Strategi Pementasan Grup Musik Islami DEBU Sebagai Media Dakwah

(1)

STRATEGI PEMENTASAN GRUP MUSIK ISLAMI “ DEBU “

SEBAGAI MEDIA DAKWAH

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk memenuhi syarat mencapai

Gelar Serjana Ilmu Sosial Islam ( S. Sos. I )

Disusun Oleh :

ARIP SARIPUDIN

NIM 104053002042

Jurusan Manajemen Dakwah ( MD )

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


(2)

STRATEGI PEMENTASAN GRUP MUSIK ISLAMI "DEBU" SEBAGAI MEDIA DAKWAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk memenuhi syarat mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos I)

Oleh Arip Saripudin Nim 103053002042

Di bawah bimbingan :

Drs. Sugiharto,MA Nip: 150277690

Jurusan Manajemen Dakwah

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


(3)

DAFTAR ISI ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ………. ………. 5

C. Tujuan Penelitian ………. ………. 5

D. Kegunaan Penelitian ………... 5

E. Metodologi Penelitian ………. ………. 6

F. Tinjauan Pustaka ………... 8

G. Sistematika Penulisan ………... 9

BAB II KERANGKA TEORI A. STRATEGI 1. Pengertian Strategi ………. 10

2. Dimensi strategi ………. 13

3. Tahapan-tahapan Strategi ……… 15

B. PEMENTASAN 1. Pengertian Pementasan ………. 18


(4)

C. MUSIK ISLAM

1. Pengertian Musik ………. 20

2. Bentuk dan Macam-macam Musik Islami ………...21

3. Musik Dalam Sejarah Islam ………..22

D. MEDIA DAKWAH

1. Pengertian Media Dakwah ………..25

2. Macam- macam Media Dakwah ………..26

3. Musik Sebagai Media Dakwah ………..28

BAB III GAMBARAN UMUM GRUP MUSIK ISLAMI DEBU

1. Latar Belakang Berdirinya ………..31

2. Visi Dan Misi Musik Debu ……….33

3.. Profil Personil Musik Debu ……….33 BAB IV STRATEGI PEMENTASAN GRUP MUSIK ISLAM DEBU

A. Perumusan Strategi Pementasan Grup musik Islami Debu ……... 42

B. Implementasi Strategi Pementasan Grup musik Islami Debu …... 54

C. Evaluasi Strategi Pementasan Grup musik Islami Debu ………. 58 D. Pementasan Grup Musik Islami DEBU ... 60 BAB. V PENUTUP

A. Kesimpulan ………. 62

B. Saran-saran ………..64


(5)

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidyatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 11 Desember 2008


(6)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi dengan judul STRATEGI PEMENTASAN GRUP MUSIK ISLAMI “ DEBU “ SEBAGAI MEDIA DAKWAH. Telah diujikan dalam sidang musnaqosyah Di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 11

Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam ( S.Sos.I )

Sidang Munaqosyah

Ketua Sekertaris

Drs. Mahmud Jalal, MA Drs. Cecep Castrawijaya, MA

Nip: 150202342 Nip: 150287029

Anggota

Penguji I Penguji II

Dr. M. Idris Abd. Shomad, MA Drs. H. Tarmi, MM

Nip: 150311326 Nip: 150062569 Pembimbing

Drs. Sugiharto, MA Nip: 150277690


(7)

ABSTRAK Arip Saripudin

Strategi Pementasan Grup Musik Islami " DEBU " Sebagai Media Dakwah

Musik ibarat darah yang takkan pernah bisa lepas dalam kehidupan manusia dan ini bisa dibilang seperti naluri yang sangat natural. Kita ambil contoh kalau musik takkan pernah bisa lepas dari telinga kita seperti air hujan, jika kita dengar dengan seksama maka ada satu alunan irama yang takkan pernah bisa kita pahami dari mana asal bunyi itu dan juga bunyi pancuran air sungai jika kita dengar maka ada satu irama yang menyatu di dalamnya. .

Kini, di manapun kita berada akan senantiasa selalu mendengarnya. Padahal semuanya itu timbul hanya dari 7 nada. Bisa kita bayangkan betapa besar anugerah Allah SWT kepada kita dari 7 nada bisa menghasilkan nada nada yang syahdu serta merdu. Ke semuanya itu senantiasa akan menjadi teman dalam hidup kita.

Berbagai aliran musik senantiasa selalu menjadi hiburan dalam kehidupan kita. Namun di balik itu, musik juga bisa menjadi media dakwah yang efektif untuk menyampaikan dakwah. Seperti halnya grup musik Islami DEBU melakukan syiar Islam melalui musik. Grup musik islami DEBU lahir ditengah situasi zaman yang telah melupakan nilai-nilai spiritual, DEBU berusaha untuk mengisi kekurangan itu, beda dengan kelompok musik yang lainnya. DEBU hadir dengan konsep lagu yang kaya akan nuansa dan di dalamnya mengandung syiar Islam untuk disampaikan kepada masyarakat luas melalui strategi pementasannya.

Musik adalah bagian dari kehidupan ini dengan musik kita dapat menghilangkan kepenatan setelah seharian beraktivitas tapi dengan musik pula kita dapat mengagungkan hal - hal duniawi karena itu berhati-hatilah wahai saudaraku pilihlah musik yang sesuai dengan ajaran Islam yaitu musik yang bertujuan menghibur dan mengarahkan kepada perbuatan baik (khayr / ma’ruf) dan menghapus kemaksiatan, kemungkaran, dan kezhaliman

Dari pemaparan di atas maka penulis bermaksud meneliti tentang Grup musik islami DEBU sebagai salah satu grup musik yang bernuansakan Islam mereka mensyiarkan Islam melalui alunan lagu yang sarat akan muatan dzikir dan mengajak manusia dalam meningkatkan keimanan pada sang pencipta Allah SWT melalui strategi pementasannya. Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitia ini adalah kualitatif yaitu untuk memperoleh data yang valid, peneliti melakukan wawancara, observasi selain itu peneliti juga melakukan penelitian melalui dokumentasi yang ada pada grup musik islami DEBU dengan terjun langsung ke lapangan diaman grup musik DEBU bermukim.

Dan pada akhirnya nanti hasil dari penelitian tersebut penulis dapat memberikan informasi mengenai gambaran perumusan strategi melalui 3 tahapan yang dibentuk menjadi kerangka kerja, implementasi strategi yang didalamnya ada pengembangan budaya,menciptakan strutur organisasi yang efektif, mengubah arah, menyiapkan anggaran dan memanfaatkan system informasi yang masuk. Selanjutnya tahapan akhir yaitu evaluasi strategi pementasan kegiatannya meliputi meninjau faktor-faktor eksternal dan internal, mengukur prestasi dengan membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan dan mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi apakah sesuai dengan rencana yang sudah dijalankan.


(8)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam pada hakekatnya identik dengan keindahan dalam hal ini bukanlah secara indera semata. Akan tetapi keindahan menurut Islam merupakan keindahan yang bernilai tauhid, syariat dan juga akhlak.

Dorongan serta kecintaan terhadap keindahan tersebut lantas mengantar sebagian umat untuk memunculkan kreasi ragam seni. Hingga pada akhirnya terciptalah apa yang dikenal dengan seni kaligrafi, seni tari, seni tarik suara, seni musik dan banyak lagi yang lainnya.

Sesungguhnya perasaan seni yang tumbuh dalam diri manusia adalah anugrah dari Allah SWT yang berharga sehingga guna mencari keridhaan Allah seni bisa menjadi salah satu medianya.

Seorang seniman muslim adalah seorang yang bertauhid secara utuh. Berguna bagi diri sendiri, bermanfaat bagi keluarga, masyarakat dan lingkungannya. Karya seni itu mungkin menyenangkan atau menghibur akan tetapi yang paling utama dari pada itu adalah nilai-nilai luhur yang menyejukkan ruhani, kemudian meningkatkan aliran kearifan terhadap hidup.1

Dakwah Islam merupakan aktualisasi imani ( teologis ) yang dimanisfestasikan dalam suatu system kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara berfikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan

1

Zainal Arifin Thaha, Eksotisme Seni Budaya Islam ( Yogyakarta : Buku Laela, 2002 ), Cet. Ke-I, h. 167


(9)

sosiokultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara / metode tertentu.2

Apabila memperhatikan al-Qur’an dan as-Sunnah maka kita akan mengetahui, sesungguhnya dakwah menduduki tempat dan posisi utama, sentral, strategis dan menentukan. Keindahan dan kesesuaian Islam dengan perkembangan zaman, baik dalam sejarah maupun praktiknya, sangat ditentukan oleh kegiatan dakwah yang dilakukan umatnya. Materi dakwah maupun metodenya yang tidak tepat, sering memberikan gambaran dan persepsi yang keliru tentang Islam. Demikian pula kesalahpahaman tentang makna dakwah, menyebabkan salah langkah dalam oprasional dakwah. Sehingga dakwah sering tidak membawa perubahan apa-apa, padahal tujuan dakwah adalah untuk mengubah masyarakat sasaran dakwah kearah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera lahiriah maupun batiniah.

Untuk mencapai sasaran dakwah yang tepat dan memperoleh tujuan yang dikehendaki, maka dakwah sudah barang tentu memerlukan alat dan sasaran sebagai agen pelayanan masyarakat yang mencakup seluruh segi kehidupan masyarakat, alat dan sasaran ini disebut media dakwah.

Musik merupakan bagian dari seni bisa dijadikan alat komunikasi yang efektif. Melalui semua makna pesan yang terkandung didalamnya musik juga dapat memberikan pengaruh terhadap emosi orang yang menikmatinya.

Penyampaian makna suatu ekpresi melalui musik juga merupakan proses komunikasi non verbal, yang dapat dilakukan secara interpersonal maupun intrapersonal. Dimana manusia berusaha mengungkapkan perasaan-perasaan

2


(10)

psikologisnya, setidaknya mempunyai peran dalam interaksi manusia dengan lingkungannya terutama saat mendengarkan musik.3

Mengenai pengaruh seni musik terhadap kegiatan dakwah islamiyah sangat penting sekali. Dimana bahasa yang indah, sajak yang baik, apabila dibaca dan dilantunkan dengan iringan irama yang indah, kemudian dinyanyikan lewat lagu dengan suara yang merdu tentunya akan memberikan kesan yang sangat mendalam bagi setiap orang yang mendengarkannya.

Mengingat begitu banyak jenis musik Islam sebut saja Nasyidnya Raihan, Hadad Alwi, Opik, yang telah eksis ditengah-tengah masyarakat menawarkan dakwah dengan konsepnya sendiri lewat lagu yang mereka nyanyikan sudah berhasil melaksanakan dakwah melalui media musik.

Begitupun halnya dengan grup musik islami DEBU yang mencoba menawarkan konsep dakwah dengan musik islaminya yang penuh khazanah serta memiliki keunikan tersendiri hadir dan dapat diterima oleh masyaraka. Keberhasilan dakwah grup musik Islam DEBU tidak terlepas dari peran seorang manajer dengan mengunakan strategi pementasan yang dijalankannya.

Implementasi strategi pementasan grup musik islami DEBU bertumpu pada alokasi dan pengembangan tujuan dari faktor eksternal dan internal yang ditempatkan pada SDM .

Aktivitas ini mencakup distribusi kerja diantara individu dan kelompok kerja dengan mempertimbangkan tingkat manajemen, tipe pekerjaan, pengelompokan bagian pekerjaan serta mengusahakan agar bagian itu menyatu

3

Jalaludin Rahmat “ Psikologi Komunikasi ( Edisi revisi ) PT. Remaja Rosdakarya Bandung, hal. 268


(11)

seluruhnya dalam satu tim atau grup sehingga meraka dapat bekerja secara efektif dan efisien. Tim yang dimaksud adalah TEAM atau together everyone achieve more, yakni sebuah tim yang seluruh anggotanya secara bersama-sama mendapatkan nilai lebih. Sebuah tim yang solid guna mengawal organisasi agar tetap kondusif dalam rangka pencapaia visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Suatu tim dimana seluruh anggotanya bersinergi dalam kesamaan visi, misi dan tujuan organisasi.

Bentuk struktur organisasi sangat bergantung pada posisi organisasi atau bentuk tim dan strategi korporasi yang telah disepakati, dan bentuk yang terbaik adalah struktur organisasi yang cocok dengan lingkungan organisasinya beserta ciri khas internalnya.

Dengan strategi yang dijalankan grup musik islami DEBU dengan mengandalkan SDM personilnya sesuai fungsinya sebagai media dakwah mampu merealisasikan sebuah musik bernuansakan Islam kepada masyarakat dengan baik melelui pementasan.

Walau hanya sebatas kata-kata dan kalimat hanya sebatas ucapan namun bila lahir dari hati, kata dan kalimat itu akan bersemayam dinurani, apabila dikemas dan di disign serta dipersiapkan segala sesuatunya dengan baik oleh sekelompok orang dengan perasaan seni tersebut maka terciptalah sebuah karya seni musik Islam yang layak dipentaskan pada masyarakat atau khalayak banyak.

Berdasarkan latar belakang masaslah diatas. Maka penulis merasa tertarik untuk menelitinya dengan memberi judul Strategi Pementasan Grup Musik Islami ' DEBU' Sebagai Media Dakwah


(12)

A. Batasan dan Perumusan Masalah

Dikarenakan banyaknya permasalahan didalamnya dan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman serta memudahkan penulis untuk menelitinya, maka untuk membatasi masalahnya skripsi ini hanya mengenai strategi pementasan grup musik islami DEBU sebagai media dakwah. Sedangkan untuk perumusan masalahnya diantaranya sebagai berikut :

1. Bagaimana perumusan strategi pementasan grup musik islami DEBU

2. Bagaimana implementasi strategi pementasan grup musik islami DEBU

3. Bagaimana evaluasi strategi pementasan grup musik islami DEBU

B. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana perumusan strategi pementasan grup musik

islami DEBU

2. untuk mengetahui bagaimana implementasi strategi pementasan grup

musik islami DEBU

3. untuk mengetahui bagaimana evaluasi strategi pementasan grup musik

islami DEBU C. Kegunaan Penelitian


(13)

Bisa memberikan kontribusi bagi pengembangan penelitian ilmu dakwah sebagai alat bantu utama pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya jurusan Manajen Dakwah.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para teoritis, praktisi dan pemikir dakwah dalam menjalankan fungsi dakwah secara profesional terhadap kegiatan dakwah melalui media musik islami.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif. Klick dan Millar mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam pengetahuan social yang secara fundamental bergabung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan istilahnya.4 Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah deskriftif, yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar-gambar, dan bukan angka-angka dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. 5

2. Subyek dan Obyek Penelitian

4

Lexi J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),h.3

5


(14)

Adapun subyek dalam penelitian ini adalah grup musik islami DEBU. Dalam hal ini orang-orang yang menjadi sumber informasi yang relevan dengan obyek yang diteliti. Seperti manajer grup musik islami DEBU, vokalis DEBU dan para personil DEBU. Kemudian yang menjadi obyek penelitian disini adalah aktifitas yang dilakukan oleh grup musik islami DEBU sendiri yaitu strategi pementasan grup musik islami DEBU sebagai media dakwah.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah daerah yang akan dijadikan sarana untuk penelitian, dalam hal ini adalah kediaman grup musik islami DEBU yaitu di komplek bumi pusaka Cinere Jl. Bumi I No. 1 Rt 35/10 kel. Gandul, kec. Limo Depok 16512. Sedangkan waktu penelitiannya dari tanggal 5 November sampai 8 November 2008.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan langsun di lapangan

yaitu dilakukan di kediaman grup musik islami DEBU yang beralamat di komplek bumi Pusaka Cinere Jl. Bumi I No. 1 Rt 35 / 10 kel. Gandul, Kec. Limo Depok 16512.

b. Interview merupakan segala bentuk pertanyaan yang berkaitan


(15)

terbuka kepada pimpinan manajer grup musik islami DEBU, vokalis DEBU, dan personil DEBU yang terkait.

c. Dokumentasi adalah laporan teknis dari suatu peristiwa dan oleh

penulis sengaja untuk disimpan atau meneruskan keterangan mengenai peristiwa tersebut.

5. Teknik Analisis Data

Setelah data-data diperlukan dikumpulkan, penulis melakukan klasifikasi dari temuan yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis deskriftif.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah meneliti terlebih dahulu pada buku-buku, tesis, disertase, skripsi serta makalah yang judul dan materi pembahasannya sama atau ada kemiripan dengan skripsi penulis. Adapun setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, penulis pada akhirnya menemukan beberapa skripsi yang menulis judul yang hampir sama dan subjek yang sama Yaitu Grup musik DEBU dengan yang akan penulis teliti. Judul-judul tersebut antara laian :

1. Karya Cecep Suherman Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam ( KPI ) Tahun 1425 H / 2004 M. Musik Sebagai Media Dakwah ( Studi Kasus Kelompok Debu ). Berisi tentang metode dakwah kelompok musik Debu melalui media musik serta analisis materi


(16)

2. Maryati Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah ( MD ) tahun 1426 H / 2005 M. Manajemen Pementasan Shalawat Barzanzi Bengkel Teater Rendra. Berisi tentang penerapan fungsi manajemen pada pementasan shalawat barzanzinya Teater Rendra.

Dari uraian skripsi diatas maka dalam penulisan skripsi ini berbeda dengan apa yang dijelaskan oleh penulisan skripsi yang di atas pada skripsi penulis yang berjudul " Strategi Pementasan Grup Musik Islami " DEBU" Sebagai Media Dakwah". Walapun ada kesamaan subjek penelitian yaitu grup musik DEBU namun yang membedakannya adalah skripsi yang penulis buat tentang bagaimana Perumusan strategi, Implementasi Strategi dan Evaluasi strategi pementasan yang dijalankan grup musik islami DEBU.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi kepada beberapa bab sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan keguanaan penelitian, metodologi penelitian,tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II : Kerangka teori, meliputi dengan uraian tentang strategi, pengertian strategi, dimensi strategi tahapan-tahapan strategi. Selanjutnya tentang pementasan dengan uraian tentang pengertian pementasan, tujuan dan manfaat pementasan. Kemudian dengan uraian mengenai pengertian musik islami, bentuk dan macam-macam musik islami musik dalam sejarah Islam, , kemudian


(17)

dilanjutkan dengan penjelasan tentang media dakwah yang berisi pengertian media dakwah, macam-macam media dakwah, dan musik sebagai media dakwah. BAB III : Gambaran umum grup musik islami DEBU, mencakup latar belakang berdirinya grup musik islami DEBU, Profil tentang grup musik DEBU, visi dan misi grup musik islami DEBU, dan profil personil grup musik DEBU.

BAB IV : Strategi pementasan grup musik islami DEBU yang terdiri dari perumusan strategi pementasan grup musik islami DEBU, implementasi strategi pementasan grup musik islami DEBU, evaluasi strategi pementasan grup musik islami DEBU dan pementasan grup musik islami DEBU.


(18)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Pada awalnya istilah strategi digunakan dalam dunia militer, yaitu untuk

memenangkan suatu peperangan.6

Ditinjau secara etimologis strategis berasal dari bahasa Yunani : Strategos yang berarti jendral. Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama.7

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah strategi adalah ” Seni atau Ilmu menggunakan sumberdaya-sumberdaya manusia untuk melaksanakan kebijakan tertentu.8

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi banyak diadopsi dan diberikan pengertian yang lebih luas sesuai dengan ilmu atau kegiatan yang menerapkannya. Pengertian strategi tidak lagi terbatas pada konsep ataupun seni seorang jendral dimasa seorang pemimpin ( Manajemen puncak ).

Secara umum, strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, penetapan strategi harus

6

Raffiudin dan Maman Abd DJaliel, Prinsip dan strategi Dakwah, ( Bandung : Pustaka setia, 2002),h. 76

7

Komaruddin, Ensiklopedia Manajemen, ( Jakarta :Bumi aksara, 1994), cet. Ke – 1, h.539

8

Departemen pendidikan dan kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta, : Logos, 2002 ), cet.ke- 1,h.127


(19)

dilalui oleh analisis kekuatan lawan yang meliputi jumlah personal, kekuatan dan persenjataan, kondisi lapangan, posisi musuh dan sebagainya.9

Definisi yang diberikan para ahli berbeda-beda berikut ini berbagai definisi strategi dari beberapa ahli :

a. Menurut Fuad Amsyari dalam bukunya yang berjudul Strategi Perjuangan

Umat Islam Indonesia mengatakan bahwa : Strategi dan taktik adalah metode untuk memenangkan suatu persaingan. Persaingan ini berbentuk suatu pencampuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga manusia, sedangkan dalam bidang militer strategi dan taktik adalah suatu cara tekhnik memenangkan suatu persaingan antara kelompok-kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.10

b. Menurut Sondang Siagian, dalam bukunya yang berjudul Analysis Serta

Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisas, menyatakan strategi

adalah cara terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai dengan tuntunan perubahan lingkungan.11

c. Menurut Chandler, dalam bukunya yang berjudul Manajemen Strategi dan

Kebijaksanaan Bisnis, yang dikutip Supriono,menyebutkan strategi adalah dasar-dasar menuntun goals jangka panjang dan tujuan organisasi serta pemakaian cara-cara bertindak dan alokasi sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan.12

9

Abu ahmad, et. ai., strategi belajar mengajar, ( Bandung : Pustaka setia, 1997 ), h.11

10

Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung : Mizan, 1990 ), h, 4

11

Sondang Siagan, Analysis serta perumusan kebijaksanaan dan strategi organisasi, ( Jakarta : PT. Gunung Agung, 1986 ) cet. ke – 2, h.17

12


(20)

d. Menurut Onong Uchjana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, menyebutkan strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.13

e. Menurut Steiner dan Minner, dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Strategik, menyatakan bahwa strategi adalah penempatan misi organisasi, penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasikannya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.14

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan tentang strategi, antara lain :

a. Strategi merupakan satu kesatuan rencana yang terpadu yang

diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan

organisasi, sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi.

c. Dalam pencapaian tujuan organisasi perlu alternatif strategi

yang dipertimbangkan dan harus dipilih.

d. Strategi yang dipilih akan diimplementasikan oleh organisasi

dan akhirnya memerlukan evaluasi terhadap strategi tersebut.

13

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 1999 ), h. 32

14


(21)

2. Dimensi Strategi

Sebagaimana telah dikemukakan pengertian strategi diatas maka dapat dijelaskan bahwa strategi memiliki beberapa dimensi yang perlu diperhitungkan dan diketahui untuk mengurangi dampak elemen ketidakpastian dalam merumuskan dan mengimplementasikan strategi tersebut. Diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Dimensi keterlibatan manajemen puncak

Keterlibatan manajemen puncak merupakan keharusan karena hanya

pada tingkat manajemen puncak akan tampak segala bentuk implikasi berbagai tantangan dan tuntutan lingkungan internal dan eksternal, pada tingkat manajemen puncaklah terdapat cara pandang yang holistik dan menyeluruh.15 Selain itu hanya manajemen puncaklah yang memiliki wewenang untuk mengalokasikan

dana, prasarana, dan sumber lainnya dalam mengimplementasikan kebijakan

yang telah diputuskan. Dengan kata lain, peranan manajemen puncak sangat

penting dalam merencanakan dan menentukan strategi yang berisikan visi,

misi dan tujuan organisasi.

b. Dimensi waktu dan orientasi masa depan

Dalam mempertahankan strategi untuk mengembangkan suatu

eksistensi organisasi berpandangan jauh kedepan, dan berprilaku proaktif dan keputusan stratejik harus didasarkan pada antisipasi dan prediksi yang akan terjadi bukan didasarkan yang sudah diketahuinya. Antisipasi masa depan tersebut dirumuskan dan ditetapkan sebagai visi organisasi yang akan diwujudkan di masa mendatang. Dengan sikap proaktif dan antisipasif

15


(22)

manajemen puncak suatu organisasi akan lebih siap mengahadapi tantangan perubahan dan perkembangan yang akan terjadi dan tidak akan di hadapkan pada situasi dadakan.

c. Dimensi lingkungan internal dan eksternal

Dimensi lingkungan internal dan eksternal adalah suatu kondisi yang sedang dihadapi yang berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang harus diketahui secara tepat untuk merumuskan rencana strategi yang berjangka panjang.16 Dalam kondisi tersebut, manajemen puncak perlu melakukan analisis

yang objektif agar dapat menentukan kemampuan organisasi berdasarkan

berbagai sumber yang dimiliki.

Setiap manajemen puncak perlu menyadari bahwa organisasi yang dipimpinnya harus berinteraksi dengan lingkungannya dan tidak akan terlepas dari kondisi eksternal yang faktor-faktornya pada umumnya di luar kendali, organisasi bersangkutan. Adapun dimensi lingkungannya, eksternal terdiri dari lingkungan operasional, lingkungan nasional dan lingkungan global yang terdiri dari berbagai aspek atau kondisi, seperti sosial, politik, sosial budaya, sosial

ekonomi, kependudukan, kemajuan ilmu teknologi, adaptasi istiadat, agama dan berbagai perubahan lain yang senantiasa terjadi.17

Dengan demikan, manajemen puncak memahami terhadap kondisi

lingkungan internal dan eksternal berorganisasi dan mampu melakukan berbagai pendekatan juga teknik untuk merumuskan strategi organisasi yang dipimpinnya.

16

Sondang P. Siagian Ibid, h. 157

17


(23)

d. Dimensi konsekuensi isu strategi

Dalam mengimplementasikan strategi harus didasarkan pada

penempatan organisasi sebagai suatu sistem. Setiap keputusan strategi yang dilaksanakan harus dapat menjangkau semua komponen atau unsur organisasi, baik arti sumberdaya maupun arti satuan-satuan kerja tersebut dikenal. Seperti departemen, divisi, biro, seksi dan sebagainya.18

3. Tahapan-tahapan Strategi

Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michael Kami bahwa sebuah

organisasi tanpa adanya strategi umpama kapal tanpa kemudi, bergerak berputar dalam lingkaran. Organisasi yang demikian seperti pengembara tanpa tujuan tertentu.19

Proses strategi terdiri dari tiga tahapan yaitu20 : a. Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya ialah pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif, memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan.

18

Sondang P. Siagian Ibid , h. 19

19

Fred R. David, ManajemenStrategi Konsep, ( Jakarta : Prenhalindo, 2002 ), h.3

20


(24)

Tekhnik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi kerangka kerja diantaranya :

1). Tahap in put ( masukan )

Dalam tahap ini proses yang dilakukan ialah meringkas informasi sebagai masukan awal. Dasar yang diperlukan untuk merumukan strategi.

2). Tahap pencocokan

Proses yang dilakukan ialah memfokuskan pada menghasilkan strategi alternatif yang lain dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal 21

3). Tahap keputusan

Menggunakan satu macam tekhnik setelah diperoleh dari in put secara sasaran dalam mengevaluasi strategi alternatif yang diidentifikasi dalam tahap 2

( Dua)22

b. Implementasi Strategi

Didalamnya termasuk menciptakan struktur organisasi yang efektif.,

menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi yang diterima. Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan, karena implementasi berarti mobilisasi manusia yang ada dalam sebuah organisasi untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Tahap ini merupakan tahap paling sulit

21

Ibid, h. 183

22


(25)

karena memerlukan kedisiplinan, komitmen dan pengorbanan. Kerja sama juga merupakan kunci dari berhasil atau tidaknya implementasi strategi.

c. Evaluasi strategi

Tahap akhir dalam strategi ialah evaluasi strategi. Merupakan tahap akhir dari strategi. Ada tiga macam aktifitas mendasar untuk mengevaluasi strategi :

1). Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang.

Adanya perubahan faktor eksternal seperti tindakan yang dilakukan.

Perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya strategi tidak efektif atau aktifitas implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang

akan dicapai.

2). Mengukur prestasi, yakni membandingkan hasil yang diharapkan dengan

kenyataan.

Menyelidiki penyimpanan dari rencana, mengevaluasi prestasi

individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan, kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan mudah dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang terjadi.

3). Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai

rencana.23

23


(26)

Dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa strategi yang sudah ada ditinggalkan atau bahkan strategi baru harus dirumuskan.

Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang direncanakan, maka disitulah

tindakan korektif diperlukan.24

B. Pementasan

1. Pengertian Pementasan

Pementasan biasanya dipakai untuk drama atau tari. Pementasan berasal dari kata pentas yang berarti panggung atau lantai yang agak tinggi di gedung pertunjukan tempat memainkan sandiwara. Kemudian pementasan dapat diartikan sebagai proses, cara perbuatan mementaskan.25

Yang dimaksud dengan kata " pentas " di sini adalah sebuah tempat yang dipergunakan untuk mempertunjukan suatu pemeranan yang dengan sadar mengisyaratkan sebuah nilai kesenian.26

Pentas disini belum tentu merupakan sebuah panggung, apabila yang dimaksud panggung merupakan suatu tempat dengan ketinggian tertentu. Pentas dapat berupa sebuah tempat yang mendatar saja, misalnya sebuah halaman rumah yang digunakan sebagai tempat pertunjukan. Sebaliknya, sebuah panggung pertunjukan sudah dapat dipastikan adalah pentas pertunjukan pula. Dengan demikian pentas pertunjukan lebih

24

Amrullah dan Sari Budi Cantika,Manajemen Strategik, ( Yogyakarta : Graha Ilmu. 2002 )

25

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1988 ) Cet. Ke -1,h. 665

26

Pramana Padmodarmaya, Tata dan Teknik Pentas, ( Jakarta Balai Pustaka 1988 ), Cet. Ke- 1,h. 26


(27)

mengandung pengertian sembarang tempat pertunjukan, sedangkan panggung pertunjukan lebih memiliki batas kesadaran untuk membuat tempat pertunjukan dengan suatu ketinggian (staging) tertentu dengan maksud untuk mengangkat ke atas pertunjukan itu sendiri agar mendapat cukup perhatian atau penglihatan penontonnya. Sungguh pun di sini nampaknya ada perbedaan fisik antara pentas dan panggung, namun pada dasarnya fungsi dan tujuannya sama yaitu tempat pertunjukan.

Dengan kata lain yang dimaksud dengan pentas adalah sebagai tempat pertunjukan, yaitu tempat pertunjukan dengan pertunjukan kesenian yang menggunakan manusia ( pemeran ) sebagai media utamanya. 27

Kesenian yang dapat dipentaskan atau pertunjukan, yaitu : wayang, tari, musik, vocal, dan drama. Penulis memfokuskan kata pementasan ini, pada musik islami grup DEBU.

2. Tujuan dan Manfaat Strategi Pementasan

Bagi beberapa institusi seni, manajemen seni pertunjukan ( pementasan ) merupakan satu hal yang perlu dalam memproduksi sebuah pementasan kesenian. Karena mau tak mau, meskipun sebagai bidang ilmu, muara dari musik itu sendiri adalah bagaimana memproduksi bunyi itu, baik dalam bentuk rekaman maupun dalam bentuk pementasan musik. Meskipun tidak terkait langsung dengan nilai-nilai komersil, yaitu dalam tataran seni untuk seni, namun suksesnya sebuah perhelatan atau pementasan musik membawa dampak kepuasan minimal bagi performer apabila sebuah produksi pementasan dilakukan dengan manajemen yang baik.

27


(28)

Karya seni dihasilkan oleh organisasi seni pertunjukan melalui suatu proses. Misalnya proses mementaskan karya seni musik dimulai dari penulisan lirik lagu, latihan, penataan panggung, penataan cahaya, penyediaan kostum dan properti, dan sebagainya. Dalam proses tersebut organisasi pertunjukan berkeinginan agar karya seni yang dihasilkan juga dinikmati oleh masyarakat bukan hanya oleh organisasi seni pertunjukan sendiri.28

Dari uraian diatas dapat didefinisikan bahwa organisasi merupakan sekelompok orang yang sepakat bekerjasama untuk menciptakan kreasi seni pertunjukan dengan tujuan untuk dapat dinikmati oleh masyarakat.

C. Musik Islami

1. Pengertian Musik Islami

Sebelum masuk pada pengertian musik islami terlebih dahulu penulis ingin menjelaskan pengertian musik secara umum. Musik berasal dari kata Yunani " Mousike "yang diambil dari nama dewa mitologi Yunani kuno Mousa, yang memimpin seni dan ilmu. Musik adalah salah satu seni tertua, bahkan tidak ada sejarah peradaban dunia atau masyarakat yang dilewati tanpa musik.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi musik ada dua keterangan :

Pertama, Musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi suara yang mempunyai kesatuan kesinambungan. Kedua, Musik adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan.29

28

Achsan Permas, Chrysanti Hasibuan Sedoyono, L. H. Pranoto, Triono Saputro ; Manajemen Organisasi seni Pertunjukan.( Jakarta, PT Sapdodadi 2003 )Cet - ke 1. hal. 18

29

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ( Depdikbud RI ), Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta : Perum Balai Pustaka, 1988 ),h. 602.


(29)

Musik dapat diakatakan sebagai hasil interaksi atau perpaduan tiga elemen, yaitu irama, melodi, dan harmoni. Irama adalah pengaturan suara dalam suatu waktu, panjang atau pendek. Irama membantu musik memberikan karakternya. Semua musik mempunyai irama dan kecepatan musik yang disebut tempo. Kombinasi beberapa tinggi nada dan beberapa irama dapat menghasilkan sebuah melodi atau sebuah lagu. Beberapa bagian pendek hanya mempunyai satu melodi, sedangkan bagian yang lebih panjang terdiri atas beberapa melodi berbeda yang memberikan kontras pada musik dan membuatnya bervariasi.

Berkaitan dengan musik islami Hermawan (2002:193-194) membedakan musik Islam dari musik islami. Sebelumnya, Hermawan membedakan pula pengertian musik Islam di Timur Tengah dengan musik Islam di Indonesia. Menurutnya, yang dimaksud dengan musik Islam di Timur Tengah pada dasarnya adalah musik yang bertangga nada musik Timur Tengah (Arab, Turki, Persia, Pakistan, Mesir, dan sekitarnya) dengan tema yang beraneka ragam, tidak terbatas hanya pada tema keagamaan. Sedangkan yang dimaksud dengan musik Islam di Indonesia pada dasarnya adalah musik yang menggunakan tangga nada yang beraneka ragam (bergantung pada budayanya masing-masing) dengan hanya satu macam tema, yaitu tema keagamaan Islam (keagungan Allah, puji-pujian terhadap nabi, nasihat, peringatan, dosa, surga, neraka, dan lain-lain.) yang sebenarnya lebih tepat untuk disebut musik islami (musik yang bersifat keislaman). Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan musik islami pada dasarnya adalah musik yang menggunakan aneka ragam tangga nada dan bertemakan keagamaan Islam. 2. Bentuk dan macam-macam musik islami


(30)

Ditinjau dari aspek-aspek yang terkandung didalamnya, musik islami di Indonesia sangatlah beraneka ragam dalam bentuk perwujudannya. Di antara keanekaragaman bentuk musik islami tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bentuk musik islami yang memenuhi segala macam aspek yang ditemukan dalam

musik Islam di Timur Tengah. Tangga nada (modus) yang digunakan, bahasa dan tema lagu, irama dan alat-alat musik yang digunakan, warna vokal, dan kostum, semuanya persis seperti yang ditemukan dalam tradisi musik Islam Timur Tengah.

b. Bentuk musik islami yang lagu-lagunya berbahasa Indonesia, tetapi tetap

bertemakan keagamaan serta puji-pujian terhadap nabi, warna dan gaya vokalnya bukan berasal dari Timur Tengah, alat musik yang digunakannya bukan alat-alat musik Islam Timur Tengah, tetapi tangga nada yang digunakannya sebagian adalah tangga nada musik Islam Timur Tengah.

c. Bentuk musik islami yang sama sekali tidak menggunakan aspek-aspek musik

Islam Timur Tengah, kecuali tema liriknya yang tetap bernuansa islami.

d. Bentuk musik islami yang di satu sisi masih menampakkan aspek-aspek musik

Islam Timur Tengah, seperti tangga nada, alat-alat musik, dan warna Salah satu bentuk karya musik yang saat ini sedang terkena sentuhan kreativitas untuk menghasilkan suatu perubahan atau perkembangan ke dalam bentuk yang baru adalah musik yang berkaitan dengan nilai-nilai keislaman, yang dikenal dengan sebutan musik islami.30

3. Musik Dalam Sejarah Islam

Pada umumnya orang Arab berbakat musik sehingga seni suara telah menjadi suatu keharusan bagi mereka semenjak zamān jāhilliyah. Di Hijāz kita dapati orang

30


(31)

menggunakan musik mensural, yang mereka namakan dengan IQA (irama yang berasal dari semacam gendang, berbentuk rithm). Mereka menggunakan berbagai instrumen (alat musik), antara lain seruling, rebana, gambus, tambur, dan lain-lain. Setelah bangsa ‘Arab masuk Islam, bakat musiknya berkembang dengan mendapat jiwa dan semangat baru. Pada masa Rasūlullāh, ketika Hijāz menjadi pusat politik, perkembangan musik tidak menjadi berkurang.

Selain dari penyusunan kitāb musik yang dicurahkan pada akhir masa Daulah

Umayyah. Pada masa itu para khalīfah dan para pejabat lainnya memberikan perhatian

yang sangat besar dalam pengembangan pendidikan musik.31

Banyak sekolah musik didirikan dalam negara Islam di berbagai kota dan daerah, baik sekolah tingkat menengah maupun sekolah tingkat tinggi. Sekolah musik yang

paling sempurna dan teratur adalah yang didirikan oleh Sa‘id ‘Abd-ul-Mu’mīn (wafat

tahun 1294 M.).

Menurut catatan sejarah (A. Hasymi, Sejarah Kebudayaan Islam), Pengaruh Islam dalam perkembangan musik dunia cukup besar. Di waktu itu ada dua jenis musik: vokal dan musik instrumen. Musik vokal melahirkan :qit’a (fragmen); ghazal (lagu cinta) dan mawl (lagu tentang keindahan). Musik instrumen membuat terciptanya qasaba (nay), tabla (drum), duff (tamborin) dan qasa (cymbal).

Peradaban Islam masuk di Eropa melalui Spanyol dan Balkan, telah mempengaruhi perkembangan musik di Barat. Pada abad ke 8 misalnya, seorang pendeta Kristen, St Medrad Evangel, mencoba memasukan unsur musik Islam ke dalam musik gereja. Seabad kemudian masyarakat Barat di Spanyol mulai mengenal ritme dan metrum (pergantian naik turunnya suara secara teratur yang berasal dari Al Farabi abad 12),

31


(32)

kemudian kaum birokrat Spanyol yang beragama Kristen mengembangkan jenis musik vokal troubadaour-musik yang dimainkan secara solo yang kemudian menjadi embrio folklore atau musik rakyat.

Dibawah ini beberapa tokoh musik Islam diantaranya sebagai berikut:

a. Musik Arab menyerap unsur-unsur musik dari Persia dan Roma. Salah satu

tokohnya adalah Said Ibnu Mashaj –Mekkah.

b. Penulis teori musik yang pertama di zaman Islam adalah Sulaiman (765) yang belakangan juga mempengaruhi pemusik Eropa.

c. Khalil bin Ahmad (wafat 791) orang pertama di zaman Islam yang

memperkenalkan teori menuliskan irama musik dengan not balok.

d. Yahya bin Mansur Al-Mausuly, menulis teori musik, terutama not huruf dan

teori dansa.

e. Ishak bin Ibrahim al Mausuly (wafat 850), berhasil memperbaiki musik Arab

di zaman Jahiliah dengan sistem baru. Berkat kepiawaiannya, penulis kitab “Kitabul ilhan Ghanam” (Buku Not dan Irama) itu kemudian mendapatkan julukan “Imamul Mughiyah”,”Raja Penyanyi”

f. Hunia bin Ishak (873), berhasil menyalin sejumalah teori musik karangan dua filsuf Yunani, Plato dan Aristoteles,”Problemata dan De Anima” . Ia juga menerjemahkan De Voce” karya Galen.

g. Filsuf besar al-Kindi (874) telah menulis tujuh buku tentang musik.

h. Tsabit ibnu Qurra (901), Muhammad ibnu Zakaria ar Razi (929) dan Qusta


(33)

i. Al Farabi, ia adalah musisi yang handal dan teoritikus musik yang hebat,

karya-karyanya banyak mempengaruhi perkembangan musik Barat.32

Rasanya kalau membaca sejarah di atas beserta tokoh-tokoh muslimnya, kita jadi menyadari bahwa sejarah kita yang sekarang ini sebenarnya terputus, atau sengaja di putus. Itu bisa dimaklumi sebab ketika Baghdad di hancurkan oleh Hulagu Khan, maka seluruh peninggalan-peninggalan Islam, Kitab-kitab ilmu yang dikembangkan oleh umat Islam, di hancurkan dan di tenggelamkan di sungai Tigris, sampai air sungainya menghitam karena lunturan tintanya.

Atau ketika keilmuan Islam berkembang lagi di Cordova, maka kemudian Spanyol / Andalusia di kuasai oleh orang-orang Nasrani lagi, kembali lagi dilakukan "pemutusan Sejarah" dan sampai sekarang ini sehingga kita merasa bahwa orang-orang dari Baratlah sebagai sumber ilmu, sumber filsafat, sumber pengetahuan, dan lain-lain. Termasuk sumber asalnya segala macam alat musik dan ilmu musiknya pula.

Di Indonesia zaman Wali Sanga, musik dimanfaatkan untuk dakwah. Mereka menciptakan Macapat (puisi jawa yang dilagukan), Dandanggula, Maskumambang, Pangkur, Sinom, Asmaradhana, termasuk lagu ilir-ilir (ciptaan Sunan Kalijogo), juga lagu-lagu ciptaan dari Pangeran Wijil I (turunan sunan kalijogo) yang meneruskan beliau sebagai seorang pujangga. Tak ketinggalan salah seorang guru Sunan Kalijogo yakni Sunan Bonang, yang namanya diabadikan sebagai salah satu nama alat musik gamelan (Bonang). Wali Sanga pula yang merakit instrumen gamelan jawa lengkap dengan komposisi musiknya.

D. Media Dakwah

1. Pengertian Media Dakwah

32


(34)

Dalam semua aktifitas kehidupan manusia, media merupakan bagian yang tidak terpisahkan keberadaannya, menurut juru media manusia mengkonsumsi berita, dan berfikir dengan berita sehat dan hiburan.

Istilah media berarti perantara yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu media jamaknya median. Adapun dalam pengertian semantiknya yaitu segala sesuatu yang dapat dijadikan perantara untuk mencapai tujuan tertentu.33

Dalam arti sempit media dakwah dapat diartikan sebagai alat bantu dakwah atau yang populer di dalam proses mengajar disebut dengan istilah" alat peraga " alat bantu berarti media dakwah memiliki peranan atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan.

Dengan demikian, media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Media dakwah ini dapat berupa barang ( material ), orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.

Sebenarnya media dakwah ini bukan saja berperan sebagai alat bantu dakwah, namun bila ditinjau dakwah sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen ( unsur ), dimana komponen satu dengan lainnya saling berkaitan, bantu membantu dalam mencapai tujuan. Maka dalam hal ini media dakwah mempunyai peranan atau kedudukan yang sama dengan komponen yang lain, seperti metode dakwah, obyek dakwah dan sebagainya. Dan dalam penentuan strategi dakwah yang memiliki azas efektifitas dan efesiensi, maka peranan media dakwah menjadi tampak jelas peranannya.34

3. Macam-macam Media Dakwah

33

Asmuni syukri, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam: ( Surabaya : Al-ikhlas 1995 ) h. 163

34


(35)

Sebagaimana telah kita ketahui, perkembangan teknologi diberbagai bidang demikian pesat, tidak terkecuali teknologi komunikasi. Dalam kehidupan manusia merupakan aktifitas yang selalu terjadi sehingga perkembangan teknologi komunikasi menimbulkan implikasi cukup berarti bagi kehidupan manusia, termasuk didalamnya umat Islam. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi, media komunikasi massa juga mengalami kemajuan yang tidak kalah. Dakwah merupakan suatu kegiatan yang relatif lebih banyak menggunakan bentuk komunikasi massa karena berisikan ajakan dan seruan kepada manusia untuk senantiasa berada di jalan Allah SWT yang bermuara pada terbentuknya suatu tatanan masyarakat yang khairul ummah.

Menurut Drs. Slamet Muhaemin Abda, jika dilihat dari instrumennya, media dakwah dapat dibagi menjadi empat , yaitu :

a. Media Visual

Media visual yaitu alat yang dapat dioprasikan melalui indra penglihatan seperti Film, slide, transparansi, overhead projector, gambar, foto dan lain- lain.

b. Media audiktif

Media audiktif adalah alat-alat yang dapat dioprasikan melalui indra pendengaran, seperti : Radio, tape recorder, telephone, telegram dan sebagainya.

c. Media audio visual

Media audio visual yaitu alat-alat yang dapat didengar juga sekaligus dapat dilihat, seperti : movie film, televisi, video dan sebagainya.


(36)

Media cetak yaitu cetakan dalam bentuk tulisan dan gambar sebagai pelengkap informasi tulis, seperti : buku, surat kabar, majalah, bulletin, booklet dan

sebagainya.35

Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk berdakwah. Cara-cara tersebut disesuaikan dengan kondisi, situasi dan kebutuhan. Adanya variasi-variasi dalam metode dakwah memberikan peluang bagi da’i untuk memilih alternatif penggunaan yang tepat. Selama metode itu menuju kepada tujuan dakwah. Adapun tujuan dari kegiatan dakwah itu ialah terwujudnya pengamalan ajaran-ajaran Islam dengan baik dan benar dalam kehidupan masyarakat supaya mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun diakhirat.

3. Musik Sebagai Media Dakwah

Dalam penyampaian dakwahnya. Seorang da’i memerlukan berbagai macam sarana yang bermanfaat. Namun perlu diketahui bahwa sebagian sarana adakalanya digunakan pada suatu masa, tapi tidak berguna pada masa yang lain, bermanfaat bagi suatu masyarakat tapi tidak bagi masyarakat yang lain. Seorang da’i bijak adalah yang mampu memilah-milah sarana yang cocok pada setiap zaman dan tempat.

Musik dipandang sebagai salah satu media alternatif dalam berdakwah. Karena musik telah menjadi bagian integral dalam aktivitas masyarakat dan musik telah semakin meluas yang dapat didengarkan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Baik melalui radio, televisi, internet, telephone, handphone, flash disk ( USB , dan sebagainya).

35

H. Hasanuddin, Hukum Dakwah ( Tinjuan aspek hokum Dalam Berdakwah di Indonesia ), ( Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. 1, h. 43


(37)

Berdakwah melalui musik dinilai dapat meningkatkan intensitas, kecepatan, dan jangkauan komunikasi yang dapat digunakan da’i terhadap mad’unya dalam berdakwah.

Musik merupakan suatu sarana bagi dakwah, musik yang membawa irama Islam itulah dakwah yang berarti apalagi yang merawat dan mengobati jiwa manusia maka yang diinginkan cara yang berguna dan memperbaiki manusia itu sebagai obat yang menentramkan jiwa.

Musik yang dijadikan sebagai salah satu media yang dapat dipergunakan untuk mencapai dakwah Islam sangat signifikan bagi kelangsungan aktivitas dakwah. Dakwah yang dikemas melalui musik memiliki pesan moral yang terasa lembut, menyentuh romantis. Persuasif dan ia tetap dengan hati penggemarnya. Seni musik dan lagu sudah sejak zaman klasik sampai zaman modern mempunyai peranan untuk menyampaikan dakwah dan pesan-pesan moral seperti terlihat dalam syair-syair fuqoha, ahli sastra Arab, para sufi pujangga dalam berbagai bahasa Arab urdu, melayu, jawa sunda, dan sebagainnya.

Berdakwah melalui musik memiliki daya tarik tersendiri yang berkesan. Menurut Sidi Gazalba kalau kesenian itu mengandung daya tarik yang berkesan, kenapa tidak kita manfaatkannya sebagai media dakwah sehingga dakwah dapat menarik sasarannya dan pemanfaatanya sendiri bertujuan untuk menimbulkan kesenangan yang bersifat estetik dan senang pada keindahan merupakan naluri atau fitrah manusia.36

Namun berdakwah melalui jalur musik jelas bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Ia membutuhkan tingkat kesenian dan keahlian yang tinggi. Keahlian khusus yang dimaksud adalah pertama, harus memahami ajaran Islam secara utuh dan memiliki

wawasan keislaman yang luas. Kedua, menguasai ( dalam arti mampu memainkan )

36


(38)

berbagai macam alat musik. Setidaknya salah satu alat musik yang dikuasai. Ketiga, memiliki kemampuan menuangkan ide kedalam totalitas bangunan yang membentuk sebuah lagu. Disini yang menjadi pusat perhatian adalah pemilihan kata-kata yang kemudian membentuk kalimat yang indah ( lirik lagu ). Oleh karenanya tak semudah membalikan kedua belah telapak tangan, untuk menggarap musik dalam sebuah album. Apalagi, jika album tersebut hadir selain sebagai sebuah karya juga sebagai alternatif dakwah dimasyarakat.37

Dari keterangan diatas penulis dapat disimpulkan sedikit bahwa musik bukan hanya enak didengar namun bisa juga menjadi media untuk berdakwah. Seperti halnya dengan grup musik islami DEBU yang berasal dari Amerika Serikat ini. Tak hanya cinta, lewat syair-syair lagu, mereka pun mengajak kita untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta.

37

Maryati, “ T & T Orchestra Sebagai Media Dakwah, ( Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta, 2004 ), h. 42


(39)

BAB III

GAMBARAN UMUM GRUP MUSIK ISLAMI DEBU 1. Latar Belakang Berdiri Grup Musik Islami DEBU

Sebelum pindah ke Indonesia.sebagian besar anggota DEBU bertempat tinggal disebuah kota kecil di daerah New Mexico, sebuah propinsi yang terletak diantara Texas dan Arizona, Amerika serikat. Mereka sudah sejak lama sudah tinggal disana dan kemudian membentuk sebuah komunitas kecil yang sesuai dengan prinsip dan ajaran Islam dibawah bimbingan Syeikh Fattah,mereka mempelajari tasawuf dan hidup sesuai ajarannya, yakni menjadi golongan sufi.

Zikir adalah nafas hidup yang kami lakukan dalam keseharian. Bagi sufi, menyanyi adalah semata-mata dzikir dan ibadah. Inilah latar belakang musik kami. Saat itu, kami bernyanyi sebatas kenikmatan untuk komunitas sendiri sekaligus menjadi bagian dari perkembangan spiritual. Sesekali kami menyanyi untuk teman-teman ataupun tamu yang datang. So, kita tidak tampil secara public dan tidak atas undangan karena secara sosial, komunitas Islam diasana memang sangat jarang kalau tidak bisa dibilang tidak ada.

Tahun 1997, sebagian dari kami pindah ke sebuah negara di luar Amerika Serikat namuan terletak di dekatnya, yakni Republik Dominika. Sama seperti Amerika, kehidupan masyarakat disana juga sangat liberal dan sekuler. Sungguh, bukan lingkungan yang ramah bagi kami yang sangat rindu suasana islami. Kami selalu berpikir dan bertanya-tanya dalam hati, di manakah tempat di dunia ini yang bisa memberi kami kehidupan yang nyaman dan tentram dengan suasana islami ?


(40)

Allah memang Maha Tahu. Dialah yang punya kehendak dan rencana. Suatu malam, Syekh Fattah mendapat ilham. Di antara sadar dan tidak, beliau mendengar hatif ( Bisikan halus ) yang menyebutkan nama ? Indonesia ?. bahwa komunitas ini harus pergi ke Indonesia untuk bisa bisa hidup sesuai impian.

Tetapi di mana Indonesia? Pertanyaan ini menjadi masalah karena kami sama sekali tak tahu prihal Indonesia dan tak terpikir sebelumnya. Tetapi, Allah SWT telah membuka pintu-pintunya sehingga tanpa kesultan berarti, kami bisa menemukan home age seorang Indonesia di internet. Kami pun menjalin silaturahim dan menyampaikan keinginan untuk datang ke Indonesia.

Tepatnya bulan Maret 1999, sebagian dari kita tiba di Jakarta dan diterima oleh Syekh Uqbah, kenalan kita di internet. Selama tiga bulan di Jakarta, kita tinggal di daerah Pasar Minggu. Kemudian kita diundang Universitas Muslim Indonesia (UMI), Ujung Pandang untuk mengajar mahasiswa barunya dalam hal keagamaan.

Kami berangkat ke Ujung Pandang dan ditempatkan di Bukit Barugah. Tak lama, kita dipindahkan lagi ke daerah pedesaan, Padang Lampe, di mana berdiri sebuah Pesantren milik UMI di situ. Pesantren Darull Mukhlisin itu hanya bangunannya saja karena belum ada denyut kehidupan. Kita lah yang memulainya. Kita mengajar para mahasiswa itu sambil melaksanakan kehidupan sehari-hari. Kita ajarkan al-Qur'an dan hadits serta bahasa Inggris. Setelah setiap shalat lima waktu, Syeikh Fattah membimbing kami zikir bersama para mahasiswa.

Mengamati pola prilaku mereka, Syeikh Fattah menyadari pada umumnya anak-anak muda itu tidak paham mendalam tentang Islam. Banyak diantara mahasiswa yang tak bisa membaca al-Qur'an dan tak tahu tata cara shalat. Karena itu Syekh Fattah makin


(41)

menekankan zikir. Ia mencoba menyentuh minat para pemuda terhadap keindahan Islam dengan melantunkan puji-pujian terhadap Allah melalui zikir dan nyanyian. Syair-syairnya yang sarat pelajaran tentang adab dan akhlak serta uraian tentang Islam yang sejati sesuai pesan Nabi Suci Muhmmad SAW, pelan namun pasti tampak mulai tertanam dalam benak para mahasiswa. Mereka menjadi begitu manis dan sangat suka zikir. Setiap kali kita melakukan zikir massal seraya bergoyang kiri kanan, saat itu, gerak badan kami bagai gelombang laut yang tenang dan menghanyutkan. Indah sekali.38

2. Visi dan Misi Grup Musik Islami DEBU

Visi Grup musik islami DEBU adalah " melalui musik kami bisa ajak manusia ke Islam ". Musik dipercaya menjadi media penyampai pesan yang efektif, termasuk ajakan untuk meningkatkan keimanan kepada sang Khalik. Banyak cara melakukan dakwah, salah satunya seperti yang dilakukan oleh grup musik islami DEBU. Dengan menggunakan musik yang bernafaskan Islam DEBU ingin mengajak umat manusia untuk menjalankan hidup yang sesuai dengan syariat Islam.

Sedangkan misi dari grup musik islami DEBU itu sendiri ialah menyampaikan pesan Rasulullah adalah pesan La ilaaha illallah. Seperti pesan yang di sampaikan Rasulullah " Quluu laa ilaaha illallah tuflihuu " ucaplah Laa ilaahai illallah dan berjayalah.39

3. Profil Personil Musik DEBU

Unik dan bersahaja. Itulah grup musik islami DEBU karena sebagian besar personilnya berasal dari Amerika Serikat. Tinggal di area perumahan di kawasan Cinere, Gandul, bersama-sama dengan keluarga besar DEBU. Grup musik islami DEBU awalnya

38

http:// in.musikdebu.com/history.htm

39


(42)

adalah satu keluarga besar sanggar sufi yang dipimpin Syeikh Fattah. Di AS, mereka mengaku sulit berkembang karena kaum muslimin minoritas. Karena keinginan merasakan kebebasan dalam hidup dan meyakini agama, keluarga besar ini hijrah ke Indonesia pada 1999. kepindahan itu juga dilatarbelakangi oleh tujuan menyebarkan ajaran Islam melalui lagu. Personil grup musik islami DEBU pada saat penelitian ini berjumlah 18 orang musisi ( 10 wanita dan 8 pria ) Namun biasanya dalam pertunjukan hanya sekitar 10 hingga 12 orang yang terlibat.40

DEBU sendiri melihat diri sebagai kelompok musik internasional karena memiliki anggota dari Swedia, Inggris, dan Indonesia. Untuk lebih jelas berikut penulis cantumkan biodata personil grup musik Islami DEBU :

1. Nama : Kumyal Mustafa

Tgl. Lahir : 9 Juli 1981

Tempat Lahir : Oregon, Amerika Serikat

Posisi : Pemain gambus, Viola, aranser musik dan lead vokalis

Mustafa adalah DEBU, DEBU adalah Mustafa. Dia memang lokomotif DEBU. Dalam setiap pentas, hampir selalu ia berbicara langsung kepada

audiens mengenai inti Islam. Sambil menyanyi, ia mengajak semua hadirin untuk turut berdzikir Laa ilaha ila Allah sehingga untuk sesaat, biasanya situasi berubah menjadi gema tahlil. Saat ini, ia tengah sibuk mempersiapkan album baru. So, jangan heran kalau hampir tiap hari ia tak berada di rumah. Tapi, walaupun sering pulang larut malam, pagi harinya ia sudah tampil fit bahkan punya kelas khusus untuk anak-anaknya, yakni membawa mereka berlatih main biola dilapangan. Seperti tak ada kata lelah dalam kamus hidupnya.

40


(43)

2. Nama : Daood Abdullah

Tgl. Lahir : 28 September 1988

Tempat. Lahir : Texas, Amerika Serikat

Posisi : Perkusi

Selain sibuk dengan DEBU, Daood sekolah drum di sebuah sekolah musik yang terkenal di Jakarta, Farabi milik seorang musisi Dwiki Dharmawan. Dia juga tertarik belajar gitar flamenco dan gitar elektrik, dan kacamata hitamnya tak pernah lepas saat dia mentas.

3. Nama : Fadhila Shirin

Tgl. Lahir : 30 Maret 1989

Tempat. Lahir : Texas, Amerika Serikat

Posisi : Viola, penyanyi

Selain Mustafa, satu-satuny anggota DEBU yang paling banyak

menerima surat setiap hari adalah Fadhila,begitu rutin sehingga kalau pun di alamat hanya tertulis, Fadhila Shirin, Depok, Indonesia dijamin, surat itu akan tetap sampai di rumah DEBU. Sebaliknya, buat kalian penggemar berat

Fadhila, kalo tulis surat padanya, buatlah sesingkat mungkin dan semenarik mungkin, supaya ia mudah untuk membacanya. Karena ia tak punya cukup waktu untuk membaca surat yang berlembar-lembar. Apalagi ia sedang sibuk dengan aktifitas rekaman dan belajar biola.

4. Nama : Hasniah Ali

Tgl. Lahir : 11 May 1975


(44)

Posisi : Penyanyi

Penyanyi latar asal Swedia ini punya suara yang sangat indah. Namun beberapa hal, ia belum bisa aktif di pentas DEBU. Kegiatannya sekarang adalah belajar beberapa alat musik, wanita berpostur tinggi ini juga sangat suka membuat cake Swedia. Satu hal yang juga khas darinya adalah, ia sangat halus dan lembut perasaannya.

5. Nama : Fatimah Husnia

Tgl. Lahir : 08 November 1987

Tempat. Lahir : Texas, Amerika Serikat

Posisi : Baglama ( Saz ), Violin

Ketika personil lain sibuk belajar alat-alat musik lain, perempuan

berdarah Itali dan Malaysia ini tetap konsen dengan alat musik pegangannya, yakni Baglama. Kadang-kadang saja ia belajar gendang. Setelah itu, ia lebih suka medekap Baglamanya. Walau pun ia suka makan apa saja, tetapi ia tak pernah khawatir dengan ancaman obesitas karena postur tubuhnya sangat stabil tetap ramping dan slim.

6. Nama : Layla Wafiyah

Tgl. Lahir : 31 Desember 1969

Tempat. Lahir : Washington, Amerika Serikat

Posisi : Pemain harpa, tambourine dan Vokalis

Setiap ada acara yang hanya melibatkan beberapa anggota DEBU, maka


(45)

sangat jarang, membuatnya punya nilai lebih. Selain itu, ia juga jarang mengeluh sehingga tampak menikmati.

7. Nama : Maryam Ali

Tgl. Lahir : 15 Desember 1986

Tempat.Lahir : Oregon, Amerika Serikat

Posisi : Penyanyi

Penyanyi inti ini selalu hadir kapan dan dimanapun saat DEBU pentas sama seperti halnya dengan Layla wafiyah yang selalu tidak pernah absent.

8. Nama : Mujahid Abdullah

Tgl. Lahir : 10 November 1978

Tempat.Lahir : Michigan, Amerika serikat

Posisi : Pemain bass

Sekarang ini, Mujahid dinon aktifkan dari urusan belanja dan pergi ke mall. Syeikh Fattah mau dia menjadi profesional dengan main bassnya. Tetapi naluri kefakirannya selalu menguasai sehingga setiap hari ia mengirim pesan lewat SMS dan menawarkan diri pada Syikh, " Can I be of Service you? ". Selain punya kelas musik untuk anak-anak dibawah 12 tahun tidak malas shalat dan dzikir. Ia bilang shalat dan dzikir adalah kelasnya. So, barang siapa anak yang tidak melaksanakan shalat dan dzikir pada waktunya, maka dianggap absen dari kelas. Mau tahu hukumannya? Biasanya dikenai kerja ekstra sih, maka dari itu anak-anak sangat rajin.


(46)

Tgl. Lahir : 29 Januari 1980

Tempat.Lahir : Texas, Amerika serikat

Posisi : penyanyi, pemain gambus dan jumbush

Sekarang ini Naimah jarang pentas bersama DEBU. Ia sedang sibuk

berlatih alat musik gambus.

10. Nama : Ibrahim Conway

Tgl. Lahir : 28 Desember 1982

Tempat.Lahir : Texas, Amerika Serikat

Posisi : Manajer dan Koordinator DEBU

Setelah Najib Ali sekarang Manajer grup musik islami DEBU dipegang

oleh Ibrahim Conway tak bisa dipisahkan dari DEBU. Ia adalah palang pintu gerbang DEBU dengan kalangan luar siapa pun yang ingin berhubungan dengan multi etnis ini, Ibrahimlah yang harus ditemui terlebih dahulu. Ia sangat sibuk dengan posisinya sebagai manajer, so jangan heran kalo hampir setiap hari ia tak ada di rumah. Ia menyelesaikan berbagai urusan keperluan komunitas yang berhubungan dengan registrasi dalam bentuk apapun. Ia juga cukup terbuka menerima kedatangan para wartawan.

11. Nama : Najmah Hakimah

Tgl. Lahir : 31 Desember 1969

Tempat.Lahir : Oklahoma, Amerika Serikat

Posisi : Pemain Santoor

Kendati usiannya paling lawas diantara personil DEBU lainnya,


(47)

waktunya yang sempit. Tugas sesunggunya adalah memimpin latihan acappela saban pagi. Kadang-kadang seminggu sekali dan ia juga memasak untuk komunitas DEBU. Kehidupan rutin tidak membuatnya bosan, karena ia menikmati dengan apa yang ada tanpa mengeluh.

12. Nama : Naseem Nahid

Tgl. Lahir : 4 Oktober 1976

Tempat. Lahir : Washington DC, Amerika Serikat

Posisi : Pemain Perkusi dan penyanyi latar

Diantara personil perempuan DEBU, Naseem Nahid terhitung paling

sibuk. Urusannya sangat banyak ia merupakan salah satu yang bertanggung jawab terhadap surat-surat dari penggemar DEBU. Selain itu ia juga punya kelas khusus untuk anak-anak setiap hari untuk mengajar bahasa Inggris dan menulis yang indah.

13. Nama : Muhammad saleem

Tgl. Lahir : 15 Desember 1986

Tempat. Lahir : Oregon, Amerika serikat

Saleem dan Mustafa bak dua sisi mata uang, saling melengakapi dan

berdampingan selalu untuk urusan musik dan rekaman, hampir selalu mereka pergi bersama. Walaupun secara pribadi keduannya sangat berbeda. Menurun dari kakaknya Mustafa, Saleem juga sudah bisa mengaransemen lagu.

14. Nama : Syakura Yasirah

Tgl. Lahir : 2 Juni 1981


(48)

Posisi : Pemain biola

Violis utama DEBU ini cukup sibuk dengan urusan rekaman. Ia

merupakan pemain utama DEBU juga sehingga mau tak mau, suka tak suka ia harus tetap manggung bersama DEBU.

15. Nama : Susan Fatimah

Tgl. Lahir : 31 Desember 1969

Tempat. Lahir : Inggris

Posisi : Pemain keyboard

Semula posisinya di DEBU hanya sebagai penyanyi latar, berkat

ketekunannya belajar alat musikorgan, ia bisa juga menjadi salah satu pemusik. Setidaknya, kegiatan itu bisa membuatnya lebih sibuk daripada sebelumnya. Dalam hal apa pun ia selalu bergerak cepat dan berusaha menyelesaikan segala sesuatu dengan secepat-cepatnya.

16. Nama : Husayn Lee Larusa

Tgl. Lahir : 22 Agustus 1985

Tempat. Lahir : Oregon, Amerika Serikat

Posisi : Pemain perkusi

Kakak Ali, nama aslinya Husayn Lee. Bakatnya dibeberapa bidang

sangat besar. Ia mahir untuk kutak katik elektronik. Ia juga sangat kreatif Seperti

halnya keturunan Tionghoa, ia juga memiliki jiwa bisnis. Di DEBU ia sebagai


(49)

17. Nama : Zakariyah Aal Daood

Tgl. Lahir : 25 Maret 1991

Tempat. Lahir : New Mexico, Amerika Serikat

Posisi : Pemain perkusi

Zakariyah Aal Daood di DEBU merupakan personil yang terkecil dan termuda usianya saat ini sekitar 18 tahun. Tapi ia cukup berbakat dan sangat bersemangat. Suaranya juga enak untuk didengar.

18. Nama : Abdul Wahab

Tgl. Lahir : 22 Juni 1986

Tempat. Lahir : Bogor, Indonesia

Posisi : Perkusi

Wahab orang Indonesia yang berasal dari Jakarta ini menjadi anggota DEBU berawal dari seorang fans yang antusias sekali terhadap DEBU. Ia datang untuk latihan setiap hari sampai akhirnya ia ikut bergabung dengan DEBU. Dia bermain perkusi dengan sangat bagus dan mempunyai ciri khas tersendiri, dan suaranya juga sangat bagus. Pada saat latihan ia sering mengantikan posisi Mustafa

dalam menyanyikan syair-syair DEBU.41

41


(50)

BAB IV

STRATEGI PEMENTASAN GRUP MUSIK ISLAMI " DEBU" SEBAGAI MEDIA DAKWAH

A. Perumusan Strategi Grup Musik Islami DEBU

Joel Ross dan Michael Kamy, sebagaimana yang dikutip oleh Fred R. David mengatakan bahwa sebuah organisasi tanpa adanya strategi itu bagaikan kapal tanpa kemudi, bergerak, berputar dalam lingkaran. Organisasi yang demikian seperti pengembara, tanpa tujuan tertentu.42 Demikian halnya dengan grup musik islami DEBU, semua yang diputuskan dalam pelaksanaan pementasan tetap berada dalam jalur strategi43.

Dalam bukunya Fred R. David mengupas tentang teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi kerangka kerja, diantaranya44 :

1. Tahapan in-put

Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah mencari dan meringkas informasi sebagai masukan yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Dalam proses ini grup musik islami DEBU memperoleh informasi yang masuk dari berbagai pihak diantaranya dari kebutuhan pasar musik masyarakat, dari infotaiment, surat kabar, televisi, dari internet dan lain sebagainya yang menjadi sumber inspirasi dan ide untuk merumuskan strategi pementasannya. Diantara informasi yang masuk adalah mengenai kualitas performans grup musik islami DEBU pada setiap pementasan. Melalui cara ini akan dapat diketahui mengenai kelemahan dan kekuatan yang ada pada grup musik islami DEBU, sehingga setelah mengetahui mengenai kelemahan dan kekuatan grup musik

42

Fred R, David, Manajemen Strategi Konsep, ( Jakarta Perhalindo, 2002 ) h.3

43

Wawancara Pribadi Dengan Ibrahim Conway, Manajer DEBU Depok, 5 November 2008

44


(51)

islami DEBU melalui informasi yang masuk, maka dari itu untuk merumuskan strategi pementasan grup musik islami DEBU akan lebih mudah. Sebab dengan mengetahui kelemahan yang ada pada grup musik islami DEBU akan dapat mengetahui bagaimana cara untuk menutupi dan memperbaiki segala kelemahan yang ada pada grup musik islami DEBU seperti mengadakan latihan secara intens, pengadaan alat musik yang lengkap dan menyiapkan anggaran yang cukup untuk menunjang proses perumusan strategi pementasan. Kemudian mengenai kekuatan adalah merupakan sesuatu yang harus dipublikasikan, karena kekuatan yang akan menjadi nilai lebih bagi grup musik islami DEBU sendiri dan akan menjadi daya tarik bagi para penikmat musik khususnya. Pada tahapan ini penulis akan menguraikan mengenai langkah-langkah yang diambil oleh grup musik islami DEBU, yaitu seperti pemakaian alat musik yang menggunakan alat musik dari berbagai belahan dunia yang sudah menjadi ciri khas dari musik islami DEBU dari musik reliji yang lainnya. Dalam hal ini adalah tugas yang diambil oleh Ibrahim selaku manajer grup musik islami DEBU dan Mustafa sebagai aranser dan sekaligus vokalis utama grup musik islami DEBU senantiasa berpikir untuk terus meningkatkan kualitas performans DEBU pada setiap pementasan, agar musik yang mereka pentaskan bisa lebih berkesan unik, enak dan bisa diterima oleh para penikmat musik dibanding dengan musik reliji yang lainnya. Selain dari itu, informasi lainnya yang masuk mengenai image grup musik islami DEBU sebagai musik musiman yang hanya biasa pentas khusus pada bulan-bulan tertentu saja misalnya seperti bulan-bulan Ramadhan, peringatan hari besar Islam (PHBI). Dalam hal ini Mustafa khususnya merasa gerah bahwa grup musiknya mendapat image sebagai musik musiman, oleh karena itu Mustafa dan Ibrahim mencoba untuk mengubah image yang diterimanya dengan melakukan promosi dan meminta kepada beberapa


(52)

stasiun televisi agar musik mereka tidak diundang hanya pada bulan-bulan tertentu saja. Selain itu Mustafa dan manajer mencoba menciptakan album pada bulan-bulan biasa. 2. Tahap Pencocokan

Dalam tahap ini proses yang harus dilakukan adalah memfokuskan pada hasil strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor internal dan eksternal. Setelah diketahui faktor internal ( kekuatan dan kelemahan) dan eksternal ( peluang dan ancaman). Dalam tahapan ini grup musik islami DEBU menyesuaikan diri terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi dengan memadukan pada kekuatan dan kelemahan secara internal dan peluang dan ancaman secara eksternal. Setelah diketahui faktor internal dan faktor eksternal dari grup musik islami DEBU maka grup musik islami DEBU dapat mengetahui strategi pementasan yang akan digunakan.

3. Tahap keputusan

Dalam tahap ini digunakan satu macam teknik setelah diperoleh dari in-put

sebagai sasaran dalam mengevaluasi strategi alternatif yang didefinisikan dalam tahap pencocokan. Dalam tahapan ini haruslah selalu melihat kearah depan dengan tujuan. Ketika semua sudah sesuai untuk menerapkan strategi pementasan grup musik islami DEBU dengan mempertimbangkan segala situasi dan kondisi grup musik islami DEBU baik dari faktor internal dan faktor eksternal dengan memgumpulkan informasi yang masuk mengenai kualitas performans grup musik isalmi DEBU dan image sebagai musik musiman maka grup musik islami DEBU mengambil beberapa langkah dalam menentukan keputusan strategi sebagaimana yang telah penulis kemukakan pada tahap pencocokan yaitu strategi yang mengandalkan kepada kekuatan yang grup musik islami DEBU miliki mengenai penggunaan alat musik dari berbagai macam belahan dunia.


(53)

Karena strategi ini cukup efektif untuk diterapkan oleh grup musik islami DEBU, hal ini merupakan langkah awal untuk memperkenalkan musik mereka sebagai musik reliji yang punya ciri khas sendiri kepada para penikmat musik.

Setelah penulis kemukakan mengenai teknik perumusan strategi yang dipadukan menjadi kerangka kerja diatas, berikut penulis uraikan juga mengenai tahapan pembuatan perumusan strategi. Sebelum strategi itu dilaksanakan tentunya ada proses awal yaitu harus dirumuskan terlebih dahulu. Perumusan strategi adalah tahapan yang paling menantang dan sekaligus menarik dalam proses manajemen strategi, yang dikaitkan pada proses pementasan grup musik islami DEBU dalam upaya menyampaikan dakwah pada masyarakat melalui pementasan musik islami.

Dalam perumusan strategi pementasan grup musik islami DEBU yang termasuk di dalamnya adalah pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, penetapan kekuatan dan kelemahan secara internal, dengan menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif, serta memilih strategi yang dilaksanakan.45

1. Mengembangkan tujuan

Tujuan adalah hasil akhir yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi yang pada akhirnya kinerja organisasi menjadi terarah pada satu tujuan. Sebagai salah satu musik reliji yang ada pada saat ini tujuan dari strategi pementasan grup musik islami DEBU adalah dakwah. Musik bukan hanya enak untuk didengar akan tetapi musik juga dipercaya sebagai media penyampai pesan yang efektif. Karena musik merupakan kendaraan atau sarana untuk menyampaikan syiar Islam maka dari itu banyak grup musik reliji yang melakukan dakwah melalui nyanyian mereka, begitupun halnya dengan grup musik islami DEBU saat ini mereka

45


(54)

mempunyai tujuan yaitu dakwah melalui pementasan musik yang kemudian dikembangkan dalam sasaran-sasaran yang ingin dicapai, diantaranya yaitu :

a. Melalui pementasan musik, grup musik DEBU ingin mengajak manusia

kepada ajaran Islam.

b. Melalui syair yang dibawakannya, grup musik islami DEBU ingin

mengajak manusia untuk meningkatkan keimanan kepada sang Khalik.

c. Melalui musik DEBU ingin mengajak manusia untuk selalu berdzikir

kepada Allah.

d. Melalui musik yang mereka kemas bisa diterima oleh semua kalangan

sebagai musik reliji.

e. Melalui musik ingin berkomunikasi dengan dunia46

f. Melalui musik ingin menyatukan umat manusia dari berbagai etnis, sesuai dengan personilnya yang berasal dari banyak etnis.

2. Peluang dan Ancaman Eksternal

Ditengah banyaknya musik relijius yang ada grup musik islami DEBU mencoba menawarkan konsep lagu yang bernuansakan islami. Kehadiran DEBU sebagai musik relijius berharap agar musik yang mereka bawakan dapat diterima oleh

masyarakat luas sebagai musik dakwah dan bisa memberikan pengaruh terhadap

keimanan manusia kepada Allah SWT melalui musik yang mereka nyanyikan.

Kendati DEBU telah eksis dalam dunia musik relijius, grup musik islami DEBU

harus mengenali peluang dan ancaman secara eksternal.

46


(55)

Adapun peluang dan ancaman secara eksternal yang DEBU miliki penulis uraikan sebagai berikut :

a. Peluang grup musik islami DEBU

Peluang merupakan situasi penting dan menguntungkan bagi suatu instansi yaitu grup musik islami DEBU dimasa yang akan datang. Grup musik islami DEBU memiliki peluang diantaranya sebagai berikut :

1). Adanya situs dalam berbagai bahasa

Sekarang grup musik islami DEBU mempunyai situs dalam beragam bahasa yaitu Indonesia, Inggris, Cina, Arab, Spanyol dan Italia. Dengan adanya situs dalam beragam bahasa grup musik islami DEBU ingin berkomunikasi dengan dunia. Jadi siapapun yang ingin tahu tentang grup musik islami DEBU dan aktifitasnya bisa mengaksesnya di website

www.musikDEBU.com. 2) Promosi go Internasional

Grup musik islami DEBU tidak hanya terkenal di Indonesia melainkan kini grup musik islami DEBU dikenal di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Brunei, Singapura dan lain sebagainya. Seperti di Amerika Serikat ada beberapa stasiun televisi yang memutar video klip DEBU, meskipun baru terbatas pada masyarakat muslim di sana tapi alhamdulillah respon dari mereka sangat bagus.


(56)

Selain promosi go internasional grup musik islami DEBU juga melakukan promosi lewat stasiun radio ke berbagai daerah misalnya seperti Solo,

Cirebon dan lain-lain. Dengan melakukan promosi lewat radio grup

musik islami DEBU berharap mereka bisa dikenal dan diundang untuk pentas disana.

4) Diangkatnya grup musik islami DEBU menjadi duta lingkungan hidup.

Grup musik islami DEBU ditunjuk menjadi duta lingkungan hidup oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Rahmat Witoelar pada tanggal 5 November 2007 lalu. Sehubungan dengan ini maka banyak hal yang akan dilakukan grup musik islami DEBU untuk mengkampanyekan cinta lingkungan dan peringatan global warming serta penyelesaiannya misalnya seperti mengajak untuk mencintai lingkungan dan mengatasi pemanasan global disetiap pementasan grup musik islami DEBU. Ini adalah salah satu proyek terbesar grup musik islami DEBU untuk penanaman 1 juta pohon di 33 propinsi di Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan terakhir penanaman pohon akan dilakukan di Jakarta yang akan dihadiri oleh bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

b. Ancaman grup musik islami DEBU

Ancaman adalah keadaan yang tidak menguntungkan sebuah instansi atau organisasi. Dalam hal ini grup musik islami DEBU perlu mengetahui ancaman-ancaman yang ada secara baik dan benar, dengan harapan grup musik islami DEBU dapat mengambil langkah awal untuk mengambil strategi. Adapun ancaman yang ada pada grup musik DEBU adalah sebagai berikut :


(57)

1) Banyaknya grup musik lain yang membawakan lagu reliji

Seperti halnya yang kita ketahui saat ini bahwa banyak grup musik yang mencoba membawakan lagu-lagu relijius. Ini yang membuat grup musik islami DEBU tidak punya banyak kesempatan untuk pentas.

2) Adanya pemahaman bahwa musik DEBU adalah musik musiman. Di

Indonesia biasanya orang mendengarkan musik reliji hanya pada saat-saat tertentu saja tidak setiap saat-saat, seperti pada saat-saat bulan Ramadhan dan pada saat hari-hari besar Islam seperti peringatan tahun baru Hijriah, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dan lain

sebagainya. Maka dalam hal ini grup musik islami DEBU punya

rencana untuk mengubah image itu dengan cara menciptakan album pada bulan-bulan biasa dan melakukan promosi ke stasiun televisi agar grup musik islami DEBU bisa tampil bukan hanya pada saat bulan puasa saja.

3). Adanya pandangan rendah terhadap musik islami dengan musik lainnya.

Seperti halnya kebanyakan anak muda saat ini memandang musik islami lebih rendah dari musik rock misalnya, musik Barat dan musik-musik lainnya. Mereka lebih menggandrungi kepada musik-musik-musik-musik secara umum ketimbang musik yang bernafaskan islami. Dengan adanya pandangan seperti ini mengakibatkan grup musik islami sulit untuk bersaing dalam mempromosikannya, biasanya musik yang


(58)

bukan islami lebih cepat dalam proses promosinya daripada musik yang islami.

4). Belum menjadi Warga Negara Indonesia ( WNI )

Adanya kabar bahwa grup musik islami DEBU akan dideportasi membuat grup musik islami DEBU sedikit merasa khawatir di kubu para personilnya yang kebanyakan dari luar negeri untuk bisa bermain musik lagi di Indonesia.

3. Penetapan kekuatan dan kelemahan secara internal

Sebagai musik islami yang terus melambung tentu saja Mustafa yang notabene adalah lokomotif grup musik islami DEBU dan manajernya senantiasa terus berfikir untuk kian meningkatkan kualitas performans grup musik islami DEBU di dunia musik untuk tetap memasukan unsur-unsur kekuatan yang mereka miliki dan melihat kepada kelemahan yang ada pada kubu dirinya. Dengan demikian mereka bisa mengambil langkah untuk tetap mempertahankan musik mereka yang sudah hampir 9 tahun eksis di Indonesia. Melalui penetapan kekuatan dan kelemahan secara internal diharapkan grup musik islami DEBU dapat mengetahui secara internal mengenai apa saja yang dapat diandalkan dan apa saja yang harus dilengkapi dalam proses membuat strategi. Adapun kekuatan dan kelemahan yang mereka miliki adalah sebagai berikut :


(59)

Setiap organisasi harus mengetahui kekuatan yang dimiliki, karena hal ini dapat memberikan keuntungan bagi organisasi. Adapun kekuatan yang dimiliki grup musik islami DEBU adalah sebagai berikut :

1). Syair atau liriknya ditulis dalam 9 bahasa

Perlu kita ketahui bahwa grup musik islami DEBU baru saja merilis album terbarunya yang diformat dalam sembilan bahasa yaitu Indonesia, Inggris, Cina, Arab, Spanyol, Italia dan banyak lagi.. Semuanya merupakan kumpulan syair hasil dari gubahan Syeikh Fattah yang mampu menguasai sembilan bahasa, album ini juga dirangkum dalam bentuk buku dan dikemas dengan alunan musik masa kini.

2) Jenis musik yang mendunia

Jenis grup musik islami DEBU adalah world music ( musik dunia ),

walaupun jenisnya khusus nada yang mereka mainkan justru

menghasilkan variasi yang berbeda. Menurut para pengamat musik, inilah yang menjadi kekuatan yang dimiliki grup musik islami DEBU dibanding dengan grup musik lainnya. Oleh karena itu musik mereka amat bervariasi, unik dan tidak membosankan apa lagi grup musik islami DEBU tidak terikat dengan konsep musik apapun yang selama


(60)

ini ada, nada dan irama yang diaransir mengalir begitu saja dan

menjadi harmonis.

3). Alat musik yang digunakannya

Bukan saja suara indah dan merdu yang menjadi andalan grup musik islami DEBU, tetapi juga kepiawaian memainkan alat musik dari beragam belahan dunia. Grup musik islami DEBU menggunakan beraneka ragam alat musik dari beberapa belahan dunia berbeda dengan musik lain. Misalnya santur dari Iran, harpa dari Irlandia, yaili tambure dari Turky, gendok-gendok dari Sulawesi Selatan dan sebagainya. Ini yang membuat alunan musik grup musik islami DEBU terasa kaya dengan warna.47

Berikut penulis uraikan alat-alat musik yang digunakan grup musik islami DEBU adalah sebagai berikut :

a). Bamboosax b). Bansir Flute c). Dumbek

d). Gendok-gendok e). Flamenco Guitar f). Jembe

g). Kanoon h). Oud i). Mazhar j). Santure

47


(61)

k). Saz ( bagalama) l). Sundanese flute m). Tabla

n). Tar

o). Yaili Tamboure48 4). Personilnya Internasional

Dari segi personil grup musik islami DEBU punya anggota dari berbagai macam negara seperti Indonesia, Malaysia, Swedia, Inggris dan Amerika. Faktor inilah yang menjadi salah satu kelebihan grup musik islami DEBU dengan musik lainnya.

b. Penetapan kelemahan

Selain menetapkan kekuatan sebagai grup musik yang mempunyai saingan harus mengenali segala kelemahan yang ada pada diri organisasi, dimana kelemahan adalah keterbatasan yang dimiliki oleh sebuah organisasi. Adapun kelemahan yang ada pada grup musik islami DEBU adalah sebagai berikut :

1) Syairnya sulit untuk dipahami

Kebanyakan syair yang dibawakan grup musik islami DEBU merupakan bahasa puisi dan bahasa kiasan yang sering dipakai dalam dunia sufi. Sehingga tidak mudah untuk memahaminya dan butuh waktu.

2). Suara Mustafa sang vokalis utama tidak merdu

Menurut kalangan penikmat musik suara Mustafa memang tidak merdu jika diperhatikan dengan cermat. Namun kendati suaranya tidak merdu tidak membuat penampilan grup musik islami DEBU tidak punya tempat dihati

48


(1)

dakwah melalui pentas musik islami yang cenderung lebih efektif dan mudah diterima.

3. Implementasi Strategi Pementasan Grup Musik Islami

Dalam mengimplementasikannya kegiatan yang dilakukannya adalah pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah dari system yang sudah ada untuk lebih berkembang, menyiapkan anggaran yang dilaokasikan sebagai pendukung dalam pementasan dan memanfaatkan sistem informasi yang masuk sebagai sarana untuk intropeksi dalam mengembangkan dan memperbaiki segala kekurangan yang ada di grup musik islami DEBU.

4. Evaluasi adalah tahap akhir dari sebuah strategi yang sudah dirumuskan dengan meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi untuk mengambil tindakan sebagai perubahan yang ada. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengevalusi ialah meninjau faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi, mengukur prestasi dengan membandinkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan, dan mengambil tindakan korektif untuk mengambil tindakan korekasi terhadap penyimpangan yang terjadi untuk memastikan bahwa prestasi apakah sesuai dengan rencana


(2)

B. Saran-saran

Secara keseluruhan strategi pementasan grup musik islami DEBU sudah cukup baik dengan adanya perumusan strategi, kemudian mengimplementasikan startegi serta mengevaluasi strategi. Namun ada beberapa hal yang harus dilakukan grup musik islami DEBU diantaranya adalah :

1. Grup musik islami DEBU harus tetap menjaga kualitas musiknya dengan tidak meniru gaya dan corak musik yang lainnya, agar performans mereka tidak hilang sebagai musik relijius, karena musik DEBU merupakan musik yang mempunyai jati diri sendiri sebagai musik relijius.

2. Grup musik islami DEBU hendaknya menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) agar tetap eksis dalam blantika musik Indonesia khususnya musik yang bernafaskan Islam dan masyarakat Indonesia bisa merasakan keakraban untuk selalu mendengarkan lagu-lagu DEBU. Selain itu juga dikarenakan DEBU sudah hampir 9 tahun mereka tinggal di Indonesia.

3. Grup musik islami DEBU hendaknya dalam menciptakan syair agar mudah untuk dipahami sehingga kesukaan orang tidak tertuju kepada alunan musiknya semata akan tetapi mereka bisa memahami isi dari makna syair yang dibawakan grup musik islami DEBU.


(3)

Daftar Pustaka

Achsan Permas, Hasibuan Sedoyono Chrysanti, L. H. Pranoto, Triono Saputro, Manajemen Organisasi seni Pertunjukan. Jakarta, PT Sapdodadi 2003

Ahmad Abu, et. ai., strategi belajar mengajar, Bandung : Pustaka setia, 1997 Ahmad Amrullah Dakwah dan Perubahan Sosial. Yogyakarta : PLP2M, 1985

Amrullah dan Cantika Sari Budi,Manajemen Strategik, Yogyakarta : Graha Ilmu.2002 Amsyari Fuad, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, Bandung : Mizan, 1990 David Fred R. Manajemen Strategi Konsep, Jakarta : Prenhalindo, 2002

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, : Logos, 2002

___________________ Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, : Logos, 2002 Effendy Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya 1999

Gazalba, Sidi Islam dan Kesenian ( Jakarta: Pusaka Al-Husna, 1998 )

Hasanuddin. H, Hukum Dakwah, Tinjuan aspek hokum Dalam Berdakwah di Indonesia, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996

Hasjmi. A, Sejarah Kebudayaan Islam, Cet. 2 http://www.huttaqi.com

http://in.musikdebu.com/profile.htm ______________ history.htm

http://dosen.stsi-bdg.ac.id


(4)

Maryati, “ T & T Orchestra Sebagai Media Dakwah, Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta, 2004

Moleong Lexi J, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000

Padmodarmaya, Pramana Tata dan Teknik Pentas, Jakarta Balai Pustaka 1988

Rahmat Jalaludin “ Psikologi Komunikasi ( Edisi revisi ) PT. Remaja Rosdakarya Bandung,

Raffiudin dan DJaliel Abd Maman, Prinsip dan strategi Dakwah, Bandung : Pustaka Setia, 2002

Siagan Sondang P. Analysis serta perumusan kebijaksanaan dan strategi organisasi, Jakarta : PT. Gunung Agung, 1986

Steiner George dan Minner Jhon Manajemen strategik, Jakarta : Erlangga Supriono, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, Jakarta : BPFC, 1985 Syukri, Asmuni Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya : Al-ikhlas 1995

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1988


(5)

(6)