Buku Sebagai Media Dakwah

36 dakwahnya. Allah SWT berfirman dalam surat Luqman ayat 27 :                        Artinya :“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut menjadi tinta, ditambahkan kepadanya tujuh laut lagi sesudah kering nya, niscaya tidak akan habis- habisnya dituliskan kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” 37 Manfaat buku bagi masyarakat tidak hanya sebatas media pendidikan dan pengajaran, melainkan buku dapat dimaknai sebagai media dakwah. 38 Para ulama salaf telah mempergunakan buku sebagai media dakwah yang efektif. Bahkan buku-buku dapat bertahan lama, dan menjangkau masyarakat secara luas, menembus ruang dan waktu. Pemanfaatan buku sebagai media dakwah dapat dilakukan sebagai bentuk sarana yang dapat memberikan pemahaman dan mampu memberikan perubahan bagi pembacanya ke arah yang lebih baik. Semua buku dapat dijadikan sarana dakwah. Dakwah melalui buku berarti buku tersebut harus berdimensi pengetahuan keagamaan yang 37 Departemen Agama R.I., Al-Qur’an dan Terjemahnya,Bandung:PT Madina Raihan Makmur h.656 38 Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997 Cet. 1, h.42 37 mengantarkan kepada pembacanya pada nilai-nilai yang ma’ruf dan hasanah. 39 Para da’i atau ulama penulis cukup banyak yang telah mengabdikan namanya dengan menulis dan mengarang bukukitab sebagai kegiatan dakwahnya. Bahkan sampai sekarang kitab karya ulama terdahulu masih tetap dikaji, seperti Imam Al-Ghazali menulis Ihya’ Ulumuddin, Imam Nawawi menulis Riyadh Ash-Shalihin. 40 39 Ibid., h.42 40 Samsul Amir Munir, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009 h.123 35

BAB III GAMBARAN UMUM

SEKILAS TENTANG BUKU LAA TAHZAN FOR HIJABERS

A. Konsep Dasar Terwujudnya Buku Laa Tahzan For Hijabers Karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk

Asma Nadia adalah salah seorang penulis wanita yang cukup dikenal masyarakat, ia telah banyak menciptakan karya tulis baik novel, cerpen dan buku. Salah satunya adalah buku Laa Tahzan For Hijabers buku tersebut berisi cerita dan kisah nyata dari para penulisnya. Cerita didalamnya sangat berkaitan erat dengan keadaan sosial yang terdapat disekeliling kita terutama bagi wanita yang sedang ingin berhijab maupun yang sudah berhijab. Lantas apa kaitan Laa Tahzan dengan Hijab ? “Laa Tahzan” diawal Asma Nadia berhijab dulu sempat tidak diajak bicara selama enam bulan oleh ibunya ia tidak ingin putri remajanya menutup diri dengan hijab ibunda Asma Nadia seorang mualaf, butuh waktu untuk memahami bahwa jilbab wajib bagi muslimah. Pada usia 15 tahun tidak lama berhijab setelah lulus SMP, Asma Nadia mendapat tantangan keras dari SMA Favorit pilihannya waktu itu. Beberapa kali dipanggil kepala sekolah disuruh membuka jilbab dan dilarang mengikuti pelajaran olahraga kerena tidak sesuai dengan ketentuan dari pihak sekolah. Subhanallah pada saat itu jumlah muslimah yang berhijab hanya Asma Nadia dan sahabatnya kemudian lambat laun bertambah. Puncaknya dua puluhan muslimah mendapat vonis dikeluarkan dari sekolah. Asma Nadia tahu 36 kalau ibundanya tidak setuju jika anaknya berhijab tetapi Asma Nadia terinspirasi dari sikap Ali bin Abi Thalib yang masuk Islam pada usianya sembilan tahun bahkan tidak perlu meminta izin orang tuanya, selain itu Asma Nadia tidak ingin menunda berhijab sebab bisa saja dipanggil Allah sebelum berhijab, karena ia sadar bahwa berhijab termasuk dalam ibadah kepada Allah. Dan pada saat-saat genting Asma Nadia menemukan sebuah ayat Al-Qur’an yang dapat menyejukan hatinya yaitu : 1           Artinya: “Janganlah kamu merasa rendah dan bersedih karena kamu adalah orang-orang yang paling derajatnya jika kamu beriman.” Ali Imran: 139 Jangan bersedih jika harus melalui ujian dahsyat untuk keputusan menutup aurat demi meraih cintanya, jangan lemah, selama ini Allah telah banyak memberikan kebaikan, saatnya membalas kebaikan–Nya dengan menunjukan ketaataan. 2 Laa Tahzan, jangan bersedih. Kalimat itulah adalah jalan yang diambil untuk melalui ujian tersebut. 3 Dengan harapan tersebut, sejumlah muslimah membagi pengalaman kisahnya dibuku ini “Laa Tahzan For Hijabers”. Menurut Asma Nadia buku ini 1 Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk, Laa Tahzan For Hijabers, Depok : AsmaNadia Publishing House, 2013, Cet-1, h.vii-ix 2 Ibid., h.vii-ix 3 Ibid., h.vii-ix 37 dapat dijadikan pesan yang dapat dijadikan perantara komunikasi sehingga pembaca tidak merasa digurui. 4

B. Sinopsis Buku Laa Tahzan For Hijabers

Pada judul ke-1 dalam buku ini di buka dengan karya Mecca Medina yang membagi pengalaman jilbab pertamanya“Jatuh Bangun Jilbabku”yang dengan alasan mencari kerja di bank yang harus memakai rok pendek. Namun Mecca merasa hidup di kedua sisi, bisa di bilang abu-abu, dan merasa munafik. Pada akhirnya ada isu selentingan apabila tidak berjilbab di daerah tersebut maka perempuan-perempuan yang belum menutupi kepala akan beresiko digunting rambutnya oleh kelompok di daerah tersebut. Situasi ini tidak disia- siakan dan akhirnya Mecca berjilbab dengan persetujuan atasannya dan Alhamdulillah semua pegawai perempuan berjilbab semua. Pada judul ke-2 pengalaman dari Novia Syahidah “Sedap Dipandang, Jangan Coba Dipegang” berawal ketika ada teman yang meninggal karena kecelakaan sejak itu terlintas dalam benak bahwa meninggal tidak mengenal usia, Novia mulai memikirkan keinginannya untuk berjilbab karena Novia tidak ingin mati sebelum menutup aurat. Setelah memakai jilbab sedikit demi sedikit ketika liburan sekolah banyak yang tidak setuju dengan keputusannya memakai jilbab dan paling banyak komentar datang dari laki-laki, hampir setiap hari Novia harus berhadapan dengan komentar-komentar yang bernada miring mungkin karena para lelaki tersebut enggan menggoda karena perubahan penampilannya. Lambat laun Novia mulai menyadari betapa 4 Wawancara Pribadi dengan Asma Nadia, Pada Rabu 09-07-2014, Jam 17.00 WIB