Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam pada hakekatnya identik dengan keindahan dalam hal ini bukanlah secara indera semata. Akan tetapi keindahan menurut Islam merupakan keindahan yang bernilai tauhid, syariat dan juga akhlak. Dorongan serta kecintaan terhadap keindahan tersebut lantas mengantar sebagian umat untuk memunculkan kreasi ragam seni. Hingga pada akhirnya terciptalah apa yang dikenal dengan seni kaligrafi, seni tari, seni tarik suara, seni musik dan banyak lagi yang lainnya. Sesungguhnya perasaan seni yang tumbuh dalam diri manusia adalah anugrah dari Allah SWT yang berharga sehingga guna mencari keridhaan Allah seni bisa menjadi salah satu medianya. Seorang seniman muslim adalah seorang yang bertauhid secara utuh. Berguna bagi diri sendiri, bermanfaat bagi keluarga, masyarakat dan lingkungannya. Karya seni itu mungkin menyenangkan atau menghibur akan tetapi yang paling utama dari pada itu adalah nilai-nilai luhur yang menyejukkan ruhani, kemudian meningkatkan aliran kearifan terhadap hidup. 1 Dakwah Islam merupakan aktualisasi imani teologis yang dimanisfestasikan dalam suatu system kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara berfikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan 1 Zainal Arifin Thaha, Eksotisme Seni Budaya Islam Yogyakarta : Buku Laela, 2002 , Cet. Ke-I, h. 167 sosiokultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara metode tertentu. 2 Apabila memperhatikan al-Qur’an dan as-Sunnah maka kita akan mengetahui, sesungguhnya dakwah menduduki tempat dan posisi utama, sentral, strategis dan menentukan. Keindahan dan kesesuaian Islam dengan perkembangan zaman, baik dalam sejarah maupun praktiknya, sangat ditentukan oleh kegiatan dakwah yang dilakukan umatnya. Materi dakwah maupun metodenya yang tidak tepat, sering memberikan gambaran dan persepsi yang keliru tentang Islam. Demikian pula kesalahpahaman tentang makna dakwah, menyebabkan salah langkah dalam oprasional dakwah. Sehingga dakwah sering tidak membawa perubahan apa-apa, padahal tujuan dakwah adalah untuk mengubah masyarakat sasaran dakwah kearah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera lahiriah maupun batiniah. Untuk mencapai sasaran dakwah yang tepat dan memperoleh tujuan yang dikehendaki, maka dakwah sudah barang tentu memerlukan alat dan sasaran sebagai agen pelayanan masyarakat yang mencakup seluruh segi kehidupan masyarakat, alat dan sasaran ini disebut media dakwah. Musik merupakan bagian dari seni bisa dijadikan alat komunikasi yang efektif. Melalui semua makna pesan yang terkandung didalamnya musik juga dapat memberikan pengaruh terhadap emosi orang yang menikmatinya. Penyampaian makna suatu ekpresi melalui musik juga merupakan proses komunikasi non verbal, yang dapat dilakukan secara interpersonal maupun intrapersonal. Dimana manusia berusaha mengungkapkan perasaan-perasaan 2 Amrullah Ahmad Dakwah dan Perubahan Sosial. Yogyakarta : PLP2M, 1985 h. 2 psikologisnya, setidaknya mempunyai peran dalam interaksi manusia dengan lingkungannya terutama saat mendengarkan musik. 3 Mengenai pengaruh seni musik terhadap kegiatan dakwah islamiyah sangat penting sekali. Dimana bahasa yang indah, sajak yang baik, apabila dibaca dan dilantunkan dengan iringan irama yang indah, kemudian dinyanyikan lewat lagu dengan suara yang merdu tentunya akan memberikan kesan yang sangat mendalam bagi setiap orang yang mendengarkannya. Mengingat begitu banyak jenis musik Islam sebut saja Nasyidnya Raihan, Hadad Alwi, Opik, yang telah eksis ditengah-tengah masyarakat menawarkan dakwah dengan konsepnya sendiri lewat lagu yang mereka nyanyikan sudah berhasil melaksanakan dakwah melalui media musik. Begitupun halnya dengan grup musik islami DEBU yang mencoba menawarkan konsep dakwah dengan musik islaminya yang penuh khazanah serta memiliki keunikan tersendiri hadir dan dapat diterima oleh masyaraka. Keberhasilan dakwah grup musik Islam DEBU tidak terlepas dari peran seorang manajer dengan mengunakan strategi pementasan yang dijalankannya. Implementasi strategi pementasan grup musik islami DEBU bertumpu pada alokasi dan pengembangan tujuan dari faktor eksternal dan internal yang ditempatkan pada SDM . Aktivitas ini mencakup distribusi kerja diantara individu dan kelompok kerja dengan mempertimbangkan tingkat manajemen, tipe pekerjaan, pengelompokan bagian pekerjaan serta mengusahakan agar bagian itu menyatu 3 Jalaludin Rahmat “ Psikologi Komunikasi Edisi revisi PT. Remaja Rosdakarya Bandung, hal. 268 seluruhnya dalam satu tim atau grup sehingga meraka dapat bekerja secara efektif dan efisien. Tim yang dimaksud adalah TEAM atau together everyone achieve more , yakni sebuah tim yang seluruh anggotanya secara bersama-sama mendapatkan nilai lebih. Sebuah tim yang solid guna mengawal organisasi agar tetap kondusif dalam rangka pencapaia visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Suatu tim dimana seluruh anggotanya bersinergi dalam kesamaan visi, misi dan tujuan organisasi. Bentuk struktur organisasi sangat bergantung pada posisi organisasi atau bentuk tim dan strategi korporasi yang telah disepakati, dan bentuk yang terbaik adalah struktur organisasi yang cocok dengan lingkungan organisasinya beserta ciri khas internalnya. Dengan strategi yang dijalankan grup musik islami DEBU dengan mengandalkan SDM personilnya sesuai fungsinya sebagai media dakwah mampu merealisasikan sebuah musik bernuansakan Islam kepada masyarakat dengan baik melelui pementasan. Walau hanya sebatas kata-kata dan kalimat hanya sebatas ucapan namun bila lahir dari hati, kata dan kalimat itu akan bersemayam dinurani, apabila dikemas dan di disign serta dipersiapkan segala sesuatunya dengan baik oleh sekelompok orang dengan perasaan seni tersebut maka terciptalah sebuah karya seni musik Islam yang layak dipentaskan pada masyarakat atau khalayak banyak. Berdasarkan latar belakang masaslah diatas. Maka penulis merasa tertarik untuk menelitinya dengan memberi judul Strategi Pementasan Grup Musik Islami DEBU Sebagai Media Dakwah

A. Batasan dan Perumusan Masalah