73
foto ini digunakan sebagai bukti visual pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik rekonstruksi dan media majalah dinding.
3.1.2.4 Refleksi
Setelah proses pembelajaran siklus II berakhir, peneliti melakukan analisis hasil pada siklus II. Setelah analisis dilakukan akan diketahui kendala-kendala
pada siklus II., bagaimana perubahan sikap siswa, dan peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi siswa dari siklus I.
3.2 Subjek dan Lokasi Penelitian
Berikut ini akan dibahas mengenai subjek dan lokasi dalam penelitian tindakan kelas yang dialkukan peneliti.
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X.8 SMA Kesatrian 1 Semarang. Jumlah siswa yang
dijadikan subjek penelitian adalah sebanyak 30 siswa, terdiri atas: 15 siswa putri dan 15 siswa putra.
Alasan dipilihnya keterampilan menulis karangan argumentasi antara lain: 1.
Materi pembelajaran tentang menulis karangan argumentasi tercantum dalam kurikulum 2006 KTSP.
2. Keterampilan menulis karangan argumentasi sangat penting dimiliki siswa
karena argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Keterampilan menulis karangan argumentasi menunjukkan
74
kemampuan siswa dalam berkomunikasi yaitu menyatakan sikap atau pendapat tentang suatu hal.
3. Kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi masih rendah.
Adapun alasan dipilihnya Kelas X.8 SMA Kesatrian 1 Semarang sebagai subjek penelitian karena:
1. Penelitian ini merupakan penelitian kelas sehingga harus melibatkan siswa.
2. Kemampuan menulis yang dimiliki oleh siswa kelas X.8 SMA Kesatrian 1
Semarang rendah, khususnya keterampilan menulis karangan argumentasi. 3.
Teknik dan media yang digunakan dalam pembelajaran masih bersifat klasikal 4.
Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat rendah dan cenderung bersifat pasif saat mengikuti proses pembelajaran.
3.2.2 Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah SMA Kesatrian 1 Semarang. Sekolah Menengah Atas ini terletak di jalan Pamularsih 116 Kecamatan Semarang,
Kabupaten Semarang.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang menjadi pusat peneliti untuk meneliti yang menjadi atribut dari sekelompok objek yang mempunyai variasi antara satu
dengan yang lainya dalam kelompok itu Sugiyono 2003:2 Penelitian ini menggunakan dua variabel yang akan menjadi titik
perhatian, yaitu variabel keterampilan menulis karangan argumentasi dan variabel penggunaan teknik rekonstruksi dan media majalah dinding.
75
3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi
Variabel yang pertama adalah menulis karangan argumentasi. Keterampilan menulis karangan argumentasi yang dimaksud adalah keterampilan
mengemukakan pendapat disertai alasan dan berusaha menunjukkan fakta-fakta untuk membuktikan suatu kebenaran. Karangan argumentasi yang ditulis bersifat
membuktikan dan bertujuan untuk mempengaruhi pembaca. Karangan argumentasi yang dihasilkan harus benar-benar dikemas dengan baik agar
pembaca tertarik untuk membaca, layak muat, serta berkualitas. Target yang diharapkan dalam penelitian ini adalah siswa terampil menulis
karangan argumentasi sesuai dengan aspek penilaian. Aspek tersebut meliputi kelengkapan isi karangan yaitu menghadirkan latar belakang permasalahan pada
bagian pendahuluan, menyampaikan fakta yang merupakan pembuktian dan kesimpulan karangan, struktur penulisan yang tepat, ide orisinil, kohesi dan
koherensi, ejaan dan tanda baca, serta kerapian tulisan. Siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi apabila mencapai nilai
ketuntasan Minimal yaitu sebesar 75 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 80.
3.3.2 Variabel Pembelajaran dengan Teknik Rekonstruksi dan Media
Majalah Dinding
Pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik rekonstruksi dan media majalah dinding dalam penerapannya mengacu pada proses
pembelajaran saat melakukan penelitian. Melalui teknik rekonstruksi ini siswa akan memahami materi mengenai
karangan argumentasi karena dalam proses rekonstruksi karangan argumentasi
76
siswa dituntut untuk berpikir kritis menemukan kesalahan dalam karangan, kemudian mencoba memecahkan masalah dengan cara menulis kembali karangan
tersebut menjadi karangan argumentasi yang baik. Proses tersebut secara tidak langsung akan membantu siswa memahami hakikat karangan argumentasi, sebab
melalui proses rekonstruksi siswa mendapatkan teori-teori tentang menulis karangan argumentasi. Siswa menjadi tahu bagaimana cara mengungkapkan
pendapat dalam bentuk karangan argumentasi, menghadirkan latar belakang masalah, cara menunjukkan fakta-fakta sebagai bukti dan memberi kesimpulan
karangan untuk mempertegas gagasan pendukung yang diungkapkan. Dengan bekal teori yang cukup akan menjadikan siswa terampil menulis karangan
argumentasi. Media majalah dinding memberikan peran penting dalam pembelajaran
menulis karngan argumentasi. Melalui media majalah dinding siswa mendapatkan sumbangan motivasi dan inspirasi menulis. Melalui mading siswa dapat
memperoleh inspirasi untuk menulis karangan argumentasi yang baik dan menarik. Siswa dapat mengamati contoh karangan argumentasi yang baik,
menarik dan layak muat di media massa. Majalah dinding merupakan media massa sederhana yang memiliki tema. Tema tersebut biasanya hal-hal atau isu-isu
yang dekat dengan kehidupan siswa saat itu. Tema mading akan merangsang ide siswa untuk menulis karangan argumentasi dengan topik tentang hal-hal yang
menarik, berkembang dan dekat dengan kehidupan siswa.
77
3.4 Instrumen Penelitian