KEEFEKTIFAN STRATEGI CATATAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI UNSUR CERITA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

(1)

KEEFEKTIFAN STRATEGI CATATAN TERBIMBING

TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI UNSUR CERITA

PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI

PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Ahmad Zakki Amani 1401409400

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013


(2)

ii  

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhannya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Tegal, 27 Juni 2013

Ahmad Zakki Amani


(3)

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Hari, tanggal : 8 Juli 2013

Tempat : Tegal

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. HY. Poniyo, M. Pd. Dra. Sri Sami Asih, M. Kes. 19510412 198102 1 001 19631224 198703 2 001

Mengetahui

Koordinator PGSD UPP Tegal

Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd. 19630923 198703 1 001


(4)

iv  

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Materi Unsur Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri

Pesarean 01 Kabupaten Tegal, oleh Ahmad Zakki Amani 1401409400, telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada tanggal 23 Juli 2013.

PANITIA UJIAN

Ketua Sekretaris

Drs. Hardjono, M. Pd. Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd. 19510801 197903 1 007 19630923 198703 1 001

Penguji Utama

Drs. Suwandi, M. Pd. 19580710 198703 1 003

Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2

Dra. Sri Sami Asih, M.Kes. Drs. HY. Poniyo, M.Pd. 19631224 198703 2 001 19510412 198102 1 001


(5)

muncul dalam hidup anda di masa depan (Prentice Mulford)

• Gagal itu menambah ilmu bila kau bisa mengambil hikmah, gagal sesungguhnya bila kau gagal mengambil pelajaran (Jamil Azaini)

• Jika kamu membiarkan rasa takut tumbuh lebih besar dari imanmu, maka kamu menghalangi impianmu menjadi kenyataan

Persembahan

Untuk Bapak, Ibu, adik-adik, Kakek, Nenek, Paman, Bibi, Ning Tias Prima Wilinda dan teman-teman mahasiswa PGSD angkatan 2009.


(6)

vi  

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi yang berjudul “Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Materi Unsur Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Negeri Semarang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini, tanpa peranan mereka penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

5. Drs. HY. Poniyo, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam menyusun skripsi.

6. Dra. Sri Sami Asih, M. Kes., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam menyusun skripsi.


(7)

8. Siswa Kelas V SD Negeri Pesarean 01.

9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Semoga amal baik dari orang-orang yang membantu dalam penulisan skripsi dapat diterima oleh Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tegal, 27 Juni 2013


(8)

viii  

ABSTRAK

Amani, Ahmad Zakki. Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Materi Unsur Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Drs. HY. Poniyo, M. Pd, II. Dra. Sri Sami Asih, M. Kes.

Kata Kunci: Catatan Terbimbing, Hasil Belajar, Keefektifan

Pelaksanaan penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia pada keterampilan menyimak materi unsur cerita. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang masih menggunakan strategi ekspositori. Kegiatan siswa hanya mendengarkan apa yang guru sampaikan sehingga mengakibatkan siswa bosan dan hasil belajar siswa aspek keterampilan menyimak tidak maksimal. Keadaan yang demikian mendorong peneliti untuk menerapkan alternatif strategi pembelajaran, yaitu strategi catatan terbimbing. Strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan menyimak, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini yaitu untuk menguji keefektifan strategi catatan terbimbing dibandingkan dengan penerapan strategi ekspositori.

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Pesarean 01 yang berjumlah 54 siswa. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VA sebanyak 21 siswa dan sampel kelas VB sebanyak 27 siswa. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi Experimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi wawancara tidak terstruktur, tes, dan dokumentasi. Sebelum diujikan instrumen penelitian diujicobakan kemudian dilanjutkan dengan menalisis instrumen. Analisis statistik instrumen yang digunakan yaitu korelasi product moment untuk uji validitas dan Cronbach’s Alpha untuk uji reliabilitas instrumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam mengolah data penelitian yaitu uji prasyarat analisis meliputi normalitas, homogenitas, dan analisis akhir.

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan membuktikan adanya perbedaan yang signifikan antara pembelajaran yang menerapkan strategi catatan terbimbing dengan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori. Ini dibuktikan dengan penghitungan uji independent sample t-test menggunakan SPSS versi 20, nilai thitung > ttabel yaitu 2,251 > 2,013 serta nilai signifikan yang kurang dari 0,05 yaitu

0,029. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaaan hasil belajar siswa kelas V yang signifikan antara pembelajaran dengan menerapkan catatan terbimbing dan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori. Hal ini menunjukkan strategi catatan terbimbing efektif untuk diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V materi unsur cerita. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada guru dan sekolah untuk menggunakan strategi catatan terbimbing sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat diterapkan di Sekolah Dasar.


(9)

JUDUL ………... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………....…. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………..……….. iii

PENGESAHAN KELULUSAN ……….. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………... v

PRAKATA ………... vi

ABSTRAK ………... viii

DAFTAR ISI ……….... ix

DAFTAR TABEL ……….... xii

DAFTAR GAMBAR ………..…….. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……….…… xiv

Bab 1. PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2 Identifikasi Masalah ……….. 7

1.3 Pembatasan Masalah ………. 8

1.4 Rumusan Masalah ………. 8

1.5 Tujuan Penelitian ……….. 9

1.5.1 Tujuan Umum ………... 9

1.5.2 Tujuan Khusus ……….. 10

1.6 Manfaat Penelitian ……… 10

1.6.1 Manfaat Teoritis ……….. 10

1.6.2 Manfaat Praktis ………. 11

2. TINJAUAN PUSTAKA ………. 13

2.1 Penelitian yang Relevan ……… 13

2.2 Landasan Teori ……….. 16


(10)

x  

2.2.2 Hakikat Pembelajaran ……… 17

2.2.3 Hasil Belajar Siswa ………... 18

2.2.4 Hakikat Bahasa Indonesia ………. 19

2.2.5 Pembelajaran Bahasa Indonesia ……… 21

2.2.6 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ……… 23

2.2.7 Keterampilan Menyimak ………...……….. 24

2.2.8 Materi Unsur Cerita ………...……… 25

2.2.9 Strategi Pembelajaran ………...……. 26

2.2.10 Strategi Catatan Terbimbing ……….. 28

2.2.11 Strategi Pembelajaran Ekspositori ………. 30

2.3 Kerangka Berpikir………. 31

2.4 Hipotesis ………... 34

3. METODOLOGI PENELITIAN ………... 35

3.1 Populasi dan Sampel ………. 35

3.1.1 Populasi ………. 36

3.1.2 Sampel ……….. 36

3.2 Desain Penelitian ……….. 37

3.3 Variabel Penelitian ……… 39

3.3.1 Variabel Terikat………. 39

3.3.2 Variabel Bebas………... 39

3.4 Data dan Teknik Pengumpulan Data ……… 40

3.4.1 Jenis Data ……….…….…….…….…….………. 40

3.4.2 Sumber Data ………...………... 41

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data ………...………. 42

3.5 Instrumen Penelitian ………. 44

3.5.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ……….. 44

3.5.2 Soal-Soal Tes ……… 45

3.6 Analisis Data ……….……… 49

3.6.1 Deskripsi Data ……….. 50

3.6.2 Uji Kesamaan Rata-rata ……… 50


(11)

4.1.1 Uji Validitas ………. 54

4.1.2 Uji Reliabilitas ………. 56

4.1.3 Analisis Taraf Kesukaran Soal ………..……... 57

4.1.4 Analisis Daya Pembeda Soal ……… 59

4.2 Pelaksanaan Pembelajaran ……… 61

4.2.1 Pembelajaran di Kelas Eksperimen ….………. 62

4.2.2 Pembelajaran di Kelas Kontrol ………..……….…….. 65

4.3 Deskripsi Data ………..……….………… 66

4.3.1 Deskripsi Data Pretes ………...………....………... 67

4.3.2 Deskripsi Data Postes ………...………....…………... 68

4.4 Hasil Penelitian ………. 70

4.5 Uji Prasayarat Analisis ……….………. 71

4.5.1 Uji Prasyarat Data pretes ………...………... 72

4.5.2 Uji Prasyarat Data postes ………...………... 75

4.6 Analisis Akhir (Uji Hipotesis) ……….……….……… 77

4.7 Pembahasan ……….…. 79

5. PENUTUP ………... 85

5.1 Simpulan ………... 85

5.2 Saran ………. 86

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………... 88


(12)

xii  

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kriteria Indeks Kesukaran Soal ……….………. 48

3.2 Klasifikasi Daya Pembeda Soal ……….………. 49

4.1 Hasil Uji Validitas Item Soal ……….. 55

4.2 Data Instrumen Soal yang Valid ……….………... 56

4.3 Hasil Uji Reliabilitas ……….……. 57

4.4 Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal ……… 58

4.5 Analisis Indeks Kesukaran 20 Butir Soal ……….……….. 59

4.6 Analisis Daya Pembeda Butir Soal ……… 60

4.7 Deskripsi Data Nilai Pretes ……….………... 68

4.8 Deskripsi Data Nilai Postes ……….………... 69

4.9 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kelompok Eksperimen …...………... 70

4.10 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kelompok Kontrol ………...……….. 71

4.11 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Data Pretes…….………..……... 73

4.12 Hasil Uji Normalitas Data Pretes ……….……….. 73

4.13 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes ……….……..……….……… 74

4.14 Hasil Uji Normalitas Data Postes ……….……….. 75

4.15 Hasil Uji Homogenitas Data Postes ……….……..……….……… 76


(13)

2.1 Kerangka Berpikir ………... 33 3.1 Desain penelitian ………..………... 38 4.1 Diagram Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa ………...………… 82 4.2 Diagram Perbandingan Rata-rata Nilai Hasil Belajar …………..…….. 83


(14)

xiv  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Siswa Kelas V ………...……… 88

2. Daftar Nama Sampel Siswa Kelas V A dan Kelas V B ………... 90

3. Daftar Hadir Siswa Kelas V A ……...……… 92

4. Daftar Hadir Siswa Kelas V B ………... 94

5. Silabus Pembelajaran ………. 96

6. Silabus Pengembangan Materi Unsur Cerita Kelas V ……..………… 98

7. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama ...………... 100

8. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama ...……… ………... 112

9. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua ……….……… 123

10. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua ……….…….…..……… 136

11. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ……….…….………. 147

12. Kisi-kisi Soal Tes ……….... 148

13. Soal Uji Coba Hasil Belajar Siswa ………. 154

14. Hasil Penilaian Validitas Logis ………... 163

15. Daftar Nilai Hasil Uji Coba ……… 186

16. Analisis Butir Nilai Hasil Uji Coba ……… 187

17. Hasil Penghitungan Uji Validitas ……… 188

18. Hasil Penghitungan Uji Reliabilitas ……… 199

19. Hasil Penghitungan Taraf Kesukaran ………. 200

20. Hasil Penghitungan Daya Pembeda ……… 201

21. Soal Hasil Belajar siswa ………...……….. 203

22. Daftar Nilai Pretes Kelas V A dan V B ………..……… 208

23. Hasil Uji Normalitas Data Pretes …...………….………... 209

24. Hasil Uji Homogenitas dan Uji-t Data Pretes .……… 211

25. Daftar Nilai Postes Kelas V A dan V B …….……… 212

26. Hasil Uji Normalitas Data Postes …...……….………... 214

27. Hasil Uji Homogenitas dan Uji-t Data Postes ……… 216


(15)

32. Surat izin penelitian………...……….. 223 33. Surat keterangan………...………...……… 224


(16)

 

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan bab pertama dari sebuah karya tulis yang berisi jawaban apa dan mengapa penelitian itu perlu dilakukan. Bagian ini memberikan gambaran mengenai topik penelitian yang hendak disajikan. Pada bab pendahuluan akan diuraikan mengenai hal-hal yang mendasari penulis melakukan penelitian. Bab ini terdiri dari: (1) Latar Belakang Masalah; (2) Identifikasi Masalah; (3) Pembatasan Masalah; (4) Rumusan Masalah; (5) Tujuan Penelitian; dan (6) Manfaat penelitian. Uraian selengkapnya sebagai berikut:

1.1

Latar Belakang Masalah

Standar proses untuk satuan dasar pendidikan dasar dan menengah merupakan salah satu standar yang dikembangkan sejak 2006 oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan pada 2007 diterbitkan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, yaitu Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007.

Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 telah menetapkan visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Dinyatakan visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.


(17)

 

Terkait dengan visi pendidikan nasional serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan telah ditetapkan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan siswa yang berlangsung sepanjang hayat. Proses pembudayaan dan pemberdayaan tersebut memerlukan guru yang mampu memberikan keteladanan, membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas siswa.

Ketercapaian Tujuan Pendidikan Nasional akan sangat dipengaruhi oleh kinerja guru. Guru merupakan ujung tombak dalam dunia pendidikan. Kualitas pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam merancang kegiatan pembelajaran. Untuk dapat merancang kegiatan pembelajaran yang berkualitas, maka dibutuhkan guru yang berkualitas. Seorang guru dikatakan berkualitas apabila guru tersebut telah memenuhi kompetensi pengajar. Guru hendaknya dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran menjadi paradigma pembelajaran. Rusman (2012: 4) menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa, guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.

Dalam kaitannya dengan penyelanggaraan pendidikan, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan bagi siswa berlangsung dalam satuan pendidikan yang terdiri dari jalur formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang


(18)

3

   

   

yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Salah satu pendidikan dasar di jalur formal yaitu Sekolah Dasar.

Rasyidi (1993) dalam Mikarsa (2009: 1.7) menyatakan bahwa Sekolah Dasar pada hakikatnya merupakan satuan atau unit lembaga sosial yang diberi tugas khusus oleh masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan dasar secara sistematis. Struktur dan muatan Kurikulum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilaksanakan di Sekolah Dasar memuat mata pelajaran wajib, muatan lokal, dan pengembangan diri. Mata pelajaran wajib di sekolah dasar meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan keterampilan serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.

Salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang memegang peranan penting dalam hal berkomunikasi dengan sesama manusia adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Santosa (2010: 3.17) menyatakan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar merupakan pembelajaran yang paling utama, terutama di kelas rendah. Karena dengan bahasa siswa dapat menimba ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta informasi yang ditularkan dari pendidik. Proses tersebut terjadi sejak awal belajar di sekolah. Mencermati hal itu maka guru sebagai pelaksana dan pengelola pembelajaran di sekolah, dituntut untuk dapat merancang, melaksanakan dan mengevaluasi aspek-aspek yang tercakup dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Untuk mencapai kompetensi hasil belajar Bahasa Indonesia yang telah dirumuskan secara nasional maka pembelajaran Bahasa Indonesia dikembangkan melalui empat aspek keterampilan berbahasa Indonesia. Empat keterampilan berbahasa tersebut yaitu berbicara, menyimak, menulis, dan


(19)

 

membaca. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa empat keterampilan berbahasa harus dikenalkan kepada siswa Sekolah Dasar sedini mungkin. Dengan keterampilan berbahasa siswa dapat menimba ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta informasi yang nantinya akan berguna bagi siswa di masa yang akan datang.

Salah satu keterampilan berbahasa yang penting di Sekolah Dasar yaitu keterampilan menyimak. Materi dalam silabus kelas V yang melatih keterampilan menyimak yaitu materi unsur cerita. Pembelajaran keterampilan menyimak pada materi unsur cerita diharapkan akan melatih keterampilan berpikir atau bernalar siswa sehingga siswa dapat menerima, memahami, mengidentifikasi dan mereaksi informasi yang diterimanya. Dengan demikian, siswa dapat menyampaikan kembali informasi tersebut melalui lisan (berbicara) atau tulisan (menulis) dengan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh pendengarnya. Brooks (1964) dalam Tarigan (2008: 3) menyatakan bahwa menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah secara langsung. Menyimak merupakan komunikasi tatap muka atau face to face communication. Oleh karena itu, dalam kegiatan menyimak dan berbicara melibatkan dua pihak yang saling berkaitan. Pihak pertama yang menyampaikan (pembicara) dan pihak kedua yang mendengarkan (pendengar). Jika salah salah satu pihak tidak dapat mendukung pihak yang lain maka kegiatan berbicara ataupun kegiatan menyimak tidak akan berjalan dengan baik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebaiknya guru dapat memberikan variasi dalam pembelajaran. Terutama pada saat guru penyampaikan meteri kepada siswa. Hal ini dilakukan agar dalam proses pembelajaran guru dapat membangkitkan antusias dan motivasi


(20)

5

   

   

siswa sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Tetapi, pada kenyataanya proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada umumnya menerapkan strategi ekspositori dengan metode ceramah yang dilakukan oleh guru di depan siswa. Strategi ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seseorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal. Strategi ekspositori merupakan bentuk strategi pembelajaran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan. Berdasarkan pengamatan pada pembelajaran menyimak khususnya materi unsur cerita, selama ini kegiatan pembelajarannya siswa hanya menyimak cerita yang disampaikan oleh guru. Kemudian diikuti dengan mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi unsur cerita dari cerita yang disampaikan oleh guru. Siswa dalam pembelajaran masih pasif dan masih berpusat pada guru (teacher centered). Pembelajaran yang berpusat pada guru apabila sering diterapkan dapat memberikan dampak buruk pada hasil belajar siswa. Hasil belajar dapat tercapai apabila guru dalam menyampaikan materi pelajaran tidak menjadikan siswa hanya sebagai obyek belajar, melainkan siswa sebagai subyek belajar, sehingga siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Berdasarkan kenyataan itu, perlu adanya suatu strategi yang dapat membuat siswa aktif dan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Siswa dapat terlibat secara langsung menyerap informasi dan menyatakan kembali hasil informasi yang diperolehnya sesuai kemampuan siswa.

Kemp (1995) dalam Sanjaya (2006: 124) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan


(21)

 

siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran meliputi berorientasi pada tujuan, aktivitas, individualitas, dan integritas.

Menurut peneliti strategi yang sesuai dengan materi unsur cerita dan memenuhi prinsip-prinsip umum penggunaan strategi yang telah disebutkan tadi adalah strategi catatan terbimbing. Catatan terbimbing dalam Bahasa Inggris diterjemahkan guided note taking. Zaini (2008: 33) menyatakan strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang menggunakan panduan (handout) yang berisi ringkasan poin-poin utama dari materi pelajaran, yang sebagian poin-poin penting tersebut dikosongkan untuk diisi oleh siswa ketika guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. Strategi pembelajaran catatan terbimbing dapat memfokuskan perhatian siswa dan membuat catatan siswa lebih teratur dan akuarat. Catatan terbimbing dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menangkap isi dari materi pembelajaran. Siswa harus aktif menanggapi ceramah yang diberikan oleh guru dengan mendengarkan, melihat, memikirkan dan menulis. Penerapan pada proses pembelajaran diawali dengan guru membagikan handout yang telah dipersiapkan kepada siswa. Handout tersebut sengaja dirancang oleh guru dengan mengosongkan bagian-bagian tertentu untuk kemudian diisi oleh siswa. Siswa dituntut untuk mendengarkan semua penjelasan dari guru agar dapat mengisi bagian yang telah dikosongkan dengan baik.


(22)

7

   

   

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pembelajaran menggunakan strategi catatan terbimbing pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita, dengan judul penelitian “Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Materi Unsur Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal”.

1.2

Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan suatu cara bagaimana melihat, menduga, memperkirakan, dan menguraikan serta menjelaskan apa yang menjadi masalah. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut:

(1) Proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 belum menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai khususnya pada materi unsur cerita.

(2) Guru masih mengajar dengan strategi ekspositori yaitu strategi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Guru hanya menyajikan materi pembelajaran dengan metode ceramah, pemberian tugas, dan tanya jawab sehingga kegiatan pembelajaran terasa membosankan bagi siswa.

(3) Kurangnya interaksi antar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa lebih banyak diam dan hanya memperhatikan penjelasan dari guru.

(4) Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang rendah, karena siswa hanya sebagai penerima pasif dalam proses pembelajaran.


(23)

 

1.3

Pembatasan Masalah

Karena banyaknya permasalahan yang terjadi, maka peneliti perlu membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal. Sesuai dengan judul penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V semester 2 di Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal.

2. Materi yang akan dikaji yaitu unsur cerita khususnya unsur instrinsik dalam cerita.

3. Variabel yang akan diteliti adalah strategi catatan terbimbing dan hasil belajar siswa terhadap materi unsur cerita.

4. Penelitian ini menekankan pada faktor keefektifan strategi catatan terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita.

1.4

Rumusan Masalah

Berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang efektif supaya hasil pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang telah dibuat. Munculah permasalahan utama dalam penelitian ini yang akan dipecahkan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada atau tidak ada perbedaan hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita dengan menerapkan strategi catatan terbimbing dengan pembelajaran yang menerapkan strategi


(24)

9

   

   

ekspositori?

2. Manakah yang lebih efektif antara pembelajaran yang menerapkan strategi catatan terbimbing dan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori pada materi unsur cerita?

1.5

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperolah setelah penelitian penelitian selesai atau sesuatu yang akan dicapai dalam sebuah penelitian. Perumusan Tujuan penelitian dibuat dengan mengacu pada masalah atau pertanyaan penelitian. Dengan demikian, antara tujuan dan masalah penelitian saling terkait. Rumusan tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang ditemukan. Adanya tujuan ini dimaksudkan pula agar apa yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini dapat diketahui dan dapat diukur tingkat keberhasilannya. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang terangkum dalam tujuan umum dan tujuan khusus penelitian. Tujuan umum dan tujuan khusus dalam penelitian ini selengkapnya dijelaskan sebagai berikut:

1.5.1 Tujuan Umum

Tujuan umum merupakan tujuan penelitian secara keseluruhan yang ingin dicapai melalui penelitian. Tujuan umum berisi tentang hal yang akan dicapai pada akhir penelitian. Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui keefektifan strategi catatan terbimbing dibandingkan dengan strategi ekspositori dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini masing-masing kelompok akan diberikan perlakuan. Kelompok eksperimen akan diberi perlakuan dengan menerapkan strategi catatan terbimbing dan kelompok kontrol akan diberi perlakuan dengan


(25)

  menerapkan strategi ekspositori.

1.5.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus adalah tujuan yang skalanya lebih sempit dibandingkan tujuan umum dan fokus tujuan yang ingin dicapai. Tujuan khusus penelitian ini yaitu:

(1)Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar siswa yang pembelajaranya menerapkan strategi catatan terbimbing dengan hasil belajar siswa yang pembelajaranya menerapkan strategi ekspositori pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita.

(2)Mengetahui manakah yang lebih efektif antara pembelajaran yang menerapkan strategi catatan terbimbing dan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori pada materi membaca intensif?

1.6

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menguraikan seberapa banyak manfaat dan kontribusi hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Manfaat penelitian atau penulisan dapat diuraikan secara terpisah. Kegunaan penelitian tersebut dapat diperinci lagi kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian. Penelitian yang telah dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat itu tidak hanya untuk peneliti sendiri, tetapi juga untuk pihak-pihak yang terkait didalamnya seperti siswa, guru dan sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Penjelasan tentang manfaat tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis


(26)

11

   

   

bersifat teori. Manfaat dalam bentuk teori yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu:

(1)Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kepada guru-guru di Sekolah Dasar tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi catatan terbimbing.

(2)Memberikan bahan kajian lebih lanjut kepada peneliti dan akademisi mengenai inovasi strategi pembelajaran, khususnya di bidang pendidikan dan penyelenggaraan pembelajaran.

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yang bersifat praktik dalam pembelajaran. Manfaat praktis atau fragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap obyek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi. Dalam penelitian ini manfaat praktis bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya untuk memperbaiki kinerja, terutama bagi sekolah, guru, siswa, dan orang yang akan melakukan penelitian lebih lanjut. Penjelasan selengkapnya mengenai manfaat praktis yang didapat melalui penelitian ini sebagai berikut:

1.6.2.1Bagi Siswa

Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan berbahasa dan berkomunikasi melalui penerapan strategi catatan terbimbing dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penerapan strategi pembelajaran yang inovatif dan kreatif oleh guru akan membangkitkan antusias dan sikap kritis siswa dalam mengikuti pelajaran. Sikap kristis inilah yang


(27)

 

akan menjadikan proses pembelajaran dapat berlangsung efektif dan akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

1.6.2.2Bagi Guru

Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu hasil dari penelitian dapat memacu guru untuk berkreasi dan berinovasi dalam pembelajaran serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guru untuk mengadopsi strategi pembelajaran catatan terbimbing dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan penelitian dan menumbuhkan budaya meneliti agar terjadi inovasi pembelajaran. Kesadaran guru akan budaya meniliti ini sangat diperlukan untuk membina dan membimbing disiplin belajar siswanya agar berkembang secara maksimal.

1.6.2.3Bagi Sekolah

Manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu hasil penelitian ini dapat memperkaya dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan guru-guru lain serta dapat memberikan kontribusi pada sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional, maka sekolah tersebut akan berkembang pesat. Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri.


(28)

 

13

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai kajian empiris, landasan teori, kerangka berpikir, serta hipotesis dari penelitian ini. Kajian empiris yaitu kajian mengenai penelitian-penelitian sejenis dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada bagian landasan teori akan diuraikan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Pada bagian ini juga akan diuraikan mengenai kerangka berpikir dilakukannya penelitian ini. Selain itu juga akan diuraikan mengenai hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut:

2.1

Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan berkaitan dengan penerapan strategi catatan terbimbing telah banyak dipublikasikan. Hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa strategi catatan terbimbing merupakan strategi pembelajaran yang efektif untuk diterapkan dalam berbagai mata pelajaran.

Penelitian eksperimen yang menguji keefektifan penerapan strategi catatan terbimbing salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Satri Yuda (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Guided Note Taking Disertai Kuis Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Sijunjung”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 5 Sijunjung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sehingga terpilih kelas VIII C sebagai


(29)

 

kelas eksperimen dan kelas VIII A sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol. Sedangkan simpangan bakunya lebih tinggi kelas kontrol daripada kelas eksperimen. Pengujian Hipotesi dengan uji Mann Whitney diperoleh z sebesar -3,73 dan di tabel z ≤ -3,73 mempunyai peluang sebesar p < 0,00011. Karena p ini lebih kecil daripada α= 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe guided note taking disertai kuis lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada kelas VIII SMPN 5 Sijunjung Tahun Pelajaran 2012/2013.

Penelitian Eksperimen yang dilakukan oleh Muthoharoh (2009) dengan judul penelitian “Efektivitas Strategi Guided Note Taking dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif Bidang Studi Fiqih Siswa Kelas VIII SMP YPM 5 Sumput Driyorejo Gresik”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP YPM 5 Sumput Driyorejo Gresik tahun Pelajaran 2008-2009 sebanyak 267 siswa yang terdiri dari delapan kelas (VIII A-VIII E). Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB (40 siswa) sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VIII C (40 siswa) sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara peningkatan kemampuan kognitif siswa kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Perbedaan ini dapat dilihat dari meningkatnya skor rata-rata kelompok Eksperimen dari 7,325 (Pretes) menjadi 8,45 (Postes) dan kelompok kontrol dari 7,225 (Pretes) menjadi 7,775 (Postes). Ini menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,675. Dalam hasil perhitungan Uji t


(30)

15

   

   

diperoleh to sebesar 3,341. Angka ini jauh lebih besar dibanding t pada taraf signifikansi 5% yaitu 2,64 dan taraf signifikansi 1% yaitu 1,99 (1,99 < 3,341 > 2,64). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi Guided Note Taking cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif bidang studi Fiqih siswa Kelas VIII SMP YPM 5 Sumput Driyorejo.

Penelitian Eksperimen yang dilakukan oleh Nurhadi (2011) dengan judul penelitian “Penggunaan Strategi Guided Note Taking dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Pontianak”. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan bentuk quasi eksperimental, pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian nonrandomized pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa siswi kelas VIII SMP Muhammadiyah Pontianak. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang tidak menggunakan strategi guided note taking dengan kelas yang menggunakan strategi guided note taking. Hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan strategi guided note taking mengalami peningkatan yang lebih besar dibanding hasil belajar siswa pada kelas yang tidak menggunakan strategi guided note taking yaitu KK=11,05, KE=18,50. Perbedaan peningkatan sebesar 7,45. Simpulan dari hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa penggunaan strategi guided note taking memberikan pengaruh lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran PAI di kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Pontianak.

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Binti Mucholifah (2012) dengan judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Pembelajaran


(31)

 

Aktif Note Taking di Kelas V SDN Bawang 3 Kota Kediri”. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan Pembelajaran Aktif Note Taking pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata keaktifan siswa pada siklus 1 pertemuan 1 adalah 52,2 pertemuan 2 adalah 53,3. Pada siklus 2 pertemuan 1 adalah 59,5 pada pertemuan 2 adalah 65,2. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat mulai dari siklus 1, yaitu 28 siswa mencapai nilai di atas KKM dan pada siklus 2 sebanyak 40 siswa mencapai nilai di atas KKM. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan Pembelajaran Aktif Note Taking dapat meningkatkan hasil belajar IPS di Kelas V SDN Bawang 3 Kota Kediri. Peningkatan hasil belajar dibuktikan dengan adanya peningkatan aktifitas dan hasil belajar.

2.2

Landasan Teori

Landasan teori merupakan dasar-dasar teori yang melandasi suatu penelitian. Landasan teori dari suatu penelitian atau karya ilmiah sering juga disebut sebagai studi literatur atau tinjauan pustaka. Karya tulis yang baik adalah karya tulis yang sesuai dengan hasil riset. Melalui penelitian atau kajian teori diperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-pendapat para ahli, kemudian dirumuskan pada pendapat baru. Selain itu, pada bagian ini juga dibahas temuan-temuan penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa landasan teori. Landasan teori yang melandasi penelitian ini dijelaskan sebagai berikut

2.2.1 Pendidikan


(32)

17

   

   

Mikarsa (2009: 1.2) menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Munib (2009: 28) menyatakan pendidikan adalah suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuannya, nilai serta sikapnya, dan keterampilannya. Tardif (1987) dalam Syah (2004: 10) menyatakan pendidikan adalah seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman hidup. Loed (1989) dalam Syah (2004: 10) menyatakan pendidikan merupakan perbuatan atau proses untuk memperoleh pengetahuan. Tilaar (1999) dalam Mikarsa (2009: 1.4) menyatakan pendidikan adalah suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, dan global.

Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh guru untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu berinteraksi dengan lingkungan. Selain itu, pembelajaran dilakukan untuk membekali pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada orang yang lebih muda agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

2.2.2 Hakikat Pembelajaran

Briggs (1992) dalam Rifa’i (2009: 191) menyatakan pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Hamdani (2011:23) menyatakan aliran behavioristik mendeskripsikan


(33)

 

pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Sedangkan Gagne (1981) dalam Rifa’i (2009: 192) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal siswa yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan siswa memproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Proses pembelajaran menurut Rifa’i (2009: 193) merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lainnya. Dalam proses komunikasi itu dapat dilakukan secara verbal (lisan), dan dapat pula secara nonverbal, seperti penggunaan media komputer dalam pembelajaran. Namun demikian, apapun media yang digunakan dalam pembelajaran, inti pembelajaran ditandai oleh serangkaian kegiatan komunikasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa belajar mengajar yang di dalamnya terjadi interaksi antara siswa dengan siswa maupun guru dengan siswa secara aktif baik secara verbal maupun nonverbal. Proses interaksi yang berlangsung itu ditandai dengan adanya komunikasi aktif baik secara verbal atau nonverbal yang dilakukan oleh guru dan siswa. Pembelajaran dapat berlangsung jika terdapat komponen-komponen pembelajaran, yaitu siswa, guru, rencana pembelajaran, dan tujuan pembelajaran

2.2.3 Hasil Belajar Siswa

Rifa’i (2009: 85) menyatakan hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka


(34)

19

   

   

perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Suprijono (2009: 5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Artinya, hasil belajar tidak dilihat secara terpisah melainkan secara keseluruhan dari beberapa aspek. Menurut Bloom dalam Rifa’i (2009: 86) menyatakan hasil belajar siswa mencakup tiga ranah belajar yaitu:

(1) Ranah Kognitif: berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif sendiri mencakup kategori: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehensif), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation), (2) Ranah Afektif: berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah afektif dalam belajar mencakup kategori: penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan pembentukan pola hidup (organization by a value complex). (3) Ranah Psikomotorik: tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Ketegori jenis perilaku untuk ranah psikomotor yaitu: persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided respons), gerakan terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex overt response), penyesuaian (adaptation), dan kreativitas (originallity).

Dari beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh dari kegiatan belajar berupa pengetahuan, sikap, dan perilaku. Hasil tersebut diperoleh setelah siswa melakukan suatu aktivitas dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya aktivitas, maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya hasil yang dicapai siswa rendah.

2.2.4 Hakikat Bahasa Indonesia

Santosa (2010: 1.2) menyatakan bahasa secara universal yaitu suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia


(35)

 

dari makhluk lainnya. Ujaran manusia itu menjadi bahasa apabila dua orang atau lebih menetapkan bahwa seperangkat bunyi itu memiliki arti yang serupa. Tarigan (2008: 19) menyatakan bahasa adalah suatu sistem pola-pola yang kompleks dan suatu struktur dasar. Di dalamnya terdapat ketentuan-ketentuan individual yang bekerja bersama-sama dengan kesatuan-kesatuan lainnya. Kridalaksana (1983) dalam Tarigan (2005: 2.42) menyatakan bahasa adalah suatu sistem lambang yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Berdasarkan definisi tersebut bahasa memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) bahasa bersifat sistematik yang terdiri atas seperangkat aturan, (2) bahasa bersifat simbolik yang terdiri atas lambang-lambang yang memiliki konsep atau arti tertentu, (3) bahasa bersifat arbitrer atau manasuka, (4) bahasa bersifat konvensional, (5) bahasa merupakan sarana ekspresi diri dan interaksi sosial, (6) bahasa merupakan identitas suatu kelompok masyarakat.

Moulton (1974) dalam Adejimola (2008: 201) menyatakan definisi lain dari bahasa yaitu:

Defines language as a wonderful and rich vehicle for communication. This scholar explains that language can be used to express wishes and commands, covey truths and lies and impact on our listeners in many ways. In other words, language is seen as the most ingenious, flexible, and productive means of communicating.

Maksud pernyataan tersebut yaitu bahasa sebagai ujaran yang indah dan kaya untuk komunikasi. Moulton juga menjelaskan bahwa bahasa dapat digunakan untuk mengekspresikan keinginan dan perintah, kebenaran dan kebohongan dan berdampak kepada para pendengar dalam berbagai cara. Dengan kata lain bahasa dipandang sebagai cara yang paling cerdik, fleksibel dan berkomunikasi yang produktif.


(36)

21

   

   

Di dunia ini ada berbagai macam bahasa yang digunakan oleh masing-masing negara sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Bangsa Indonesia sendiri menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Muslich (2010: 48) menyatakan dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional atau lambang kebangsaan. Sedangkan dalam kedudukannya sebagai alat pemersatu, Bahasa Indonesia berfungsi untuk mempersatukan berbagai daerah dan suku yang sebelumnya telah memiliki bahasa daerah masing-masing. Jadi setiap warga negara Indonesia selain menggunakan bahasa daerah, diharapkan juga mampu menggunakan Bahasa Indonesia secara tepat dalam kehidupan sehari-hari.

Dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu alat komunikasi antar manusia berupa sistem bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap). Melalui bahasa setiap manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Bahasa memiliki fungsi sebagai sarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknogi. Selain itu bahasa digunakan sebagai alat untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan, serta mempengaruhi dan dipengaruhi. Begitupun dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mempunyai fungsi yang sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia. Di antaranya yaitu sebagai lambang kebanggan, lambang identitas nasional serta alat pemersatu berbagai suku yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda.

2.2.5 Pembelajaran Bahasa Indonesia

Proses belajar yang dilakukan siswa terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guna


(37)

 

membangkitkan siswa untuk belajar. Rusman (2012: 134) menyatakan belajar adalah proses perubahaan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Solchan (2011: 1.30) menyatakan siswa belajar dengan menggunakan tiga cara, yaitu melalui pengalaman, pengamatan, dan bahasa. Dengan cara-cara itu, siswa belajar melalui kehidupan mereka dengan menggali dan menemukan pengalaman dan pengetahuan baru secara aktif. Dalam kaitannya dengan belajar bahasa di sekolah, guru perlu memahami bahwa sebelum masuk ke sekolah, siswa telah belajar bahasa melalui komunitasnya. Mereka belajar keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) karena didorong oleh kebutuhan untuk memahami dan dipahami.

Santosa (2010: 5.18) menyatakan pembelajaran bahasa adalah proses memberi rangsangan belajar berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa. Solchan (2011: 1.31) menyatakan seseorang mempelajari bahasa dengan fokus pada penguasaan kemampuan berbahasa atau kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang digunakannya. Kemampuan tersebut melibatkan dua hal, yaitu: (1) kemampuan untuk menyampaikan pesan, baik secara lisan maupun tertulis, (2) kemampuan memahami, menafsirkan, dan menerima pesan, baik yang disampaikan secara lisan maupun tertulis.

Tarigan (2005: 3.26) menyatakan pembelajaran Bahasa Indonesia secara umum diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi harus didukung kemampuan siswa dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran yang berfokus pada kebahasaan, penggunaan, pemahaman, dan apresiasi sastra juga harus diarahkan untuk


(38)

23

   

   

menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan berbahasa dengan bahasa yang baik dan benar.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai arah atau tujuan pembelajaran bahasa, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa berfokus pada upaya pencapaian kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang digunakannya. Begitupun dengan pembelajaran Bahasa Indonesia, secara umum diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Kemampuan berkomunikasi harus didukung kemampuan siswa dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

2.2.6 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Tarigan (2005: 4.4) menyatakan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar memiliki nilai penting. Pada jenjang inilah pertama kalinya pengajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan secara berencana dan terarah. Kesempatan ini dapat digunakan oleh guru untuk menumbuhkan hal-hal berikut:

(1) rasa memiliki, mencintai dan bangga akan Bahasa Indonesia pada diri siswannya; (2) pengetahuan dasar Bahasa Indonesia seperti, segi bentuk, makna dan fungsi, serta dapat menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, keperluan, dan keadaan; (3) kemampuan siswa menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial; (4) disiplin dalam berpikir dan berbahasa para siswanya; (5) kemampuan menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa siswa-siswanya.

Solchan (2011: 1.31) menyatakan Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa Sekolah Dasar pada dasarnya bertujuan untuk membekali mereka dengan


(39)

 

kemampuan berkomunikasi. Selain itu dapat membekali siswa Sekolah Dasar menerapkan Bahasa Indonesia dengan tepat untuk berbagai tujuan. Pembelajaran Bahasa Indonesia berfokus pada penguasaan berbahasa agar dapat diterapkan pada berbagai keperluan dalam berbagai situasi. Agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik maka siswa perlu menguasai kaidah bahasa dengan baik.

Jadi dapat disimpulkan pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembangan anak terutama siswa Sekolah Dasar. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pendidikan Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Kemampuan berkomunikasi yang baik dan benar akan menentukan siswa untuk memiliki pengetahuan, keterampilan berbahasa serta akan memudahkan untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Sehingga manfaatnya akan membantu perkembangan siswa dalam berhubungan dan beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.

2.2.7 Keterampilan Menyimak

Tarigan (2008: 31) menyatakan menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi. Selaras dengan pernyataan Santosa (2010: 7.14) yang menyatakan bahwa dalam kegiatan menyimak, diperlukan pemusatan perhatian secara terus menerus agar penyimak dapat menangkap ide pokok dari suatu


(40)

25

   

   

pembicaraan. Sedangkan Tarigan (2008: 37) menyatakan secara umum tujuan menyimak adalah memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang akan disampaikan pembicara melalui ujaran.

Hunt (1981) dalam Tarigan (2008: 58) menyatakan fungsi menyimak antara lain: (1) memperoleh informasi, (2) menyimak agar dalam hubungan antarpribadi lebih efektif, (3) mengumpulkan data agar dalam setiap keputusan yang diambil masuk akal, (4) memberikan responsi yang tepat terhadap apa yang didengar.

Tarigan (2008: 37) menyatakan menyimak terdiri atas dua jenis kegiatan yaitu menyimak ekstensif dan menyimak intensif. Penjelasan mengenai menyimak ekstensif dan menyimak intensif sebagai berikut:

(1) Menyimak ekstensif merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya. Jenis kegiatan menyimak ekstensif terdiri atas menyimak sekunder, menyimak sosial, menyimak estetika, dan menyimak pasif. (2) Menyimak Intensif merupakan kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, penuh konsentrasi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Jenis kegiatan menyimak intensif terdiri atas menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak eksploratif, menyimak interogatif, menyimak selektif, dan menyimak kreatif.

Tarigan (2008: 63) menyatakan dalam kegiatan menyimak ada tahapan yang harus dilakukan oleh penyimak agar penyimak benar-benar memahami informasi yang disimaknya. Tahapan itu adalah: (1) tahap mendengar, (2) tahap memahami, (3) tahap menginterpretasi, (4) tahap mengevaluasi dan (5) tahap menanggapi.

Dari beberapa pengertian menyimak dapat disimpulkan bahwa menyimak merupakan kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan yang dilakukan


(41)

 

dengan sengaja dan penuh konsentrasi. Dalam menyimak membutuhkan pemahaman, apresiasi, interprestasi, reaksi dan evaluasi untuk memperoleh pesan, informasi, menangkap isi, dan merespon makna yang terkandung didalamnya.

2.2.8 Materi Unsur Cerita

Dalam sebuah cerita terdapat beberapa unsur yang membangun cerita tersebut. Struktur cerita dibentuk dari unsur intrinsik dan unsur ektrinsik. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar materi unsur cerita disajikan lebih sederhana. Penulis lebih mengkaji pada unsur intrinsik cerita. Aminuddin (1984) dalam Siswanto (2008: 142-162) menyebutkan unsur-unsur intrinsik cerita tersebut meliputi:

(1) Tokoh: merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa peristiwa itu menjalin suatu cerita. Sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan. Tokoh dapat dibedakan atas tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang wataknya disukai pembacanya. Sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang wataknya tidak disukai pembacanya; (2) Watak: merupakan sifat, sikap, tingkah laku atau watak-watak tertentu yang dimiliki oleh tokoh. Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan disebut perwatakan; (3) Latar cerita (Setting): merupakan segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, latar waktu, latar sosial, dan latar suasana; (4) Sudut pandang atau titik pandang: merupakan cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkanya. Sudut pandang meliputi narrator omniscient, narrator observer, narrator observer omniscient, dan narrator the third person omniscient; (5) Gaya bahasa: merupakan cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca; (6) Alur (Plot): merupakan urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Tahapan-tahapan peristiwa terdiri atas pengenalan, konflik, komplikasi, klimaks, peleraian, dan penyelesaian; (7) Tema: merupakan ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang diciptakannya. Tema memiliki


(42)

27

   

   

keterkaitan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya; (8) Amanat: merupakan gagasan yang mendasari karya satra, pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang untuk pembaca melalui karyanya. Dalam karya sastra modern amanat biasanya disampaikan secara tersirat.

2.2.9 Strategi pembelajaran

Hamdani (2011: 18) menyatakan secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh orang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Sedangkan Joni (1983) dalam Hamdani (2010: 18) menyatakan bahwa strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

David (1976) dalam Sanjaya (2006: 124) menyatakan pada dunia pendidikan strategi diartikan sebagai “a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal”. Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Sanjaya (2006: 124) menyatakan ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian tindakan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya (kekuatan) dalam pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, maksudnya arah dari semua keputusan pemilihan strategi adalah untuk mencapai tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum memilih suatu strategi pembelajaran, perlu dirumuskan tujuan yang jelas dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam penerapan suatu strategi.


(43)

 

Kemp (1995) dalam Sanjaya (2006: 124) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dick and Carey (1985) dalam Sanjaya (2006: 124) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.

Dari berbagai pendapat mengenai strategi pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu siasat yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal ini mengharuskan guru untuk memiliki kemampuan memahami kesulitan belajar siswa. Sehingga guru dapat memilih strategi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan siswa. Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas daripada metode dan teknik. Artinya, metode atau prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran

2.2.10 Strategi Catatan Terbimbing

Dalam Bahasa Inggris strategi catatan terbimbing diterjemahkan menjadi strategi guided note taking (Silberman 2009: 108). Strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang berasal dari active learning. D’Silva (2010: 77) mendefinisikan pengertian active learning, dengan menyatakan:

Active learning refers to models of instruction that focus the responsibility of learning on students by allowing students to engage in learning that promotes higher-order thinking. Strategically designed active learning is critical for the overall development of graduate students towards life-long learning.


(44)

29

   

   

Maksud dari pernyataan tersebut bahwa, pembelajaran aktif mengacu pada model instruksi yang memusatkan tanggung jawab belajar pada siswa dengan membiarkan siswa terlibat dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan daya pikir. Pembelajaran aktif secara strategis dirancang untuk seluruh pengembangan siswa lulusan ke arah pembelajaran sepanjang hayat.

Strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang menekankan pada kemampuan siswa dalam menangkap poin-poin penting dengan cara memberikan panduan berupa kisi-kisi yang belum sempurna agar metode ceramah yang dibawakan guru lebih mendapatkan perhatian siswa. Panduan berupa kisi-kisi ini disebut dengan handout note taking, yaitu handout yang isinya berupa kisi-kisi atau poin-poin penting berupa titik-titik yang harus diisi siswa selama proses pembelajaran. Silberman (2009: 108) menyatakan bahwa catatan terbimbing merupakan strategi di mana guru menyediakan formulir atau lembar (handout) yang telah dipersiapkan untuk membuat catatan sewaktu guru mengajar.

Tujuan penerapan strategi catatan terbimbing secara umum yaitu: (1) mengfokuskan perhatian siswa pada poin-poin penting, (2) menciptakan kerjasama antar anggota dalam kelompok ketika metode tersebut dilakukan secara kelompok, (3) menciptakan interaksi persepsi antar anggota kelompok dalam menangkap poin-poin dalam teks lisan yang mereka simak atau dengarkan.

Langkah-langkah strategi catatan terbimbing menurut Silberman (2009: 108) dalam penerapannya mempunyai langkah-langkah atau prosedur, sebagai berikut:


(45)

 

(1)Persiapkan sebuah handout yang menyimpulkan poin-poin penting dari sebuah materi yang disampaikan melalui ceramah.

(2)Kosongkan sebagian dari poin-poin yang anda anggap penting sehingga akan terdapat ruang-ruang kosong dalam panduan tersebut.

(3)Salah satu cara untuk mengosongkan poin-poin penting yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mengosongkan kata-kata kunci dalam paragraf pendek. Contoh:

Pada sataat ini, para manajer sering menghadapi berbagai persoalan seperti hukum ..., tingginya ..., dan ... kualitas pelayanan. Solusi manajemen tradisional seringkali cenderung seperti ... untuk menghasilkan ... persoalan baru untuk satu persoalan yang sudah dipecahkan.

(4)Bagikan handout yang anda buat kepada siswa. Jelaskan bahwa anda sengaja menghilangkan beberapa poin penting dalam handout dengan tujuan agar peserta didik tetap berkonsentrasi mendengarkan pelajaran yang akan anda sampaikan.

(5)Setelah selesai menyampaikan materi, minta siswa untuk membacakan hasil catatannya.

(6)Berikan klarifikasi.

Apabila guru menerapkan strategi catatan terbimbing dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, selain dapat memfokuskan perhatian siswa pada saat guru menjelaskan materi, melalui strategi ini guru juga dapat membantu mengembangkan kemampuan menyimak siswa yang secara tidak langsung membantu perkembangan bahasa siswa. Sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar terutama siswa kelas tinggi yang menurut Kurnia (2007: 21), bahwa pada usia ini siswa mengalami perkembangan bahasa terutama kemampuan berbicara dan penguasaan kosa kata yang mengalami peningkatan secara pesat.  Strategi ini memfokuskan pada kemampuan menyimak siswa. Apabila kemampuan menyimak siswa baik maka pemahaman siswa terhadap bahasa akan


(46)

31

   

   

baik pula. Hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan penguasaan kosa kata dan akan berdampak pada kelancaran siswa dalam berbicara.

2.2.11 Strategi Pembelajaran Ekspositori

Killen (1998) dalam Sanjaya (2006: 177) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung. Hal ini berarti dalam strategi ekspositori materi pembelajaran disampaikan langsung tanpa memperhatikan tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sanjaya (2006: 177) maenyatakan strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru. Pada strategi ekspositori guru memiliki peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, gaya komunikasi strategi pembelajaran ekspositori lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru. Strategi ini dipengaruhi oleh aliran belajar behavioristik yang menekankan pada pemahaman bahwa perilaku manusia pada dasarnya keterkaitan antara stimulus dan respon.

Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan kemampuan mengelola kelas, tanpa itu sudah pasti proses pembelajaran tidak mungkin berhasil. Jadi pada strategi pembelajaran ini keberhasilan proses pembelajaran sangat tergantung pada guru. Siswa dianggap sebagai suatu gelas kosong yang harus diisi dengan berbagai konsep dan keterampilan dari guru. Hal ini dapat berakibat tingkat kreatifitas anak tidak


(47)

 

berkembang. Karena mereka hanya diajarkan untuk mengikuti dan menirukan apa yang diajarkan oleh guru.

2.3

Kerangka Berpikir

Mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat macam standar kompetensi yaitu membaca, mendengarkan, berbicara, dan menulis. Keempat standar kompetensi itu harus diberikan kepada siswa dengan alokasi waktu yang memadai. Untuk bisa menyampaikan standar kompetensi tersebut kepada siswa, diperlukan kemampuan dari guru dalam memilih pendekatan, strategi, model maupun metode secara tepat dan efektif. Mencermati hal itu maka guru sebagai pelaksana dan pengelola pembelajaran di sekolah, dituntut untuk dapat merancang, melaksanakan dan mengevaluasi aspek-aspek yang tercakup dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Namun pada kenyataannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh guru diantaranya adalah masalah keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas yang berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran umumnya guru menerapkan strategi ekspositori dengan metode ceramah yang dilakukan di depan siswa. Strategi ekspositori adalah strategi yang berpusat pada guru. Dalam strategi ini kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga siswa cenderung pasif dan kurang ada timbal balik dari siswa. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan belajar untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.


(48)

33

   

   

Strategi catatan terbimbing merupakan salah satu dari strategi dalam pembelajaran aktif. Alasan memilih strategi ini karena strategi ini cocok diterapkan pada kelas besar maupun kelas kecil. Strategi ini cocok diterapkan pada materi yang berupa fakta-fakta, uraian-uraian, penjelasan, maupun langkah-langkah. Strategi catatan terbimbing merupakan strategi dengan menggunakan handout note taking. Handout note taking adalah handout yang berisi poin-poin penting yang berupa titik-titik kosong. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa mengisi titik-titik pada handout note taking yang telah dipersiapkan oleh guru. Handout tersebut berfungsi sebagai alat bantu agar proses pembelajaran menjadi lebih mudah, cepat, dan perhatian siswa tetap fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Selain penggunaan strategi catatan terbimbing lebih efisien dalam penggunaan alokasi waktu, diyakini dengan penerapan strategi catatan terbimbing dapat meningkatkan keaktifan siswa yang

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Sekolah Dasar pada pembelajaran menyimak materi unsur cerita. Berdasarkan pemikiran yang dikemukakan di atas, pemikiran dapat digambarkan melalui bagan berikut:


(49)

 

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

2.4

Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.

Pada penelitian ini diharapkan hipotesis nihil (Ho) ditolak atau hipotesis alternatif (Ha) diterima yaitu ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang menerapkan strategi catatan terbimbing dengan yang menerapkan strategi

Sampel Kelompok

Eksperimen

Kelompok Kontrol

Strategi Catatan Terbimbing

Strategi Ekspositori

Hasil Belajar Siswa

Hasil Belajar Siswa

dibandingkan

Ada perbedaan atau tidak ada perbedaan hasil belajar siswa yang pembelajarannya menerapkan strategi catatan terbimbing dan yang menggunakan strategi ekspositori.


(50)

35

   

   

ekspositori. Alasannya karena strategi catatan terbimbing lebih mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dibandingkan dengan strategi ekspositori, sehingga hasil belajar antara kelompok yang menerapkan strategi catatan terbimbing dengan kelompok yang menerapkan strategi ekspositori. Mengacu pada landasan teori dan kerangka berpikir, maka diajukan hipotesis dalam penelitian sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara siswa yang mendapatkan strategi catatan terbimbing dan siswa yang mendapatkan strategi ekspositori pada materi unsur cerita.

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara siswa yang mendapatkan strategi catatan terbimbing dan siswa yang mendapatkan strategi ekspositori pada materi unsur cerita.


(51)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentuyang memerlukan jawaban. Metode penelitian dalam penelitian ini meliputi: (1) Populasi dan sampel; (2) Desain penelitian; (3) Variabel penelitian; (4) Data dan teknik pengumpulan data; (5) Instrumen penelitian; dan (6) Analisis data.

3.1

Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel merupakan sumber utama untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam mengungkapkan fenomena atau realitas yang dijadikan fokus dalam suatu penelitian. populasi dan sampel yang dijadikan objek penelitian harus memiliki kejelasan baik dari ukuran maupun karakteristiknya. Kejelasan populasi dan ketepatan pengambilan sampel dalam penelitian akan menentukan validitas proses dan hasil penelitian. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V di SD Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Kelas yang digunakan di Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal merupakan kelas paralel yang terbagi menjadi kelas VA dan kelas VB. Populasi dan sampel dalam penelitian ini selengkapnya dijelaskan sebagai berikut:


(52)

37

   

   

3.1.1 Populasi

Sugiyono (2011: 119) menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Anggota populasi terdiri dari dua kelas yaitu kelas paralel dengan jumlah populasi 54 siswa, yang terbagi menjadi Kelas V A berjumlah 24 siswa dan kelas V B berjumlah 30 siswa. Data selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 1. Dasar pemilihan populasi karena SD Negeri Pesarean 01 memiliki kelas paralel sehingga karakteristik pembelajaran dan kemampuan awal siswa kedua kelas tersebut sebanding dan tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Jika kedua kelas tersebut memiliki rata-rata kemampuan awal yang berbeda maka penelitian tidak dapat dilanjutkan pada kedua kelas tersebut.

3.1.2 Sampel

Sugiyono (2011: 81) menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling. Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi tiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono 2011: 120).

Cara pengambilan sampel menggunakan simple random sampling, yaitu cara pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa


(53)

 

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono 2011: 122). Sampel dalam penelitiaan ini yaitu kelas V A sebagai kelas eksperimen dan kelas V B sebagai kelas kontrol. Ukuran sampel ditentukan dengan asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Selanjutnya jumlah anggota sampel ditentukan menggunakan Tabel Krecjie dengan taraf kesalahan 5% (Sugiyono 2011: 131). Untuk mengetahui jumlah sampel dari tiap kelas, menggunakan rumus sebagai berikut: Sampel tiap kelas = X jumlah sampel dalam tabel Krecjie. Cara menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah jumlah populasi 54 siswa dengan taraf kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya 48. (lihat tabel Krecjie pada lampiran 28). Jadi jumlah sampelnya adalah:

Kelas V A = = 21, 33 = 21 siswa. Kelas V B = = 26,66 = 27 siswa.

Setelah melakukan perhitungan dengan rumus tersebut, diketahui sampel yang berasal dari kelas V A sebanyak 21 siswa kelas V B sebanyak 27 siswa.

3.2

Desain Penelitian

Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan penelitian. Pola desain penelitian dalam setiap disiplin ilmu memiliki kekhasan masing-masing, namun prinsip-prinsip umumnya memiliki banyak kesamaan. Desain penelitian memberikan gambaran tentang prosedur untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi Experimental Design. Quasi experimental design merupakan


(54)

39

   

   

pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang memengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono 2010: 114). Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Bentuk Quasi Experimental Design yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian ini diambil dengan pertimbangan penelitian ini adalah penelitian sosial. Sehingga sangat sulit untuk mengontrol semua variabel yang memungkinkan berpengaruh pada penelitian ini. Desain penelitian dapat diliahat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

O1 : kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan.

O3 : kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan.

X : perlakuan yang diberikan.

O2 : kelompok eksperimen yang diberi perlakuan strategi catatan terbimbing.

O4 : kelompok kontrol yang diberikan perlakuan strategi ekspositori.

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang kemudian diberi pretes untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara masing-masing kelompok. Setelah itu kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan (X) disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan (X) disebut kelompok kontrol. (X) dalam hal ini

O1 X O2


(55)

 

dimaknai sebagai strategi catatan terbimbing. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menerapkan strategi catatan terbimbing selama pembelajaran. Sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan penerapan strategi catatan terbimbing selama pembelajaran, melainkan strategi ekspositori.

3.3

Variabel Penelitian

variabel penelitian adalah suatu obyek, sifat, atribut, nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Setiap permasalahan penelitian harus mengandung variabel yang jelas sehingga memberikan gambaran dan atau informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini meliputi variabel terikat dan variabel bebas. Kedua variabel tersebut selengkapnya akan dijelaskan sebagai berikut:

3.3.1 Variabel Terikat

Variabel terikat atau variabel respons (dependent variable) yakni variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas. Variabel ini diukur sebagai akibat adanya manipulasi pada variabel bebas serta memiliki fungsi yang tergantung pada variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar Bahasa Indonesia materi unsur cerita siswa kelas V A SD Negeri Pesarean 01 yang menggunakan strategi catatan terbimbing (kelas eksperimen) dan hasil belajar siswa kelas V yang tidak menggunakan strategi catatan terbimbing (kelas kontrol).


(56)

41

   

   

Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Variabel ini juga sering disebut sebgai variabel Stimulus, Prediktor, antecendent. Dalam SEM (Structural Equation Modeling)variabel independen disebut variabel eksogen. Variabel bebas pada penelitian ini adalah penerapan strategi catatan terbimbing yang dipraktikkan pada pembelajaran kelompok eksperimen yaitu siswa kelas VA SD Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal.

3.4

Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data adalah keterangan mengenai sesuatu hal yang berupa himpunan fakta, angka, kata, huruf-huruf, gambar, dan sebagainya. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah untuk menguji hipotesis. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data sesuai standar data yang ditetapkan. Setiap teknik pengumpulan data akan menghasilkan data yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan berbagai teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai jenis data, sumber data, dan teknik pengumpulan data.

3.4.1 Jenis Data

Data yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata atau berwujud pernyataan verbal, kalimat, gambar dan bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka


(57)

 

atau data kualitatif yang diangkakan dan bukan dalam bentuk pernyataan verbal. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa hasil pretes (tes awal) dan postes (tes akhir) kelas kontrol dan kelas eksperimen.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data adalah subjek darimana data itu diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan, baik tertulis maupun lisan. Apabila menggunakan observasi maka sumber datannya bisa berupa benda atau proses tertentu. Apabila menggunakan dokumentasi, maka sumber datanya dokumen atau catatan. Data dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber. Sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa dan guru. Uraian selengkapnya sebagai berikut:

3.4.2.1 Siswa

Data yang diperoleh dari siswa berupa hasil pretes (tes awal) dan postes (tes akhir). Data hasil pretes (tes awal) diperoleh dari hasil tes siswa sebelum memperoleh pembelajaran. Pretes (tes awal) bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh siswa. Sedangkan data hasil postes (tes akhir) diperoleh dari hasil tes siswa setelah memperoleh pembelajaran. Postes (tes akhir) bertujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan baik oleh siswa.

3.4.2.2 Guru

Data yang diperoleh dari guru berupa hasil penilaian validitas isi sebelum dilaksanakan ujicoba soal instrumen yang tercantum pada lampiran 14 dan daftar


(1)

(2)

Lampiran 32


(3)

Lampiran 33

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA

SD NEGERI PESAREAN 01

Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194

SURAT KETERANGAN Nomor :

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ELLY INDRIYATI, S.Pd.,SD. NIP : 19590704 197802 2 002

Jabatan : Kepala Sekolah

Satuan kerja : SD Negeri Pesarean 01 Dengan ini menerangkan bahwa:

Nama : AHMAD ZAKKI AMANI

NIM : 1401409400

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas : Ilmu Pendidikan UNNES

Benar-benar telah melaksanakan penelitian sebagai bahan penyusunan skripsi pada bulan April 2013 pada siswa kelas 5 semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 di SD Negeri Pesarean 01.

Demikian surat ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Tegal, 26 Juni 2013 Kepala Sekolah,

Elly Indriyati, S.Pd.,SD. 19590704 197802 2 002


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adejimola, Amuseghan Sunday. 2008. Language, communication and information flow in entrepreneurship. African Journal of Business Management Vol.2 (x), pp. 201-208. Online. Available online at http://www.academicjournals.org/AJBM [accessed 01/02/2013].

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. ______ . 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

D’Silva, Ici. 2010. Active Learning. Journal of Education Administration and Policy Studies Vol. 2(6), pp. 77-82. Online. Available at http://www.academicjournals.org/JEAPS [accessed 03/02/2013].

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Kurnia, Ingridwati. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2009. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Mucholifah, Binti. 2012. Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Pembelajaran Aktif Guided Note Taking di Kelas V SDN Bawang 3 Kota Kediri. Available at http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/19139 (diakses pada 25/01/2013).

Munib, Achmad. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT MKU UNNES.

Muslich, Masnur. 2010. Perencanaan Bahasa pada Era Globalisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Muthoharoh. 2009. Efektivitas Strategi Guided Note Taking dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif Bidang Studi Fiqih Siswa Kelas VIII SMP YPM 5 Sumput Driyorejo Gresik. Available at http://digilib.sunan-ampel.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptiain--muthoharoh-8542 (diakses pada 26/02/2013).

Nasution, Noehi. 2008. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nurhadi. 2011. Penggunaan Strategi “Guided Note-Taking” Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Pontianak. Available at http://hadi1164.p.ht/2012 /11/abstrak/ diakses pada (26/02/2013).


(5)

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Data Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Media Kom.

Rifa’i, Ahmad dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.

Rusman. 2012. Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Santosa, Puji, dkk . 2010. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Silberman, Melvin. 1996. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Translated by Komaruddin Hidayat. 2009. Yogyakarta : Insan Madani Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo.

Sudjana, N. 2009. Penilaian dan Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: C.V Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Tarigan, Djago. 2005. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Universitas Terbuka.

W, Solchan T, dkk. 2011. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yuda, Satri dkk. 2011. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Guided Note Taking Disertai Kuis Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Sijunjung. Available at http://www.google.com/url?sa= t&rct=j&q=skripsi+strategi+guided+note+ taking&source=web&cd=38&cad=rja&ved=0CGMQFjAHOB4&url=http% 3A%2F%2Fjurnal.stkippgrisumbar.ac.id%2FMHSMAT%2Findex.php%2F


(6)

mat20121%2Farticle%2Fdownload%2F60%2F59&ei=OQEwUdh8yumtB8 DVgNAD&usg=AFQjCNEPg88RjwWiKzGeuqMZVBpxLW0PkA&bvm= bv.43148975,d.bmk (diakses pada 26/02/2013).

Zaini, Hisyam. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.


Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MENGIDENTIFIKASI UNSUR UNSUR CERITA ANAK PADA KELAS V SDN GROBOG KULON 01 KABUPATEN TEGAL

4 48 351

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TGT TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI MARGA AYU 01 KABUPATEN TEGAL

1 17 365

KEEFEKTIFAN METODE BERMAIN JAWABAN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PEMBENTUKAN TANAH DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON2 KOTA TEGAL

0 15 328

Keefektifan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pagerbarang 03 Kabupaten Tegal

0 19 373

KEEFEKTIFAN STRATEGI PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI BERMAIN ALAT MUSIK MELODIS DI SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBOK LUWUNG 01 KABUPATEN TEGAL

0 20 216

KEEFEKTIFAN STRATEGI PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATERI KARYA RANCANGAN SENDIRI DI SD NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

0 9 167

KEEFEKTIFAN METODE ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MATERI KEPUTUSAN BERSAMA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 3 RANDUGUNTING KOTA TEGAL

0 38 266

Keefektifan Penggunaan Multimedia Microsoft Powerpoint terhadap Hasil Belajar IPS Materi Perkembangan Teknologi Transportasi pada Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Pesayangan 01 Kabupaten Tegal

0 9 197

Keefektifan Strategi Crossword Puzzle pada Hasil Belajar IPS Materi Perkembangan Teknologi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Jatimulya 02 Suradadi Tegal

1 19 197

KEEFEKTIFAN STRATEGI GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA KELAS IV SD NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

0 9 219