besarnya pengaruh sektor tersebut dalam perekonomian wilayah Kabupaten Serang, Banten. Pertanian merupakan sektor penting dalam perekonomian karena menyangkut aktivitas masyarakat luas di pedesaan, secara rinci kepekaan penyebaran dan koefisien penyebaran disajikan pada Tabel 32 sebagai berikut: Tabel 32 Kepekaan Penyebaran dan Koefisien Kepekaan Masing- masing Sektor di Kabupaten Serang Sumber: Hasil Analisis, 2006 Keterangan: P Peringkat. Sektor Kepekaan Penyebaran P Koefisien Penyebaran P Industri 0,9875 3 0,8638 5 Jasa 1,3072 1 0,9367 4 Perdagangan 1,0336 2 0,9681 3 Pariwisata 0,9175 4 1,0786 2 Pertanian 0,7543 5 1,1528 1 117 Hasil analisis Input-Output pada sektor pariwisata cukup relevan dengan kondisi perekonomian wilayah Kabupaten Serang, Provinsi Banten yakni sektor pariwisata mengalami fluktuasi perkembangan. Total nilai input pariwisata meningkat sebesar 0,18 pada tahun 2006 demikian juga nilai investasinya meningkat sebesar 0,5 BPS Banten, 2007, sedangkan nilai output pariwisata Kabupaten Serang, Provinsi Banten mengalami penurunan sebesar 0,36 pada tahun 2006 BPS Banten, 2007. Sektor yang memiliki nilai kepekaan penyebaran yang lebih besar dari satu adalah jasa, perdagangan dan koefisien penyebaran adalah pertanian dan pariwisata. Hal tersebut menunjukan bahwa jasa dan perdagangan merupakan sektor kunci dalam perekonomian Kabupaten Serang. Koefisien penyebaran pariwisata 1,0786 lebih besar dari kepekaan penyebaran 0,9175, dengan demikian sektor pariwisata lebih kuat dipengaruhi oleh sektor-sektor penyedia output daripada pengguna input yang bersangkutan. Dengan kata lain sektor pariwisata lebih besar dipengaruhi oleh sektor-sektor lain dari pada mempengaruhi sektor itu sendiri. Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sektor pariwisata dan sektor pertanian termasuk pada kondisi kurang berkembang. Agar kedua sektor tersebut lebih berperan maka perlu dilakukan berbagai kebijakan yang dapat mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi, dengan demikian sektor pariwisata dapat mencapai kategori sektor andalan. Gambar 16 memberikan ilustrasi pengelompokkan sektor ekonomi di Kabupaten Serang, Provinsi Banten berdasarkan kepekaan penyebaran dan koefisien penyebaran sebagai berikut: 118 Gambar 16 Pengelompokan Sektor Ekonomi di Kabupaten Serang berdasarkan Daya Penyebaran dan Koefisien Penyebaran Keterangan Sd1 Sektor Industri, Sd2 Sektor Jasa, Sd3 Sektor Perdagangan, Sd4 Sektor Pariwisata, Sd5 Sektor Pertanian Berdasarkan analisis keterkaitan kepekaan penyebaran dan koefisien penyebaran sebagaimana terlihat pada Gambar 16 sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Serang, Banten dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelompok sebagai berikut: • Kelompok I : adalah sektor-sektor yang mempunyai kepekaan penyebaran dan koefisien penyebaran tinggi disebut sebagai sektor Andalan, artinya sektor-sektor tersebut mempunyai koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran lebih besar dari rata-rata semua sektor, sehingga sektor ini mempunyai peranan yang sangat menentukan terhadap perekonomian wilayah. Dari hasil analisis tersebut tidak terdapat sektor ekonomi yang dianggap sebagai sektor andalan. • Kelompok II : adalah sektor-sektor yang mempunyai kepekaan penyebaran tinggi dan koefisien penyebaran rendah disebut sebagai sektor Potensial, artinya sektor-sektor tersebut mempunyai koefisien penyebaran yang lebih kecil dari rata-rata semua sektor, tetapi mempunyai kepekaan penyebaran yang lebih besar dari rata-rata semua sektor. Sektor ekonomi yang Potensial 119 termasuk kelompok II adalah sektor jasa Sd2, dan sektor perdagangan Sd3 dan sektor industri Sd1. • Kelompok III : adalah sektor-sektor yang mempunyai kepekaan penyebaran rendah dan koefisien penyebaran rendah disebut sebagai sektor Jenuh, artinya sektor-sektor tersebut mempunyai koefisien penyebaran yang lebih besar dari rata-rata semua sektor, tetapi kepekaan penyebaran lebih kecil dari rata-rata semua sektor. Dari hasil analisis tersebut tidak terdapat sektor ekonomi yang dianggap sebagai sektor jenuh. • Kelompok IV : adalah sektor-sektor yang mempunyai kepekaan penyebaran rendah dan koefisien penyebaran yang tinggi disebut sebagai sektor Kurang Berkembang, artinya sektor-sektor tersebut mempunyai koefisien penyebaran yang lebih besar dari satu sehingga memiliki dampak ekonomi yang besar namun memiliki kepekaan penyebaran yang kurang dari satu. Sektor-sektor yang termasuk kelompok ini adalah sektor pariwisata Sd4 dan sektor pertanian Sd5, sehingga sektor-sektor tersebut memiliki peluang yang besar untuk menjadi sektor andalan apabila dilakukan intervensi kebijakan yang tepat.

6.1.3 Dampak Pengganda