Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers Karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, Dkk

(1)

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM BUKU

LAA

TAHZAN FOR HIJABERS

KARYA ASMA NADIA, HELVY

TIANA ROSA, DKK

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

AIS MUFLIHAH

1110051000039

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H./2014 M.


(2)

(3)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang saya ajukan untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya cantumkan dalam skripsi ini sesuai dengan ketentuan yang

berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat dari karya

orang lain, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 Agustus 2014


(5)

i

ABSTRAK Ais Muflihah

Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers Karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk

Islam memerintahkan umatnya untuk menyebarkan ilmu pengetahuan melalui lisan ataupun tulisan. Banyak da’i yang memanfaatkan teknologi sebagai sarana dakwah mereka, salah satu media yang digunakan para da’i adalah media cetak seperti buku. Da’i yang memilih buku sebagai media dakwahnya dianggap menarik dan banyak yang menyukai, selain itu juga lebih efektif dan dapat menghemat waktu. Pesan yang disampaikan menggunakan media cetak seperti buku dapat dibaca dengan berulang-ulang sehingga mad’u lebih mudah untuk memahaminya.

Dari konteks diatas yang jadi pertanyaan penelitian adalah :

Bagaimana isi pesan dakwah yang terkandung dalam buku Laa Tahzan For

Hijabers? dan pesan dakwah apa yang cenderung mendominasi isi pesan

dalam buku Laa Tahzan For Hijabers?

Dalam penelitian ini menggunakan metodologi analisis isi (Content

Analysis) dengan pendekatan kuntitatif, dan membuat kategorisasi isi pesan

dakwah menjadi 3 kategori Aqidah, Syariah dan Akhlak yang diambil dari

beberapa paragraf dan dialog dalam buku Laa Tahzan For Hijabers dengan

teknik random sampling, kemudian diuji menggunakan 3 orang juri yang

berkompeten.

Penulis menganalisis isi pesan pada setiap paragraf yang mengandung isi pesan dakwah dari kategori aqidah, unsur iman kepada Allah yang paling besar sebanyak 88,90% dilanjutkan dengan unsur iman kepada Kitab-Kitab, iman kepada Rosul dan iman kepada Hari Kiamat. Sedangkan dari kategori akhlak, unsur akhlak kepada Allah yang paling mendominasi yaitu sebesar 53,85% dilanjutkan dengan unsur akhlak kepada Manusia. Dan yang terakhir dari kategori syari’ah, unsur Ibadah yang mendominasi sebanyak 71,43% dilanjutkan dari unsur muamalah.

Setelah melakukan pengolahan data maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa pesan dakwah yang paling dominan dalam buku Laa Tahzan For

Hijabers adalah pesan aqidah dengan hasil prosentase sebesar 45,92%,

dilanjutkan dengan pesan akhlak dengan prosentase sebesar 39,79%, dan pesan terendah yaitu pesan syari’ah dengan prosentase sebesar 14,29%.


(6)

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan banyak kenikmatan dan senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada makhluk-Nya dan berkat izin-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam tak lupa tercurahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari peradaban jahiliyyah menuju peradaban cahaya yang terang benderang. Dan kesejahteraan selalu menyertai keluarganya, sahabat-sahabatnya dan kita sebagai umatnya berharap mendapat syafa’at dari beliau.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan. Oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak DR. H. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Imu Komunikasi beserta (PUDEK I) Bapak Dr. Suparto, S.Ag M.Ed, (PUDEK II) Bapak Drs. Jumroni, M.Si (PUDEK III) Bapak Drs. Sunandar MA.


(8)

iii

2. Bapak Rachmat Baihaky MA, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam. Serta Ibu Fita Fathurokhmah SS, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Drs.Masran, MA, Selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan pengarahan serta dorongan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang diinginkan.

4. Segenap bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan pengalaman yang sangat berharga bagi penulis.

5. Bagian administrasi dan tata usaha yang telah banyak membantu

memberikan kelancaran kepada penulis dalam menyelesaikan

administrasi. Serta pemimpin dan segenap karyawan perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memfasilitasi penulis untuk mempelajari dan mencari bahan untuk melengkapi skripsi ini.

6. Kedua orang tua, Bapak M.Soleh S.Pdi MM dan Ibu Tuti Luthfiah S.Pdi,

yang tak kenal lelah berjuang demi kebutuhan sang anak untuk kuliah, mendo’akan disetiap sujud mereka dan memberikan yang terbaik kepada penulis. Mereka yang selalu memberikan semangat kepada penulis setiap saat.

7. Kepada ketiga adik-adik Ahmad Farhan, Farida Aryani dan Ahmad


(9)

iv

8. Kepada Asma Nadia selaku penulis buku Laa Tahzan For Hijabers yang

telah meluangkan waktunya untuk penulis guna keperluan wawancara dalam skripsi ini. Sedikit pesan dari saya tetap semangat mba Asma Nadia dalam dunia tulis menulisnya semoga mba menjadi penulis yang sukses tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri.

9. Kepada tiga juri : Ida Hudaifah S.Pdi (Juri 1), Ibu Haslawati S.Pdi (Juri 2),

dan Nurhidayanti S.E (juri 3) yang telah bersedia memberikan waktunya untuk menjadi juri dalam penelitian ini. Semoga atas segala bantuannya mendapatkan balasan dari Allah SWT.

10.Sahabat-sahabatku, Alfia Nurlayla, Andari Novianti, Diana Nopiana,

Ishmatunnisa, Miftakhul Aida, Safitri, Syarifah Alawiyah, Nurwinda Sari, Milla diah dan Siti Khadijah yang telah memberikan saran dan semangat yang tiada henti.

11.Segenap kawan-kawan seperjuangan KPI B angkatan 2010, terima kasih

atas do’a dan dukungan dari kalian, semoga kita dapat meraih kesuksesan bersama.

12.Untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, mohon

maaf dan terima kasih atas kebaikan hatinya membantu penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah membalas semuanya. Amin


(10)

v

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin

Terima Kasih

Jakarta, 17 Agutus 2014


(11)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Teknik Analisis Data ... 11

F. Tinjauan Pustaka ... 12

G. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II. KAJIAN TEORITIS A. Pengertian Analisis Isi ... 16

B. Konsep Dakwah ... 17

1. Pengertian Dakwah ... 17

2. Metode Dakwah ... 21

3. Media Dakwah ... 25

4. Materi Dakwah ... 26


(12)

vii

BAB III. GAMBARAN UMUM

A. Konsep Terwujudnya Buku Laa Tahzan For Hijabers .. 35

B. Sinopsis Buku Laa Tahzan For Hijabers ... 37

C. Sekilas Tentang Asma Nadia dkk... 46

BAB IV. TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Pesan Dakwah dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers.... 59

B. Pesan yang Paling Dominan dalam Buku Laa Tahzan For

Hijabers ... 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 81 B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83


(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kategorisasi Pesan Dakwah ... 9

Tabel 2 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan ... 11

Tabel 3 Sub Kategori Pesan Dakwah... 59

Tabel 4 Tema Cerita dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers ... 60

Tabel 5 Rincian Hasil Kategorisasi Pesan Aqidah ... 61

Tabel 6 Rincian Hasil Kategorisasi Pesan Syari’ah ... 71

Tabel 7 Rincian Hasil Kategorisasi Pesan Akhlak ... 74


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Perintah Allah untuk menyeru kepada sekalian manusia merupakan perintah untuk berinteraksi melalui informasi dan komunikasi. Al-Qur’an adalah sumber dari informasi mengenai keagamaan Islam dari Tuhan kepada umat manusia sebagai pemeluk Islam. Demikian pula sabda Rosullullah SAW yang dimana beliau memerintahkan untuk menyebarkan atau menyampaikan

sesuatu yang berasal dari Rosul walaupun hanya satu ayat kepada manusia.1

ﻭﹶﻟﻭ ﻲّﻨﻋﺍﻭﹸﻐﱢﻠﺒ

ﹰﺔﻴﹶﺍ

Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat” (HR.AL-Bukhari).

Urgensi dakwah sangat diperlukan ketika manusia modern semakin lupa dengan tujuan hidupnya. Mereka menjadikan dunia sebagai orientasi dan

tujuan sesuatu yang sangat terbatas dan jauh dari yang dipesankan agama.2

Menurut M.Natsir dakwah merupakan usaha untuk menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat manusia tentang pandangan Islam dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar bi al-ma’ruf an-nahyuan-munkar dengan berbagai macam cara dan media yang

diperbolehkan dan membimbing pengalamannya dalam kehidupan

bermasyarakat dan perikehidupan bernegara yang berakhlak. Oleh karena itu,

1

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah,2009), h. vii-viii 2


(15)

2

dakwah islam merupakan faktor dalam mewujudkan masyarakat yang berkualitas seperti dalam firman Allah dalam surat An-Nahl (125) :









Artinya :“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk” (QS.An-Nahl (6) :125).3

Banyak hal yang dapat dilakukan para da’i untuk melakukan dakwahnya, termasuk melalui media cetak. Perkembangan dakwah melalui media cetak sangat berkembang pesat pada saat ini karena terdapat berbagai informasi yang bermanfaat dan dapat diperoleh dengan mudah, juga dapat dinikmati dengan waktu yang lama.

Di zaman informasi yang semakin canggih dan beragam seperti sekarang ini penggunaan media komunikasi modern adalah sebuah kebutuhan yang harus dimanfaatkan keberadaannya untuk kepentingan dalam menyampaikan ajaran Islam atau dakwah Islam. Salah satunya dakwah melalui

tulisan yang sering disebut dengan dakwah bil qalam yaitu dakwah melalui

tulisan yang dilakukan dengan keahlian di berbagai media, baik media cetak

seperti buku dan media elektronik internet atau blog. Dakwah bil qalam

3

Departemen agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung : PT.Madina Raihan Makmur, 2009) h.281


(16)

3

jangkauannya lebih luas kapan saja dan dimana saja mad’u dapat menikmati

sajian dakwah.4

Buku yang mengandung pesan dakwah yaitu yang mengandung pesan-pesan yang terdapat nilai-nilai aqidah, syari’ah dan akhlak yang dapat diterapkan dalam aspek kehidupan sosial. Islam selalu berpedoman kepada kehidupan yang islami, Oleh karena itu jika dalam suatu kumpulan kisah terdapat pesan dakwah, hal tersebut dapat mudah diterima dan dijadikan contoh

oleh pembacanya. Seperti yang terdapat dalam buku yang berjudul Laa Tahzan

For Hijabers karya Asma Nadia, Helvi Tiana Rosa dkk ini dipilih karena di

dalam buku ini merupakan buku non fiksi yang berisikan kisah-kisah nyata dari pengalaman hidup seseorang yang dapat dijadikan pelajaran terutama bagi wanita-wanita muslimah. Buku ini mengandung pesan-pesan yang akan menambah pelajaran dan pengetahuan terutama bagi wanita muslimah yang memiliki niatan untuk memakai jilbab ataupun wanita yang sudah berhijab.

Buku ini menyajikan kisah-kisah dari beberapa penulis yang menceritakan tentang kesabaran dan kegigihan seorang wanita muslimah yang ingin sungguh-sungguh menutup aurat dengan berhijab tetapi dari keinginannya tersebut ia mendapat tantangan dan gempuran dari orang-orang terdekatnya. Baik itu tantangan dari instansi sekolah, tetangga bahkan keluarga.

Laa Tahzan, Jangan bersedih. Kalimat itu adalah jalan atau sikap yang harus

kita ambil untuk melalui ujian tersebut. Asma Nadia sebagai salah satu penulis dalam buku ini ingin menyampaikan bahwa hidup adalah perjuangan,

4


(17)

4

pengorbanan, kesabaran dan keikhlasan. Jadi cobaan apapun yang terjadi dalam hidup ini dapat dijadikan pelajaran hidup yang berharga dan suatu saat nanti dari cobaan tersebut dapat berubah menjadi kebahagian yang hakiki. Menurut Asma Nadia “Jilbab bukan hanya komitmen menjaga fisik dari yang tak berhak memandang, tetapi juga menjaga hati, pikiran dan akhlak sebagai muslimah”.

Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk memahami isi dari pesan dakwah yang terdapat dalam buku karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk.

Penulis mengambil judul skripsi “ANALISIS ISI PESAN DAKWAH

DALAM BUKU LAA TAHZAN FOR HIJABERS KARYA ASMA NADIA, HELVY TIANA ROSA, DKK”

B.Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi agar tidak meluasnya pembahasan, maka dalam hal ini dibuat pembatasan masalah. Penelitian hanya dibatasi pada konteks

pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam buku Laa Tahzan For

Hijabers.

2. Perumusan Masalah

Dengan demikian untuk lebih memperjelas penelitian ini maka penulis merumuskan beberapa permasalahan, yaitu :

a. Bagaimana isi pesan Aqidah yang terdapat dalam buku Laa Tahzan


(18)

5

b. Bagaimana isi pesan Syari’ah yang terdapat dalam buku Laa

Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk ?

c. Bagaimana isi pesan Akhlak yang terdapat dalam buku Laa Tahzan

For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk ?

d. Pesan dakwah apa yang paling dominan dalam buku Laa Tahzan

For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk ?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui isi pesan Aqidah dalam buku Laa Tahzan For

Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk.

2. Untuk mengetahui isi pesan Syari’ah dalam buku Laa Tahzan For

Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk.

3. Untuk mengetahui isi pesan Akhlak dalam buku Laa Tahzan For

Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk.

4. Untuk mengetahui pesan dakwah yang paling dominan dalam

buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana

Rosa, dkk.


(19)

6

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara akademis dan praktis yaitu :

A. Segi Akademis

Penelitian ini dapat dijadikan sebuah kajian yang menarik dalam menyampaikan pesan dan memberikan hal yang positif terhadap perkembangan pengetahuan di bidang dakwah melalui media buku khususnya tentang penelitian analisis isi sebagai media peyampaian pesan.

B. Segi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi mahasiswa dan masyarakat untuk lebih menyukai buku sebagai media komunikasi dan juga memberikan wawasan kepada generasi muda untuk lebih memahami ajaran Islam melalui media buku yang telah dikemas semenarik mungkin sehingga dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis isi (Content Analysis), yaitu teknik penelitian ilmiah yang tujuannya untuk mengetahui gambaran karakteristik isi. Dan pengertian isi disini mengidentifikasi objek secara tampak atau nyata


(20)

7

dan dilakukan secara objektif, valid dan reliable. Jadi menganalisis

sesuai apa yang tersurat, bukan apa yang dirasakan oleh peneliti.5

Menurut Krippendorff, analisis isi adalah suatu teknik penelitian yang dibuat untuk menarik kesimpulan yang dapat direplikasi (ditiru)

dan sahih datanya dengan memerhatikan konteksnya.6

Metode analisis isi digunakan dengan membaca untuk menalaah

isi dari suatu buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy

Tiana Rosa, dkk, yang diterbitkan oleh Asma Nadia Publishing House, Maret 2013. Dan unit pengamatannya adalah per-paragraf yang mengandung pesan dakwah dalam buku tersebut.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah buku Laa Tahzan For Hijabers

karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk. Sedangkan objek penelitiannya adalah isi pesan dakwah yang ada di dalam pembahasan

buku Laa Tahzan For Hijabers.

3. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Random

Sampling. Dalam buku ini terdapat populasi yang ada yaitu 267

halaman yang saya ambil secara Random dengan mengambil halaman

5

Eriyant o, Analisis Isi Pengant ar M et odologi unt uk PenelIt ian Ilmu Komunikasi dan Ilmu

Sosial Lainnya (Jakart a: Kencana, 2011. h.15

6


(21)

8

genap saja, yang berarti 50% dari jumlah populasi yang menjadi 133 halaman dari narasi setiap paragraf.

4. Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :

a. Coding Sheet, yaitu tabel yang berisikan kategori pesan yang

dijadikan objek penelitian. Coding Sheet dibuat berdasarkan

kategorisasi yang telah ditetapkan.

b. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data berupa catatan,

buku-buku penelitian, buku-buku dakwah, buku-buku komunikasi yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

c. Wawancara, mengadakan wawancara secara langsung dengan

narasumber yaitu Asma Nadia, yang dilakukan secara mendalam dan terbuka tetapi bersifat fleksibel, susunan pertanyaan dapat berubah sesuai dengan kondisi responden untuk mengetahui lebih dalam buku yang akan diteliti dan untuk mengetahui perjalanan karir responden. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan Asma Nadia dikediamannya Jl.Kemang Swatama, Studio Alam Depok pada hari rabu tanggal 09-07-2014 yang sebelumnya membuat janji ke manajemen Asma Nadia melalui Email di Asma.Nadia@gmail.com.


(22)

9

5. Teknik Pengolahan Data dan Definisi Operasional a. Kategorisasi Pesan

Untuk memudahkan memahami kandungan isi pesan

dakwah pada buku Laa Tahzan For Hijabers, maka peneliti

membuat kategori pesan dakwah dalam bentuk kategorisasi sebagai berikut :

Tabel 1 Kategorisasi Pesan

No. Kategori

1. Aqidah

2. Syari’ah

3. Akhlak

Berdasarkan kategorisasi tersebut penulis membuat definisi operasional sebagai berikut :

1) Aqidah

Yang dimaksud yaitu kepercayaan dan keyakinan terhadap Allah SWT serta beriman kepada Allah, iman kepada malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul Allah, iman kepada hari hari kiamat dan iman kepada qada dan qadar.

2) Syariah

Yang dimaksud dengan syariah yaitu tulisan-tulisan yang memuat tentang berbagai aturan dan ketentuan yang berasal


(23)

10

dari Allah SWT dan Rosulullah SAW dalam hal ibadah dan mua’amalah. Ibadah meliputi sholat, puasa, zakat, dan haji. Sedangkan muamalah berkaitan dengan pergaulan hidup antara sesama manusia seperti perkawinan, kewarisan, pidana, peradilan dan ekonomi, sosial, budaya.

3) Akhlak

Yang dimaksud dengan akhlak yaitu tulisan-tulisan yang membahas tentang etika, moral, budi pekerti manusia dengan alam sekitarnya dan manusia dengan Allah SWT.

b. Penjurian atau Koder

Untuk memperoleh reliabilitas dan validitas kategori isi

pesan dalam buku Laa Tahzan For Hijabers, penulis mengadakan

pengujian kategori pada tiga orang juri atau koder yang dipilih dari orang-orang yang dianggap kredibel.Juri I Ida Hudaifah S.Pdi (Guru), Juri II Haslawati S.Pdi (Guru), Juri III Nurhidayanti S.E (Consultan Finance).


(24)

11

E. Teknik Analisis Data

Hasil kesepakatan tim juri dijadikan sebagai koefisien reliabilitas. Untuk mencapai koefisiensi reabilitas kategori antar juri digunakan rumus

Holsty.7

Koefisien Reliabilitas : 2M N1 + N2

Tabel 2

Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Antar

Juri

Item Kesepakatan ketidaksepakatan Nilai

1 dan 2 102 83 19 0,81

1 dan 3 102 81 21 0,79

2 dan 3 102 84 18 0,82

Dari tabel diatas menunjukan kesepakatan antar juri 1 & 2 sebesar

0,81 (nilai kesepakatan antar juri tinggi), Kesepakatan antar juri 1 & 3 sebesar 0,79 (nilai kesepakatan antar juri cukup tinggi), Kesepakatan antar juri 2 & 3 sebesar 0,82 (nilai kesepakatan yang sangat tinggi).

Setelah itu diperoleh data-data nilai keputusan antar juri (komposit reliabilitas), dengan menggunakan rumus :

7

Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet-1 h.76


(25)

12

Komposit Reliabilitas : N (x antar juri) 1 + (N-1) (x antar juri)

Antar Juri Nilai

1 dan 2 0,81

1 dan 3 0,79

2 dan 3 0,82

Total 2,42

Nilai rata-rata (X) = 2,42 : 3 = 0,81

Komposit reliabilitas = 3 x 0,81 = 2,43 = 0,93 1 + 2 x 0,81 2,62

Dari hasil perolehan diatas ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri sebesar 0,93 berarti terjadi kesepakatan yang sangat tinggi antar juri.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini penulis telah mengadakan tinjauan ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan di perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut pengamatan penulis, terdapat banyak kumpulan skripsi yang membahas tentang analisis isi tetapi sampai saat ini tidak menemukan adanya judul yang serupa dengan judul yang di ajukan oleh penulis. Oleh karena itu dapat disimpulkan penulis ialah orang pertama yang


(26)

13

mengangkat buku Laa Tahzan For Hijabers sebagai objek penelitian. Maka, Penulis menjadikan skripsi berikut sebagai referensi :

Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel ”Cinta di Ujung

Sajadah” Karya Asma Nadia, di tulis oleh Lintang Marisa 2010. Secara

garis besar pembahasan skripsi ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan 3 koder/juri. Diketahui pesan dakwah yang paling

dominan dalam novel Cinta di Ujung Sajadah yaitu pesan Akhlak dengan

hasil presentase 54,3 %, pesan Aqidah dengan presentase 28,6 %, dan Syari’ah dengan presentase terendah 17,1 %.

Analisis Isi Pesan Dakwah pada Novel “99 Cahaya di Langit

Eropa” Karya Hanum Salsabiela Rais, ditulisoleh Renita Azhari 2013.

Dalam pembahasan skripsi ini membahas pesan dakwah yang terkandung dalam novel dan berapa banyak pesan dakwah yang paling dominan yang terkandung dalam novel ini. Pesan Akhlak dengan presentase terbanyak 85%, pesan Aqidah dengan presentase 75%, Pesan Syari’ah dengan presentase 75%. Jadi presentase Aqidah dengan Syari’ah seimbang.

Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel “Ranah 3 Warna” Karya

Ahmad Fuadi, ditulis oleh Siti Fatimah 2012. Dalam pembahasan ini peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan pesan dakwah yang paling dominan dan menggunakan 3 juri. Pesan Akhlak dengan presentase terbanyak 86,5%, pesan Aqidah 7,57 % dan pesan Syari’ah 5,95%.

Meskipun dipenelitian terdahulu sudah banyak yang menjadikan karya Asma Nadia sebagai objek penelitian yang salah satunya seperti


(27)

14

Lintang Marisa, Analisis Isi Pesan Dakwah dalam buku Cinta di Ujung

Sajadah (Skripsi UIN Jakarta:2010). Dalam penelitiannya tersebut, dia

memilih novel sebagai objek penelitiannya yang merupakan karya atau tulisan dari Asma Nadia sendiri, dalam penelitian ini pesan yang paling dominan adalah pesan Akhlak yang dimana melalui novel ini menceritakan bahwa penyampaian pesan dakwah yang berkaitan dengan cara berbakti kepada kedua orang tua, bagaimana penghormatan anak terhadap ibu walaupun beliau telah tiada.

Sedangkan objek penelitian tulisan Asma Nadia yang saya gunakan adalah berupa buku yang didalamnya terdapat kisah-kisah atau cerita nyata dari beberapa penulis yang tidak hanya tulisan Asma Nadia saja seperti penelitian sebelumnya tetapi dalam buku ini juga terdapat tulisan dari beberapa rekannya yang menceritakan perjuangan wanita muslimah yang ingin memakai jilbab dan menceritakan pengorbanan ketika berjilbab. menurut saya itu yang membedakan objek penelitian saya dengan penelitian yang lainnya.

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis dan saling berhubungan antara satu bab dengan bab berikutnya, maka penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab :


(28)

15

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini penulis memaparkan tentang latar belakang masalah, Pembatasan dan perumusan masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, Metodologi penelitian, Kajian pustaka dan Sistematika penulisan.

BAB II Landasan teori berisi : Pengertian analisis isi, Konsep

dakwah, Pengertian dakwah, Metode dakwah, Media dakwah, Materi Dakwah, Buku sebagai media dakwah.

BAB III Konsep dasarterwujudnya buku Laa Tahzan For Hijabers

karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk. Sinopsis buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk. Sekilas tentang Asma Nadia Dkk dan karya Asma Nadia.

BAB IV Analisis isi pesan dakwah dalam buku Laa Tahzan For

Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk. pesan dakwah yang paling dominan dalam buku Laa Tahzan For Hijabers.


(29)

16

BAB II

LANDASAN TEORITIS A.Pengertian Analisis Isi

Secara umum analisis isi merupakan suatu teknik analisis penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik kesimpulan dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasikan secara sistematis isi

komunikasi yang tampak (manifest), dan dilakukan secara

objektif, valid, reliabel dan dapat direplikasi.1

Menurut Weber analisis isi adalah sebuah metode penelitian dengan menggunakan seperangkat prosedur untuk

membuat kesimpulan yang valid dari teks.2

Menurut Holsti analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat kesimpulan yang dilakukan secara objektif dan

identifikasi sistematis dari karakteristik pesan.3

Menurut Budd analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat

1

Eriyanto, Analisis Isi, Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h.15

2

Ibid., h.15 3


(30)

17

untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi

yang terbuka dari komunikator yang dipilih.4

Prinsip kuantitatif berdasarkan definisi diatas ialah mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai

prinsip digunakannya metode deduktif.5

Pelopor analisis isi Harold D. Laswell, yang mempelopori

teknik Symbol Cooding, yaitu mencatat pesan secara sistematis

untuk kemudian diberi interpretasi.

Analisis isi banyak dipakai dalam bidang ilmu komunikasi dan merupakan metode utama yang dipakai dalam ilmu komunikasi baik media cetak maupun media elektronik. Melalui analisis isi peneliti dapat mempelajari gambaran isi, karakteristik pesan dari suatu isi. Analisis isi digunakan hampir semua disiplin

ilmu sosial sebagai metodologi penelitian komunikasi.6

B. Konsep Dakwah 1. Pengertian Dakwah

a. Dakwah secara etimologi

4

Rahmat Kriyanto, Riset Komunikasi, Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran,( Jakarta: Kencana, 2007) h.228

5

Ibid., h.289 6

Eriyanto, Analisis Isi, Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h.10


(31)

18

Pengertian dakwah secara etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da’a-yad’u-da’watan, artinya mengajak, menyeru memanggil. Dakwah dalam pengertian tersebut, dapat dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur’an antara lain :7

Firman Allah Ta’ala :

















Yusuf berkata : “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku

sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku.

(QS. Yusuf (12) : 33)

Islam adalah agama dakwah,8 artinya agama yang selalu

mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Implikasi dari pernyataan Islam sebagai agama dakwah menuntut umatnya agar selalu menyampaikan dakwah, karena kegiatan isi merupakan aktivitas yang tak akan pernah usai

selama kehidupan dunia masih berlangsung.9

Maju mundurnya umat Islam sangat berkaiatan erat dengan

kegiatan dakwah yang dilakukannya.10 Al-Qur’an merupakan

7

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h.1 8

M.Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Jakarta: Al-Amin Press, 1997) h.8

9

M.Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006) cet.2, h.5 10

Didin Hafiduddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998) cet.3, h.76


(32)

19

sumber utama dalam melakukan dakwah yang mengandung pesan nilai-nilai kebenaran yang dapat dijadikan pedoman. Oleh karena itu nilai kebenaran Islam harus tersebar luas dan penyampaian kebenaran tersebut merupakan tanggungjawab umat Islam secara

keseluruhan. Sesuai dengan misinya “Rahmatan Lil Alamin”,

Islam harus tampil dengan wajah yang menarik supaya umat Islam mempunyai pandangan bahwa kehadiran Islam bukan sebagai ancaman bagi hidup mereka melainkan pembawa kedamaian dan ketentraman dalam kehidupan mereka sekaligus sebagai pengantar menuju kebahagiaan kehidupan dunia dan akhirat.11

b. Dakwah secara terminologis

Dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin, Syeikh Ali

Makhfudz memberikan definisi dakwah secara

terminologis adalah mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan melarangnya dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.12

Dakwah juga dapat diartikan sebagai suatu suatu

kegiatan untuk memotivasi orang dengan basirah,

maksudnya mendorong orang dengan pengetahuan

11

M.Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006) cet.2, h.5 12

Hasanuddin, Manajemen Dakwah, (Ciputat : UIN Jakarta Press, 2005) cet.1, h.40


(33)

20

yang mendalam dengan tujuan agar motivasi ini tepat sasaran. maknanya yang berarti dakwah yang disebarluaskan dengan cara damai bukan dengan

kekerasan, serta mengutamakan aspek kognitif

(kesadaran intelektual), dan afektif (kesadaran

emosional). Dakwah demikian ini, disebut sebagai

dakwah persuasif (membujuk).13

Menurut Prof. H.M. Arifin, M.Ed, dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan,tulisan,tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya

unsur-unsur pemaksaan.14

Amrullah Ahmad mengatakan pada hakikatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia

beriman dalam bidang kemasyarakatan yang

13

A.Ilyas Ismail, Prio Hotman, Filsafat Dakwah Islam Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam (Jakarta : Kencana, 2011) h.29-30

14

Arifin H.M, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) cet.5, h.6


(34)

21

dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir,bersikap,bertindak manusia pada tataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertantu.15

Dakwah adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dalam rangka menyampaikan pesan-pesan agama Islam kepada orang lain agar mereka menerima ajaran Islam tersebut dan menjalankannya dengan baik dalam kehidupan individual maupun bermasyarakat

untuk mencapai kebahagiaan manusia, dengan

menggunakan media dan cara-cara tertentu.16

Dakwah dapat diartikan dalam 2 pandangan, menurut Prof.Toha Yahya Umar, M.A :

1. Pengertian dakwah secara umum :

Ilmu yang berisikan ilmu pengetahuan cara-cara dan tuntunan kepada jalan yang benar.

2. Pengertian secara agama :

Mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah

15

Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M, 1985) h.3

16

Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran dakwah Islam, (Jakarta: Amzah, 2008) Cet-1, h.7-8


(35)

22

Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.17

Dari pengertian diatas, terdapat banyak pendapat yang berbeda dalam menyatakan definisi dakwah. Jika ditarik dalam pandangan yang sama dakwah merupakan suatu proses mengajak umat manusia agar mengikuti ajaran-ajaran Islam sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits sehingga dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari. Dakwah merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan muslim karena dakwah adalah salah satu cara untuk memberikan dorongan kepada orang lain

untuk bisa menerima ajaran Islam sesuai

kesadarannya sendiri dengan pesan-pesan agama yang disampaikan.

2. Metode Dakwah

Seorang da’i sebagai subjek dakwah

memerlukan pengetahuan dan kecakapan dalam bidang metode. Dengan mengetahui metode dakwah, maka penyampaian pesan-pesan dakwah yang disampaikan seorang da’i dapat mengena pada

17

H. Hasanudin, Retorika Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986) cet.2, h.8


(36)

23

sasaran dan dakwah dapat diterima oleh mad’u sebagai objek dakwah.

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata

yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan,cara).18

Dengan demikian dapat diartikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu metode juga berasal

dari bahasa Jerman methodica, artinya ajaran tentang

metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari

kata methodos artinya jalan, yang dalam bahasa Arab

thariq.19

Dalam metode dakwah para pakar mengambil rujukan utama kepada firman Allah Ta’ala ( QS. An-Nahl : 125) :









18

M.Arifin, Ilmu Pengetahuan Islam. (Jakarta: BumI Aksara, 1991), cet 1, h.61

19

Hasanuddin, Hukum Dakwah. (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet 1, h.35


(37)

24

Artinya : ”Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan

bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di jalan-Nya dan Dialah

yang mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk”.20

Di dalam ayat tersebut terdapat makna da’i harus memerhatikan mad’u, sehingga mereka merasa tidak dipaksa. Pada prinsipnya dakwah itu harus memanusiakan manusia, sesuai dengan fitrahnya yang suci. Hal tersebut wajib menjadi pedoman dalam merumuskan pesan dan menetapkan metode dakwah. Pada

prinsipnya metodologis dakwah itu ada empat cakupan :21

1) Al-Hikmah

Hikmah ditafsirkan sebagai integrasi antar ucapan dan perbuatan, ilmu yang bermanfaat dan amal saleh, takut kepada agama dan bersikap hati-hati dalam agama. Singkatnya, dari tinjauan terminologis hikmah merujuk

kepada ketepatan berkata dan bertindak dan

memperlakukan sesuatu secara bijaksana.

2) Mau’izhah Hasanah

Metode dakwah melalui mau’izah hasanah dilakukan dengan perintah dan larangan disertai dengan unsur motivasi dan ancaman yang diutarakan melalui perkataan

20

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011) Cet.1, h.247

21

A.Ilyas Ismail, Prio Hotman, Filsafat Dakwah :Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam (Jakarta : Kencana, 2011), Cet ke-1, h.201-209


(38)

25

yang dapat melembutkan hati, menggugah jiwa dan

mencairkan segala bentuk kebekuan hati serta

menguatkan keimanan. Metode ini terdiri dari bentuk pengajaran dan pembinaan.

3) Al-Jidal bi al-lati hiya ahsan (Debat yang terpuji)

Metode dakwah ini dilakukan dengan dialog yang berbasis budi pekerti yang luhur, tutur kata yang lembut serta mengarah kepada kebenaran dengan maksud menolak argumen batil yang dipakai lawan dialog.

4) Tindakan yang setimpal (Iqabah bi al-Mitsl)

Dalam pemetaan metode dakwah, tindakan balasan

setimpal berada dalam lingkup dakwah bi al

hikmahyang diidtilahkan dengan hikmat al-quwwah

atau Jihad qitaly (jihad perang), maksud dari metode

dakwah ini adalah untuk menolak fitnah terhadap dakwah Islam.

Secara teori dakwah dapat dilakukan dengan 3 hal :

1. Dakwah Bil Lisan merupakan dakwah yang

lebih bersifat informatif, nilai persuasinya pun tidak ketinggalan karena tetap mengarahkan kepada loyalitas mengikuti ajaran agama, karena pada dasarnya dakwah bil lisan


(39)

26

memberikan informasi mengenai ajaran agama Islam dengan tujuan agar sasaran dakwahnya mampu memahami secara luas mengenai ajaran agama dan berangsur-angsur terjadi perubahan sikap menjadi lebih baik sehingga

dapat menyampaikannya kepada orang

banyak.

Taktik dakwah bil lisan dikenal dengan sebutan ceramah agama, khutbah, pidato, pengajian.

2. Dakwah Bil Hal merupakan dakwah yang

bersifat persuasif karena dakwah bil hal ini pada hakekatnya adalah pemanfaatan situasi dan kondisi masyarakat sebagai kegiatan dakwah agar tumbuh rasa kepatuhannya terhadap ajaran tuhan dan agamanya.

Strategi dakwah bil hal ini diterapkan sebagai

langkah mengubah keadaan masyarakat

menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya. Dakwah bil hal biasanya dilakukan di lembaga

pendidikan dan lembaga sosial.22

22

Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997) Cet. 1, h.21-22


(40)

27

3. Dakwah Bil Qalam merupakan metode

dakwah melalui tulisan yang mempunyai kelebihan dapat dibaca dengan berulang-ulang dan dapat dinikmati oleh ribuan pembaca disetiap penjuru, juga lebih efektif dapat

menghemat waktu. Seperti : koran,

buku/novel, majalah.

3. Media Dakwah

Perkembangan teknologi saat ini menuntut para pendakwah tidak ketinggalan untuk memanfaatkan teknologi tersebut sebagai saranadakwahnya. Para pendakwah dapat dengan mudah menyampaikkan pesan dakwahnya kepada mad’u dengan cepat dan efektif sehingga pesan dapat sampai kepada mad’u dimana pun berada.

Ada beberapa jenis media komunikasi yang digunakan dalam kegiatan berdakwah, antara lain :

1. Media Visual

Media komunikasi visual merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan dengan


(41)

28

menangkap informasinya. Seperti : Buku, surat kabar, buletin/majalah, slide.

2. Media Auditif

Media auditif dalam pemahaman komunikatif merupakan media yang dapat ditangkap melalui indra pendengaran. Perangkat auditif ini pada umumnya alat-alat yang dapat dioperasionalkan sebagai sarana penunjang kegiatan dakwah.

Seperti : Radio, tape recorder, telepon atau

Handphone.

3. Media Audio Visual

Media audio visual merupakan perangkat komunikasi yang dapat ditangkap melalui indra pendengaran maupun penglihatan. Media audio visual ini lebih dapat dimanfaatkan semua

kalangan masyarakat. Seperti :Movie Film,

televisi, dan Video.23

4. Materi Dakwah

Materi dakwah (Maddah ad-da’wah) dalam

istilah komunikasi disebut dengan istilah message

23

Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997) Cet. 1, h.34-44


(42)

29

(pesan).24 Jadi, materi dakwah merupakan pesan–pesan

dakwah Islam yang harus disampaikan subjek kepada objek dakwah yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada

didalam Kitabullah maupun Sunnah Rasul-nya.25

Pesan-pesan dakwah yang disampaikan kepada objek dakwah adalah pesan-pesan yang berisi ajaran Islam. Sumber materi dakwah pada dasarnya bersumber pada

dua pokok ajaran Islam yakni Al-Qur’an dan Hadits.26

Akan tetapi secara konseptual pada dasarnya materi dakwah tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai.

Materi dakwah yang harus disampaikan

tercantum dalam penggalan (QS.Al-Ashr : 3)27









Artinya Saling menasehati dalam kebenaran dan

saling menasehati dalam kesabaran”

(QS.Al-Ashr:103)

Dalam arti lebih luas, kebenaran dan kesabaran mengandung makna nilai-nilai akhlak. Jadi,dakwah

seharusnya menyampaikan, mengundang, dan

mendorong mad’u sebagai objek dakwah untuk

24

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah,2009),h.88 25

Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993) h.140

26

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.88-89 27


(43)

30

memahami nilai-nilai yang memberikan makna pada kehidupan baik kehidupan akhirat maupun dunia. Dari sistem nilai ini dapat diturunkan aspek syariah dan fiqih

yang merupakan rambu-rambu untuk kehidupan

akhirat.28

Menurut Endang Saifuddin Anshari (1996 :71) pokok-pokok ajaran Islam diklasifikasikan menjadi tiga pokok, yaitu:29

1. Masalah Keimanan (Aqidah)

Aqidah adalah pokok kepercayaan agama Islam. Akidah Islam disebut Tauhid dan merupakan inti kepercayaan. Tauhid adalah suatu kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Islam, Aqidah merupakan

I’tiqad bathiniyyah yang mencakup masalah-masalah

yang erat hubungannya dengan rukun iman.30

a. Iman kepada Allah SWT

b. Iman kepada Malaikat Allah SWT c. Iman kepada Kitab Allah SWT d. Iman kepada Rosul Allah SWT e. Iman kepada Hari akhir

28

Ibid., h.89 29

Moch. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2009) h.332 30


(44)

31

f. Iman kepada Qadha dan Qadar

Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukan

oleh Rasullullah SAW.31

ﻥﻤْﺅﹸﺘ ﻥَﺃ ﻥﺎﻤﻴﺎِﻟﹾﺍ

ِﻟﻭﺴﺭﻭ ﻪﹺﺒﹸﺘﹸﻜﻭ ﻪﺘﹶﻜِﺌﹶﻼﻤﻭ ِﷲﺍﺎﺒ

ﻪ

ﻩّﹺﺭﹶﺸﻭ ﻩﹺﺭﻴﹶﺨ ﹺﺭﺩﹶﻘﻟﺍﻭ ﹺﺭﺨﻵﹾﺍ ﹺﻡﻭﻴﻟﹾﺍﻭ

Artinya :“Iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikatnya kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, hari akhir dan percaya adanya ketentuan

Allah yang baik maupun yang buruk

Dalam bidang aqidah ini bukan saja pembahasannya tertuju pada masalah yang wajib diimani, akan tetapi materi dakwah juga meliputi masalah yang dilarang sebagai lawannya, seperti syirik dan ingkar adanya Tuhan.

2. Masalah Keislaman (Syariah)

Syariah adalah seluruh hukum dan perundang-undangan yang terdapat dalam Islam, baik yang berhubungan antara manusia dengan Tuhan yang disebut ibadah, maupun antar manusia dengan sesama manusia

muamalah.32

1. Ibadah artinya menyembah, tunduk dan

patuh. Ibadah meliputi thaharah, sholat, zakat, puasa, pergi haji jika mampu.

31

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.89-90 32


(45)

32

2. Muamalah : Al-Qununul Khas (hukum

perdata), muamalah (hukum niaga), munakahat (hukum nikah), waratsah (hukum waris), Al-Qunnul’am (hukum

publik), hinayah (hukum pidana),

khilafah (hukum negara), jihad (hukum perang dan damai).

Dalam islam syariah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka mematuhi semua peraturan Allah. Dalam hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi SAW

Islam bahwasanya engkau menyembah Allah

SWT, dan janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mengerjakan shalat, membayar zakat yang wajib, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan

menunaikan ibadah haji di Mekkah.” (HR. Al-Bukhari

dan Muslim)

Hadis tersebut menjelaskan hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Artinya masalah yang berhubungan dengan syariah bukan saja sebatas ibadah kepada Allah tetapi juga masalah yang berkenaan dengan

3. Masalah Budi Pekerti (akhlak)

Akhlak berasal dari kata khalaqa yakhluqu artinya

menciptakan. Maka akhlak adalah segala sikap dan tingkah laku seseorang yang datang dari Allah SWT. Akhlak dalam aktivitas dakwah atau materi dakwah merupakan pelengkap keimanan dan keislaman seseorang


(46)

33

karena Islam menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas dalam kehidupan manusia. Dengan akhlak yang baik dan keyakinan agama yang kuat maka Islam membentuk moral

yang baik. Secara garis besar akhlak terbagi menjadi 3:33

1. Akhlak kepada Allah SWT

2. Akhlak kepada sesama manusia

3. Akhlak kepada lingkungan (hewan,tumbuhan)

Ajaran akhlak dalam Islam termasuk kedalam materi dakwah yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat penerima dakwah. Islam menjunjung tinggi nilai moralitas dalam manusia. Dengan akhlak yang baik maka Islam dapat membendung moral menjadi lebih baik.

Pada dasarnya materi dakwah dapat disesuaikan ketika da’i menyampaikan materi dakwahnya kepada mad’u. Pokok-pokok materi dakwah yang disampaikan juga harus melihat situasi dan kondisi mad’u sebagai penerima dakwah agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh mad’u dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penyusunan materi dakwah perlu juga diperhatikan tentang penggunaan bahasa, karena bahasa

33


(47)

34

dakwah harus dibedakan. Bahasa dakwah harus lebih persuasif .34

Selain itu isi pesan dakwah hendaknya direncanakan dan disusun terlebih dahulu dan harus dipahami oleh para da’i. Para pengkaji ilmu komunikasi sepakat bahwa isi pesan (materi) yang tersusun baik dan sistematis memiliki pengaruh yang lebih efektif daripada pesan yang tidak tersusun dengan baik atau tidak sistematis.35

C. Buku Sebagai Media Dakwah

Menyampaikan informasi di zaman modern saat ini tidak cukup jika hanya menggunakan lisan kepada masyarakat luas karena informasi yang disampaikan hanya dapat menjangkau jarak yang terbatas. Oleh karena itu, penggerak dakwah harus mampu mengembangkan hal-hal yang baru agar pesan yang disampaikan dapat sampai kepada khalayak luas dalam jangkauan yang jauh sekalipun.

Lajunya perkembangan teknologi komunikasi yang merupakan suatu sarana untuk menghubungkan masyarakat dengan masyarakat lain di bumi yang luas ini tumbuh sangat

pesat. kecanggihan teknologi komunikasi dapat

34

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer : Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) Cet.1, h.252

35

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer : Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) Cet.1, h.248


(48)

35

mempengaruhi seluruh kegiatan manusia, termasuk di dalamnya kegiatan dakwah sebagai pola penyampaian

informasi dan pengetahuan.36 Sebagai suatu kegiatan

keagamaan, dakwah dituntut agar dapat dikemas dengan terapan media komunikasi sesuai dengan mad’u yang dihadapi. selain itu dakwah menggunakan media komunikasi juga lebih efektif dan dapat menghemat waktu.

Salah satu cara yang dapat dilakukan da’i dalam menyampaikan pesannya yaitu melalui media cetak. Penerapan berdakwah melalui media cetak berarti berdakwah melalui tulisan dari pena pendakwah untuk menyampaikan pesan dakwahnya melalui tulisan yang dapat dihayati isinya dan dibaca berulang oleh pembaca.

Menulis merupakan tradisi intelektual muslim. Tradisi ini merupakan dorongan islam dari penguasaan ilmu yang terdapat dalam diri seseorang sehingga dari penguasaan ilmu tersebut dapat disampaikan melalui media tulisan dan dapat dijadikan sebuah buku yang didalamnya terdapat pesan-pesan yang terkandung dan dapat dijadikan contoh dalam kehidupan.

Buku adalah salah satu media tulisan yang digunakan

para pendakwah untuk menyampaikan pesan-pesan

36

Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997) Cet. 1, h.33


(49)

36

dakwahnya. Allah SWT berfirman dalam surat Luqman ayat 27 :







Artinya :Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi

pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah

Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” 37

Manfaat buku bagi masyarakat tidak hanya sebatas media pendidikan dan pengajaran, melainkan buku dapat

dimaknai sebagai media dakwah.38 Para ulama salaf telah

mempergunakan buku sebagai media dakwah yang efektif. Bahkan buku-buku dapat bertahan lama, dan menjangkau masyarakat secara luas, menembus ruang dan waktu.

Pemanfaatan buku sebagai media dakwah dapat dilakukan sebagai bentuk sarana yang dapat memberikan pemahaman dan mampu memberikan perubahan bagi pembacanya ke arah yang lebih baik. Semua buku dapat dijadikan sarana dakwah. Dakwah melalui buku berarti buku tersebut harus berdimensi pengetahuan keagamaan yang

37

Departemen Agama R.I., Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Bandung:PT Madina Raihan Makmur) h.656

38

Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997) Cet. 1, h.42


(50)

37

mengantarkan kepada pembacanya pada nilai-nilai yang

ma’ruf dan hasanah.39

Para da’i atau ulama penulis cukup banyak yang telah mengabdikan namanya dengan menulis dan mengarang buku/kitab sebagai kegiatan dakwahnya. Bahkan sampai sekarang kitab karya ulama terdahulu masih tetap dikaji,

seperti Imam Al-Ghazali menulis Ihya’ Ulumuddin, Imam

Nawawi menulis Riyadh Ash-Shalihin.40

39

Ibid., h.42 40


(51)

35

BAB III

GAMBARAN UMUM

SEKILAS TENTANG BUKU LAA TAHZAN FOR HIJABERS

A. Konsep Dasar Terwujudnya Buku Laa Tahzan For Hijabers Karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk

Asma Nadia adalah salah seorang penulis wanita yang cukup dikenal masyarakat, ia telah banyak menciptakan karya tulis baik novel, cerpen dan

buku. Salah satunya adalah buku Laa Tahzan For Hijabers buku tersebut berisi

cerita dan kisah nyata dari para penulisnya. Cerita didalamnya sangat berkaitan erat dengan keadaan sosial yang terdapat disekeliling kita terutama bagi wanita yang sedang ingin berhijab maupun yang sudah berhijab.

Lantas apa kaitan Laa Tahzan dengan Hijab ? “Laa Tahzan” diawal Asma Nadia berhijab dulu sempat tidak diajak bicara selama enam bulan oleh ibunya ia tidak ingin putri remajanya menutup diri dengan hijab (ibunda Asma Nadia seorang mualaf, butuh waktu untuk memahami bahwa jilbab wajib bagi muslimah). Pada usia 15 tahun tidak lama berhijab setelah lulus SMP, Asma Nadia mendapat tantangan keras dari SMA Favorit pilihannya waktu itu. Beberapa kali dipanggil kepala sekolah disuruh membuka jilbab dan dilarang mengikuti pelajaran olahraga kerena tidak sesuai dengan ketentuan dari pihak sekolah. Subhanallah pada saat itu jumlah muslimah yang berhijab hanya Asma Nadia dan sahabatnya kemudian lambat laun bertambah. Puncaknya dua puluhan muslimah mendapat vonis dikeluarkan dari sekolah. Asma Nadia tahu


(52)

36

kalau ibundanya tidak setuju jika anaknya berhijab tetapi Asma Nadia terinspirasi dari sikap Ali bin Abi Thalib yang masuk Islam pada usianya sembilan tahun bahkan tidak perlu meminta izin orang tuanya, selain itu Asma Nadia tidak ingin menunda berhijab sebab bisa saja dipanggil Allah sebelum berhijab, karena ia sadar bahwa berhijab termasuk dalam ibadah kepada Allah. Dan pada saat-saat genting Asma Nadia menemukan sebuah ayat Al-Qur’an

yang dapat menyejukan hatinya yaitu : 1





Artinya: “Janganlah kamu merasa rendah dan bersedih karena kamu

adalah orang-orang yang paling derajatnya jika kamu beriman.” (Ali

Imran: 139)

Jangan bersedih jika harus melalui ujian dahsyat untuk keputusan menutup aurat demi meraih cintanya, jangan lemah, selama ini Allah telah banyak memberikan kebaikan, saatnya membalas kebaikan–Nya dengan

menunjukan ketaataan.2

Laa Tahzan, jangan bersedih. Kalimat itulah adalah jalan yang diambil

untuk melalui ujian tersebut.3

Dengan harapan tersebut, sejumlah muslimah membagi pengalaman kisahnya dibuku ini “Laa Tahzan For Hijabers”. Menurut Asma Nadia buku ini

1

Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk, Laa Tahzan For Hijabers, (Depok : AsmaNadia Publishing House, 2013), Cet-1, h.vii-ix

2

Ibid., h.vii-ix 3


(53)

37

dapat dijadikan pesan yang dapat dijadikan perantara komunikasi sehingga

pembaca tidak merasa digurui.4

B. Sinopsis Buku Laa Tahzan For Hijabers

Pada judul ke-1 dalam buku ini di buka dengan karya Mecca Medina

yang membagi pengalaman jilbab pertamanya“Jatuh Bangun Jilbabku”yang

dengan alasan mencari kerja di bank yang harus memakai rok pendek. Namun Mecca merasa hidup di kedua sisi, bisa di bilang abu-abu, dan merasa munafik. Pada akhirnya ada isu selentingan apabila tidak berjilbab di daerah tersebut maka perempuan-perempuan yang belum menutupi kepala akan beresiko digunting rambutnya oleh kelompok di daerah tersebut. Situasi ini tidak disia-siakan dan akhirnya Mecca berjilbab dengan persetujuan atasannya dan Alhamdulillah semua pegawai perempuan berjilbab semua.

Pada judul ke-2 pengalaman dari Novia Syahidah “Sedap Dipandang,

Jangan Coba Dipegang!” berawal ketika ada teman yang meninggal karena

kecelakaan sejak itu terlintas dalam benak bahwa meninggal tidak mengenal usia, Novia mulai memikirkan keinginannya untuk berjilbab karena Novia tidak ingin mati sebelum menutup aurat. Setelah memakai jilbab sedikit demi sedikit ketika liburan sekolah banyak yang tidak setuju dengan keputusannya memakai jilbab dan paling banyak komentar datang dari laki-laki, hampir setiap hari Novia harus berhadapan dengan komentar-komentar yang bernada miring mungkin karena para lelaki tersebut enggan menggoda karena perubahan penampilannya. Lambat laun Novia mulai menyadari betapa

4


(54)

38

nyamannya jauh dari pusat perhatian para lelaki yang hanya ingin melihat penampilan wanita yang sexy.

Judul ke-3 ditulis oleh Nadhira Khalid ”Boleh Pinjam Jempolnya?

Nadhira Khalid pada saat itu tinggal di Bali yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, Nadhira tinggal di Karanglangko permukiman muslim, penduduknya keturunan suku sasak Lombok dan masih keturunan Arab namun di keluarganya tersebut tumbuh pemahaman bahwa berjilbab itu hanya untuk perempuan yang sudah menikah. Meskipun dikampung myoritas Islam, tapi tetap saja Nadhira menjadi siswa minoritas. Buku mengenai tentang jilbab mulai dibacanya dan sejak itulah ia mulai mengerti tentang jilbab. Dan awal Nadhira berjilbab pada saat SMA banyak yang heran melihat dirinya berjilbab dan seiring berjalannya waktu sampai hari terakhir sekolah, siswa kelas tiga dinyatakan lulus dan diminta membubuhkan cap jempol untuk ijazah, entah mengapa Nadhira merasa wali kelasnya tidak menyukainya suka mengkritik jilbab yang dikenakannya dan pada saat Nadhira dipanggil perasaan muncul perasaan takut dan ternyata wali kelasnya hanya ingin meminjam jempolnya dan meminta izin menyentuh ibu jarinya untuk ditempelkan diatas tinta.

Selanjutnya judul ke-4 tulisan dari Femmy Syahrani “Moments in

Jilbab” Femmy tumbuh dilingkungan yang tak berjilbab, meskipun begitu

pendangannya tentang jilbab perlu dipakai oleh karena itu Femmy satu-satunya didalam keluarga yang memakai jilbab. Banyak orang yang menganggapnya bukan muslimah karena tampangnya karena Femmy merupakan keturunan Tionghoa dan Pakistan. Awal keinginan berjilbab ketika Femmy mengikuti


(55)

39

pertukaran pelajar ke Amerika, tinggal setahun di negeri orang membuat Femmy ingin menegaskan identitasnya sebagai muslimah dan Femmy pun mengirim surat ke tanah air untu meminta izin kepada ibu dan keluarganya. Ibunya menyarankan untuk berjibab menunggu sampai mendapatkan pekerjaan karena menurut ibunya mencari pekerjaan dengan memakai jilbab sangat sulit. Dan akhirnya Femmy pun mendapat pekerjaan dan mulai mengenakan jilbab dibantu dengan sobatnya.

Judul ke-5 merupakan tulisan Evatya Luna yang merupakan

pengalaman dari saudaranya Nurhayati Zubaidi yang berjudul “Kesadarannya

Baru, Jilbabnya Lusuh” Nur merupakan anak seorang guru ngaji dikampung

dan marupakan keluarga yang sederhana. Nur masuk SMA favorit karena kecerdasannya ia mendapat beasiswa di sekolah tersebut. saat sang kakak memutuskan untuk berjilbab, Nur pun merasa iri dan kewajiban untuk menutup aurat pun mulai disadarinya. Ketika Nur mulai bersekolah di SMA ia pun ingin tetap memakai jilbab seperti sewaktu Nur di Tsanawiyah, karena tidak memiliki biaya ia pun memakai seragam lamanya, Gadis kecil dengan atasan lusuh yang sudah kekecilan, rok menggantung dibawah lutut.

Pada judul ke-6 merupakan pengalaman cerita Inet “Jilbab and My

Nightmare” sejak SD,SMP,SMA Inet sudah mengenakan jilbab, suatu ia

sedang dikamar kosan temannya ia membuka jilbabnya yang Inet mengira tidak ada orang, tiba-tiba ada seorang laki-laki masuk kamar itu dan menutup pintunya. Takut ada kejadian yang tidak diinginkan Inet meminta tolong dan


(56)

40

teman-temannya pun menghampirinya. Sejak saat itu Inet tidak ingin membuka jilbabnya dimanapun dia berada.

Pada judul ke-7 pengalaman Gardina Wiryo “Jilbab dan Dilema” latar

belakang keluarga Gardina merupakan keluarga yang berbeda agama, hanya sedikit perempuan yang memakai jilbab dikeluarganya. Saat duduk di SMU diam-diam muncul keinginan untuk berjilbab dan kesadaran untuk menutup aurat, akan tetapi keinginannya pun tertunda karena tidak memiliki biaya untuk membuat seragam baru yang panjang. Setelah lulus SMU, Gardina pun masuk universitas melalui jalur PMDK, ia memantapkan hati untuk berjilbab dengan segala keterbatasan dana, Gardina pun memodifikasi baju yang dimilikinya menjadi pakaian yang menutup auratnya.

Judul ke-8 tulisan Novia Syahidah yang menceritakan pengalaman

Syarifatus Salma yang berjudul “Perjalanan Panjang Sebuah Hijab” Salma

bekerja sebagai juru masak di pondok pesantren yang seharusnya ia masih duduk dibangku SMP, namun karena keterbatasan biaya akhirnya ia pun harus bekerja. Suatu saat ia diberikan kesempatan ikut belajar di kelas pondok pesantren tempat ia bekerja namun dengan syarat harus mendapat izin dari tokoh masyarakat di kampungnya ia pun pergi kerumah salah satu ustadz dan sesampainya disana Salma di caci maki karena penampilannya yang berjilbab panjang dan memakai gamis karena dianggap mengikuti ajaran sesat. Sampai akhirnya Salma dijemput paksa oleh keluarga dan dikirim ke surabaya untuk bekerja disana, hanya tiga bulan disana Salma pun kembali kerumah. Ketika itu Salma bertemu dengan seorang Ibu berjilbab dan Salma pun diajak bekerja


(57)

41

dirumah teman dari Ibu itu. Delapan bulan bekerja Salma kembali ke pesantren dan mulai belajar dikelas seperti santri lainnya dengan biayanya sendiri.

Pada judul ke-9 diceritakan pengalaman dari Sinta Yudisia “Me, Top

Girls, and The Gank” pada waktu SMA Sinta memiliki gank sekumpulan

cewek dan cowok yang heboh suka happy happy di luar rumah seperti nonton di bioskop dan jalan-jalan, selain mereka, Sinta juga memiliki dua sohib lainnya dikelas yang ramah,cantik dan sopan. Apalagi dua top girls ini memakai jilbab yang terlihat tambah cantik dan sejuk. Penampilan kedua temannya itu pun membuat Sinta mencari info tentang jilbab. Ketika dikamar, Sinta sering bercermin sambil mencoba memakai jilbab yang dirasanya sangat sulit untuk memakainya dengan rapi. Lambat laun Sinta pun berjilbab dan mencoba meninggalkan hobinya untuk nonton di bioskop dan naik gunung.

Judul ke-10 pengalaman berjilbab dari Mimin Ha Way “Perjuangan

Menuju Jalan Nyaman” saat bergabung anggota Rohis SMU mimin belum

mengenakan jilbab teman-teman sering menyarankan untuk memakai jilbab namun mimin selalu menjawab “ntar pas kuliah”. Sampai pada akhirnya masa-masa kuliah mimin meminta izin kepada ibunya untuk memakai jilbab dan ibu mendukung. Awal yang mudah dan indah namun menjaga komitmen sangan sulit, dan pertentangan batin pun dapat terjadi.

Judul ke-11 merupakan pengalaman Demitri Rahmayanti “Ketika

Hidayah itu datang” saat itu demitri belum mempunyai keinginan untuk

berjilbab, ketika masuk SMA ia tertarik dengan kegiatan tafakur alam yang diadakan Rohis. Keinginan berjilbab pun muncul akan tetapi orang tua demitri


(58)

42

tidak setuju dengan keputusannya memakai jilbab tapi ia tetap berjilbab meskipun banyak protes dari keluarga dan membuat keimanannya naik turun tetapi ia tetap berusaha mempertahankan jilbab yang dikenakannya hingga kedua orang tunya merestui.

Judul ke-12 Mariska Christianti yang menulis tulisannya dengan judul

Jilbab Dulu dan Sekarang” Mariska yang beragama non muslim saat itu

sedang menjaga tas teman kampusnya di mushola lalu ia disapa oleh wanita berjilbab hingga terjadi percakapan yang panjang sampai akhirnya Mariska menceritakan ketertarikannya terhadap Islam, dan wanita itu pun memberikan Mariska sebuah buku tauhid. Pada saat dirumah Mariska melaksanakan kebaktian dan menanyakan beberapa pertanyaan kepada ibu Pendeta. Beberapa bulan mempelajari Islam, Mariska pun resmi hijrah menjadi muslim dan memakai jilbab, dari mulai jilbab ukuran pendek sampai ukuran panjang menutupi dada.

Judul ke-13 pengalaman berjilbab dari Nurhasanah Fajri dengan judul

Panggil Saya Nurhasanah” awal berjilbab saat masih SMA, proses

Nurhasanah berjilbab tidaklah istimewa namun setelah berjilbab itulah yang membuat Nurhasanah tidak akan lupa. Banyak teguran dan cacian setelah Nurhasanah berjilbab. Sampai ia merasa malu dengan nama Nurhasanah yang disandangnya, ketika itu ia mendapatkan teguran lewat mimpi dan sejak itulah ia merasa yakin kembali dan kembali berkata panggil saya Nurhasanah.

Judul ke-14 Marya Miranti Yustiahati berbagi pengalamannya dengan


(1)

DAFTAR HASIL WAWANCARA

Nama Interviewee : Asma Nadia

Jabatan : Penulis

Waktu : Rabu, 09-07-2014, Jam. 17.00 WIB

Tempat : Jl. Kemang Swatama Blok B No.3 Studio Alam, Depok (Kediaman Asma Nadia)

1. Apa yang melatarbelakangi mba Asma Nadia untuk menulis buku Laa Tahzan For Hijabers, apakah cerita yang ada di buku tersebut merupakan kisah nyata dari setiap penulisnya ?

Jawab : Iya, saya dulu sejak menulis novel catatan hati seorang istri kan mengajak pembaca untuk menulis, jadi sejak mengajak pembaca menjadi penulis kita bikin beberapa buku antologi ada seri-seri catatan hati terus ada seri laa tahzan termasuk laa lahzan for hijabers. Yang melatarbelakangi adalah saya tuh pengen, saya sendiri termasuk orang yang pake jilbab itu ada tantangan dari orang tua, karena mami itu mualaf cina kristen jadi baru masuk islam jadi ga ngerti gitu. kita perlu proses untuk kita meyakinkan mami, enam bulan saya ga ngomong sama mami, yaa jadi saya pikir pasti banyak kan ade-ade yang suka curhat misalnya dia mau pake jilbab tapi terbentur gitu orang tua ga ngizinin dan lain-lain dan akhirnya saya fikir kayanya bagus deh kalo kita bikin satu buku gitu, saya ajak temen-temen saya di alumni workshop Asma Nadia, jadi Asma Nadia writing workshop kita punya alumni terus ada temen-temen komunitas bisa menulis di facebook untuk ikutan menulis ada juga temen-temen penulis, yaa disini mereka menulis membagi pengalaman mereka ketika awal memakai jilbab.


(2)

2. Di dalam buku ini terdapat cerita dari beberapa penulis, apa motivasi atau alasan mba memasukan cerita dari beberapa penulis tersebut di dalam buku ini?

Jawab : Tujuannya supaya menguatkan temen-temen yang mempunyai halangan yang sama ketika mereka memakai jilbab. Karena pengalaman orang-orang itu kan berbeda-beda ketika memakai jilbab, jadi saya harap dari pengalaman cerita dari beberapa penulis disini dapat dijadikan kekuatan bagi mereka yang ingin berjilbab tapi sulit karena tantangan disekitarnya dan lain sebagainya.

3. Bagaimana tahap-tahap penulisannya dari mulai menulis hingga tahap editing dari cerita beberapa penulis? dan berapa lama waktunya sehingga buku ini bisa terbit?

Jawab : Ini kan sebetulnya naskahnya dulu pernah terbit, sebagian naskahnya pernah terbit di buku jilbab pertamaku atau gara-gara jilbabku yang diterbitkan penerbit lain pada tahun.. saya lupa tahun berapa kalau tidak salah tahun 2004 atau berapa gitu, terus ini dikombinasi naskah-naskah lama itu kemudian diterbitkan lagi. Kalau penyusunannya sebenarnya yang lama itu kalau ga salah sekitar setaun. Jadi dari kisah-kisah temen-temen penulis disetorkan ke saya, prosesnya saya baca lalu saya seleksi karena tidak semua yang dibaca masuk gitu kan,, nah dari yang di seleksi ada yang misalnya perlu ada yang mereka revisi, jadi saya ngajak temen-temen menulis itu kan sebagai pembelajaran biar mereka belajar menulis kalo semua saya yang kerjain kan mereka ga dapet edukasinya. Jadi mereka merevisi saya kasih tahu apa yang perlu diperbaiki terus mereka kirimkan lagi sampai naskah selesai baru kemudian disusun baru kemudian diedit dan baru kemudian di layout dan seterusnya.


(3)

4. Di website home Asma Nadia saya melihat ada 3 cover buku laa tahzan for hijabers yang berbeda dan di website tersebut ditulis agar pengunjung website tersebut memberikan pilihan cover buku mana yang bagus dan salah satu cover tersebut ada bacaaan best seller, apa perbedaan cover buku tersebut dengan buku ini ?

Jawab : Hmm, jadi itu contoh sih yaa biasanya kita selalu lempar ke pembaca untuk melihat pembaca sebenarnya suka cover yang mana untuk sebagai masukan kita, tapi juga sebagai media sosialisasi bahwa buku ini akan terbit buku dengan judul kaya gini tema kaya gini akan terbit jadi mereka aware duluan gitu sebelum bukunya terbit, jadi untuk sosialisasi bukunya. Kalo soal ada cover tulisan best seller sebenarnya itu mungkin cuma cover contoh, nah kalo ini cetakan pertama yang mba punya kita ga nulis best seller tapi yang sekarang baru terbit udah ada tulisan best sellernya. Jadi setelah cetak ulang ada tanda best sellernya.

5. Pesan dakwah apa yang mba ingin sampaikan dalam menerbitkan buku ini?

Jawab : yang pertama sih ini dakwah tentang jilbab yang jelas sudah pasti. Kalau jilbab itu kan bagian dari syari’at, cuma syari’at itu kan hanya bisa terpenuhi kalo misalnya seseorang aqidahnya mantap. Seseorang sampai dia bisa pakai jilbab itu hanya mungkin kalau dia merasa cinta sama Allah, jadi dari aqidah ada secara syari’at dari aqidah dituntun ke syari’at sosialisasi jilbab, jadi dakwah tentang jilbabnya ada, tapi dari jilbab ini juga ada pesan-pesan tentang istiqomah, tentang berjuang di jalan Allah, buat saya mempertahankan kita memakai jilbab ketika ada banyak pihak yang melarang dan menghalangi itu bagian dari perjuangan juga.

saya juga ingin mengajukan beberapa pertanyaan di luar dari buku ini .. 1. Apa kesibukan mba Asma Nadia saat ini selain menulis ?

Jawab : bikin penerbitan sendiri tahun 2009 yaitu Asma Nadia Publishing House, mengelola toko diskon Asma Nadia di D’Mall


(4)

Depok, ruko No.14 A yang tidak hanya menjual buku saja tetapi juga ada ransel ada toko busana juga, kesibukannya juga tetap menulis karena ada novel yang sudah tanda tangan kontrak dengan Rafi Film Insya Allah novel Assalamualaikum Beijing mudah-mudahan tahun ini rencananya desember rilis kalau ga ada halangan, terus yang kedua ada jilbab traveller tapi jilbab traveller versi novel yang sedang disusun jadi saya tanda tangan kontrak berdasarkan sinopsis yang saya buat dan pihak PH nya suka dan saya tanda tangan kontrak dan saya sekarang menyelesaikan novel itu.

2. Bisa di ceritakan mba bagaimana perjalanan mba sehingga bisa menjadi penulis yang Insya Allah sukses dan telah dikenal di masyarakat saat ini ? Hambatan apa yang terjadi di awal mba menulis ?

Awalnya kan hobi dari SMP, jadi sejak sekolah saya suka pelajaran mengarang, kemudian yaa hobi gitu, cuma yaa dari kilas baliknya lagi waktu kecil dari suka membaca saya suka membaca karena selama saya dirumah sakit saya dulu penyakitan jantung, paru-paru, geger otak, saya punya tumor 5 di sekitar leher terus di operasi tinggal 3. Nah jadi dulu mami suka kalo nemenin kerumah sakit selalu membelikan buku, merelakan makan siangnya, beliau ga makan siang supaya saya bisa baca, kita dulu sangat sederhana, miskin tinggal di samping rel kereta api daerah gunung sari jadi ga punya fasilitas, saya ngetik cerpen pertama saya itu ketika usia 14 tahunan saya pinjam mesin ketik guru ngaji saya waktu itu, terus saya ngetik dan saya coba kirim ke media dan kayanya ga dimuat terus saya kasih unjuk cerpen itu ke pembimbing teater dan dicela di bilang cerpennya klise, picisan, ga bagus, terus ga niat lagi untuk nulis tapi kakak saya Helvy Tiana Rosa selalu nyemangatin ayo nulis ayo nulis kamu bisa gitu kan karena saya ga terlalu percaya diri, saya ga merasa berbakat menulis seperti itu dan perlu waktu untuk memisahkan rasa ga percaya diri itu dengan perasaan


(5)

keharusan saya harus menulis, karena nulis itu bisa memberikan kebaikan yang banyak, kita bisa berdakwah, dapat dijadikan perantara komunikasi jadi tidak merasa digurui, jika kita ikhlas mudah-mudahan jadi amal soleh dan kalau sampai kita meninggal pun yaa masi dibaca orang, masi dicetak, yaa mudah-mudahan klo kita ikhlas pahalanya masih mengalir jadi akhirnya saya tetap menulis saya kirim ke media-media sekolah ikut lomba-lomba apa segala macem ada menangnya ada kalahnya juga gitu kan, buku pertama saya kan baru terbit pada tahun 1999 akhir ketika saya usia 26 tahun judul bukunya kisah luar biasa dari orang-orang biasa tapi bukunya mengecewakan jadi covernya ga bagus covernya tuh tipis bukunya tuh kaya pake kertas koran yang jelek gitu kaya buku-buku mujarobat yang suka di bagikan di kereta yang orang ga pengen megang, akhirnya dari situ tahun berikutnya jadi tahun 2000 awal sekitar bulan february buku saya diterbitkan oleh Syaamil seri aisyah putri.

3. Saya boleh tidak mba mengetahui sedikit biografi dari mba Asma Nadia ?

Hmm, boleh boleh .. saya lahir di Jakarta 26 Maret 1972, seperti yang sudah dibilang sebelumnya saya lahir dari keluarga sederhana, mami saya seorang mualaf yang bernama Hj.Maria Amin dan papi saya bernama H.Amin Ivo’s. Saya bersekolah di SD Kartini 2 Jakarta lalu dilanjutkan ke SMP 78 dan SMA 1 Budi Utomo Jakarta. Saat ini saya telah menikah dengan Isa Alamsyah nama suami saya, dan telah dikarunia dua orang anak sudah sepasang ada perempuan ada laki-laki, kalau yang perempuan bernama Putri Salsa dan yang laki-laki bernama Adam Putra Firdaus.


(6)