Terra Tramidiya, 2014 Penerapan Media Story Picture untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam
Pembelajaran PKN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Refleksi Tindakan Siklus I
Setelah melakukan pengamatan pada siklus I, maka peneliti menganalisis hasil observasi sehingga diperoleh beberapa temuan diantaranya :
1 Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I, kemampuan guru peneliti
dalam mengelola kelas dapat dikatakan masih kurang hal tersebut dikarenakan guru masih terlihat canggung ketika menggunakan media story picture
sebagai media pembelajaran. Guru terbiasa ceramah dalam proses pembelajaran, sementara saat ini guru menggunakan media pembelajaran
yang mengharuskan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran PKn. 2
Suara guru kurang terdengar, mengingat di dalam kelas yang cukup luas terdapat 43 orang siswa. Semakin kurang efektif dengan kondisi kelas yang
kurang kondusif. 3
Ketika diskusi kelompok berlangsung masih ada siswa yang main Handphone HP, mengobrol, dan hal-hal lain yang dilakukan oleh siswa di luar
pembelajaran.. 4
Siswa masih terlihat pasif saat berdiskusi, siswa masih menyesuaikan dengan anggota kelompoknya yang baru. Siswa masih terlihat malu-malu untuk
mengemukakan pendapatnya, adapun yang merasa takut salah sehingga memilih untuk diam saat berdiskusi.
Berdasarkan hasil refleksi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I, guru mitra dan observer melakukan diskusi dan diperoleh beberapa kesimpulan yaitu sebagai
berikut:
Terra Tramidiya, 2014 Penerapan Media Story Picture untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam
Pembelajaran PKN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a Proses pembelajaran yang belum optimal akan ditingkatkan lagi pada tindakan
siklus II. b
Suara guru mitra akan lebih diperkeras agar dapat mengkondisikan kelas lebih baik lagi.
c Jumlah anggota kelompok tetap, sehingga siswa sudah menyesuaikan diri
dengan kelompoknya. Hal tersebut dilakukan agar siswa dapat lebih bekerjasama dalam diskusi kelompoknya, sehingga tidak ada lagi
kecanggungan antara anggota kelompok.
3. Tindakan Siklus II