Rumusan Masalah Pemecahan Masalah

atan dan permainannya menyebabkan wayang mudah diadaptasikan dalam peng- gunaannya di tingkat pertama pada sekolah dasar. Menurut Darmawi 2012 wa- yang kartun banyak digunakan sebagai media pendidikan. Hal ini disebabkan banyak pesan yang dapat dimasukkan dalam kegiatan ini . Salah satu hal penting dalam pementasan wayang adalah cerita. Pada pementasan wayang kartun dapat mengangkat berbagai macam tema. Jadi cerita wayang kartun sifatnya bebas. Sering kali untuk kebutuhan pendidikan lingkungan, cerita yang diangkat adalah fabel dengan tema lingkungan . Pemilihan ini dilakukan dengan alasan bahwa pembelajaran menyimak di SD bukan hanya dapat menjawab pertanyaan dari bahan materi akan tetapi lebih ditekankan pada proses dalam upaya untuk mema- hami isi cerita dongeng yang didengar atau disimak, serta dilanjutkan dengan pencarian dan penemuan makna dari proses pembelajaran tersebut, sehingga siswa dapat mengaplikasikan makna tersebut dalam kehidupan pribadi, dan sosial mereka. Dari ulasan latar belakang di atas maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas berjudul “Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng Melalui Model Paired Storytelling dengan Media Wayang Kartun pada Siswa Kelas II SDN Mangunsari Semarang”.

1.2 RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. Bagaimanakah penerapan Paired Storytelling dengan media wayang kartun untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia aspek menyimak dongeng pada siswa kelas II SDN Mangunsari Semarang? Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut. 1 Apakah model pembelajaran Paired Storytelling dengan media wayang kar- tun dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek menyimak dongeng? 2 Apakah model pembelajaran Paired Storytelling dengan media wayang kar- tun dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengelola pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek menyimak dongeng? 3 Apakah model pembelajaran Paired Storytelling dengan media wayang kartun dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran menyimak dongeng?

1.2.2 Pemecahan Masalah

Dari rumusan masalah tersebut maka peneliti merencanakan pelaksanaan tindakan kelas melalui dua siklus setiap satu siklus terdiri atas dua pertemuan dengan menggunakan model Paired Storytelling berbantu wayang kartun. Menurut Huda 2012: 151-153, langkah-langkah model pembelajaran Paired Storytelling yang telah dimodifikasi dengan media wayang kartun sebagai berikut. 1 Siswa dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok pertama dan kelompok kedua. 2 Sebelum bahan pelajaran diberikan, guru melakukan brainstroming mengenai topik yang akan disampaikan hari ini. 3 Guru membagi satu bahan cerita menjadi dua bagian, bagian pertama dan kedua. 4 Bagian pertama cerita diberikan kepada pembaca kelompok pertama, sedangkan pembaca kelompok kedua menerima bagian cerita yang kedua. 5 Salah seorang pembaca dari kelompok pertama membacakan cerita bagian pertama, sedangkan kelompok kedua menyimak cerita. Setelah itu, salah seorang pembaca dalam kelompok kedua membacakan cerita bagian kedua, sedangkan kelompok pertama menyimak cerita dongeng. 6 Guru kembali menceritakan dongeng dengan menggunakan media wayang kartun. 7 Setelah cerita selesai dibacakan, siswa saling menukarkan kata kunci yang diperoleh secara berpasangan. 8 Setelah semua kata kunci setiap bagian cerita dicatat, tiap-tiap siswa menuliskan cerita yang mereka simak berdasarkan kata kunci yang dicatat. 9 Setelah cerita selesai dibuat, kemudian siswa menjawab soal-soal yang berhubungan dengan cerita yang telah mereka simak, yang dibuat oleh guru dengan teknik 5W+1H. 10 Siswa mengumpulkan jawaban soal dan cerita yang telah mereka susun. 11 Guru memanggil nama beberapa siswa untuk membacakan hasil ceritanya di depan. 12 Kegiatan diakhiri dengan diskusi mengenai soal-soal yang telah para siswa kerjakan.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode mendongeng terhadap keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas II di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Tangerang Selatan tahun pelajaran 2014/2015

2 9 152

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA SISWA SD KELAS

22 211 224

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN KELAS V SD ISLAM AL MADINA SEMARANG

0 3 234

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA FLIPCHART PADA SISWA KELAS IV SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 8 297

Keefektifan Penggunaan Media Ulead dan Media Wayang Dongeng dengan Metode Resitasi untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dongeng pada Siswa Kelas VII SMP

2 38 212

Pengaruh Penggunaan Media Wayang Kartun Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Anak Pada Siswa Kelas III MI Jam'iyyatul Khair Ciputat Timur

6 22 171

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V S

0 2 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V S

0 0 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PETUNJUK DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL KARTUN DORA THE EXPLORER PADA SISWA KELAS I SD NEGERI MANGUNSARI 01 SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 1 220

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG.

1 4 5