BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang sekian lama bertambah maju dan globalisasi yang terus menerus mulai terbuka, baik itu dalam segi umum maupun religi.
Dengan banyak perkembangan dan perubahan yang bisa saja mempengaruhi beberapa lapisan, baik itu dari lapisan bidang perdagangan, ekonomi, keilmuan,
dan khususnya bidang keagamaan. Di dunia ini banyak sekali kepercayaan terhadap ketuhanan yang bisa dikatakan, ada sebagian kepercayaan agama yang
mulai mempengaruhi kepercayaan agama lain untuk bisa mengikuti kepercayaan yang mereka bawa. Doktrin-doktrin dari berbagai cara yang bisa merubah
pemikiran seseorang agar bisa menggoyahkan keyakinan kepada kepercayaan keagamaan itu sendiri.
Kita sebagai komunitas keagamaan yang sangat besar dan jumlah yang sangat banyak, menjadi satu target oleh beberapa kepercayaan yang intinya
mereka ingin umat islam di dunia ini bisa bercerai berai, bagaimana pun cara dan dimana pun mereka akan lakukan demi, memecahkan kesatuan umat islam.
Banyak media dakwah islam yang bisa menguatkan keyakinan kita dalam menjaga kepercayaan terhadap Allah SWT, baik itu dalam segi formal maupun
non-formal. Agama islam adalah agama yang paling benar di hadapan Allah SWT, dan orang-orang yang berbeda keyakinan dari kita, hanya bisa tahu jika
agama islam itu mempunyai pengikut yang sangat banyak. Oleh karena itu, mereka akan mempengaruhi kita dari manapun dan bagaimanapun. Salah satu
kegiatan keislaman yang sudah menjadi kewajiban umat islam di dunia dan di Indonesia pada khususnya adalah shalat dan khutbah Jum’at. Dimanapun islam
berada, disanalah shalat dan khutbah Jum’at pasti ada. Ini adalah suatu media dakwah islam yang sangat global, karena dengan
khutbah Jum’at yang didalamnya berisikan tentang pesan-pesan keagamaan yang bisa menambah keyakinan kita terhadap Allah SWT.
Dakwah Islam di Indonesia dari waktu ke waktu mengalami perubahan dan perkembangan yang signifikan. Seiring dengan itu para juru dakwah dituntut
untuk memiliki kemampuan dalam menyampaikan dakwahnya secara efektif, komunikatif dan mengenai sasaran sesuai dengan tuntutan dan perkembangan
zaman, dan bisa menembus semua golongan baik itu umat islam yang muda maupun umat islam yang sudah tua.
Materi-materi yang disampaikan hendaknya variatif dengan menggunakan metode menumbuhkan minat dan memiliki daya tarik sehingga mampu
menggugah sekaligus mengubah keadaan umat menjadi lebih baik
1
. Hal tersebut dapat tercapai dengan menggunakan media-media yang
didalamnya dapat memberikan pengaruh besar terhadap khalayak banyak khususnya umat islam secara keseluruhan.
Dalam al-Quran Allah SWT mengungkapkan dengan jelas pada surat An- Nahl ayat 125 :
,
-. 0123
4 5
6789 :;
=5
1
A.H. Hasanuddin, Retorika Dakwah dan Publistik dalam Kepemimpinan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982 Hal.143
?79 6
: 6
A 9
=5 ?79
BC - D7,
EF
Artinya : Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk. Hikmah ialah perkataan yang tegas
dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
An-Nahl Ayat 125 Yang intinya manusia untuk menyerukan yang mereka pelajari dan bantah
lah dengan cara yang baik dan dengan mengatakan dengan tegas maka manusia bisa membedakan mana yang baik dan buruk
Dalam dakwah terdapat tiga cara untuk menyampaikan materi pesan, yang pertama bil hal, kedua bil qolam, dan yang ketiga bil lisan
2
. Khutbah merupakan salah satu contoh dakwah bil lisan, tingkat keberhasilan dakwah bil lisan ini
ditentukan juga pada paham atau tidaknya mad’u terhadap isi pesan yang disampaikan pada khutbah tersebut
3
. Pada surat At-Taubah ayat 71 yang berbunyi :
; G
H.IJ
G
K, L = M N
9 O =
PQMRSTU V W
X = ;
, V E6
YX
PQ 1 V
I ?Z[ PQ=
V I ]:_
PQ= `V
3N ab9 N
de. Uf9 K,h] ijX
kN :;
3N l_Vm
L W 8
En
Artinya : Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka
menyuruh mengerjakan yang maruf, mencegah dari yang munkar,
2
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1996 Edisi II, Hal. 98
3
Opcit. Hal. 148
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. At-taubah Ayat 71
Allah mengatakan manusia bisa menjadi penolong bagi yang lainnya, dengan memberitahukan mana yang baik dan yang buruk untuk dilakukan.
Seorang khatib harus meminimalisir berbagai kemungkinan hambatan yang mungkin saja timbul ketika dia menyampaikan khutbah, baik itu dari segi bahasa,
dalil-dalil yang disampaikan. Karena khutbah Jum’at merupaka bagian dari shalat jum’at yang sangat penting.
Untuk mendapatkan perhatian lebih dari mad’unya seorang khatib harus benar-benar menguasai materi, baik itu dalam pembukaan, dalil-dalil, do’a dan
fasihk dalam mengucapkan ayat-ayat al-quran dan memahami kebutuhan mad’u, menjelaskan isi khutbah dengan bahasa yang mudah dicerna dan dipahami oleh
mad’u yang mengikuti Khutbah jum’at tersebut. Permasalahan yang akan timbul adalah ketika mad’u tidak menyimak dan memahami bahasa yang disampaikan
oleh khatib dalam menjelaskan isi-isi khutbah Jum’atnya. Ketika khatib berbicara dengan bahasa yang dipahami oleh mad’u pun tidak
menjamin mad’u paham akan maksud dan tujuan pesan yang terdapat dalam khutbahnya. Kalau sudah demikian mad’u akan kesulitan dalam merespon
khutbah sang khatib dan akan semakin menimbulkan sulit untuk mengamalkan pesan-pesan kebaikan yang disampaikan dalam isi khutbahnya
4
. Demikian juga
pada surat Ali- Imran ayat 104yang berbunyi :
6 o
K J
pG :Gf9
;7- V iX V
;XGTU V W
X = rTs ;
, V
4
Farid Noor Ma’ruf, Dinamika dan Akhlak Dakwah, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1981 Hal. 68
E6 YX
J de. Uf9
K=5 PQ
? a E1
Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. Maruf: segala
perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Ali Imran Ayat 104
Dengan demikian khutbah Jum’at haruslah menyerukan hal-hal mana yang baik dan yang buruk dan menjauhkan manusia dari perbuatan yang munkar dan
bisa menjauhkan diri dari Allah SWT. Demikian juga pada surat yang sama yaitu Ali Imran tapi dengan ayat yang
berbeda yaitu ayat 159 yang berbunyi,
T 78
j6 pG
tN H
K, HJ
u T ]v
?]l 1?T?
L]arwx 76 G
8
7 T
Kyz w X a D
K|8} K=5
]3 B
RSo~ •
€ T H Gjm
3 D T
tN :;
3N •?
‚ Bƒ
„ D E
L
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah
lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain- lainnya
. Ali Imran Ayat 159 Allah memberikan penjelasan dengan sangat jelas, yaitu jangan melakukan
dakwah dengan kekerasan karena dengan kekerasan mereka justru akan menjauh dari kita, dan dengan dakwah yang lembut dan mendoakan mereka, dengan
sendirinya mereka akan mendekati kalian dan mengikuti apa yang kalian serukan.
Bagi siapapun yang menunaikan ibadah shalat Jum’at di Masjid Student Centre Universitas Islam Negeri UIN Jakarta, akan mendapatkan suatu hal yang
baru, yang biasanya mereka di lingkungan masyarakat luas mengikuti shalat Jum’at yang khutbah Jum’atnya menggunakan bahasa Indonesia maupun daerah.
Namun disini kita akan mendengarkan khutbah dengan berbahasa asing yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Bagi mereka yang suka, walaupun tidak
mengerti bahasa asing tersebut dia akan menjadikan khutbah tersebut sebagai tantangan untuk memahami isinya dan sebagai media pembelajaran, untuk
meningkatkan kemampuan berbahasanya Arab-Inggris. Namun bagi mereka yang mengerti tentu tidak menjadi masalah dalam menangkap isi pesan berbahasa
asing Arab-Inggris tersebut. Meskipun kampus dikenal sebagai laboratorium bermasyarakatnya dan
berhimpunnya berbagai ilmu pengetahuan, menjamin setiap civitas akademikanya terutama mahasiswa dan dosen menguasai berbagai macam bahasa, termasuk
bahasa ilmiah, Arab, dan juga Inggris. Dari berbagai gambaran di atas maka penulis merasa penting untuk
mengangkat respon mahasiswa, sebagai salah satu komponen jama’ah yang hadir di Masjid Jam’i Student Center UIN Jakarta, terhadap khutbah yang disampaikan
dalam format berbahasa asing Arab-Inggris.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah