kehidupannya dari mulai berbuat tanggung jawab, maka perubahan mungkin akan terjadi.
3 Reality
Yaitu orang harus memahami bahwa ada dunia nyata dari mereka harus memenuhi kebutuhan-kebutuhanya dalam kerangka kerja tertentu.
Pemenuhan kebutuhan atas penghargaan dan cinta pada hubungan orang tua dan anak memegang peranan penting dalam pembentukan identitas individu.
Pada individu yang mengalami broken home pemenuhan kebutuhan atas penghargaan dan cinta dari orang tua kurang terpenuhi maka individu akan merasa
terasing dan gagal dalam hidupnya sehingga identitas yang terbentuk adalah identitas kegagalan seperti kenakalan remaja, rendahnya rasa percaya diri dan
konsep diri yang negatif.
2.4.4 Perilaku Menyimpang Individu
Glasser Latipun, 2008: 153 menerangkan bahwa:
Perilaku yang menyimpang yaitu individu yang berperilaku tidak tepat disebabkan oleh ketidakmampuan dalam memuaskan kebutuhannya,
akibatnya kehilangan “sentuhan” dengan realitas objektif, tidak dapat melihat sesuatu sesuai dengan realitanya, tidak dapat melakukan atas
dasar kebenaran, tanggung jawab dan realita. Identitas itu ditandai dengan keterasingan, penolakan diri dan irrasionalitas, perilakunya kaku, tidak
objektif, lemah, tidak bertanggung jawab, kurang percaya diri dan menolak kenyataan.
Sedangkan perkembangan pribadi yang menyimpang menurut Fauzan 1994: 33 diringkas sebagai berikut:
1 Identitas gagal
Individu gagal memenuhi salah satu atau semua kebutuhan dasar dan gagal terlibat dengan orang lain sebagai prasyarat biologis memuaskan
kebutuhan dasar. 2
Perbuatan tidak pas Seseorang yang tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya akan lari dari
dunia kenyataan obyektif, mereka tidak dapat mengamati segala sesuatu sebagaimana adanya.
3 Keterlibatan dengan diri
Kekurangterlibatan dengan orang lain akan mengarah pada pada kekurangmampuan memenuhi kebutuhan dan lebih jauh akan mengarah
pada pengaburan. 4
Kegagalan orang tua atau orang yang bermakna Kembali pada kenyataan terpenuhinya kebutuhan bergantung pada
orang tua atau orang lain yang bermakna. 5
Individu tidak belajar Tingkah laku gagal pada dasarnya merupakan hasil dari anak-anak
yang tidak belajar untuk memenuhi kebutuhannya melalui terlibat dengan orang lain.
Perilaku menyimpang diatas umumnya terjadi pada individu yang mengalami broken home. Individu tersebut menolak kenyataan keadaan
keluarganya sehingga menimbulkan pikiran irrasional yang yang akhirnya dapat
menjerumuskan individu tersebut kedalam kenakalan remaja yang merupakan suatu identitas kegagalan.
2.4.5 Tujuan Konseling Realita
Menurut Corey 2007: 269, “tujuan umum terapi realitas adalah membantu seseorang untuk mencapai otonomi”, yaitu kematangan yang
diperlukan bagi kemampuan seseorang untuk mengganti dukungan lingkungan dengan dukungan internal. Sehingga individu mampu bertanggung jawab atas
siapa mereka dan ingin menjadi apa mereka, serta mengembangkan rencana- rencana yang bertanggung jawab dan realistis guna mencapai tujuan-tujuan
mereka. Penelitian ini bertujuan untuk membantu individu dengan keluarga broken
home yang melakukan perilaku kenakalan dengan mengajarkan kepada individu memahami dan menghadapi kenyataan yang terjadi dalam keluarganya. Selain itu,
individu juga diajarkan untuk berani bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya dengan segala konsekuensinya.
2.4.6 Prosedur Konseling Realita