Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid
Sekolah Menengah Pertama Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.3 Operasional Variabel
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub
Variabel
Konsep Teoritis
Konsep Empiris
Konsep Analitis Skala
Menu seimbang
X1
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka
ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai,
sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses
kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan
Almatsier,2005 1.
Tanggapan murid SMP Pribadi
terhadap sajian makanan dalam
satu porsi
2. Tanggapan murid
SMP Pribadi menganai sajian
makanan berdasarkan sumber
gizi berdasarkan karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral
A.Sajian makanan perporsi
B.Sumber zat gizi: 1.
Karbohidrat: sumber
karbohidrat: nasi, kentang,
Serealia
2. Protein: protein
ada 2 bagian yaitu
a. Protein nabati
dan protein hewani
sumber protein nabati:tahu,
tempe
b. Sumber protein
hewani: daging,telur,
ayam
3. Lemak: lemak
ada dua bagian yaitu:
a. Lemak nabati
b. Lemak hewani
4. Vitamin
5. Mineral
Ordinal
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid
Sekolah Menengah Pertama Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Kualitas makanan
X2 Menurut Marsum 2005:157-
161 Quality of item, atau soal mutu makanan
Mengenai mutu makanan, yang perlu diperhatikan adalah:
1. Flavour rasabau Harus diperhatikan bahwa
rasanya harus enak dan baunya harus sedap
1. Consistency kemantapan,
ketetapan Mutu hidanganmenu yang
disajikan harus dijaga supaya mantap atau tetap
baik, baik mutu, rasa, maupun aroma
2. Textureformshape
susunanbentukpotongan Di dalam menyajikan menu
harus ada hidangan yang ringanyaitu hidangan
pembuka, ada hidangan yang agak berat yaitu sop,
dilanjutkan dengan hidangan berat hidangan
utama, kemudian disusul dengan hidangan ringan
lagi, yakni dengan dessert atau hidangan penutup. Jadi
tidak boleh menyajikan hidangan yang berat-berat
semua sehingga tidak termakan oleh tamu.
Sebaliknya juga tidak boleh menyajikan hidangan yang
ringan semua. Texturesusunan menu
dapat pula diartikan sebagai upaya menyusun hidangan
yang lengkap yang memperhatikan ada
hidangan: 1. Yang dikunyah baru
ditelan: hidangan pembuka
2. Yang langsung ditelan : hidangan soup pada
umumnya 3. Yang dikunyah baru
ditelah: hidangan utama 4. Yang langsung telan lagi:
hidangan penutup contoh puding
3. Nutritional Content
Skor mskala likert mangenai pendapat
murid SMP PRIBADI mengenai kualitas
produk makanan yang mencakup
1. Flavour rasabau
2. Consistency
kemantapan, ketetapan
3. Textureformshape
susunan bentukpotongan
4. Visual appeal
penampilan makaanan
5. Aromatic Apeal
aroma makanan 6.
Nutritional Content 7.
Temperature panas atau suhu
1. Flavour:
kesesuaian rasa 2.
Consistensy: kesesuian dengan
jenis makanan,tingkat
makanan matang atau tidak
3. Potongan: bentuk
potongan sesuai dengan bahan
makanan 4.
Visual apeal penampilan
makanan 5.
Nutritional content gizi
makanan yang selalu dijaga dan
diatur komposisinya
yang terdiri bahan makanan
yang dipilih menggugah
selera
6. Aromatic Apeal
daya penarik lewat aroma
makanan Aroma makanan
memancing selera makan
7. Temperature:
panas atau dingin sesuai dengan
makanan yang yang disajikan.
Contoh salad disajikan dalam
suhu dingin,sup dalam suhu panas
Ordinal
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid
Sekolah Menengah Pertama Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kandungan gizi Makanan yang disajikan
harus perlu diperhatikan kandungan gizinya.
Walaupun didalam food service industry yang
bersifat komersial yaitu di dalam semua restoran
penyajian makanan yang diutamakan
penampilannya, gizi dinomor duakan, namun
tidak berati bahwa dalam menyusun menu boleh
mengabaikan masalah gizi
4. Visual appeal daya tarik
lewat ketajaman mata dalam menyusun suatu
hidangan perlu diperhatikan
penampilannya. Hidangan harus diatur, disusun
dengan rapi, seni dan baik agar benar-benar menarik
sehingga menimbulkan selera makaan bagi tamu.
5. Aromatic appeal daya
penarik lewat bau harum didalam menyusun suatu
hidangan perlu juga diperhatikan aromanya.
Makanan yang disajikan harus sedap atau harum
aromanya sehingga lebih membangkitkan selera
makan para tamu. Menurut penyelidikan ternyata
bahwa daya penarik mata lebih kuat dari pada daya
tarik lewat bau harum makanan
6. Temperature panas atau
suhu Artinya dalam menyajikan
makanan harus diperhatikan suhunya.
Makanan panas harus disajikan dalam keadaaan
yang benar-benar panas, dengan piring yang panas.
Untuk makanan yang dingin harus disajikan
dalam keadaan dingin dengan piring dingin atau
tempat yang dingin pula
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid
Sekolah Menengah Pertama Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.4 Populasi dan Sampel