14 pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Mata pelajaran
SBK di SD meliputi seni rupa, seni musik termasuk seni suara, seni tari, dan keterampilan.
Seni rupa menekankan pada keindahan visualnya sebagai media ekspresi diri. Seni musik memberikan kepekaan pendengaran, hati emosi, kreativitas,
dan keterampilan mengolah suara dan menggunakan alat musik. Seni tari mengajarkan olah gerak tubuh untuk mengungkapkan emosi, imajinasi, dan
kreativitas. Sedangkan pembelajaran keterampilan berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, dan sikap, serta keterampilan siswa dalam
hal desain dan pembuatan barang-barang yang berhubungan dengan teknologi maupun budaya Kamaril 2006: 1.14. Dari beberapa jenis seni di atas, peneliti
akan mengkaji seni keterampilan di SD terutama keterampilan membuat bingkai foto dari bahan kertas
2.1.4 Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SD
Kamaril 2006: 1.42 menyatakan bahwa mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SD meliputi aspek-aspek seni rupa, seni musik, seni tari, dan
ketrampilan. Seni rupa mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan
sebagainya. Seni musik mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik. Seni tari mencakup keterampilan
gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari. Keterampilan mencakup segala aspek kecakapan hidup yang
15 meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan vokasional,
dan keterampilan akademik. Fisher 1976 dalam Kamaril 2006: 1.41 memberikan pendapatnya
bahwa pendidikan seni untuk anak SD lebih diutamakan pada pembentukan kesadaran estetis terhadap diri dan lingkungannya melalui aktifitas seni yang
ekspresif kreatif. Jadi sudah jelas bahwa dalam pendidikan seni budaya dan keterampilan menekankan pada pengalaman estetik yang berarti siswa dapat
merasakan, mengalami, dan mencoba sesuatu seni. Konsep mata pelajaran SBK diangkat dari substansi pendidikan. Oleh karena itu mata pelajaran SBK
merupakan bagian dari pendidikan umum, sama seperti halnya dengan matematika, bahasa, agama, dan lainya. Mata Pelajaran SBK membina
pengembangan rasa melalui produksi atau berperilaku seni dan pelatihan kepekaan emosional seni yang berisi pengetahuan tentang keindahan.
Pengetahuan seni sendiri terdiri dari kognisi seni yang teratur maupun yang tidak. Kognisi seni yang tidak teratur berasal dari berapresiasi terhadap karya dan
penciptanya. Di samping itu melalui produksi seni, siswa akan mengenal dan memahami secara langsung seni dan keindahan Kamaril 2006: 1.46.
Eisner 1983 dalam Kamaril 2006:1.41 menyatakan bahwa pendidikan seni pada anak adalah melatih kemampuannya menanggapi objek dan
menciptakannya menjadi sesuatu yang menarik dan menyenangkan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan seni pada anak seharusnya
lebih mengutamakan pembelajaran yang mengajarkan untuk menghasilkan satu karya seni. Dampak perilaku produksi seni tersebut yaitu guru harus memilih
16 pembelajaran yang menekankan praktik pada pembelajaran seni. Sehingga anak
akan dapat mengalami pengalaman estetika itu sendiri. Strategi pembelajaran yang demikian diharapkan akan mampu memberikan pembelajaran yang
bermakna bagi siswa. Sedangkan strategi yang digunakan untuk membelajarkan seni adalah strategi bermain karena pada hakekatnya berseni sebagai kegiatan
permainan imajinasi, kreasi maupun fisik yang menyenangkan Kamaril 2006: 1.27.
Jadi dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SD memiliki karakteristik yang berbeda dengan SMP dan SMA.
Pendidikan seni di SD harus mampu memberikan kesempatan kesempatan yang lebih luas pada siswa. Selain itu keterlibatan siswa sangat penting, baik mental
maupun fisik. Sehingga tugas seorang guru SD adalah menciptakan kondisi kelas yang kondusif dan mampu menampung semua kebutuhan siswa. Salah satu
faktor yang sangat berpengaruh untuk menciptakan kondisi kelas yang kondusif sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik yaitu pemilihan strategi
pembelajaran Sanjaya 2006: 124. Apalagi pembelajaran SBK di SD yang menekankan pada pembelajaran praktik, seperti pada materi Karya Rancangan
Sendiri. Hal ini membutuhkan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat.
2.1.5 Materi Karya Rancangan Sendiri