2.3.1 Pengertian  Broken Home
Menurut Pujosuwarno 1993: 7, broken home adalah “keretakan di dalam keluarga yang berarti rusaknya hubungan satu dengan yang lain di antara anggota
keluarga  tersebut”.  Sama  halnya  dengan  pengertian  broken  home  menurut Ocxtavianto  dalam  www.civilstation.com  yang  diakses  pada  29  Desember  2010
yaitu  “keluarga  yang  tidak  harmonis  dan  tidak  berjalan  layaknya  keluarga  yang rukun  dan  sejahtera  akibat  sering  terjadi  konflik  yang  menyebabkan  pada
pertentangan  yang  bahkan  dapat  berujung  pada  perceraian”.  Kedua  pengertian menyebutkan bahwa broken home merupakan rusaknya hubungan dalam keluarga
dikarenakan sering terjadinya konflik antar anggota keluarga sehingga kondisinya tidak kondusif.
Pendapat  lain  mengenai  pengertian  broken  home  yaitu  menurut  Chaplin 2004:  71,mengungkapkan  bahwa  broken  home  adalah  “keluarga  atau  rumah
tangga  tanpa  hadirnya  salah  seorang  dari  kedua  orang  tua  ayah  dan  ibu disebabkan  oleh  meninggal,  perceraian,  meninggalkan  keluarga  dan  lain-lain”.
Kondisi  keluarga  yang  kurang  memberikan  peran  dalam  kehidupan  remaja sebagaimana  mestinya  ini  berakibat  kurang  baik  pula  bagi  pertumbuhan  dan
perkembangannya, seperti
yang diungkapkan
oleh Sonokeling
dalam www.lintasberita.com  diakses  pada  29  Desember  2010  bahwa  “broken  home
merupakan  keadaan  kurangnya  perhatian  dari  orang  tua  atau  keluarga  yang membuat mental anak frustasi, brutal dan susah diatur”.
Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa broken home adalah rusaknya hubungan dan peran sebuah keluarga dikarenakan salah satu dari orang
tuanya  meninggal,  perceraian,  atau  pergi  meninggalkan  keluarga  karena pekerjaan,  selingkuh,  dan  lain-lain  yang  menyebabkan  ketidakharmonisan  dan
berakibat pada kondisi mental anak.
2.3.2 Ciri-Ciri
Broken Home
Pengertian  sebuah  keluarga  berarti  nuclear  family  yaitu  terdiri  dari  ayah, ibu  dan  anak.  Ayah  dan  ibu  secara  ideal  tidak  terpisah  dalam  melaksanakan
tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik yang paling pertama dan utama bagi anaknya. Namun tidak selamanya kondisi ini
dapat  terpenuhi  dalam  sebuah  keluarga.  Ada  kalanya  dalam  sebuah  keluarga terjadi permasalahan sehingga menyebabkan keluarga berada pada kondisi broken
home. Ciri-ciri keluarga yang mengalami broken home menurut Yusuf 2009: 44 yaitu:
a Kematian salah satu atau kedua orang tua
b Kedua orang tua berpisah atau bercerai divorce
c Hubungan kedua orang tua tidak baik poor marriage
d Hubungan orang tua dengan orang tua tidak baik poor parent-child
relationship e
Suasana  rumah  tangga  tegang  dan  tanpa  kehangatan  high  tension and low warmth
f Orang tua sibuk dan jarang berada di rumah parent’s absence
g Salah  satu  atau  kedua  orang  tua  mempunyai  kelainan  kepribadian
atau gangguan kejiwaan personality or psychological disorder
Kebanyakan keluarga yang broken home, lebih memberikan dampak yang negatif  bagi  remaja  karena  kurangnya  dukungan  orang  tuakeluarga  terhadap
pertumbuhan dan perkembangan remaja yang pada dasarnya sedang berada dalam proses pencarian jati dirinya.
2.3.3 Faktor Penyebab Broken Home