Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Kognitif

8. Pikiran dan pemecahan masalah Inkoherensi penalaran dan pikiran logis dapat dideteksi selama anamnesis melalui tes keterampian bahasa dna matematika. Gangguan pikiran yang lebih rumit kadang dapat nampak dengan meminta individu untuk menjelaskan arti peribahasa.

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Kognitif

1. Status kesehatan Faktor status kesehatan yang paling penting adalah adanya hipertensi. Peningkatan tekanan darah kronis telah terbukti meningkatkan efek penuaan struktur otak, termasuk reduksi pada substasi kelabu dan putih di lobus prefrontal, atrofi hipokampus Raz and Rodrigue, 2006. Angina pektoris, infark miokardium, penyakit jantung koroner, dan penyakit vaskular lainnya berhubungan dengan fungsi kognitif yang buruk Britton and Marmot, 2003 dalam Myers, 2008. 2. Usia Usia yang semakin tua menyebabkan perubahan pada struktur otak, diantaranya otak menjadi atrofi dan beratnya menurun 10-20, perubahan biokimiawi pada susunan saraf pusat, sehingga terjadi gangguan pada hubungan sinapsis dan daya hantar impuls antar sel saraf Nugroho, 2014. Mongisidi 2013 mengemukakan bahwa individu dengan kategori usia old age lebih dari 60 tahun rata-rata memiliki presentasi fungsi kognitif tidak normal. 3. Jenis Kelamin Perempuan tampaknya lebih berisiko megnalami penurunan kognitif dibandingkan laki-laki ketika memasuki usia lanjut. hal tersebut disebabkan karena perbedaan anatomis maupun fisiologis, dimana secara fisik laki-laki memiilki struktur tubuh yang lebih besardaripada perempuan Kartinah, Komariyah, Giriwijoyo, 2006. Secara fisiologis, volume darah yang dimiliki laki-laki kurang lebih satu liter lebih banyak daripada perempuan, dan laki-laki memiliki volume paru- paru 10 lebih besar dibandingkan perempuan Nopembri, 2010. Perbedaan fisiologis lainnya adalah adanya penurunan level seks endogen dalam perubahan fungsi kognitif pada perempuan menopause. Reseptor estrogen telah ditemukan berperan dalam fungsi belajar dan memori, seperti hipokampus. Pada perkembangan otak, estrogen mengontrol diferensiasi dan plastisitas populasi saraf yang berbeda. Estrogen juga diketahui memiliki fungsi neuroprotektif dan membatasi kerusakan akibat stress oksidatif Yaffe, et al, 2001 dalam Myers, 2008; Czlonkowska, Ciesielska, and Joniec 2003. Pada pemeriksaan fungsi kognitif, sebagian besar 65 lansia perempuan mengalami penurunan fungsi kognitif Fadhia, Ulfiana, Ismono, 20012. 4. Status pendidikan Fungsi kognitif pada kelompok dengan status pendidikan rendah cenderung memiliki fungsi kognitif lebih buruk dibandingkan kelompok dengan status pendidikan yang tinggi. Mongisidi 2013 mengemukakan bahwa latar belakang pendidikan secara signifikan berpengaruh terhadap fungsi kognitif, dimana sampel yang memiliki latar belakang pendidikan lebih dari sembilan tahun atau lebih dari pendidikan dasar SMA, diploma ataupun sarjana memiliki hasil fungsi kognitif tergolong normal. Hal tersebut dipertegas oleh penelitian yang dilakukan oleh Ardi 2011, bahwa ada pengaruh yang bermakna antara tinggi rendahnya jenjang pendidikan dengan ketidakmampuan kognitif, dimana setelah dilakukan analisis Post Hoc terhadap perbedaan fungsi kognitif antar jenjang pendidikan dasar, menengah, atas, dan tinggi, didapatkan hasil kemampuan kognitif sampel yang memiliki jenjang pendidikan SD berbeda dengan sampel yang memiliki jenjang pendidikan SMP p = 0,012, SD dengan SMA p = 0,005, dan SD dengan PT p = 0,0005. Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi kognitif yang diidentifikasi pada penelitian adalah usia, jenis kelamin dan status pendidikan, yang disesuaikan dengan lembar kuesioner MoCA-Ina.

2.2.5 Gangguan Fungsi Kognitif