442
untuk seluruh siswa dan Bahasa Jepang, Bahasa Mandarin dan Bahasa
Prancis yang sifatnya pilihan. Evaluasi terhadap kedua program tersebut meliputi kecakapan kognitif, sikap dan pengamalan afektif, serta
keterampilan dalam praktik psikomotorik.
b. Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Standar Proses 1 Perencanaan Standar Proses
Perencanaan Standar Proses meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: pembentukan tim penelaahan silabus dan RPP kelompok mata
pelajaran, penyusunan silabus oleh masing-masing guru mata pelajaran, penyusunan RPP oleh masing-masing guru mata pelajaran, penyusunan bahan
ajar oleh masing-masing guru mata pelajaran dan penyusunan alat evaluasi hasil belajar oleh masing-masing guru.
a Pembentukan Tim Penelaahan Silabus dan RPP Kelompok Mata
Pelajaran
Penelaahan silabus dan RPP kelompok mata pelajaran dilakukan oleh Tim yang dibentuk oleh Kepala Sekolah. Tim ini beranggotakan para guru
yang tergabung dalam MGMP sejenis dan mendapatkan bimbingan pendampingan oleh TPKS. Kebijakan tersebut sangat mendukung ketepatan
dan kelancaran pengkajian silabus dan RPP mengingat silabus merupakan pedoman sumber pokok dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut,
mulai dari pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Penelaahan silabus dan
RPP disekolah ini dilakukan setiap awal tahun pelajaran, hasilnya kemudian
443
distetapkandisyahkan oleh Kepala Sekolah. Adapun sasaran yang ditelaah meliputi : 1 Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui
suatu kegiatan pembelajaran. 2 kegiatan yang harus dilakukan untuk
menanamkan membentuk kompetensi tersebut dan yang ke 3 upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki
peserta didik. Ketiga sasaran kajian tersebut sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap mata pelajaran.
b Penyusunan Silabus Oleh Masing-Masing Guru Mata Pelajaran
Di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung silabus mata pelajaran disusun bersama oleh para guru mata pelajaran. Kebijakan tersebut sejalan dengan
tujuan otonomi sekolah yang lebih mengedepankan rancang bangun mutu pendidikan dari stakeholders sekolah itu sendiri karena merekalah yang lebih
mengetahui kebutuhan dan potensi yang ada. Bagian-bagian silabus yang disusun sudah sesuai dengan kurikulum yang dikembangkan oleh BSNP
meliputi . standar kompetensi, mata pelajaran, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator hasil belajar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu,
penilaian, sarana dan sumber belajar. Penyusunan tersebut disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia.
c Penyusunan RPP Oleh Masing-Masing Guru Mata Pelajaran
Penyusunan RPP di sekolah ini dilakukan oleh masing-masing guru. Hal tersebut sudah tepat karna beberapa alasan; pertama, rencana
pelaksanaan pembelajaran RPP tidak tepat bila disusun oleh guru mata pelajaran yang lain yang tidak sejenis, kedua, RPP bersifat sangat individual
444
artinya setiap guru yang akan melaksanakan pembelajaran akan membuat persiapan berupa RPP yang kemungkinan besar tidak sama dengan guru yang
lain meskipun dalam mata pelajaran yang sama. Perbedaan itu biasanya pada pemilihan metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian serta
sumberbahanalat yang digunakan, ketiga, setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik sendiri-sendiri sehingga karenanya RPP juga harus dibuat oleh
guru yang bersangkutan, keempat, pada umumnya setiap guru dalam satu mata pelajaran mendapat tugas mengajar di kelas yang berbeda. Setiap kelas
memiliki siswa yang sangat karakteristi dalam belajar berbeda dalam banyak hal seperti motivasi belajar, konsentrasi belajar, respon belajar,
kedisiplinan dan ketertiban dalam belajar, kemampuan memahami pelajaran, dan lain sebagainya . Oleh karena itu maka guru dalam membuat RPP juga
harus menyesuaikan dengan variabel-variabel tersebut disamping ketentuan umum yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
d Penyusunan Bahan Ajar Oleh Masing-Masing Guru Mata Pelajaran
Bahan ajar berfungsi membantu guru dan siswa dalam belajar. Kebijakan penyusunan bahan ajar di sekolah ini diserahkan kepada guru
masing-masing. Hal tersebut dinilai sudah tepat karena beberapa alasan ; pertama, setiap guru memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyusun
bahan ajar, kedua, setiap guru memiliki kecendrungan menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan kemampuannya dan kondisi siswa yang diajar,
ketiga, tidak semua bahan ajar cocok diterapkan untuk semua siswa yang berbeda kelas. Siswa di kelas tertentu akan lebih senang menggunakan bahan
445
ajar berupa modul, tetapi siswa di kelas yang lain malah lebih menyukai bahan ajar berupa audiovidio. Oleh karena itu guru harus membuat bahan
ajar menyesuaikan dengan karakteristik siswa untuk mencapai hasil yang effektif dan efisien. Keempat, untuk mata pelajaran tertentu seperti Bahasa
Asing, Penjasorkes dan Kesenian.biasanya membutuhkan bahan ajar berupa bukumodul dan CD audiovidio untuk mencapai efektivitas dan efisiensi
yang optimal.
e Penyusunan Alat Evaluasi Hasil Belajar Oleh Masing-Masing Guru
Setiap guru diwajibkan melakukan evaluasi dalam proses pembelajaran. Jenis evaluasi yang digunakan bisa berupa tes dan non tes.
Sasaran evaluasi biasanya meliputi ketiga ranah dalam belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Di SMA Al-Kautsar pada umumnya guru
melaksanakan evaluasi jenis tes untuk bidang kognitif, pengamatan untuk menilai sikap dan prilaku afektif dan unjuk kerja praktik untuk mengetaui
tingkat penguasaan keterampilan Setiap guru diwajibkan menyiapkan sendiri alatinstrumen evaluasi tersebut. Kebijakan tersebut dinilai tepat karena
beberapa alasan ; pertama, setiap mata pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda oleh karenanya alat evaluasinya juga harus menyesuaikan, kedua,
setiap guru mata pelajaran lebih mengetahui kondisi siswanya dalam belajar oleh karenanya untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa guru harus
menyiapkan alatinstrumen yang dapat mengeksplorasi capaian pemahaman siswa secara optomal dalam setiap materi yang diajarkan. Ketiga, setiap mata
pelajaran belum tentu efefktif bila menggunakan alat dan teknik evaluasi
446
yang sama. Mata pelajaran tertentu akan lebih akurat hasil evaluasinya bila menggunakan tes dengan teknik pilihan ganda multiple choice test
sekaligus dengan essay essay test. Keempat, dengan membuat sendiri alatinstrumen tes, diasumsikan terjadi peningkatan kemampuan guru dalam
menyiapkan dan melaksanakan evaluasi pembelajaran.
2 Pelaksanaan Standar Proses a Guru
Melaksanakan Penyusunan Silabus Berdasarkan Hasil
Pemetaan Standar Isi
Penyusunan silabus mata pelajaran di SMA Al-Kautsar telah dilakukan sesuai ketentuan dengan alasan sebagai berikut; pertama,
penyusunan silabus harus didasarkan pada hasil pemetaan standar isi yang terdiri atas kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum
tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. Kedua, penyusunan silabus harus memperhatikan prinsip pengembangan silabus ilmiah, relevan,
sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, serta menyeluruh.
b Guru Membuat Analisis Tentang Indikator Ketercapaian Pada Masing-Masing Mata Pelajaran
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam kegiatan pembelajaran maka diperlukan indikator pencapaian. Di SMA Al-Kautsar,
setiap guru diwajibkan untuk membuat analisis tentang indikator ketercapaian masing-masing mata pelajaran. Ketentuan ini dinilai tepat karena beberapa
alasan : pertama, tujuan setiap mata pelajaran berbeda-beda, oleh karenanya
447
indikator capaiannya juga tentu berbeda, kedua, Indikator pencapaian proses dan hasil menggambarkan prilaku yang terukur atau dapat diamati yang
membuktikan tercapainya kompetensi yang diharapkan. ketiga, dengan
adanya indikator capaian dalam suatu mata pelajaran, akan membantu guru dalam menentukan metodeteknik dan instrumen evaluasi. Sedangkan bagi
siswa dapat membantu mereka memusatkan perhatian pada tujuan yang perlu dicapai, menenetukan strategi belajar, memilih sumber belajar, menggunakan
waktu, serta memperhitungkan daya dan finansial yang mereka alokasikan. Kriteria indikator capaian untuk masing-masing mata pelajaran yang
dirumuskan dalam tiga kriteria utama : dirumuskan dalam kalimat yang jelas, mengandung kepastian makna, dan dapat diukur, dinilai telah memadai dan
dapat membantu baik guru maupun siswa dalam upaya mencapai tujuan setiap mata pelajaran.
c Guru Melakukan Analisis SK, KI dan KD
Ditetapkannya ketentuan tentang keharusan setiap guru di sekolah ini untuk melakukan analisis terhadap standar kompetensi, kompetensi inti dan
kompetensi dasar dinilai relevan dengan upaya melaksanakan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien. Selain hal tersebut dengan melakukan analisis terhadap ketiga komponen tersebut dapat diketahui kesesuaian
dengan ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan., serta upaya-upaya
penyempurnaan dan penyesuaian SKL di masa yang akan datang.
448
d Guru Menyusun Bahan Ajar Sesuai Karakteristik Siswa
Penyusunan bahan ajar di SMA Al-Kautsar dikonsentrasikan pada upaya membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Untuk
mencapai efektivitas dan efisiensi yang tinggi, maka pembuatan bahan ajar harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan berpedoman pada standar
kompetensi SK dan kompetensi dasar KD, atau tujuan pembelajaran umum goal dan tujuan pembelajaran khusus objective. Bahan ajar yang
sesuai dengan karakteristik siswa diasumsikan dapat meningkatkan partisipasi dan aktivasi siswa dalam belajar.
e Guru Melaksanakan Penyusunan RPP
Kepala SMA
Al-Kautsar mewajibkan
penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran RPP dilakukan oleh setiap guru mata pelajaran berdasarkan format yang telah disepakati dalam rapat dinas sekolah.
Berdasarkan contoh RPP yang ada di lingkungan SMA Al-Kautsar dinilai telah sesuai dengan ketentuan dalam kurikulum 2006 KTSP.
f Guru Melaksanakan Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran di SMA Al-Kautsar dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
dalam kurikulum
2006 KTSP.
Dalam melaksanakan
pembelajaran guru berorientasi pada dua hal, pertama, guru-guru ingin pembelajaran berlangsung sesuai dengan kebutuhan siswa dan kerenanya
mereka memilih menerapkan metode PAIKEM pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Kedua, sekolah ini menginginkan agar para
guru dalam melaksanakan pembelajaran selalu memperhatikan fakta otentik
449
partisipasi siswa dalam belajar seperti kehadiran, ketuntasan kerja , partisipasi dan hasil belajar siswa secara keseluruhan.
g Guru Melaksanakan Evaluasi Hasil Proses Pembelajaran
Evaluasi hasil proses pembelajaran di sekolah ini dilakukan oleh para guru dengan tujuan untuk mengetahui tingkat daya serap per kompetensi,
mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dalam belajar, dan juga posisi kemampuan siswa satu dengan
yang lainnya. Dalam konteks sekolah, maka evaluasi hasil proses pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan proses
pendidikan dan pembelajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah a tingkah laku para siswa siswa kearah tujuan pendidikan
yang diharapkan. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan
dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pembelajaran serta strategi pelaksanaannya.
Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui tes hasil belajar. Ada tiga jenis
tes yang dilakukan di sekolah ini yaitu tes formatif, tes subsumatif dan tes
sumatif. Tes formatif. Hal tersebut sejalan dengan penjelasan yang dikemukakan Jamarah 2006:
Tes formatif digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
daya serap peserta didik terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil formatif dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar
bahan pengajaran dalam waktu tertentu. Tes subsumatif meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah
diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar
450
peserta didik. Hasil tes subsumatif dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nili
rapor. Tes sumatif dilakukan untuk mengukur daya serap peserta didik
terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester dan satu atau dua Tahun Akademik. Tujuannya adalah untuk
menetapkan tingkat atau tarap keberhasilan belajar peserta didik dalam satu periode belajar tertentu. Hasil tes sumatif dimanfaatkan untuk
kenaikan kelas, menyusun peringkat ranking atau sebagai ukuran mutu institusi.
180
h Guru Melakukan Analisis Evaluasi Hasil Proses Pembelajaran
Guru-guru SMA Al-Kautsar diwajibkan untuk melakukan analisis terhadap evaluasi hasil proses pembelajaran. Ketentuan ini dinilai strategis
dan penting karena beberapa alasan sebagai berikut : pertama, analisis hasil evaluasi proses pembelajaran dapat digunakan sebagai sarana perbaikan dan
peningkatan dalam proses pembelajaran, kedua, hasil analisis tersebut dapat digunakan untuk pertimbangan dalam menentukan kriteria ketuntasan belajar,
ketiga, analisis hasil evaluasi tersebut menjadi informasi penting bagi guru- guru dan sebagai sarana introspeksi diri evaluasi diri tentang kinerja dan
kemampuannya dalam membelajarkan siswa.
i Guru Melakukan Tindak Lanjut Analisis Hasil Evaluasi Proses Pembelajaran
Kebijakan tentang perlunya guru-guru SMA Al-Kautsar untuk melakkuan tindak lanjut analisis hasil evaluasi proses pembelajaran
sebagaimana telah dijelaskan pada bagian di muka, dinilai tepat karena alasan-alasan sebagai berikut; pertama, analisis hasil evaluasi belajar
180
Jamarah, Pengertian
Evaluasi Hasil
Belajar, diakses
dari http:www.landasanteori.com201509, pada tanggal 26 Februari 2016 pukul 19.55 WIB.
451
biasanya menghasilkan informasi tentang perbedaan kemampuan belajar siswa, kedua atas dasar perbedaan tersebut guru harus memfasilitasi siswa
yang belum tuntas belajar dengan program remidial. Sedangkan untuk siswa yang sudah mencapai KKM dan memiliki kemampuan tinggi diberi
kesempatan untuk mengikuti program pengayaan. Kedua, hasil evaluasi proses pembelajaran dapat digunakan guru dan sekolah untuk melakukan
penyempurnaan metode dan program pembelajaran ketiga, hasil evaluasi
belajar tersebut dapat menjadi informasi penting bagi para orang tuawali dalam memberikan bimbingan belajar di rumah sinergisitas sekolah dan
orang tua siswa .
j Guru Melaporkan Hasil Evaluasi Proses Pembelajaran
Ketentuan tentang evaluasi belajar di SMA Al-Kautsar antara lain adalah melaporkan hasil evaluasi belajar siswa kepada orang tuawali siswa.
Ketentuan tersebut dinilai tepat karena beberapa alasan : pertama, Evaluasi pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan belajar
anak didik hasil belajar siswa dan kinerja guru dalam mengajar, karenanya pimpinan sekolah harus mengetahuinya. kedua,
Informasi hasil belajar berupa kompetensi dasar yang sudah dipahami dan yang belum dipahami oleh
sebagian besar siswa sehingga karenanya perlu diketahui baik oleh siswa, guru
maupun orang tua. Ketiga, Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa dan guru untuk melakukan perbaikan dan peningkatan
kualitas pembelajaran. Laporan hasil evaluasi belajar tersebut juga sebagai sarana komunikasi dan hubungan kerjasama antara sekolah, siswa dan orang
452
tua. Keempat, laporan hasil evaluasi proses pembelajaran tersebut merupakan bentuk pertanggung jawaban sekolah kepada orang tua tentang kemampuan
siswa dalam mengikuti pembelajaran.
3 Evaluasi Standar Proses a Evaluasi Penyusunan Dan Pengembangan Silabus
Evaluasi penyusunan dan pengembangan silabus di SMA Al-Kautsar pada dasarnya diserahkan kepada guru masing-masing. Tetapi dalam
pelaksanaannya para guru dalam mata pelajaran sejenis melakukan evaluasi penyusunan dan pengembangan silabus secara bersama-sama dalam forum
MGMP sekolah dan MGMP Kota Bandar Lampung. Langkah tersebut dinilai dapat menjadi solusi bagi guru-guru tertentu yang kesulitan apabila
melakukan penyusunan dan pengembangan silabus secara mandiri. Nilai positip yang lain adalah melalui forum bersama seperti MGMP para guru
dapat berdiskusi tentang metode pengembangan silabus dan hal-kal lain yang terkait dengan penyusunan dan pengembangan silabus. Adapun sasaran dan
ruang lingkup
evaluasi pengembangan
silabus meliputi
prinsip pengembangan silabus dan elemen-elemen dalam silabus dinilai telah sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran dan ketentuan dalam kurikulum 2006.
b Evaluasi Penyusunan RPP
Sasaran evaluasi penyusunan RPP guru di SMA Al-Kautsar meliputi : identitas, SK, KD, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, sumberbahan alat. Sasaran tersebut dinilai tepat karena beberapa alasan, pertama, bagian-bagian dalam
453
RPP tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lainnya, oleh karena itu evaluasi juga harus dilaksanakan secara
komprehensif. Kedua, sesuai dengan pengertiannya maka RPP perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya karena akan menjadi pedoman teknis
dalam proses pembelajaran. Ketiga, Evaluasi RPP yang dilakukan dalam forum MGMP bermanfaat membantu guru-guru tertentu yang memiliki
masalah dalam penyusunan RPP. Dalam penyusunan RPP, hal penting yang harus diperhatikan adalah
pengembangan langkah-langkah pembelajaran, karena hal tersebut akan sangat menentukan efektivitas dalam proses pembelajaran. Langkah langkah
pembelajaran tersebut meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Rumusan tujuan pembelajaran tidak boleh menimbulkan
penafsiran ganda. Tujuan instruksional pembelajaran sebaiknya dinyatakan dalam format ABCD, artinya: A= Audience adalah peserta didik yang akan
belajar. B= Behaviour adalah perilaku yang dapat diamati. C= Condition adalah persyaratan yang harus dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat
tercapai. D= Degree adalah tingkat penampilan atau keberhasilan yang dapat diterima. Jika tidak ada degree dalam tujuan pembelajaran maka tidak dapa
diketahui apakah peserta didik sudah mencapai kompetensi seprti yang ada dalam tujuan pembelajaran. Dalam menyusun indikator
pencapaian kompetensi menggunakan kata kerja operational.
Berkaitan dengan penyusunan RPP ini, terdapat beberapa catatan yang perlu diperhatikan oleh para guru, yaitu:
454
1 Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan secara nasional untuk seluruh mata pelajaran harus dijadikan acuan utama dalam
merumuskan komponen-komponen RPP. Karena itu, rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar sekalipun sudah dituliskan dalam
silabus, perlu tetap dituliskan kembali dalam RPP agar dapat terlihat secara langsung keterkaitannya dengan komponen yang lainnya dan
menjadi titik tolak untuk menentukan materi pembelajaran, indikator ketercapaian kompetensi, media, metoda, kegiatan pembelajaran serta
menentukan cara penilaian. 2 Penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator-indikator ketercapaian
kompetensi perlu dipahami oleh guru. Setelah itu guru harus mampu menuliskannya dalam RPP dengan menggunakan rumusan-rumusan yang
tepat, terukur, dan operasional. Ketidakmampuan guru dalam merumuskan indikator-indikator tersebut akan mempengaruhi pencapaian kompetensi
dasar, yang akhirnya berakibat terhadap rendahnya kemampuan yang dimiliki siswa.
3 Dalam penentuan materi pembelajaran pada umumnya guru sering menjadikan buku teks sebagai titik tolak dan sumber utama pembelajaran.
Hal ini akan membawa akibat bahwa seluruh proses pembelajaran akan berada di sekitar buku teks tersebut. Dalam RPP yang dikembangkan,
sebenarnya buku teks hanya merupakan salah satu sumber. Sumber itu tidak hanya hanya buku, namun ada buku, alat, manusia, lingkungan
maupun teknik yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Sebenarnya
455
dengan adanya kompetensi dasar dan indikator akan memudahkan penentuan materi. Apabila kompetensi dasar dan indikator ada dalam
kawasan belajar kognitif, maka sifat materi yang akan disajikanpun akan berkenaan dengan pengetahuan ataupun pemahaman. Demikian pula
halnya untuk kawasan belajar afektif maupun psikomotor. Materi pembelajaran ini dapat diuraikan secara terinci atau cukup dengan pokok-
pokok materi saja, dan materi terinci nantinya dapat dilampirkan. Materi pembelajaran sifatnya bermacam-macam ada yang berupa informasi,
konsep, prinsip, keterampilan dan sikap. Sifat dan materi tersebut akan membawa implikasi terhadap metoda yang akan digunakan dan kegiatan
belajar yang harus ditempuh oleh siswa. 4 Dalam penentuan atau pemilihan kegiatan pembelajaran perlu disesuaikan
metoda mana yang paling efektif, efesien, dan relevan dengan pencapaian kompetensi dasar dan indikator. Penentuan metode pembelajaran harus
memungkinkan terlaksananya cara belajar siswa aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Guru perlu memilih kegiatan-kegiatan pembelajaran yang
benar-benar efektif dan efesien dengan mempertimbangkan: a. Karakteristik kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi. b.
Keadaan siswa, mencakup perbedaan-perbedaan individu siswa seperti kemampuan belajar, cara belajar, latar belakang, pengalaman, dan
kepribadiannya. c. Jenis dan jumlah fasilitassumber belajar yang tersedia untuk dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran. d. Sifat dan
456
karakteristik masing-masing metode yang dipilih untuk mencapai kompetensi dasar.
c Evaluasi dan Supervisi Kegiatan Proses Pembelajaran
Sasaran dalam evaluasi kegiatan pembelajaran di SMA Al-Kautsar meliputi kinerja guru dan daya serap siswa., Sedangkan layanan supervisi
dilakukan dalam bentuk konsultasi dan bimbingan. Kedua sasaran tersebut dinilai tepat karena beberapa alasan : pertama, kinerja guru merupakan kunci
utama bagi upaya peningkatan prestasi belajar siswa. Oleh karenanya perlu ada uoaya evaluasi secara berkesinambungan untuk mengetahui kekurangan
dan kelemahan guru dalam menjalankan tugas pembelajaran. Kedua. Layanan supervisi sangat dibutuhkan oleh guru maupun siswa dalam rangka
menemukan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Supervisi juga dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja guru
dan prestasi belajar siswa. Evaluasi dan supervisi dilaksanakan oleh kepala SMA Al-Kautsar
bersama pengawas dari dinas pendidikan Kota Bandar l;ampung. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Permendikbud RI Nomor 65 TAHUN 2013
tentang Standar Proses, Bab VI yang berbunyi: Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan
pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan
oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas.
181
181
Republik Indonesia, “Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses”.
457
Kegiatan pembelajaran di sekolah akan berhasil jika semua unsur yang terkait di dalamnya dapat bekerja sama atau menjadi tim kerja team
work yang solid untuk mencapai tujuan sekolah. Kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kualitas profesional kinerja kepala sekolah dan
pendidik guru. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan kemampuan profesional kepala sekolah dan
guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran perlu secara terus-menerus diperhatikan dan dilakukan.
Peningkatan ini tentu saja akan lebih berhasil jika kepala sekolah dan guru betul-betul berkomitmen dan berkemauan yang kuat untuk meningkatkan
kemampuan dirinya. Namun demikian, masih banyak pendidik yang masih memiliki ketergantungan terhadap bantuan orang lain untuk menemukan
usaha-usaha, jenis, mekanisme yang harus mereka lakukan dalam usaha peningkatan kemampuan profesional mereka.
d Evaluasi Hasil Kegiatan Penyusunan BahanAlat Penilaian Evaluasi Pembelajaran
Sasaran evaluasi hasil kegiatan penyusunan bahanalat penilaian evaluasi
pembelajaran di SMA Al-Kautsar difokuskan pada kemampuan guru dalam membuat instrumen tes berupa soal-soal ulangan baik untuk teori
maupun praktik. Para guru membuat soal ulangan berdasarkan tujuan instruksional khusus yang kemudian diderivasi menjadi kisi-kisi. Dan dari
kisi-kisi inilah soal soal evaluasi dibuat. Hal tersebut dinilai tepat karena alasan-alasan sebagai berikut ; pertama, salah satu penentu keberhasilan
evaluasi pembelajaran adalah tersedianya alat evaluasi yang baik, kedua, alat
458
evaluasi soal yang baik adalah apabila dibuat mengacu pada kompetensi dasar tujuan instruksional khusus dan kisi-kisi. Ketiga, soal yang bermutu
baik dapat memberikan informasi dengan tepat tentang peserta didik mana yang belum atau sudah mencapai kompetensi. Salah satu ciri soal yang
bermutu baik adalah bahwa soal itu dapat membedakan setiap kemampuan peserta didik. Semakin tinggi kemampuan peserta didik dalam memahami
materi yang telah diajarkan, maka semakin tinggi pula peluang menjawab benar soal yang menanyakan materi yang telah diajarkan itu. Makin rendah
kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang telah diajarkan, makin kecil pula peluang menjawab benar suatu soal yang menanyakan
materi yang telah diajarkan. Keempat, selain harus mempunyai daya beda yang tinggi, soal yang bermutu juga harus sahih valid, dan handal. Sahih
maksudnya bahwa setiap alat ukur hanya mengukur satu dimensiaspek saja. Mistar hanya mengukur panjang, timbangan hanya mengukur berat, bahan
ujian atau soal PKn hanya mengukur materi-materi PKn bukan mengukur keterampilankemampuan materi yang lain. Handal maksudnya bahwa setiap
alat ukur harus dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat, cermat, dan ajeg. Untuk dapat menghasilkan bahan ujian yang sahih dan handal, penulis
soal harus merumuskan kisi-kisi dan menulis soal berdasarkan kaidah penulisan soal yang baik kaidah penulisan soal bentuk objektif pilihan
ganda dan uraian.
e Evaluasi Hasil Analisis Proses Pembelajaran
Sasaran evaluasi hasil analisis proses pembelajaran dititik beratkan
459
pada tiga hal yaitu persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Sasaran tersebut dinilai tepat karena beberapa alasan :
pertama, proses pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila guru memiliki persiapan mengajar yang memadai. Secara teknis persiapan
pembelajaran tersebut meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan bahan ajar. Kedua, pada pelaksanaan pembelajaran guru harus
dapat menunjukkan kemampuan menguasai materi ajar dengan menggunakan metode
dan pendekatan
pembelajaran yang efektif. Ketiga,
untuk membuktikan apakah persiapan pembelajaran yang dibuat telah dilaksanakan
secara efektif, maka diperlukan evaluasi. Dengan evaluasi tersebut akan diketahui seberapa baik persiapan pembelajaran yang dibuat dan seberapa
efektif pelaksanaan pembelajaran. Efektivitas pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat dari dua dimensi yaitu dimensi kuantitas dan dimensi kualitas.
Dimensi kuantitas menunjuk pada berapa banyak siswa yang memiliki respon positif dalam proses pembelajaran. Sedangkan dimensi kualitas
menunjuk pada berapa banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar bahkan melewati standar ketuntasan minimal yang telah ditetapkan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa titik fokus evaluasi hasil analisis proses pembelajaran terletak pada bagaimana usaha-usaha guru
dalam membelajarkan anak agar sesuai dengan tujuan mata pelajaran. Untuk mencapai tujuan mata pelajaran maka guru harus dapat memilih dan
menerapkan suatu pendekatan yang efektif. Salah satu pendekatan
pembelajaran yang efektif adalah pendekatan kontekstual. Pendekatan ini
460
berpedoman pada berpedoman pada 4 prinsip belajar yang dicanangkan
UNESCO yaitu: 1 Learning to do belajar sambil bekerja, 2 Learning to know, yaitu proses pembelajaran yang didesain dengan cara mengintensifkan
interaksi dengan lingkungan sehingga siswa mampu membangun pemahaman dan pengetahuan terhadap lingkungan sekitarnya, 3 Learning to be belajar
untuk menjadi sesuatu, 4 Leraning to live together, pembelajaran yang lebih diarahkan upaya membentuk kepribadian uantuk memahami dan
mengenai keanekaragaman.
f Evaluasi Penyusunan Bahan Ajar
Sasaran evaluasi penyusunan bahan ajar di SMA Al-Kautsar meliputi konten
kebenaran dan keselarasan isi, Keluasan dan kedalaman materi, ketercernaan materi, penggunaan bahasa, performance perwajahan,ilustrasi,
dan kelengkapan bahan ajar. Bagian-bagian yang dievaluasi tersebut menjadi sangat penting karena: pertama, materi bahan ajar konten harus mengacu
pada silabus agar ada kesesuaian antara tujuan, materi dan evaluasi, kedua, materi bahan ajar harus bersifat tuntas artinya materi harus lengkap diambil
dari berbagai sumber sehingga setiap pokok bahasan menyajikan informasi yang lengkap sesuai batasanstandar dalam silabus.
Ketiga, Untuk
memudahkan siswa dalam memahami isi bahan ajar tersebut, maka bahasa yang dipakai harus bahasa yang baku bahasa Indonesia yang sesuai dengan
EYD. Keempat, Untuk menarik dan meningkatkan minat baca dikalangan siswa, maka bahan ajar harus memilki tampilan yang menarik. Mulai dari
perwajahan sampul, tata letak, pengaturan gambar dan ilustrasi, dan lain
461
sebagainya. Kelima, bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang lengkap artinya selain didalamnya ada sejumlah teori juga dilengkapi dengan evaluasi
untuk menambah kemampuan siswa dalam memahami isi dari bahan ajar tersebut. Keenam, bahan ajar harus disusun secara runtut dan sistematis serta
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga dengan bahan ajar memungkinkan siswa
dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh terpadu.
c. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Standar PTK 1 Perencanaan Standar PTK