36
harus menguji apakah fakta-fakta yang dikumpulkan itu benar-benar memiliki pertalian dengan pokok persoalan, apakah tidak ada cara lain yang lebih baik, dan
sebagainya. Kebenaran fakta ini harus didukung oleh proses penalaran yang sahih dan logis, sehingga pendapat atau kesimpulan yang diturunkan tidak dapat
dibantah oleh siapapun. Kebenaran yang telah dianggap sahih dan logis tersebut masih harus melewati
proses penyeleksian. Sebab evidensi-evidensi yang dikemukakan hendaknya secukupnya saja, tidak perlu berlebihan. Penulis harus memilih dan menggunakan
evidensi yang paling baik, menonjol, dan paling relevan dengan topik permasalahan dalam karangan argumentasi yang ditulis.
Tubuh argumentasi merupakan isi dari karangan argumentasi. Di dalam tubuh argumentasi fakta-fakta dikemukakan dengan tujuan menunjukkan suatu
kebenaran, dengan demikian karangan dapat mempengaruhi pembaca dengan pembuktian yang dikemukakan. Untuk mampu menyajikan kebenaran itu penulis
harus memiliki kemahiran dalam penyusunan bahan secara baik dan teratur, kekritisan dalam proses berpikir, dan penyuguhan fakta, evidensi, kesaksian,
premis, dan sebagainya dengan benar. Penulis harus berusaha supaya penyuguhan evidensi itu sehidup-hidupnya. Untuk maksud ini dapat digunakan perbandingan,
analogi persamaan, definisi, cerita-cerita yang ilustratif, dan sebagainya.
c. Kesimpulan Karangan Argumentasi
Penulis harus memperhatikan bahwa kesimpulan yang diturunkan tetap memelihara tujuan, menyegarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah
dicapai, dan mengapa konklusi-konklusi itu diterima sebagai sesuatu yang logis.
37
Kesimpulan dapat diungkapkan dalam sejumlah dalil yang telah diuji kebenaranya dalam isi argumen, atau dapat dibuat semacam rangkuman umum
dari materi yang telah dikemukakan. Dengan adanya ketiga hal tersebut maka pengajaran menulis karangan
argumentasi akan lebih terarah. Siswa dapat dengan mudah mengungkapkan gagasan, ide, maupun pendapat beserta bukti-bukti konkret dalam kalimat-kalimat
yang terdapat dalam karangan argumentasi, selain itu siswa juga dapat menulis karangan argumentasi secara sistematis sesuai dengan kriteria penulisan karangan
argumentasi.
2.2.3.6 Langkah-Langkah Menulis Karangan Argumentasi
Langkah-langkah dalam menulis karangan argumentasi sama dengan tahap-tahap menulis yang terdiri atas tahap prapenulisan, tahap penulisan dan
tahap revisi. Langkah-langkah dalam menulis karangan argumentasi yaitu:
2.2.3.6.1 Tahap Prapenulisan Karangan Argumentasi
a. Menentukan Topik, Membatasi Topik, dan Menentukan Judul Karangan
Argumentasi
Menentukan topik karangan berarti penulis akan menentukan apa yang akan dibahas di dalam tulisan. Topik dalam karangan argumentasi adalah topik
berupa tanggapan, sikap, dan pendapat. Topik yang ditentukan sebelum menulis karangan argumentasi adalah topik yang mengandung permasalahan.
Permasalahan tersebut bersifat luas berasal dari segala bidang, yang terpenting adalah di dalam permasalahan tersebut terdapat fakta-fakta yang terjadi serta
permasalahan tersebut dapat ditempuh konklusinya.
38
Setelah menetapkan topik, penulis perlu membatasi topik dan menetapkan dimana terletak titik atau sasaran ketidaksesuain pendapat antara pengarang dan
pembaca. Agar batasan topik karangan tepat, maka seorang penulis argumentasi perlu mempertimbangkan sasaran tulisan argumentasi yaitu:
1. Topik argumentasi itu harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap
dan keyakinan pembaca. 2.
Topik harus terhindar dari setiap istilah yang dapat menimbulkan prasangka tertentu.
3. Topik yang ditentukan bukan istilah yang dapat menimbulkan
ketidaksepakatan. 4.
Pengarang harus menetapkan secara tepat titik ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan.
Langkah selanjutnya adalah menentukan judul karangan. Perlu diingat bahwa topik tidak sama dengan judul. Judul karangan bisa dibuat semenarik mungkin
agar pembaca tertarik untuk membaca.
b. Menentukan Tujuan Karangan Argumentasi