hitunglebih kecil dari r-tabel, yaitu pertanyaan nomor 1. Selanjutnya item pernyataan yang tidak valid ini tidak akan digunakan dalam penelitian karena
pengukuran instrumen sudah terwakili oleh item pertanyaan yang valid. Jika dari 10 item pernyataan mengenai pengalaman dalam informasi
akuntansi keseluruhannya dapat dikatakan valid jika nilai r-hitunglebih besar dari r-tabel. Sehingga seluruh item pernyataan mengenai pengalaman dalam informasi
akuntansi dapat digunakan dalam penelitian ini. Jika dari 9 item pernyataan mengenai persepsi pengusaha kecil dan
menengah atas informasi akuntansi keseluruhannya dapat dikatakan valid jika nilai r-hitunglebih besar dari r-tabel.Sehingga seluruh item pernyataan mengenai
persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi dapat digunakan dalam penelitian ini.
3.5.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Reliabilitas menunjukkan tingkat
keterandalan suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Pengujian reliabilitas di sini menggunakan nilai
Croanbach’s Alpha. Reliabilitas suatu variabel dikatakan baik jika memiliki nilai
Cronbach’s Alpha dari 0,60Nugroho, 2005: 72.
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Analisis Derskriptif Responden Analisis deskriptif responden digunakan untuk mendiskripsikan data
mengenai karakteristik atau latar belakang responden. Karakteristik atau latar
belakang responden yang akan dideskripsikan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, umur responden, dan tingkat pendidikan responden. Deskripsi jenis
kelamin akan menggambarkan jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Deskripsi umur responden akan menggambarkan keadaan umur
responden. Dan deskripsi tingkat pendidikan responden akan menggambarkan tingkat pendidikan formal yang telah ditempuh reponden.
3.6.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Analisis deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan data pada penelitian
ini yang terdiri dari skala usaha X1, umur perusahaan X2, pengetahuan akuntansi X3, pengalaman dalam informasi akuntansi X4, dan persepsi
pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi Y. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari
nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, dan range Ghozali, 2005. Namun untuk variabel yang memiliki skor antara 1 - 5
yaitu variabel pengetahuan akuntansi X3, pengalaman dalam informasi akuntansi X4, dan persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi
akuntansi Y selain menggunaan statistik deskriptif juga akan menggunakan persentase deskriptif. Untuk menghitung persentase pensekoran maka digunakan
rumus berikut:
Keterangan: = Persentase yang diperoleh
n = Jumlah nilai
N = Jumlah nilai ideal
Muh. Ali 1992, dalam Nataline 2007: 59 Persentase skor yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan kriteria
yang ada untuk ditarik kesimpulan. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1 Menentukan persentase maksimal
2 Menentukan persentase minimal,
3 Menentukan rentang persentase, Rentang presentase = 100
– 20 = 80
4 Menentukan panjang kelas,
3.6.3 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi
linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi:
1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variable yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam
penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan melihat nilai Kolmogorov-Smirnov. Suatu data
dikatakan normal apabila nilai signifikansi dari kolmogorov-smirnov α = 0,05.
Selain melihat nilai kolmogorov-smirnov untuk mendeteksi normalitas data juga dapat dilihat dengan menggunakan kurva normal P-Plot. Data pada variabel yang
digunakan akan dinyatakan terdistribusi normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik
data searah mengikuti garis diagonal Nugroho, 2005: 24. 2
Uji Multikolinieritas Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi terjadinya hubungan antar variabel independen dan hubungan yang terjadi cukup besar. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi
multikolineritas diantara variabel independen. Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat dari nilai Variance Inflation factor VIF. Model dapat
dikatakan terbebas dari multikolinieritasjika VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. VIF = 1Torerance, jika VIF = 10 maka
Tolerance = 110 = 0,1, Semakain tinggi VIF maka semakin rendah ToleranceNugroho, 2005: 58.
3 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
adalah model regresi yang homokedastisitas artinya variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap. Cara memprediksi ada tidaknya
heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut.Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi
linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y
Ghozali, 2005: 105 Deteksi terhadap terjadinya heteroskedastisitas juga dapat dilihat melalui
uji Glejser. Apabila nilai signifikansi variabel independen dari hasil uji Glejser lebih dari signifikansi α = 0,05 maka dapat disimpulkan model regresi terbebas
dari heteroskedastisitas. Dan sebaliknya apabila signifikansi variabel independen dari hasil uji Glejser
kurang dari α = 0,05 maka dapat disimpulkan model regresi terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005: 109.
3.6.4 Analisis Regresi Linier Berganda Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda merupakan regresi yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari
satu variabel independen, model persamaan regresi berganda dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut:
Y = a + b1 X
1
+ b2 X
2
+ b3 X
3
+ b4X
4
Keterangan : Y
= Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi a
= Konstanta b1
= Koefisien Regresi Skala Usaha b2
= Koefisien Regresi Umur Perusahaan b3
= Koefisien Regresi Pengetahuan Akuntansi b4
= Koefisien Regresi Pengalaman dalam Informasi Akuntansi X1
= Skala Usaha X2
= Umur Perusahaan X3
= Pengetahuan Akuntansi X4
= Pengalaman dalam Informasi Akuntansi 3.6.5 Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan atau memperjelas tujuan semula apakah ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pengujian hipotesis dibagi menjadi dua yaitu uji simultan dengan F-test dan uji parsial dengan t-test.
1 Uji Simultan dengan F-test
Uji simultan dengan F-test bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen. Dalam
penelitian ini uji simultan dengan F-test bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen yang terdiri dari skala usaha X1, umur
perusahaan X2, pengetahuan akuntansi X3, pengalaman dalam informasi
akuntansi X4 terhadap variabel dependen persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi Y.
Menurut Nugroho hasil F-test pada output SPSS dapat dilihat pada table ANOVA 2005: 53. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan antara
nilai signifikasi hitung degan nilai signifikasi α = 5. Apabila perhitungan signifikasi hitung α 5 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variable dependen. 2
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan ukuran yang dapat dipergunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini koefisien determinasi R
2
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen yang terdiri dari skala usaha X1, umur
perusahaan X2, pengetahuan akuntansi X3, pengalaman dalam informasi akuntansi X4dalam menjelaskan variabel dependen persepsi pengusaha kecil
dan menengah atas informasi akuntansi Y. Jika koefisien determinasi R
2
= 0 maka variabel independen tidak mempunyai pengaruh sama sekali 0 terhadap
variabel dependen. Sebaliknya jika koefisien determinasi R
2
= 1 maka variabel independen berpengaruh 100 terhadap variabel dependen. Karena letak R
2
berada dalam selang antara 0 dan 1 maka secara aljabar dapat dinyatakan 0 ≤ R
2
≤1. Nugroho 2005: 51 menjelaskan nilai dari koefisien determinasi R
2
dapat dilihat dalam out put SPSS yang terletak pada tabel Model Summary
b
dan tertulis R Square. Namun, untuk regresi linier berganda sebaiknya menggunakan
R Square yang sudah disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square karena disesuaikan dengan variabel independen yang digunakan dalam penelitian .
3 Uji Parsial dengan t-test
Uji parsial dengan t-test bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing- masing variabel independen secara individual parsial terhadap variabel
dependen. Dalam penelitian ini uji parsial dengan t-test bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen yang terdiri dari skala
usaha X1, umur perusahaan X2, pengetahuan akuntansi X3, pengalaman dalam informasi akuntansi X4 terhadap variabel dependen persepsi pengusaha
kecil dan menengah atas informasi akuntansi Y. Hasil uji parsial ini memberikan makna bahwa apabila setiap variabel independen bertambah satu satuan maka
variabel dependennya akan bertambah sebesar koefisien regresi dari masing- masing variabel independennya.
Hasil uji parsial t-test pada output SPSS dapat dilihat pada table Coefficients
a
Nugroho, 2005: 54. Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara signifikasi hitung masing-
masing variabel independen dengan signifikasi α = 5.
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN