Orang dewasa rata-rata memiliki simpanan asam askorbat dalam tubuh sebesar 1,2-2,0 gram yang dapat dipertahankan dengan asupan asam askorbat
75mghari. Sekitar 140 mghari asam askorbat dalam bentuk jenuh disimpan dalam tubuh. Rata-rata waktu paruh asam askorbat pada manusia dewasa adalah
sekitar 10-20 hari, dan mengalami perputaran sebesar 1 mgkgBB dan dalam simpanan tubuh 22 mgkgBB, bila konsentrasi askorbat plasma sebesar 50
µmolL. Oleh karena itu tubuh perlu mendapat asupan tambahan asam askorbat secara teratur melalui diet atau tablet untuk menjaga asam askorbat dalam tubuh
Purcell et al., 1954.
2.2.3. Fungsi Antioksidan
Asam askorbat disebut sebagai antioksidan karena berfungsi sebagai donor electron, sehingga dapat mencegah senyawa lain mengalami oksidasi. Saat asam
askorbat melepaskan electron, ia berubah menjadi radikal askorbil. Dibandingkan dengan radikal bebas lain, radikal askorbil relative sabil dengan waktu paruh 10
-5
detik dan tidak reaktif. Radikal bebas yang merugikan dapat berinteraksi dengan asam askorbat sehingga radikal bebas yang merugikan tersebut mengalami
reduksi dan asam askorbat berubah menjadi radikal askorbil yang kurang reaktif. Proses reduksi radikal bebas reaktif menjadi senyawa yang kurang reaktif ini
disebut free radical scavenging. Asam askorbat merupakan free radical scavenger yang baik Padayatty et al., 2003; Bleau et al., 1998.
2.2.4. Metabolisme dan transportasi ke mata
Manusia tidak dapat mensintesis asam askorbat sendiri, sehingga membutuhkan asupan dari luar. Terdapat beberapa pendekatan mengenai
mekanisme asupan asam askorbat pada mata, yang pertama adalah asam askorbat disintesis oleh lensa, yang kedua asam askorbat di transportasi aktif melalui epitel
badan siliar dalam bentuk teroksidasi misalnya sebagai asam dehidroaskorbat yang kemudian diubah menjadi asam askorbat oleh lensa, dan yang ketiga adalah
asam askorbat terkonsentrasi di epitel badan siliar yang kemudian berdifusi ke bilik mata belakang Purcell et al., 1954.
Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa asam askorbat dibawa ke epitel badan siliar secara aktif melalui transport Na
+
-dependent , dan proses efluks melalui difusi pasif dari konsentrasi asam askorbat tinggi di plasma ke
konsentrasi rendah di humor akuos Delamere Williams, 1987.
2.2.5. Bioavailabilitas
Bioavailabilitas adalah mengukur efisiensi absorbs suatu zatobat dalam traktus gastrointestinal. Sebagian besar peneliti memperkirakan bioavailabilitas
asam askorbat dengan cara tidak langsung, hal ini disebabkan karena sulitnya mendapatkan data bioavailabilitas sesungguhnya Iqbal et al., 1999.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Health NIH dengan memperhitungkan beberapa factor. Dari penelitian tersebut dosis asam askorbat
200 mg per hari diminum dalam dosis terbagi akan mendekati bioavailabilitas lengkap. Data bioavailabilitas sesungguhnya untuk asam askorbat didasarkan pada
pemberian saat puasa. Tidak ada bioavailabilitas sesungguhnya asam askorbat bila diberikan bersama makanan Iqbal et al., 1999; Peponis et al., 2002.