Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Standar Isi 1 Perencanaan Standar Isi

421 bahasa arab, Joko Dwi Surawu, M.Si. guru matematika, Selvi Afrida, M.Kim. guru kimia. 4Observasi dan Penilaian Kegiatan Proses Pembelajaran Dengan Menggunakan Teknologi Informasi Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan dalam proses pembelajaran di MAN I Bandar Lampung 175 , ditemukan bahwa sebagian guru sudah menggunakan laptopkomputer dan LCD Proyektor dalam proses pembelajaran. Terutama dalam pengolahan nilai, pemberian tugas dan pengayaan bahan ajar. B. Analisis Data Temuan Kasus Individu 1. Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung

a. Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Standar Isi 1 Perencanaan Standar Isi

Perencanaan standar isi di SMA Al-Kautsar diawali dengan pembentukan Tim Pengembang Kurikulum Sekolah TPKS. Proses pembentukan TPKS melibatkan unsur-unsur stakeholder pendidikan dilingkungan SMA Al;-Kautsar Bandar Lampung seperti Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan perwakilan guru. Pembentukan TPKS dilakukan dalam suatu pertemuan resmi dipimpin oleh Kepala Sekolah. 175 Observasi tentang Penggunaan Media Pembelajaran, Bandar Lampung, 19 Februari 2016 pukul 08.00 WIB. 422 Berdasarkan Surat Tugas Tim Pengembang Kurikulum Nomor : 33 tahun 2015 yang ditanda tangani oleh Kepala SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, TPKS berjumlah 17 orang yang terdiri atas 1 orang Ketua, dan 16 anggota. Surat Tugas Tim Pengembang Kurikulum Sekolah selengkapnya terlampir. Didalam Surat tugas tersebut telah ada pembagian tugas secara global meliputi : Penanggung jawab manajemen sekolah dengan 2 anggota, penanggung jawab manajemen KTSP dan penilaian dengan 7 anggota, penanggung jawab pembelajaran, dan penanggung jawab analisis konteks dengan 4 anggota. Setelah TPKM terbentuk, langkah perencanaan berikutnya adalah merumuskan kerangka dasar kurikulum, menyusun struktur kurikulum dan standar kompetensi, menentukan beban belajar, menyusunmengembangkan silabus dan menyusun kalender pendidikan. Dalam struktur TPKS tersebut tidak memasukkan unsur komite sekolah padahal komite sekolah penting untuk diikutsertakan dalam pembangunan dan pengembangan mutu sekolah termasuk dalam pengembangan kurikulum sekolah sebagaimana peran Komite Sekolah yang telah dirumuskan dalam Keputusan Mendiknas No.044U2000 sebagai : pemberi pertimbangan advisory agency dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan serta, pendukung supporting agency, baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam menyelenggarakan pendidikan di satuan pendidikan, pengontrol controlling agency dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaran dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan serta sebagai mediator antara 423 pemerintah eksekutif dengan masyarakat di satuan pendidikan. 176 Keempat peran tersebut saling terkait satu sama lain dan berlangsung secara simultan. Sebagai advisory agency, komite sekolah dapat memberikanmenyampaikan gagasan, usulan–usulan, atau pertimbangan– pertimbangan untuk penyempurnaan kurikulum yang ada menuju kurikulum sekolah yang lebih baik. Walaupun secara pokok sudah tersedia kurikulum tingkat nasional, namun masih terbuka bagi pihak sekolah untuk melaksanakan eksplorasi, pengembangan, dan penajaman-penajaman, serta dikemas dalam program inti atau program tambahan seperti muatan lokal, pendidikan kecakapan hidup, ataupun kegiatan ekstrakulikuler. Dalam peran Advisory agence ini pula komite sekolah terlibat dalam pengesahan kurikulum sekolah. Peran berikutnya, yaitu supporting agence. Pengembangan kurikulum berkait dengan banyak persoalan baik yang terkait secara langsung maupun tidak langsung, yang bersifat manusia dan non manusia. Dalam hal ini, dukungan komite sekolah dapat berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga. Dengan maksud mewadahi dan memaksimalkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, maka disinilah peran sebagai supporting agence menjadi sangat menentukan. Sebagai controlling agency, komite sekolah melakukan kontrol atas penyelenggaraan program pendidikan. Transparansi dan akuntabelitas penyelenggaraan dan hasil pendidikan sekolah harus diwujudkan. Dalam konteks pengembangan kurikulum, peran kontrol 176 Andang Suhartanto, Peran dan Fungsi Komite Sekolah Antara Seharusnya dan Kenyataan, diakses dari http:awasibos.org, pada tanggal 26 Februari 2016 pukul 19.12 WIB. 424 komite sekolah ini bisa pula diarahkan pada pengawasan, misalnya, apakah proses pengembangan yang ditempuh sudah memenuhi normaketentuan sebagaimana seharusnya, apakah pengembangan kurikulum telah memperhatikan dan melibatkan pihak-pihak yang terkait, apakah sudah terukur untuk kemajuan anak, dsb. Peran ini harus dapat diterapkan agar pengembangan kurikulum benar-benar komprehensif. Sebagai media agency, komite sekolah bertindak sebagai mediator antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat. Dengan peran komite sekolah sebagai mediator, maka pengembangan kurikulum sekolah menjadi lebih terbuka dalam mengeksplorasi sumber daya yang ada disekitar sekolah. Program kurikulum sekolah pun menjadi lebih dinamis. Pada akhirnya, dengan bersinerginya kepala sekolah, guru, dan komite sekolah dalam pengembangan kurikulum, hal itu akan menjadi penyelenggaraan pendidikan di sekolah lebih dinamis dan semakin besar peluangnya untuk mencapai tujuan pendidikan. 177 Langkah kedua dalam perencanaan standar isi yang dilakukan oleh SMA Al-Kautsar Bandar Lampung adalah menyusun kerangka dasar kurikulum yang terdiri atas tiga landasan atau kerangka, yakni kerangka filosofis, yuridis dan konseptual. Ketiga kerangka dasar tersebut sangat penting karena akan menjadi landasan atau pijakan dalam menyusun kerangka dasar kurikulum. 177 Iswandi Rangkuti, Peran Komite Dalam Pengembangan Kurikulum di Sekolah, diakses dari http:iswandirangkuti.blogspot.co.id201304, pada tanggal 26 Februari 2016 pukul 19.20 WIB. 425 Langkah ketiga adalah penyusunan struktur kurikulum dan standar kompetensi. Struktur kurikulum SMA Al Kautsar meliputi subtansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai kelas XII dan terdiri atas sejumlah mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri ditambah dengan mata pelajaran tertentu yang dikelola oleh Yayasan Al Kautsar melalui beberapa pusat pendidikan pendukung yang ada di lingkungan Yayasan. Muatan lokal yang dikembangkan di SMA Al Kautsar Bandar Lampung merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri has, potensi, termasuk keunggulan daerah Propinsi Lampung dengan mayoritas penduduk beragama Islam dengan materi muatan lokal berupa praktik hafalan ayat-ayat Al Qur’an Tahfizul Qur’an dimulai daru juz 30 dan Bahasa Lampung. Pengembangan diri yang dilaksanakan di SMA Al Kautsar bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konsling yang berkenan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karier peserta didik serta melalui kegiatan ekstrakurikuler. Pengorganisasian kelas- kelas dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan kelas XI dan XII yang merupakan program penjurusan, terdiri atas jurusan IPA dan IPS. Pendidikan kecakapan 426 hidup yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik danatau kecakapan vokasional juga dikembangkan di SMA Al Kautsar secara terintegrasi dalam setiap kegiatan pembelajarn untuk seluruh mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Secara umum kerangka dasar kurikulum di sekolah tersebut sama dengan sekolah-sekolah yang lain pada jenjang yang sama. Namun hal yang membedakan adalah adanya muatan lokal, pengembangan diri dan pendidikan kecakapan hidup. Ditetapkannya Tahfizul qur’an sebagai mulok di sekolah ini semakin mempertegas citra sekolah SMA Al-Kautsar sebagai sekolah swasta yang berwawasan keislaman. Sedangkan dipilihnya Bahasa Lampung sebagai mulok kedua menunjukkan komitmen sekolah ini dalam melestarikan dan menjunjung tinggi budaya daerah. Langkah Keempat adalah penentuan beban belajar seluruh mata pelajaran. Penentuan beban belajar bagi peserta didik di SMA Al-Kautsar diimplementasikan dalam bentuk program pendidikan sistem paket. Artinya semua siswa untuk level kelas yang sama wajib mengikuti mata pelajaran yang telah ditentukan seperti yang tertera pada struktur kurikulum. Sistem Paket dalam Standar Isi diartikan sebagai sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.” Beban belajar dengan Sistem Paket hanya 427 memberi satu kemungkinan, yaitu seluruh peserta didik wajib menggunakan cara yang sama untuk menyelesaikan program belajarnya. Implikasi dari hal tersebut yaitu antara lain bahwa peserta didik yang pandai akan dipaksa untuk mengikuti peserta didik lainnya yang memiliki kemampuan dan kecepatan belajar standar. Sistem pembelajaran semacam itu dianggap kurang memberikan ruang yang demokratis bagi pengembangan potensi peserta didik yang mencakup kemampuan, bakat, dan minat. Berbeda dengan Sistem Paket, beban belajar dengan SKS memberi kemungkinan untuk menggunakan cara yang lebih variatif dan fleksibel sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat peserta didik. Oleh karena itu, penerapan SKS diharapkan bisa mengakomodasi kemajemukan potensi peserta didik. Melalui SKS, peserta didik juga dimungkinkan untuk menyelesaikan program pendidikannya lebih cepat dari periode belajar yang ditentukan dalam setiap satuan pendidikan. SKS dalam Standar Isi diartikan sebagai sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem kredit semester dinyatakan dalam Satuan Kredit Semester SKS. Beban belajar satu sks meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri tidak terstruktur. Langkah kelima adalah pengembangan silabus. Pengembangan silabus sangat penting dalam dunia pembelajaran karena silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam pengembangan pembelajaran lebih 428 lanjut, mulai dari pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Kebijakan Penyusunan silabus di SMA Al-Kautsar yang diserahkan kepada guru masing-masing mata pelajaran sejalan dengan prinsip otonomi sekolah. Setiap guru mata pelajaran berhak menentukan sendiri penyusunanpengembangan silabus mata pelajaran yang diampu tetapi tetap mengacu pada kerangka umum silabus yang telah ditetapkan oleh BSNP. Dalam proses penyusunannya dilakukan bersama-sama dalam forum MGMP. Langkah tersebut juga dinilai tepat karena para guru dapat melakukan koordinasi dalam teknis penyusunan silabus, sehingga untuk satu mata pelajaran ada keseragaman format dan konten. Langkah keenam adalah penyusunan kalender pendidikan. Penyusunan kalender pendidikan di SMA Al-Kautsar dilakukan dengan memperhatikan dua hal pokok. Yang pertama adalah kebutuhan kegiatan pendidikan dilingkungan Sekolah dan Yayasan, dan yang kedua adalah kepentingan bersama pada tingkat daerah maupun nasional. Berdasarkan dua hal tersebut maka kalender pendidikan SMA Al-Kautsar disusun mengacu pada kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Lampung dengan beberapa penyesuaian yang berkaitan dengan kegiatan khusus Sekolah dan Yayasan Al-Kautsar, namun tetap memperhatikan ketentuan kalender pendidikan yang diamanatkan oleh Standar Isi. 2 Pelaksanaan Standar Isi Penyusunan dan perumusan kurikulum SMA Al-Kautsar dilakukan 429 oleh tim pengembang kurikulum dengan tetap mengacu pada kurikulum nasional. Secara umum struktur dan muatan kurikulum sekolah ini hampir sama dengan sekolah-sekolah yang lain. Namun terdapat perbedaan misalnya pada muatan lokal dan pengembangan diri. Untuk muatan lokal sekolah ini menetapkan Tahfizul Qur’an sebagai muatan lokal dan Bahasa Arab dalam kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. Dipilihnya Bahasa Arab sebagai keterampilan Bahasa Asing sejak tahun pelaqjaran 20072008 sejalan dengan salah satu visi sekolah ini yakni unggul, islami dan global. Selain sebagai alat untuk memudahkan dalam memahami Al-Islam, dalam perspektif masyarakat Internasional, Bahasa arab juga menjadi kunci berkomunikasi khususnya dengan masyarakat di belahan Timur Tengah. Selain bahasa arab, untuk mewujudkan karakteristik keislaman yang sesuai dengan karakter budaya daerah dengan mayoritas masyarakat beragama Islam, siswa diberikan pelajaran tambahan sebanyak dua jam pelajaran bermuatan Agama Islam setiap minggu untuk kelas X dan XI. Hal ini sejalan dengan upaya pemenuhan pendidikan berbasis keunggulan lokal. Dalam struktur kurikulum sekolah ini siswa kelas XII diberikan tambahan pelajaran sebanyak dua jam pelajaran dalam kelompok mata pelajaran IPTEK terutama mata pelajaran yang diujikan secara nasional baik untuk jurusan IPA dan IPS. Penambahan jam tersebut sangat strategis dalam rangkaian upaya pencapaian prestasi akademik yang optimal. Pengaturan beban belajar di SMA Al-Kautsar menggunakan pembelajaran sistem paket. Dalam sistem ini semua peserta didik wajib 430 mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem Tatap MukaTM, Penugasan TerstrukturPT, dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur KMTT. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan guru. Untuk kelas X dan XI diberikan kegiatan ekstrakurikuler Kepramukaan dengan beban belajar 2 jam perminggu. sedangkan untuk kelas XII diberikan kegiatan pengembangan diri 2 jam per minggu. Selain hal tersebut untuk kelas XII jurusan IPA fisika dan IPS sosiologi diberi tambahan 1 jam pelajaran. Selain penambahan 1 satu jam pelajaran di atas, dalam rangka melayani peserta didik khususnya kelas XII jurusan IPA maupun jurusan IPS untuk meningkatkan pencapaian Standar Kompetensi Lulusan SKL di SMA Al- Kautsar diterapkan penambahan jam pelajaran sebanyak 8 delapan jam tatap muka perminggu sehingga total jumlah jam menjadi 50 jam pelajaran. Pengaturan beban belajar maksimal tersebut dengan cara menambah waktu belajar pada hari Senin sampai dengan Kamis setiap minggu pada pukul 14.00 – 15.30 WIB. Langkah terobosan yang dilakukan oleh pihak sekolah tersebut sejalan dengan upaya pencapaian salah satu visi SMA Al-Kautsar yakni unggul. Ditetapkannya kegiatan kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib untuk kelas X dan XI memberi peluang yang besar bagi para siswa untuk berprestasi unggul dalam pembentukan karakter serta 431 beberapa keterampilan. Sedangkan adanya kegiatan pengembangan diri dan diberikannya jam tambahan belajar sebanyak 8 jam tatap muka per minggu tersebut dapat membantu meningkatkan prestasi akademik siswa peningkatan SKL. Ditetapkannya kebijakan tentang kegiatan remidial dan pengayaan bagi siswa yang tergolong “lambat dan cepatt” dalam belajar merupakan suatu langkah maju dalam memberikan layanan pendidikan di sekolah ini. Ketentuan Pelaksanaan pembelajaran Remidial di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung menjadikan sekolah ini memiliki kelebihan dibanding dengan beberapa sekolah yang lain misalnya pemberian metode dan media remidial yang berbeda bila jumlah peserta remidial lebih dari 50. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda, Pemberian bimbingan secara khusus dengan sistem tutorial untuk kasus individu atau beberapa orang Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 20 tetapi kurang dari 50; , serta pemanfaatan tutor sebaya. Pemberian program pengayaan untuk peserta didik yang terkategori “lebihcepat belajar” juga memperbesar peluang siswa untuk memperoleh kompetensimateri baru, atau mengerjakan tugas belajar secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing. Hasil evaluasi program pengayaan dihargai sebagai nilai tambah peserta didik yang telah mencapai KKM tanpa melalui kegiatan remedial. 432 Penentuan KKM di SMA Al-Kautsar tergolong tinggi, berkisar antara 75 sd 82. Setiap mata pelajaran berbeda tergantung tingkat kemampuan rata- rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga sekolahmadrasah, sarana dan prasarana yang ada. Tingginya KKM tersebut mengindikasikan kemampuan umum siswa disekolah ini cukup baik. KKM yang tinggi juga dapat menjadi motivasi dan strategi bagi siswa dan sekolah untuk meraih prestasi belajar yang setinggi- tingginya. Kriteria kenaikan kelas yang mensyaratkan bahwa siswa kelas X dapat naik ke kelas XI bila memiliki nilai dibawah KKM maksimal untuk 3 mata pelajaran serta tingkat kehadiran minimal 90 pada semester 2 untuk kelas XI dan nilai pengembangan diri minimal B, dapat menjadi strategi yang bagus guna memacu kedisiplinan dan semangat belajar yang tinggi dari peserta didik. Dipilihnya program pendidikan komputer Pengembangan Program soft ware dan Perakitan Komponen Komputer hard ware sebagai program pendidikan Kecakapan Hidup di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dinilai tepat karena sesuai dengan kebutuhan, tantangan dan peluang yang berkembang dimasyarakat. Terlebih saat ini merupakan era berkembangnya teknologi informasi yang menempatkan komputer sebagai basic multi media. Imbasnya adalah hampir disemua lapangan pekerjaan mensyaratkan kemampuan penguasaan komputer. Demikian pula halnya ketika para siswa memasuki dunia pendidikan tinggi, banyak tugas-tugas kuliah yang harus diselesaikan dengan menggunakan komputer. 433 Langkah kedua adalah penyusunan kerangka dasar kurikulum. Kerangka dasar kurikulum SMA Al-Kautsar Bandar Lampung memuat tujuan pendidikan SMAMA, Visi dan Misi Madrasah serta tujuan satuan pendidikan SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. Tujuan pendidikan jenjang SMAMA secara umum sudah dirumuskan dalam naskah kurikulum nasional baik KTSP maupun kurikulum 2013. Sedangkan untuk tujuan satuan pendidikan dirumuskan sendiri oleh sekolah yang bersangkutan. Tujuan SMA Al-Kautsar Bandar Lampung terdiri atas 8 poin, sedangkan misi sekolah ada 6 dan visi sekolah yang berbunyi : Islami, Berprestasi dan Berwawasan Global. Ketiga rumusan tersebut telah menunjukkan keselarasan hubungan satu sama lain. Hal tersebut dapat dilihat dari kesesuaian dengan khirarki nya, dimana tujuan satuan pendidikan merupakan penjabaran dari misi yang telah ditetapkan teknis. Sedangkan misi merupakan sejumlah upaya dalam rangka mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa Visi bersifat filosofis, Misi bersifat konsep umum yang ingin dicapai dan Tujuan bersifat konsep teknis yang nantinya akan dirumuskan dalam program kegiatan. Hal tersebut sejalan dengan pengertian visi dan misi yang dikemukakan oleh Rogus 1988 dalam Turney, N. Hatton, K. Laws, Sinclair, D. Smith sebagai berikut : A vision is an image of e realistic, credible and attractive ideal future for a school or organisation, given the context and environment in whice it operates. Mission is a somewhat vague term used in a variety like vision, it looks toward the future of the organisation reflecting on its past 178 . 178 Turney N. Hatton, K. Laws, Sinclair, D. Smith, The Shool Manager, Australia : Allen Unwin Pty Ltd, 1992 , h. 113. 434 Visi adalah suatu gambaran yang nyata, dapat dipercaya diyakini, dan menarik untuk masa depan sekolah atau organisasi yang ideal, menyesuaikan dengan keadaan dan lingkungan yang berjalan dengan semestinya. Sedangkan Misi adalah suatu istilah yang agak samar digunakan dalam keanekaragaman seperti visi, melihat ke masa depan suatu organisasi yang merupakan refleksi dari masa lalu. Pengertian di atas menegaskan bahwa visi adalah suatu gambaran masa depan yang diinginkan, sedangkan misi merupakan refleksi dari keinginan cita-cita visi itu sendiri. Visi SMA Al-Kautsar yang pertama ; islami dijabarkan dalam misi poin 1. Visi sekolah yang kedua ; berprestasi dijabarkan dalam misi poin 2, 3, 4, 5 dam visi sekolah yang ketiga dijabarkan dalam misi poin 6. Tujuan poin 2, 5, 8 merupakan penjabaran dari misi poin 1, tujuan poin 1, 3, 4, 6, 7 merupakan penjabaran dari misi poin, 2, 3, 4, 5 dan tujuan poin 7 juga merupakan penjabaran dari misi poin 6. Metode perumusan visi misi di sekolah ini sudah sesuai dengan prosedur umum perumusan visi misi sekolah. Sebagaimana dikemukakan oleh Aina Mulyana sebagai berikut : Konsep rumusan visi satuan organisasi didiskusikan dengan seluruh anggota organisasi untuk memperoleh masukan, klarifikasi dan saran- saran; Rumusan Visi Satuan Organisasi dikomunikasikan dengan seluruh stakeholders guna memperoleh penyempurnaan; Rumusan Visi Satuan Organisasi yang telah menjadi kesepakatan ditetapkan dengan Keputusan Pimpinan Satuan Organisasi, sehingga visi tersebut menjadi milik bersama, mendapat dukungan dan komitmen seluruh anggota organisasi. 179 Langkah ketiga adalah merumuskan struktur kurikulum yang memuat pola dan susunan mata pelajaran, kebutuhan peserta didik dan satuan 179 Aina Mulyana, Langkah Pelaksanaan Standar Isi, diakses dari http:ainamulyana.blogspot.co.id201503, pada tanggal 26 Februari 2016 pukul 19.41 WIB. 435 pendidikan, alokasi waktu tatap muka dan jenis mata pelajaran mulok. Secara umum Struktur kurikulum SMA Al-Kautsar sama dengan struktur kurikulum di sekolah sekolah yang lain yang setingkat karena acuannya sama yaitu PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar isi. Yang membedakan adalah jenis mata pelajaran muatan lokal yang dipilih. Di sekolah ini ditetapkan pelajaran mulok yaitu Tahfizul Qur’an dan Bahasa Lampung. Hal ini sejalan dengan upaya untuk mewujudkan visi yang pertama yakni Islami. Sedangkan dipilihnya Bahasa Lampung semakin mempertegas bahwa sekolah ini adalah sekolah yang berwawasan budaya yang tetap ingin melestarikan budaya daerah khusus nya bahasa daerah Lampung. Langkah ke empat dalam pelaksanaan standar isi adalah menyusun silabus secara mandiri dengan melibatkan seluruh guru. Penyusunan dan pengembangan silabus di lingkungan SMA Al-Kautsar tidak ditangani langsung oleh pimpinan sekolah tetapi diserahkan kepada guru mata pelajaran masing-masing. Dalam pelaksanaannya para guru mata pelajaran sejenis melakukan penyusunan secara kolektif melalui forum MGMP sekolah dengan tetap mendapatkan pendampingan dari TPKS. Langkah tersebut sesuai dengan petunjuk penyusunan silabus dalam kurikulum nasional dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing mata pelajaran. Sebab jika penyusunan silabus ditangani langsung oleh pihak pimpinan sekolah dapat menimbulkan masalah dalam hal ketepatan dan kelengkapan konten per mata pelajaran. Sebab setiap mata pelajaran memiliki keunikankarakteristik sendiri-sendiri. 436 Langkah kelima dalam pelaksanaan standar isi adalah merumuskan kalender pendidikan. Kalender pendidikan SMA Al-Kautsar dibuat dengan mempertimbangkan ketentuan dalam kurikulum standar isi, dan ketentuan pemerintah daerah. Disamping dua ketentuan tersebut, dalam menetapkan kalender pendidikan, juga memperhatikan ketentuan dan program kegiatan Yayasan Al-Kautsar. Dengan demikian akan dicapai singkronisasi penjadwalan kegiatan untuk satu tahun pelajaran. Kalender pendidikan yang telah ditetapkan akan menjadi acuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran selama satu tahun. Pelajaran. Langkah keenam dalam pelaksanaan standar isi adalah sosialisasi Visi, Misi dan Tujuan Sekolah kepada seluruh warga sekolah. Upaya sosialisasi ketiga pilar dasar sekolah, yakni visi, misi dan tujuan sekolah yang dilakukan pihak sekolah dinilai sudah tepat dan memadai. Sebab inti sosialisasi adalah memberikan informasi selengkap-lengkapnya kepada stakeholders sekolah tentang apa visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah melalui proses pendidikan dan pembelajaran. Langkah-langkah sosialisasi seperti melalui surat edaran ke orang tuawali murid, melalui forum dialog bersama yang dihadiri oleh para guru, orang tuawali dan pengurus komite sekolah dipandang cukup efektif. Namun masih ada beberapa momen penting yang bisa dimanfaatkan oleh pihak sekolah untuk sosialisasi ketiga pilar tersebut misalnya saat pengambilan raport semester I dan semester II kenaikan kelas karena umumnya orang tuawali murid akan datang untuk mengambil raport anaknya. Acara pelepasan siswa kelas III juga 437 biasanya dihadiri oleh orang tuawali murid, rapat dinas sekolah biasanya juga dihadiri oleh pengurus komite sekolah, momen peringatan hari ulang tahun sekolah dan yayasan merupakan kesempatan yang bagus untuk melakukan sosialisasi kepada para orang tuawali murid. Media sosialisasi bisa berupa brosur, banner dan lainnya. Melalui kegiatan sosialisasi visi, misi, tujuan dan program kerja sekolah yang dilakukan melalui berbagai cara tersebut diharapkan dapat meingkatkan kesadaran dan rasa tanggung jawab serta dapat dibangun suatu pemahaman bersama bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru dan pengelola sekolah semata tetapi juga orang tua dan masyarakat. Terciptanya sinergisitas dukungan dan partisipasi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi sekolah merupakan poin penting dalam upaya membangun prestasi sekolah yang optimal. Melalui mekanisme komunikasi yang dilakukan secara demokratis, transparan dan akuntabel diharapkan warga sekolah dan masyarakat dapat membangun satu kesatuan visi, misi, tujuan dan program kerja. dalam membangun mutu pendidikan di sekolah. 3 Evaluasi Standar Isi Evaluasi Standar Isi meliputi evaluasi terhadap pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah, evaluasi terhadap implementasi kurikulum untuk mata pelajaran yang telah dikembangkan, evaluasi terhadap pengembangan mulok, evaluasi pengembangan diri, evaluasi pendidikan kecakapan hidup, dan evaluasi pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. 438 a Evaluasi Ketercapaian Visi, Misi, Dan Tujuan Sekolah Kebijakan yang dilakukan oleh SMA Al-Kautsar untuk melakukan evaluasi visi, misi, dan tujuan sekolah setiap tahun merupakan langkah yang tepat karena dua alasan, pertama ; mengingat kemajuan IPTEK terus mendorong munculnya banyak perubahan diberbagai bidang kehidupan yang menuntut setiap orang untuk melakukan penyesuain diri dengan baik. Kedua, tuntutan kebutuhan, peluang dan tantangan pendidikan bahkan kebutuhan lintas sektor dimasyarakat baik di tingkat lokal, regional, nasional maupun global terus berkembang secara signifikan seiring dengan perkembangan ekonomi yang terus mempengaruhi seluruh sektor tak terkecuali sektor pendidikan. Hal ini menuntut sekolahmadrasah untuk merespon secara cepat dan cerdas berbagai perubahan tersebut dengan cara melakukan penyesuaian program-program dan kegiatan pendidikan dan pembelajaran di sekolahmadrasah yang merupakan derivasi dan penjabaran dari visi dan misi dam tujuan yang telah dirumuskan. Evaluasi implementasi kurikulum untuk mata pelajaran yang telah dikembangkan dilingkungan SMA Al-Kautsar Bandar Lampung meliputi semua komponen kurikulum, yaitu Tujuan, Materi dan komponen kurikulum, proses pembelajaran persiapan, pelaksanaan dan evaluasi serta hasil belajar siswa dan prestasi akademik yang dicapai. Ruang lingkup evaluasi implementasi kurikulum tersebut telah sesuai dengan kondisi riil proses pembelajaran yang berkembang di sekolah. Evaluasi dilakukan terutama oleh tim pengembang kurikulum sekolah TPKS serta pihak komite sekolah 439 sebagai refresentasi orang tua siswa dan masyarakat. Evaluasi terhadap tujuan penting karena berkaitan dengan sasaran maupun arah yang akan dituju dan dicapai. Tujuan bersumber dari harapan masyarakat bukan hanya sebuah rancangan kurikulum saja. Dalam evaluasi itu perlu dipertimbangkan adanya hambatan yang akan muncul dalam upaya mencapai tujuan tersebut. Materi kurikulum perlu dievaluasi, karena berkaitan dengan relevansi materi pembelajaran dengan tujuan, sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang komprehensif. Evaluasi juga dilakukan untuk mengetahui relevansi materi pembelajaran dengan perbedaan ataupun perkembangan individu secara psikologis, sehingga dapat terjadi perubahan perilaku yang optimal. Evaluasi dalam hal ini dilakukan dengan maksud mengetahui sampai sejauh mana proses dapat memberikan hasil berupa perubahan perilaku secara optimal. Evaluasi dilakukan pula terhadap metode dan strategi pembelajaran untuk mengetahui efektifitas penggunaan metoda dan strategi pembelajaran serta upaya perbaikan peningkatan pada kekurangan-kekurangan yang muncul. Untuk melihat efektivitas kurikulum mencapai hasil yang optimal diperlukan evaluasi secara terus menerus yang meliputi proses hasil kurikulum. Tujuan evaluasi proses adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana kurikulum sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Evaluasi kurikulum sebagai suatu proses, dilakukan baik terhadap unsur tertentu maupun keseluruhan perangkat kurikulum. b Evaluasi Pengembangan Mulok Hal yang paling urgen dalam evaluasi pengembangan muatan lokal di 440 sekolah adalah relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Masyarakat Lampung pada umumnya adalah masyarakat agraris relegius sehingga dipilihnya mulok Tahfizul Qur’an dan Bahasa Lampung merupakan langkah tepat karena sesuai dengan karakteristik masyarakat daerah. Adapun bagian-bagian yang perlu dievaluasi meliputi kurikulum, proses pembelajaran dan evaluasi belajarnya. Langkah evaluasi yang dilakukan SMA Al-Kautsar terhadap pengembangan mulok yang meliputi ketiga hal tersebut telah sejalan dengan tujuan pembelajaran mulok dan karakteristik muatan lokal yang digali dari budaya daerah yang berkembang di masyarakat. Dalam upaya pengembangannya sekolah ini melibatkan komite sekolah sebagai refresentasi masyarakat. c Evaluasi Pengembangan Diri Kegiatan pengembangan diri yang dikembangkan di SMA Al-Kautsar yakni kegiatan ekstrakurikuler dan layanan konseling dinilai sesuai dengan kebutuhan perkembangan pendidikan dan pembelajaran siswa di sekolah. Pada prinsipnya kedua kegiatan tersebut dapat memberi peluang kepada siswa untuk memupuk, melatih, mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan minat, bakat dan seluruh potensi yang dimiliki. Ditetapkannya hari jum’at sebagai waktu untuk melakukan kedua kegiatan tersebut dinilai tepat karena disamping jadwal belajar siswa memang lebih singkat dibanding hari hari yang lain, juga karena ada kegiatan rohani islam rohis yang dinilai lebih tepat dilaksanakan bersamaan harinya dengan pelaksanaan ibadah jum’at. Sasaran evaluasi untuk kegiatan ekstrakurikuler secara umum 441 meliputi: aspek kognitif, afektif dan psikomotorik namun lebih ditekankan pada penguasaan keterampilan. Sedangkan untuk kegiatan layanan konseling, sasaran evaluasi lebih pada perubahan pemahaman, sikap dan prilaku aspek afektif . d Evaluasi Pendidikan Kecakapan Hidup Pendidikan Kecakapan Hidup di SMA Al-Kautsar terdiri atas dua program Pertama, secara terintegral dengan seluruh mata pelajaran, dan yang kedua yaitu program pendidikan komputer. Pelaksanaan evaluasi untuk program yang terintegrasi dengan seluruh mata pelajaran menyesuaikan dengan karakteristik dan metode evaluasi permata pelajaran. Sedangkan evaluasi untuk program pendidikan komputer meliputi pengembangan program soft ware dan perakitan komponen komputer hard ware . Evaluasi pendidikan kecakapan hidup dibuat berdasarkan kompetensi kecakapan hidup yang telah dirumuskan. Penilaian terhadap prestasi belajar peserta didik tidak hanya dengan pencil dan paper test, melainkan juga dengan performance test dan bahkan dengan evaluasi otentik. e Evaluasi Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global Program Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan GlobalPBKLG di SMA Al-Kautsar terdiri atas: Pertama, program Pengembangan Pendidikan Agama Islam PPAI: materi akidah, akhlak, muamalah, dan praktik ibadah. untuk menunjang pendidikan berbasis keunggulan lokal. Kedua, program pendidikan Bahasa Asing Bahasa Inggris dan Bahasa Arab bersifat wajib 442 untuk seluruh siswa dan Bahasa Jepang, Bahasa Mandarin dan Bahasa Prancis yang sifatnya pilihan. Evaluasi terhadap kedua program tersebut meliputi kecakapan kognitif, sikap dan pengamalan afektif, serta keterampilan dalam praktik psikomotorik.

b. Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Standar Proses 1 Perencanaan Standar Proses