SPKK atau SPPP bermeterai cukup dan telah diserahkan kembali kepada Bank.
2. Dalam hal tertentu menurut pertimbangan Bank seperti nominal kredit yang relative besar danatau permasalahan hukum yang relatif kompleks,
maka perjanjian kredit atau akad pembiayaan dapat dilakukan secara Notarial Akta.
3. Dokumen perjanjian kredit atau akad pembiayaan minimal dibuat 2 dua rangkap :
a. Rangkap pertama untuk Bank. b. Rangkap kedua untuk debitur dan diserahkan dengan memakai tanda
terima.
4.2.7 Realisasi KreditPembiayaan
1. Realisasi kreditpembiayaan dilakukan setelah debitur menandatangani Surat SPKK atau SPPP diatas materai, menandatangani perjanjian kredit
atau akad pembiayaan berikut turutannya, melengkapi dokumen yang dipersyaratkan dan membayar biaya-biaya sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Realisasi kreditpembiayaan dilakukan dengan cara pemindahbukuan ke rekening debitur dengan menggunakan warkat atau bukti cetakan
transaksi dari computer. 3. Terhadap kreditpembiayaan yang memerlukan penarikan secara bertahap,
maka penarikan kreditpembiayaan diajukan oleh debitur secara tertulis sesuai kebutuhan dan disetujui oleh Bank.
4. Penarikan kredit dalam hal pembiayaan dilakukan melalui lembaga linkage diatur sebagai berikut :
a. Apabila KUR Linkage diberikan dengan pola chanelling, maka realisasi kreditpembiayaan kepada end user dilakukan dengan mempedomani
pengaturan pada angka 1 sampai angka 3 diatas. b. Apabila KUR Linkage diberikan dengan pola executing, maka untuk
setiap penarikan kredit pembiayaan, Lembaga Linkage harus menyerahkan daftar nominatif end user yang telah disetujui
kreditpembiayaannya oleh lembaga linkage tersebut.
4.2.8 Pembukuan
Proses Pembukuan bertujuan untuk mencatat semua data-data nasabah.
4.3 Pengawasan dan Pembinaan Kredit pada PT. Bank Nagari.
Setelah kredit diberikan kepada nasabah PT. Bank Nagari melakukan kegiatan pengawasan dan pembinaan supaya kredit yang diberikan
memberikan hasil yang positif dan tidak menimbulkan resiko pada Bank.
4.3.1 Pengawasan
Suatu pemberian kredit akan dianggap sukses apabila debitur yang bersangkutan dapat melunasi pinjaman berikut bunga tepat pada waktu yang
telah disetujui,
dengan tidak
mengganggu ketersambungan
dan perkembangan usahanya agar setiap perkembangan kredit sesuai dengan
rencana, maka sangat diperlukan alat – alat atau fungsi manajemen yang lengkap yaitu pengawasan dibidang perkreditan sehingga setiap pemberian
kredit betul – betul terarah dan dapat mencapai tujuannya tanpa menimbulkan resiko bagi bank.
Prinsip dari pengawasan kredit meliputi :