Analisis Input-Output Metode Analisis Data

59 Gambar 7 Proses Penyusunan Peta Kesesuaian Wisata di Wilayah Pesisir Barat Kabupaten Serang.

3.5.6 Analisis Input-Output

Model input-output dalam tabel input-output dijabarkan bagaimana output suatu sektor pariwisata tergantung pada output sektor lainnya. Selanjutnya, untuk keperluan analisis model ini disederhanakan ke dalam ukuran matrik N x N sektor. Model ini kemudian dikembangkan dengan memasukkan faktor fisik berupa input sumberdaya yang digunakan oleh sektor ekonomi dan eksternalitas yang timbul terhadap lingkungan sebagai akibat dari kegiatan tersebut. Keterkaitan pertumbuhan ekonomi dengan sektor pariwisata maka studi ini dianalisis melalui Model Input-Output. Selanjutnya untuk keperluan analisis model ini disederhanakan ke dalam ukuran matrik 5X5 sektor. Model ini kemudian dikembangkan dengan memasukkan faktor fisik berupa input sumberdaya alam yang digunakan oleh sektor ekonomi dan eksternalitas yang timbul terhadap lingkungan sebagai akibat dari kegiatan tersebut. a. Keterkaitan Langsung ke Belakang Direct backward linkages Keterkaitan langsung ke belakang menunjukkan keterkaitan suatu sektor tertentu terhadap sektor kegiatan yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Keterkaitan langsung ke belakang suatu sektor ke-j merupakan penjumlahan suatu kolom ke-j dalam matrik koefisien teknis. Persamaan untuk mencari keterkaitan langsung ke belakang sebagai berikut: n ∑ i=1 n FB = = ∑ …………………………….8 X j i=1 60 Budiharsono, 2005 Keterangan : FB : keterkaitan langsung ke belakang Direct backward linkages X ij : banyaknya output sektor i yang digunakan oleh sektor j X j : total output sektor j a ij : unsur matriks koefisien teknis b. Keterkaitan Langsung ke Depan Direct forward linkages Keterkaitan langsung ke depan menunjukkan keterkaitan suatu sektor tertentu terhadap sektor kegiatan yang menggunakan sebagian output sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Keterkaitan langsung ke depan suatu sektor ke-i merupakan penjumlahan suatu baris ke-i dalam matriks koefisien teknis. Keterkaitan tipe ini dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut: ∑ n FD = = ∑ ……..……………………..…….……..9 X i j=1 Budiharsono, 2005 Keterangan : FD : keterkaitan langsung ke depan Direct forward linkages X ij : banyaknya output sektor i yang digunakan oleh sektor j X i : total output sektor i a ij : unsur matriks koefisien teknis c. Daya Penyebaran Analisis ini diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan kemampuan industri hulunya. Sektor ini dikatakan mempunyai kaitan ke belakang yang tinggi jika daya penyebarannya Bd j mempunyai nilai lebih besar dari satu atau di atas rata-rata sektor secara keseluruhan. Secara matematis analisis ini dapat dinyatakan sebagai berikut: n X ij 61 n ∑ i=1 Bd j = ……………………………………..10 n n ∑ ∑ i=1 j=1 Budiharsono, 2005 Keterangan: Bd j : koefisien penyebaran sektor j C ij : unsur matriks kebalikan leontief terbuka d. Derajad Kepekaan Analisis ini diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor lain yang memakai input dari sektor ini. Sektor yang dikatakan mempunyai kepekaan penyebaran yang tinggi apabila nilai derajad kepekaannya Fd i lebih besar dari satu atau di atas rata-rata sektor secara keseluruhan. Secara matematik analisis ini dinyatakan sebagai berikut: n n ∑ j=1 n n …………….…… ………..……..…..………...11 ∑ ∑ i= 1 j=1 Budiharsono, 2005 Keterangan : Fd i : kepekaan penyebaran sektor i e. Pengganda Pendapatan Tipe I Income Multiplier Dampak ekonomi berupa pendapatan dari pengembangan pariwisata pesisir di analisis dengan menggunakan analisis income multiplier. Untuk mendapatkan informasi besaran parameter pengganda pendapatan sederhana Simple Income Multiplier digunakan rumus sebagai berikut: n ∑ a n+i,1 . C ij i=1 MI j = ………..……..……….…....…..………...12 a n+1, j 62 Budiharsono, 2005 Keterangan : MI j : pengganda pendapatan tipe I sektor j C ij : unsur matriks kebalikan leontief = I – A -1 a n+1,j : koefisien input gajiupah rumah tangga sektor j f. Pengganda Tenaga Kerja Tipe I Employment Multiplier Dampak ekonomi berupa kesempatan kerja dari pengembangan pariwisata dianalisis dengan menggunakan analisis employment multiplier. Sebelum mendapatkan informasi besaran parameter pengganda tenaga kerja, terlebih dahulu harus diperoleh informasi besaran parameter koefisien tenaga kerja employment coefficient yang merupakan suatu bilangan yang menunjukkan besarnya jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit keluaran output. Sesuai dengan pengertian ini maka koefisien tenaga kerja dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: n ∑ W , . C i=1 MLI j = W , ………….…....…..………...13 , Budiharsono, 2005 Keterangan : MLI j : pengganda tenaga kerja tipe I sektor j W : vektor baris koefisien tenaga kerja orangsatuan rupiah W n+1,i : koefisien tenaga kerja sektor ke i orangsatuan rupiah W n+1,j : koefisien tenaga kerja sektor ke j orangsatuan rupiah X i : total output orangsatuan rupiah L i : komponen tenaga kerja sektor ke i 63 C ij : unsur matriks kebalikan Leontief Nilai dari koefisien input ekonomi digunakan untuk menganalisis besarnya nilai keterkaitan langsung direct linkages ke belakang dan ke depan. Selanjutnya, nilai matrik kebalikan Leontief 1966 terbuka selain digunakan untuk menentukan besarnya nilai keterkaitan langsung ke belakang dan ke depan, dapat juga dimanfaatkan untuk menganalisis besarnya indeks daya penyebaran dan derajat kepekaan serta income multiplier dan employment multiplier dan pengganda air bersih. Kegunaan analisis keterkaitan antar sektor, indeks daya penyebaran dan derajat kepekaan, selain dapat melihat interaksi antar sektor akan dapat menentukan sektor andalan, potensial, jenuh atau kurang berkembang.

3.5.7 Analisis Pemodelan Dinamik