Unit Pengadaan Udara Tekan Unit Pengadaan Bahan Bakar Unit Pengolahan Limbah

Power yang dibutuhkan = 12 x 0,7457 kW = 8,9484 kW 3. Listrik untuk penerangan dan AC Listrik untuk AC diperkirakan sebesar 300.000 w = 300 kW Besarnya listrik penerangan yang dibutuhkan diperkirakan : 40 kW 4. Listrik untuk laboratorium dan bengkel Listrik yang digunakan diperkirakan sebesar 40 kW 5. Listrik untuk instrumentasi Listrik yang digunakan diperkirakan sebesar 5 Kw Jumlah kebutuhan listrik = 35,7936+8,9484+ 300+ 40 + 40 + 5 = 429,742 kW

4.1.4 Unit Pengadaan Udara Tekan

Udara tekan digunakan untuk menjalankan sistem instrumentasi. Pengolahan udara ini adalah pengolahan udara yang bebas dari air, bersifat kering, bebas minyak dan tidak mengandung pertikel-partikel lainnya. Udara tekan diperlukan untuk alat kontrol pneumatic . Kebutuhan setiap alat kontrol pneumatic sekitar 28,2 Lmenit Kebutuhan udara tekan diperkirakan 150 m 3 jam. Alat untuk penyediaan udara tekan berupa kompresor dan tangki udara.

4.1.5 Unit Pengadaan Bahan Bakar

Unit pengadaan bahan bakar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pada generator . Jenis bahan bakar = Solar Heating value = 19.448 Btulb Efisiensi bahan bakar = 80 Kapasitas input generator = 600 Kw Kebutuhan solar = 150,9899 ft 3 jam Emergency generator yang digunakan mempunyai efisiensi 80 , maka Input generator = 8 , 1008,8624 = 1261,078 kW Ditetapkan input generator 600 Kw Spesifikasi Generator a Tipe = AC generator b Kapasitas = 600 kW c Tegangan = 220 360 volt d Efisiensi = 80 e Frekuensi = 50 Hz f Bahan bakar = fueil oil Kebutuhan bahan bakar untuk generator set a Jenis bahan bakar = Solar b Heating value = 19.448 Btulb c Efisiensi bahan bakar = 80 d Sg Solar = 0,8691 e ρ solar = 54,26 lbft 3 f Kapasitas input generator = 600 x 1000 0,293 = 2047781,57 Btujam - Kebutuhan solar = 440 . 19 x 8691 , x 8 , jam Btu 7 2040816,32 = 150,9899 ft 3 jam

4.1.6 Unit Pengolahan Limbah

Penanganan Limbah Cair Limbah cair hasil atas menara distilasi berupa air dan Phenyl Ethyl Alcohol , limbah tersebut harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang agar tidak mencemari lingkungan. Proses pengolahan limbah ini dibuat kontinyu agar memudahkan pengontrolannya, adapun rangkaian dari pengolahan limbah tersebut adalah sebagai berikut : Gambar 4.1. Diagram Pengolahan Limbah Cair Penjelasan 1. Proses Equalisasi Pada proses ini limbah berupa air dan Phenyl Ethyl Alcohol dari semua kegiatan produksi ditampung dalam suatu bak dan didiamkan selama beberapa hari. Selama waktu pendiaman ini akan terjadi kenaikan pH dan timbul bau yang menyengat. Hal ini menandakan bahwa mikroorganisme telah melakukan aktifitasnya karena limbah ini kaya zat organik. 2. Proses Pengendapan Limbah cair yang berada dalam bak Equalisai dialirkan ke bak Pengendapan. Disini padatan yang tidak larut diendapkan dan disaring melalui tumpukan pasir dan serbuk garjen. Sebelum limbah dialirkan ke bak anaerob, air limbah dipompakan menuju Feeding anaerob tower untuk ditambahkan kapur hingga pHnya netral. 3. Bak Penampungan. Air limbah selanjutnya ditampung terlebih dahulu dan dibiarkan selama beberapa hari dan kemuidan dites kadar COD dan BODnya. Jika semua standar baku air limbah telah diketahui dan ada pada batas aman, air limbah ini akan dipompa keluar menuju sungai. Proses aerob Equalisasi Pengendapan Penampungan Proses deodorisasi Proses Anaerob Pembuangan Sungai 4. Proses Anaerob Dalam tahap ini polutan-polutan yang ada dalam limbah akan diuraikan mikroorganisme yang terdapat dalam lumpur dengan limbah dan didiamkan selama tiga bulan agar mikroorganisme dapat beradaptasi dengan kondisi limbah. Air limbah ini akan berada dalam bak anaerob selama tujuh hari. 5. Deodorisasi Proses selanjutnya adalah penghilangan bau air limbah dengan melewatkan pada bak yang berisi karbon aktif selama waktu tertentu. 6. Proses Aerob Air limbah yang ada dalam bak ini selanjutnya dilakukan aerasi untuk menambah kadar O 2 dalam air limbah yang dimaksudkan untuk membunuh bakteri anaerob dan mengaktifkan bakteri-bakteri aerob.

4.2 Laboratorium

Untuk menjaga kualitas atau mutu dari produk Phenyl Ethyl Alcohol maka diperlukan suatu pengendalian terhadap kualitas atau mutu pada produk Phenyl Ethyl Alcohol . Pengendalian ini dilakukan secara rutin dan berkesinambungan. Untuk menjaga kualitas tersebut, pabrik Phenyl Ethyl Alcohol didukung dengan laboratorium sebagai sarana pemeriksaan mutu sedangkan peran yang lain adalah pengendalian pencemaran lingkungan.

4.2.2 Tugas Pokok Laboratorium

Tugas laboratorium antara lain : memeriksa bahan baku yang akan digunakan yaitu Ethylen Oxide yang di Import dari Australia dan Benzene yang berasal dari PT. Pertamiana Cilacap untuk diuji kualitasnya terlebih dahulu sebelum dipindahkan ke tangki penyimpan hasil ini dijadikan pedoman apakah bahan baku tersebut