130 6.2.6 Verifikasi Struktur Model
Model telah menunjukkan kondisi yang sesuai dengan konsep keberlanjutan pembangunan yakni keberlanjutan pengembangan pariwisata
dengan menggabungkan aspek ekologi, ekonomi dan sosial dalam struktur model. Dari hasil output menunjukan bahwa pengembangan pariwisata dibatasi oleh
kesesuaian dan daya dukung sumber daya, hal tersebut menunjukan bahwa struktur model yang dibangun dapat menggambarkan keberlanjutan
pengembangan pariwisata harus mempertimbangkan daya dukung ekosistem. Struktur model yang dibangun mampu menggambarkan bahwa interaksi
antar aspek ekologi, eknomi, dan sosial. Peningkatan aktivitas pariwisata melalui kebijakan peningkatan investasi maupun kebijakan ekonomi lainnya mampu
mendorong pertumbuhan PDRB dan mampu menyerap lapangan kerja. Namun peningkatan kedua aspek tersebut dibatasi oleh aspek ekologi.
6.2.7 Validasi Perilaku Model
Berdasarkan hasil validasi lima komponen yang terakumulasi dalam kriteria PDRB pariwisata, daya dukung, PDRB per kapita, investasi pariwisata
dan tenaga kerja yang termasuk dalam tiga aspek yakni ekologi, sosial dan ekonomi di kawasan pesisir barat Serang, Banten dapat berkelanjutan. Dari model
tersebut dicapai peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian sumberdaya pesisir.
Pengujian validasi model dalam penelitian ini lebih difokuskan pada uji prediksi perilaku model di masa depan. Uji prediksi dilakukan dengan mengamati
suatu kecenderungan model atas perubahan-perubahan variabel. Prediksi hasil perilaku simulasi menunjukan kemiripan dengan kondisi eksisting.
7 ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA PESISIR YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PESISIR BARAT
KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN
Berdasarkan analisis data dan informasi yang telah dilakukan, analisis kebijakan melalui berbagai simulasi diharapkan membantu pengambilan
keputusan dalam menyusun berbagai kebijakan dan strategi untuk pengembangan pariwisata pesisir Barat Kabupaten Serang. Analisis kebijakan yang dilakukan
melalui beberapa simulasi skenario yang dikembangkan dari hasil analisis serta, wawancara dengan pengambil kebijakan terkait dengan pariwisata di wilayah
Provinsi Banten khususnya Kabupaten Serang. Pengertian kebijakan adalah alternatif-alternatif atau pilihan yang kemungkinan bisa dilakukan oleh
pemerintah dalam menghadapi beberapa kendala sehubungan dengan proses penataan ruang dan perkembangan pariwisata setelah model disimulasikan.
Simulasi model eksistingawal dilakukan untuk mengetahui kondisi awal, kebijakan pariwisata yang sudah ada simulasi ini disebut sebagai pola model
dasar atau eksisting yang menggambarkan dinamika perkembangan kawasan pesisir barat Serang saat ini. Wilayah yang dikaji meliputi dua kecamatan yakni
Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka. Model memprediksi kegiatan pariwisata pesisir dalam kurun waktu 20 tahun ke depan dari tahun 2005 sampai
tahun 2025. Model eksisting mencerminkan keadaan kondisi saat ini sebelum dilakukan skenario kebijakan yang dapat merubah kondisi tersebut sampai kurun
waktu dua puluh tahun ke depan, seandainya kondisi awal pada kurun waktu tahun 2002-2004 terus berlanjut sampai tahun 2025.
Pengembangan pariwisata di kawasan Kabupaten Serang, Banten, didasarkan pada skenario kebijakan yang diharapkan dapat memberikan alternatif
bagi pengembangan pariwisata berkelanjutan. Skenario yang dimaksud meliputi:
pertama
, skenario meningkatkan bangkitan kunjungan wisata menginap sesuai
kapasitas daya dukung sebesar 2, kedua, skenario meningkatkan laju
pertumbuhan pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan investasi sebesar 2,
ketiga, skenario meningkatkan pertumbuhan produktivitas tenaga kerja sebesar 2.
Sebagai tambahan keadaan populasipenduduk tidak mengalami peningkatan dan
132 penurunan yang cukup signifikan, dan keempat, skenario gabungan terdiri dari
skenario dasar, skenario ekologi, skenario ekonomi dan skenario sosial. 7.1 Analisis Kebijakan Meningkatkan Bangkitan Hari Puncak Kunjungan
Menginap BHPKI sesuai daya dukung lingkungan
Kebijakan yang dimaksud adalah merancang ulang kebijakan yang sudah berjalan untuk menjadikan kawasan pesisir barat Kabupaten Serang,
Banten menjadi berdaya saing dan berkelanjutan. Pendekatan yang digunakan adalah metoda pembandingan kebijakan hasil penelitian ini dengan kebijakan
yang ada dalam Rencana Tata Ruang Khusus Wilayah pesisir barat Kabupaten Serang RTRKW. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa rumusan
kebijakan penelitian ini lebih fokus pada penyelesaian masalah strategis kawasan Kabupaten Serang serta jelas langkah-langkah operasionalnya, kebijakan yang
ada saat ini cenderung merupakan kebijakan umum sehingga kurang spesifik dan operasional.
Analisis kebijakan ini pada dasarnya ditujukan untuk menyelesaikan berbagai persoalan berdasarkan hasil kajian dan analisis skenario pemodelan.
Kebijakan peningkatan bangkitan jumlah kunjungan wisata kebijakan skenario 1 di Kabupaten Serang dilakukan sesuai dengan kapasitas dan daya dukung
kawasan Kabupaten Serang. Pengembangan pariwisata pesisir memerlukan suatu instrumen kebijakan yang konsisten agar keempat kebijakan pengembangan
pariwisata berkelanjutan dapat tercapai, yaitu pertumbuhan ekonomi, perbaikan kualitas lingkungan, bertanggung jawab secara sosial dan pariwisata tidak
bertentangan dengan budaya setempat. Dengan demikian diharapkan tidak terjadi kesenjangan tingkat kesejahteraan generasi saat ini dan generasi mendatang.
Perumusan kebijakan yang dilakukan secara mendetail sehingga dampak yang disebabkan dapat diidentifikasi berdasarkan keterlibatan pemangku
kepentingan stakeholder dan para pakar di berbagai bidang yang terkait dengan pariwisata. Keterlibatan berbagai pihak merupakan suatu tuntutan nyata dan
berkembang dalam perumusan suatu kebijakan yang operasional. Kebijakan yang ada sekarang cenderung menjadikan sisi keputusan dari “atas ke bawah” atau top
down dan bersifat politis.
133 Lebih lanjut analisis kebijakan yang disusun mempertimbangkan
berbagai aspek baik dari dalam maupun dari luar kawasan pesisir barat Kabupaten Serang. Khusus dari luar kawasan pesisir barat Serang, diketahui bahwa
perkembangan pariwisata tidak bisa terlepas dari dimensi keterlibatan antar wilayah. Kawasan pesisir barat Kabupaten Serang di dorong perkembangan
wisatanya secara sinergis dengan keunggulan kawasan lainnya seperti pantai Carita, Pandeglang dan Ujung Kulon sehingga secara bertahap Kabupaten Serang
dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru bagi masyarakat sekitar melalui pengembangan berbagai prasarana dan sarana pariwisata.
Kebijakan meningkatkan kunjungan wisata 2 dengan asumsi bahwa dengan adanya peningkatan kunjungan wisata masyarakat sekitar dapat
merasakan kesejahteraan yakni melalui bangkitan kunjungan wisata menginap dengan berbagai paket wisata seperti paket wisata Anyer dan Krakatau, paket
wisata Anyer-Cinangka dan Carita atau paket wisata Cinangka dan Pulau Sanghiang yang memiliki nilai historis atau paket atraksi dan budaya adat-
istiadat atau ciri khas Provinsi Banten dapat menarik kunjungan wisata terutama wisata lokal dan wisata nusantara. Dengan demikian dampak ekonomi pada
masyarakat sekitar dapat dirasakan melalui peningkatan aktivitas ekonomi skala kecil, seperti pedagang souvenir maupun makanan tradisional misalnya ikan
bakar, sate bandeng, udang bakar dan lain-lain. Berdasarkan
analisis sosial-ekonomi, terlihat bahwa masyarakat
memberikan respon yang sangat posistif terhadap pengembangan pariwisata tersebut. Masyarakat menilai bahwa pengembangan pariwisata, akan memberikan
nilai manfaat ekonomi dan sosial yang lebih besar kepada masyarakat sekitar. Sedangkan untuk aspek lingkungan, masyarakat memberikan respon bahwa
dampak kegiatan pariwisata terutama wisata pesisir tidak begitu besar terhadap lingkungan pesisir di wilayah tersebut.
Masyarakat berpendapat bahwa kebijakan meningkatkan aktivitas pariwisata di kawasan Kabupaten Serang merupakan kebijakan yang sudah tepat.
Dengan kondisi keuangan daerah seperti saat ini kemungkinan besar pemerintah daerah sulit untuk merealisasikan pengembangan pariwisata secara berkelanjutan
di kawasan Kabupaten Serang khususnya Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka. Pengembangan pariwisata lebih efektif dan efisien kalau
134 pelaksanaanya diserahkan kepada pihak swasta dan pemerintah hanya sebagai
fasilitator terhadap berbagai pembangunan. Berdasarkan hasil analisis diatas terlihat bahwa kawasan Kabupaten
Serang, Banten mempunyai potensi dan prospek yang cukup baik untuk perkembangan sektor pariwisata. Alasan lain yang mendukung pengembangan
pariwisata di wilayah ini adalah RTRW Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten tahun 2006 menetapkan sebagai salah satu dari empat kawasan strategis
pengembangan pariwisata di Provinsi Banten. Kabupaten Serang memiliki aksesibilitas yang baik dengan ibukota
Republik Indonesia yang relatif cukup dekat serta tersedianya prasarana dan sarana, transportasi yang memadai termasuk dekat dengan Bandara Internasional
Sukarno-Hatta yang menjadi gerbang nasional maupun internasional pariwisata di Provinsi Banten. Dengan berbagai potensi serta peluang yang dimiliki, sangat
diperlukan adanya peran aktif dari pemerintah daerah melalui dinas terkait dan pihak swasta terutama yang bergerak di bidang industri pariwisata. Dengan
adanya kondisi tersebut, maka sektor pariwisata diharapkan akan memberikan arti yang signifikan dalam perekonomian daerah untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat serta menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor penggerak perekonomian kawasan Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Dalam rangka pemerataan pengembangan antar sektor, maka pariwisata harus dikemas secara berbeda, komprehensif dan terukur, sehingga
pengembangannya secara terpadu dengan sektor lainnya. Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah pemantapan koordinasi antara pemerintah, swasta, dan
masyarakat melalui Dinas Pariwisata, Bappeda, Dispenda, dinas terkait lainnya serta asosiasi usaha pariwisata misalnya PHRI Persatuan Hotel dan Restoran
Indonesia. Koordinasi yang utama adalah dibidang 1 perencanaan, 2 pembinaan sadar wisata dikalangan pemerintah daerah, swasta dan masyarakat,
dan 3 peningkatan pemasaran wisata. Program kerjasama merupakan hal yang perlu dilakukan oleh
pemerintah daerah, hal ini erat kaitannya untuk meningkatkan bangkitan kunjungan menginap terutama untuk wisatawan lokal dan wisatawan nusantara.
Program kerjasama ini bertujuan untuk mengusahakan pelayanan yang prima disemua obyek wisata, jalur wisata, kawasan wisata dan daerah tujuan wisata.
135 Aspek perizinan, tarif dan harga ditetapkan berdasarkan kriteria mutu yang
dievaluasi secara terus-menerus. Dengan demikian wisatawan dapat memperoleh kepuasan dan kenyamanan selama berkunjung di kawasan pariwisata Kabupaten
Serang, Banten. Dalam rangka untuk meningkatkan kunjungan wisata, adalah skenario
dasareksisting yang diperkuat dengan adanya kebijakan peningkatan bangkitan kunjungan menginap yang sesuai daya dukung. Kebijakan ini dilakukan dengan
mengubah beberapa komponen yang berhubungan dengan pergeseran kunjungan menginap wisata, PDRB pariwisata dan PDRB per kapita pada skenario ini, laju
pertumbuhan PDRB di awal hampir sama. Tetapi setelah simulasi skenario pertama di aktifkan pada tahun 2005 terlihat bahwa laju pertumbuhan PDRB
dalam jangka pendek menurun namun untuk jangka panjang pertumbuhannya signifikan karena PDRB pariwisata mengalami kenaikan sebesar Rp. 15.407
milyar dan PDRB pariwisata per kapita menjadi Rp. 13,4 juta serta daya dukung meningkat dari 1-1,63. Investasi pariwisata menjadi Rp. 7.897 milyar dan
tenaga kerja menjadi 868.799 orang pada akhir tahun simulasi 2025 dibanding skenario dasareksisting hanya 64.110 orang.
7.2 Analisis Kebijakan Meningkatkan Laju Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pariwisata