Salwin Md,2012 Akuntabilitas Kinerja Pengawasan Fungsional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
sebagai variabel ukuran dari delapan indikator strategi kebijakan akuntabilitas kinerja pengawasan fungsional pendidikan pada inspektorat jenderal Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. Variabel tersebut di atas, masih merupakan terjemahan tertentu dari kerangka
pikir penelitian, dengan demikian masih memiliki pengertian yang bersifat umum. Oleh karena itu, agar penelitian mempunyai batas pengertian yang jelas dan mudah
diukur serta ditafsirkandimaknai, maka perlu dijabarkan makna dan arti setiap variabel ke dalam suatu definisi operasional. Kemudian definisi operasional dari
setiap variabel tersebut dijabarkan ke dalam dimensi-dimensi atau sub variabel dengan indikatornya masing-masing
Adapun definisi operasional variabel dengan dimensi dan indikatornya masing- masing, sebagai berikut.
1. Kapasitas Kepemimpinan
Kapasitas Kepemimpinan dalam penelitian ini adalah pola tindakan, batas kewenangan dan perilaku Pimpinan Struktural dan Pimpinan Fungsional dalam
mempengaruhi aktivitas para auditor aparatur pengawasan fungsional pendidikan, untuk mencapai tujuan organisasi. Definisi operasional, dimensi dan indikator
variabel kapasitas kepemimpinan yang dikombinasikan dan dikembangkan dari berbagai pendapat dan teori yaitu: Krajewsky 1983:23, Robert K, Greenleaf
1999:17-21, Yukl Gary, 2010: 13-14, Fattah N 2000:93, Sutarto 2001:83, maka dimensi yang relevan dengan kapasitas kepemimpinan dalam penelitian ini
adalah dimensi yang berorientasi pada tugas initiating structure, dengan indikator-indikator kapasitas kepemimpinan: 1 mengutamakan pencapaian visi,
misi dan tujuan, 2 menilai pelaksanaan tugas bawahan, 3 menetapkan standar
Salwin Md,2012 Akuntabilitas Kinerja Pengawasan Fungsional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
tertentu pada tugas bawahan, 4 melakukan pengawasan, 5 memberikan petunjuk pada bawahan dan 6 menetapkan batas waktu tugas bawahan.
Dimensi yang berorientasi pada bawahan Consideration serta selalu mengahargai hubungan manusia human relation, dengan indicator : 1
melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan, 2 memberikan kepercayaan kepada bawahan, 3 memperhatikan kesejahteraan bawahan, 4 membangun
kerjasama tim, 5 memperlakukan adil terhadap para personil, 6 memberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dan bersikap bersahabat.
2. Motivasi Kerja
Definisi operasional dimensi dan indikator variabel motivasi kerja dalam penelitian ini adalah kondisi nyata dan fakta sehari-hari yang dialami oleh auditor
dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai aparatur pengawasan fungsional pendidikan. Karena tugas pengawasan fungsional menuntut auditor untuk
berpegang pada prinsip professional, independent dan penuh dengan resiko yang dapat saja muncul dari factor-faktor internal dan eksternal.
Dimensi dan indikator dikembangkan dari teori Robbins S.P 2001:166, menyatakan bahwa
”motivasi adalah kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian, yang dikondisikan oleh kemampuan
upaya, untuk memenuhi kebutuhan individu tertentu”. Selanjutnya Gray, dkk, 1984:69 menyatakan bahwa “Motivasi kerja merupakan hasil sejumlah proses
yang bersifat internal dan eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu. Kedua pendapat di atas didukung oleh pendapat Siagian S.P, 2008:294 bahwa “motivasi kerja seseorang karyawan sangat dipengaruhi oleh
berbagai fakto r, baik yang bersifat internal maupun eksternal”. Dengan demikian
Salwin Md,2012 Akuntabilitas Kinerja Pengawasan Fungsional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
variable motivasi kerja dalam penelitian ini juga, akan mengacu kepada dimensi- dimensi kontribusi motivasi yang timbul dari diri individu baik yang bersumber
dari internal indvidu maupun bersumber dari eksternal individu, aparatur pengawasan fungsional pendidikan.
Dimensi motivasi kerja eksternal dengan indikator: 1 hubungan antar pribadi, 2 jenis dan sifat pekerjaan 3 Penggajian dan honorarium 4
supervisepengawasan dari atasan dan organisasi tempat kerja. Sedangkan motivasi kerja inernal dengan indikator: 1 dorongan untuk bekerja dan kemajuan
karier, 2 pengakuan dan rasa tanggungjawab 3 minat terhadap tugas dan dorongan untuk berprestasi.
3. Kompetensi Auditor