Dasar Reaksi Mekanisme Reaksi Kondisi Operasi Tinjauan Thermodinamika

3 Alumunium Klorid Rumus molekul : AlCl 3 Bentuk : Kristal Warna : Putih Titik leburr, C : 194 Berat molekul ggmol : 133,5 Kemurnian, min berat : 99,30 Impuritas: H 2 O, berat : 0,70 Densitas, kgm 3 : 2440 Data kelarutan : - Kelarutan dalam air 69,87 kg100 kg air. www.ChemicalLand21.com

2.1.2 Spesifikasi Produk

1 Phenyl Ethyl Alcohol Rumus molekul : C 8 H 10 O Bentuk : Cair Warna : Tidak berwarna Berat molekul, ggmol : 122 Kemurnian, min berat : 99,00 Impuritas : H 2 O, berat : 1,00 Densitas, kgm 3 : 1025,35 Titik didih 1 atm, o C : 220 www.ChemicalLand21.com

2.2. Konsep Proses

2.2.1 Dasar Reaksi

Proses pembuatan phenyl ethyl alcohol dilakukan dalam reaktor batch , dimana bahan baku ethylene oxide dan benzene dimasukkan dari bagian atas reaktor secara bersamaan disertai penambahan katalis, dengan sifat reaksi irreversible,non adiabatis, eksotermis pada suhu 10 o C dan tekanan 1 atm, untuk mempertahankan suhu digunakan pendingin butana yang dilewatkan koil. Reaksi : C 2 H 4 O + C 6 H 6 C 8 H 10 O Ethylen oxide Benzene Phenyl ethyl alcohol Reaksi ini berjalan secara eksotermis pada suhu 10 o C dan tekanan 1 atm. Kirk Othmer, 1972

2.2.1. Mekanisme Reaksi

Reaksi pembuatan phenyl ethyl alcohol dari ethylene oxide dan benzene adalah sebagai berikut: Reaksi : C 2 H 4 O + C 6 H 6 C 8 H 10 O Ethylen oxide Benzene Phenyl ethyl alcohol

2.2.2. Kondisi Operasi

Kondisi operasi pada prarancangan pabrik phenyl ethyl alcohol ini adalah sebagai berikut : 1. Temperatur = 10-12 o C 2. Tekanan = 1 atm 3. Waktu reaksi = 6 jam 4. Sifat Reaksi = eksotermis 5. Perbandingan umpan Benzene : Ethylene Oxide : Alumunium chloride = 125 gal : 44 lb : 133,5 lb 6. Konversi = 60 Kirk Othmer, 1981

2.2.3. Tinjauan Thermodinamika

Reaksi pembentukan phenyl ethyl alcohol, ditinjau dari segi thermodinamika adalah sebagai berikut : AlCl 3 AlCl 3 Table 2.1. Data Panas Pembentukan Komponen ∆Hf 298 kJmol C 2 H 4 O -52,63 C 6 H 6 82,93 C 8 H 10 O -121,00 Perry,1999 Reaksi : C 2 H 4 O + C 6 H 6 C 8 H 10 O Ethylen oxide Benzene Phenyl ethyl alcohol ∆Hf 298 reaksi = ∆Hf 298 produk - ∆Hf 298 reaktan ∆Hf 298reaksi = -121,00– -52,63+ 82,93 = - 151,300 kJmol = -151300 kJkmol x 0,87 kmol = -132089 kJ Dari perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa reaksi antara ethylene oxide dan benzene untuk menghasilkan phenyl ethyl alcohol adalah reaksi eksotermis, karena harga ∆Hf yang negatif. Untuk mengetahui sifat reaksi searah atau bolak balik dapat dilihat dari harga kesetimbangan kimia yang dipengaruhi oleh energi bebas Gibbs. Data : Tabel 2.2. Data Energi Bebas Gibbs Komponen ∆G f o 298 kJmol C 2 H 4 O -13,10 C 6 H 6 129,66 C 8 H 10 O -2,85 Yaws, 1999 ∆Gf o 298 = ∆G f o produk - ∆Gf reaktan = -2,85 – -13,10 + 129,66 = -119,41 kJmol AlCl 3 ∆Gf o 298 = -119410 kJkmol ∆Gf o = - RT ln K ln K = ∆G o - RT = K 298 K ol 8,314kJkm - ol 11940kJkm - ° ⋅ ° ln K = 48,196 K 298 = 8,5393. 10 20 Pada T operasi 10 o C = 283 o K       − ∆ − = 1 298 T 1 T 1 . R H K K ln       − − = 298 1 283 1 . 314 , 8 151300 - 8,5393.10 K ln 20 = ⋅ − ⋅ = 298 283 298 283 314 , 8 151300 10 . 5393 , 8 K ln 20 -3,2368 ln K – ln 8,5393. 10 20 = -3,237 ln K – 42,8935 = - 3,237 ln K = -3,237 + 42,8935 = 39,6565 K = 1,6695. 10 17 Terlihat bahwa harga K untuk reaksi tersebut sangat besar, sehingga reaksi akan berjalan ke kanan irreversible . Smith.J.M Van Ness H.C,1996.

2.2.4. Langkah Proses