reboisasi sangat tersebatas, sehingga berpengaruh terhadap keberhasilan program penanaman hutan kembali tersebut.
B. Pembahasan
1. Faktor Penyebab Kerusakan Hutan di KPH Banyumas Barat
a. Faktor Manusia
Faktor manusia yaitu adanya kesengajaan subjek hukum melakukan perbuatan pidana berupa pencurian hasil hutan berupa
penebangan kayu oleh sekelompok orang dan yang paling parah terjadi pada tahun 2006 lihat tabel 6 halaman 51. Kerusakan
hutan yang terjadi pada tahun 2006, disebabkan karena beberapa faktor yaitu karena daerah hutan BKPH Kawunganten mudah
untuk dijangkau oleh masyarakat, karena wilayahnya dekat dengan pemukiman penduduk, ekonomi masyarakat yang miskin sehingga
memicu tindakan penebangan kayu secara liar, tidak adanya peluang usaha bagi masyarakat sekitar hutan karena dalam fikiran
mereka hanya bagaimana caranya untuk bisa mencukupi kebutuhan hidup, maka mereka melakukan penebangan kayu
secara illegal dan dilakukan secara berkelompok tanpa memikirkan dampak yang akan timbul.
Perusakan hutan yang terjadi di KPH Banyumas Barat adalah perbuatan karena kesengajaan subjek hukum melakukan
perbuatan pencurian kayu karena adanya kelonggaran petugas
dalam memberikan sanksi kepada pencuri kayu yang berjumlah 1 sampai 2 batang, sanksi awal hanya berupa surat penyataan yang
diketahui oleh kepala desa sehingga masyarakat mudah untuk mengulangi pencurian. Menunjukan lemahnya sistem pengamanan
hutan dan hasil hutan. Lemahnya sistem pengamanan hutan dan hasil hutan memberikan kesempatan ruang gerak yang lebih
leluasa bagi para pengerusak hutan Suarga Riza, 2005: 56. Tindakan-tindakan tersebut merupakan tindakan perusakan hutan
yang tercantum dalam Undang-undang No.41 tahun 1999 pasal 50 ayat 3 yang meliputi:
a. Merambah kawasan hutan pasal 50 ayat 3b
b. Merambah penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan
radius atau jarak sampai dengan 200 meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawa.
c. Menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di
dalam hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang pasal 50 ayat 3 e.
d. Mengangkut, menguasai atau memiliki hasil hutan yang tidak
dilengkapi bersama-sama dengan surat keterangan sah hasil hutan.
Kerusakan hutan yang pernah terjadi dan marak di wilayah hutan KPH Banyumas Barat yaitu adanya faktor alam dan faktor
manusia yaitu terjadinya pencurian kayu secara sengaja oleh orang
atau beberapa kelompok. Kerusakan hutan karena faktor dari manusia yaitu dalam arti perusakan hutan yang paling marak
terjadi di KPH Banyumas Barat adalah perusakan hutan merugikan adalah suatu tindakan nyata melawan hukum dan
bertentangan dengan kebijakan atau tanpa adanya persetujuan pemerintah Zain, 1997:5.
Kenyataan yang terjadi tidak demikian, praktek-praktek perusakan hutan yang terjadi seperti pembabatan tanaman kayu
putih muda, penyerobotan kawasan atau tenurial dengan cara pemababatan tanaman kayu putih, puncurian kayu untuk kayu
bakar pelakunya tidak diproses secara hukum sama sekali. Petugas hanya melakukan teguran dan peringatan kepada pelaku dengan
alasan kemanusiaan, karena pada umumnya masyarakat yang melkukan hal tersebut adalah masyarakat yang mempunyai
ekonomi lemah dan hal ini dianggap masih bisa diatasi tanpa harus menggunakan tindakan hukum. Hal ini membuktikan bahwa
petugas tidak mengatasi tindakan perusakan hutan dengan menggunakan acuan UU No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
dalam prakteknya tidak efektif. Faktor penyebab kerusakan hutan seperti yang di atas juga
sesuai dengan
faktor penyebab
kerusakan hutan
yang dikemukakan oleh Salim, faktor penyebab kerusakan hutan
khususnya penebangan liar adalah sempitnya lapangan pekerjaan untuk menjadi buruh pabrik atau berdagang Salim, 2006: 14.
Pemicu kerusakan hutan paling parah pada tahun 2010 terjadi karena adanya penyerobotan kawasan hutan atau timbul
masalah tenurial. Hal ini sesuai dengan bentuk dari kerusakan hutan yang disebabkan oleh tindakan manusia yang dikemukakan
oleh Alam Zain. Faktor penyebab kerusakan hutan karena adanya penyerobotan kawasan hutan, yaitu penyerobotan tanah hutan,