11
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka
Upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis pada siswa telah banyak dilakukan. Hal ini terbukti dengan banyaknya penelitian yang dilakukan oleh para
ahli bahasa maupun para mahasiswa. Penelitian tersebut belum sepenuhnya sempurna, penelitian memerlukan penelitian lanjutan demi melengkapi dan
menyempurnakan penelitian awal tersebut. Penelitian tentang keterampilan
menulis karangan argumentasi telah banyak dikaji, baik penelitian yang bersifat melengkapi maupun yang bersifat pengembangan. Kenyataan yang ada
menunjukkan dalam keterampilan menulis karangan argumentasi masih terdapat banyak hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Penelitian tindakan kelas yang
berhubungan dengan menulis argumentasi yang telah dilakukan antara lain oleh Morgan dan Beaumont 2003, Munawaroh 2005, Hastuti 2006, Hall dan
Sampson 2009, Mihyeon dan Chandler 2009, Widyati 2009, dan Sulistyani 2010.
Morgan dan Beaumont 2003 dalam penelitiannnya yang berjudul A Dialogic Approach To Argumentation: Using A Chat Room To Develop early
Adolescent Students Argumentative Writing mengkaji tentang penggunaan chat room untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa.
Morgan dan Beaumont 2003 menyatakan bahwa media chat room menuntut siswa untuk melakukan dialog dengan rekannya. Sebelum melakukan chat, guru
12
memberikan topik tertentu yang akan dikembangkan siswa di dalam chat room. Tulisan siswa di dalam chat room akan menunjukkan keterampilan siswa dalam
menulis argumentasi. Hasil penelitian Morgan dan Beaumont 2003 menunjukkan bahwa
pendekatan dialogis dan media chat room mampu mengembangkan keterampilan argumentasi siswa. Hal tersebut karena pembelajaran dengan pendekatan dialogis
dan media chat room memudahkan siswa dalam menulis argumentasi. Siswa secara spontan menulis argumen-argumen saat berdialog dengan rekannya.
Argumen yang ada dalam chat room kemudian dikembangkan siswa menjadi sebuah kasus yang koheren dalam bentuk karangan argumentasi.
Penelitian Morgan dan Beaumont 2003 memiliki persamaan dengan penelitian penulis. Persamaan penelitian tersebut terletak pada salah satu variabel
yang digunakan. Kedua penelitian menggunakan variabel keterampilan menulis argumentasi. Sedangkan perbedaan penelitian ini adalah dalam penelitian Morgan
dan Beaumont 2003 menggunakan pendekatan dialogis dan media chat room untuk mengembangkan keterampilan menulis argumentasi, sedangkan dalam
penelitian penulis menggunakan teknik rekonstruksi dan media majalah dinding untuk meningkatkan keterampilam menulis karangan argumentasi.
Penelitian tentang menulis karangan argumentasi juga dilakukan oleh Munawaroh 2005 dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf
Argumentasi dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Think-Pair-Share Pada siswa Kelas X SMA Negeri 1 Petarukan Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran
20042005. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi sebesar 16,09. Skor rata-rata kelas pada tahap
13
prasiklus sebesar 63,09, sedangkan pada siklus II skor rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 74,18. Setelah menggunakan teknik Think-Pair-Share
dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi juga terjadi perubahan perilaku siswa menjadi positif. Siswa menjadi lebih tertarik dan bersemangat
mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi. Persamaan penelitian Munawaroh 2005 dengan penelitian yang
dilakukan peneliti terletak pada desain penelitian dan masalah yang dikaji. Desain penelitian yang dilakukan sama-sama Penelitian Tindakan Kelas PTK
dan masalah yang dikaji sama-sama mengenai keterampilan menulis karangan argumentasi. Adapun perbedaannya terletak pada subyek penelitian, teknik, dan
media pembelajaran yang digunakan. Pada penelitian Munawaroh 2005 yang menjadi subyek penelitian adalah keterampilan menulis paragraf argumentasi
pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Petarukan Kabupaten Pemalang tahun ajaran 20042005, sedangkan subyek penelitian penulis adalah keterampilan menulis
karangan argumentasi pada siswa Kelas X.8 SMA Kesatrian I Semarang. Teknik yang digunakan adalah teknik thing pair share sedangkan teknik yang digunakan
penulis adalah teknik rekonstruksi. Dalam Penelitian Munawaroh 2005 tidak menggunakan media pembelajaran, sedangkan penulis menggunakan media
majalah dinding. Penelitian Hastuti 2006 yang berjudul Optimalisasi Majalah Dinding
sebagai Media Peningkatan Keterampilan Menulis Berita pada Siswa Kelas X2 SMA Negeri 1 Banjarnegara Tahun Ajaran 20052006 mengkaji menulis berita
dengan media majalah dinding. Hasil rata-rata yang dicapai siswa pada tahap prasiklus sebesar 63,05. Pada siklus I menunjukan adanya peningkatan dari hasil
14
tahap prasiklus. Rata-rata skor pada siklus I sebesar 72,5 dalam kategori cukup. Hasil siklus II menunjukan nilai rata-rata yang dicapai siswa sebasar 77,29. Nilai
rata-rata tersebut menunjukan adanya peningkatan sebesar 4,79 dari hasil tes siklus I.
Tingkah laku siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah mengalami perubahan. Pada siklus I kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih
belum maksimal. Antusias yang diberikan siswa yang berupa respon yang positif terhadap pembelajaran belum terlihat. Selain itu, masih terdapat hambatan dan
kesulitan-kesulitan yang dikemukakan oleh siswa dalam menulis berita. Pada siklus II sudah terjadi perubahan. Siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah
cukup maksimal. Antusias yang diberikan siswa sudah memberikan respon yang positif. Siswa sudah terlihat aktif dan siswa tidak enggan untuk bertanya kepada
guru mengenai hal-hal yang belum mereka pahami. Hambatan dan kesulitan yang dikemukakan oleh siswa dalam menulis berita sudah dapat diatasi, walaupun
perubahan yang terjadi tidak terlalu besar. Perbedaan penelitian Hastuti 2006 dengan penelitian yang dilakukan
peneliti adalah pada subjek penelitian. Subjek penelitian Hastuti 2006 adalah Keterampilan Menulis Berita pada Siswa Kelas X.2 SMA Negeri 1 Banjarnegara
Tahun Ajaran 20052006. Sedangkan subjek penelitian penulis adalah keterampilan menulis karangan argumentasi pada siswa kelas X.8 SMA Kesatrian
I Semarang. Persamaan penelitian ada pada desain penelitian yang digunakan yaitu desain penelitian tindakan kelas PTK.
Hall dan Sampson 2009 melakukan penelitian tentang inkuiri dan argumentasi dengan judul Inquiry, Argumentation, And The Phases Of The Moon:
15
Helping Students Learn Important Concepts And Practices. Penelitian ini memanfaatkan metode inkuiri dan proses argumentasi sebagai upaya membantu
siswa mempelajari konsep-konsep ilmu pengetahuan serta bagaimana mempraktekannya.
Penggunaan metode inkuiri dalam penelitian Hall dan Sampson 2009 ditandai pada proses tindakan penelitian yang dilakukan. Untuk memahami
konsep dan praktek siswa harus mengumpulkan materi, menciptakan argumen, mempresentasikan hasil temuan, serta menuliskannya dalam bentuk laporan.
Dalam penelitian ini argumentasi sangat diperlukan sebagai bukti pemahaman konsep yang telah siswa dapatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode
inkuiri berkaitan erat dengan argumentasi dan mampu membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan siswa memahami konsep dan praktek.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan Hall dan Sampson 2009 dengan penelitian penulis. Persamaan penelitian terletak
pada hal yang dibahas yaitu sama-sama membahas tentang inkuiri dan argumentasi. Perbedaannya adalah dalam penelitian Hall dan Sampson
menggunakan desain penelitian pengembangan atau Riset and Development sedagkan penulis menggunakan desain Penelitian Tindaan Kelas PTK.
Perbedaan lainnya adalah penulis menggunakan teknik rekonstruksi dan media majalah dinding untuk meningkatkan keterampilan menulis argumentasi siswa
sedangkan dalam penelitian Hall dan Sampson menggunakan metode inkuiri dan argumentasi untuk membantu siswa mempelajari konsep-konsep penting dan
praktik dalam belajar.
16
Mihyeon dan Chandler 2009 dalam penelitiannya yang berjudul Reinventing The Wheel: Stimulating First And Second Graders Inquiry, Critical-
Thinking, And Argumentation Skills With The Wheel of Scientific Investigation and Reasoning memanfaatkan proses penyelidikan ilmiah sebagai upaya
meningkatkan kemampuan siswa dalam berargumen dan berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelidikan ilmiah dan roda penalaran mampu
mengembangkan kemampuan argumentasi siswa. Dalam penelitian ini, siswa dituntut untuk memaparkan hasil temuan ilmiahnya dalam bentuk karangan
argumentasi yang mampu meyakinkan pembaca. Dengan cara ini siswa termotivasi untuk menulis argumentasi yang benar.
Persamaan penelitian Mihyeon dan Chandler 2009 dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah kedua penelitian ini sama-sama berbicara tentang
kemampuan argumentasi siswa. Perbedaannya adalah dalam penelitian Mihyeon dan Chandler 2009 menggunakan desain penelitian pengembangan atau Riset
and development sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas PTK. Perbedaan lain adalah penulis menggunakan
teknik rekonstruksi dan media majalah dinding sedangkan penelitian Mihyeon dan Chandler 2009 menggunakan penyelidikan ilmiah dan roda penalaran untuk
mengembangkan kemampuan argumentasi. Penelitian lain dilakukan oleh Widyati 2009 dengan judul Rekonstruksi
Dan Pengembangan Desain Pesan Bahan Ajar Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Darat Kajian Pengembangan Pembelajaran Bahasa Inggris
Program D3 STTAD Kodiklat TNI AD. Dari uji coba bahan ajar ini menunjukkan
17
bukti kuantifikasi uji coba perorangan yaitu 79,3. Uji coba kelompok kecil 89,25,5 tetapi perlu direvisi. Pada uji coba lapangan menunjukkan hasil sekitar
93,32 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahan ajar efektif mencapai tujuan pembelajaran, efisien bila dibandingkan dengan rasio penggunaan waktu,
dan menarik bila memperhatikan skala sikap dan observasi terhadap antusias siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Widyati 2009 mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Persamaannya hanya
terletak pada teknik rekonstruksi yang digunakan oleh peneliti. sedangkan perbedaan penelitian Widyati 2009 dengan penelitian penulis terletak pada
Desain penelitian, subyek penelitian, dan masalah yang dikaji. Dalam penelitian Widyati 2009 desain penelitiannya adalah Riset And Development atau
penelitian pengembangan, sedangkan penulis menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas PTK. Subyek penelitian Widyati 2009 adalah Bahan Ajar
Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Darat, sedangkan subyek Penelitian penulis adalah keterampilan menulis karangan argumentasi pada siswa kelas X.8 SMA
Kesatrian I Semarang. Masalah yang dikaji dalam penelitian Widyati 2009 adalah bahan ajar bahasa Inggris, sedangkan penulis mengkaji hal mengenai
karangan argumentasi. Sulistyani 2010 melakukan penelitian dengan judul Penigkatan
Keterampilan Menulis Artikel dengan Metode Thing Pair Share melalui Media Majalah Dinding Pada Siswa Kelas IX SMP Muhammadiyah, Kec. Kesesi, Kab.
Pekalongan Tahun Ajaran 20092010. Hasil penelitiannya adalah hasil tes nilai
18
rata-rata prasiklus diperoleh 59,69 termasuk dalam kategori cukup. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh menjadi 64,05 termasuk dalam kategori cukup.
Selanjutnya, pada tes siklus II nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 75,61 sehingga peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II sebesar 11,11 atau
dengan persentase 17,22. Keberhasilan juga diimbangi adanya perubahan perilaku yang siswa tunjukkan dari perilaku negatif ke perilaku positif. Pada
siklus II, siswa sudah antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Pada siklus II kondisi kelas menjadi tenang dan kondusif.
Berbeda dengan penelitian penulis yang mengkaji tentang keterampilan menulis karangan argumentasi dengan teknik rekonstruksi, dalam penelitian
Sulistyani 2010 hal yang dibahas adalah peningkatan keterampilan siswa dalam menulis artikel dengan metode Thing Pair Share. Meskipun demikian, ada
beberapa persamaan antara penelitian keduanya, persamaannya terletak pada desain penelitian dan media yang digunakan dalam pembelajaran. Desain
penelitian yang digunakan adalah sama-sama Penelitian Tindakan Kelas PTK dan media yang digunakan sama-sama media majalah dinding.
Berdasarkan kajian pustaka, dapat diketahui bahwa penelitian tentang menulis karangan argumentasi telah banyak dilakukan, namun dari masing-
masing penelitian tersebut mempunyai pembaharuan tersendiri, termasuk juga penelitian ini. Kedudukan penelitian penulis adalah untuk melengkapi penelitian-
penelitian yang sudah dilakukan. Penelitian tentang menulis karangan argumentasi dengan teknik rekonstruksi dan media majalah dinding belum pernah dilakukan.
Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian tentang menulis karangan
19
argumentasi dengan teknik rekonstruksi dan media majalah dinding untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X.8 SMA
Kesatrian I Semarang. Pembaharuan penelitian ini terletak pada penerapan teknik rekonstruksi dan media majalah dinding yang sepengetahuan penulis belum
pernah diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
2.2 Landasan Teoretis