108 kelompok dengan poin terbanyak akan mendapatkan bintang. Kelompok yang
memiliki bintang terbanyak dalam waktu yang ditentukan guru, maka kelompok tersebut akan mendapatkan hadiah dari guru. Sedangkan pada siklus II guru
menambah aturan permainan yaitu mengurangi nilai satu poin kepada kelompok yang tidak mau bekerja sama dalam mengerjakan soal. Hal ini dilakukan karena
pada waktu siklus I ada siswa yang tidak mau ikut bekerja sama mengerjakan soal yang diberikan. Peraturan ini dibuat agar semua siswa bisa ikut aktif mengerjakan
soal dan mengikuti diskusi. Guru selanjutnya memastikan semua siswa memahami aturan yang dibuat agar pembelajaran tetap kondusif.
Siswa diberi waktu tertentu dalam mengerjakan soal yang diberikan. Hasil pekerjaan siswa meskipun belum selesai harus tetap dikumpulkan ketika waktu
pengerjaan soal yang diberikan oleh guru telah habis. Oleh karenanya guru mengingatkan durasi waktu yang tersisa agar siswa bisa bersungguh-sungguh
dalam mengerjakan soal. Guru dan siswa selanjutnya mengoreksi jawaban dari setiap kelompok secara bersama-sama. Siswa dilibatkan dalam pengoreksian
dengan tujuan siswa bisa mengetahui jawaban yang benar serta menghindari terjadinya kegaduhan saat proses pengoreksian jawaban. Setelah pengoreksian
selesai, guru memberi apresiasi dan rekognisi kepada siswa yang berhasil dan memberi semangat kepada siswa yang belum berhasil.
Penelitian tindakan menggunakan metode scramble pada mata pelajaran bahasa Jawa kompetensi dasar membaca aksara Jawa di kelas Va SD Negeri
Payungan menunjukkan bahwa kemampuan membaca aksara Jawa siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang didapat, nilai rata-rata membaca
109 aksara Jawa siswa mengalami peningkatan yaitu 59,52 pada pre-test pra tindakan,
65,08 pada post-test siklus I, dan 76,19 pada post-test siklus II. Ketuntasan siswa secara klasikal juga mengalami peningkatan. Ketuntasan pada post-test siklus I
sebesar 57,14, yaitu 12 siswa dari 21 siswa telah memenuhi KKM. Ketuntasan siswa secara klasikal meningkat sebesar 19,05 dari hasil pre-test pra tindakan.
Hasil post-test siklus II ketuntasan secara klasikal juga mengalami peningkatan sebesar 23,81, yaitu dari 57,14 pada siklus I menjadi 80,95 pada siklus II.
D. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian tindakan di kelas Va SD N Payungan ini adalah belum semua pasangan aksara Jawa digunakan dalam soal pada kartu soal.
Pasangan aksara Jawa yang belum digunakan dalam soal kartu soal adalah
pasangan cå, rå, lå, nyå, dan ngå.
110
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan pada bab sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan membaca aksara Jawa siswa kelas Va SD N Payungan
mengalami peningkatan setelah metode scramble diterapkan dalam pembelajaran membaca aksara Jawa di kelas tersebut. Langkah pembelajaran membaca aksara
Jawa menggunakan metode scramble dalam penelitian ini meliputi: menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban tentang aksara Jawa dan pasangan-nya,
penyampaian materi tentang aksara Jawa dan pasangan-nya, pembagian kelompok secara heterogen ke dalam kelompok kecil 2-3 orang, pembagian kartu
soal dan kartu jawaban atau lembar kerja siswa, siswa mengerjakan soal dalam kartu soal dan mencocokkan dengan jawaban yang sesuai dalam kartu jawaban,
pengumpulan jawaban, pengoreksian jawaban dari setiap kelompok, pemberian penilaian terhadap setiap kelompok, dan pemberian rekognisi atau penghargaan.
Peningkatan kemampuan membaca siswa dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata siswa dalam membaca aksara Jawa yaitu 59,52 pada
pre-test pra tindakan, 65,08 pada post-test siklus I, dan 76,19 pada post-test siklus
II. Ketuntasan siswa secara klasikal juga mengalami peningkatan. Ketuntasan pada post-test siklus I sebesar 57,14, yaitu 12 siswa dari 21 siswa telah
memenuhi KKM. Ketuntasan siswa secara klasikal meningkat sebesar 19,05 dari hasil pre-test pra tindakan. Hasil post-test siklus II ketuntasan secara klasikal
juga mengalami peningkatan sebesar 23,81, yaitu dari 57,14 pada siklus I menjadi 80,95 pada siklus II.
111
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka saran yang diberikan adalah sebaiknya guru menggunakan metode scramble dalam
pembelajaran bahasa Jawa khususnya membaca aksara Jawa. Langkah pembelajaran menggunakan metode scramble yang dimaksud adalah pertama ,
menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban tentang aksara Jawa dan pasangan-nya. Kedua
, penyampaian materi tentang aksara Jawa dan pasangan-nya. Ketiga, pembagian kelompok secara heterogen ke dalam kelompok kecil 2-3 orang.
Keempat , pembagian kartu soal dan kartu jawaban atau lembar kerja siswa.
Kelima , siswa mengerjakan soal dalam kartu soal dan mencocokkan dengan
jawaban yang sesuai dalam kartu jawaban. Keenam, pengumpulan jawaban dan pengoreksian jawaban dari setiap kelompok. Langkah terakhir adalah pemberian
penilaian terhadap setiap kelompok, dan pemberian rekognisi atau penghargaan.
112
Daftar Pustaka
A.W. Rasyidi dan M. Ni’mah. 2012. Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab
. Malang: UIN-Maliki Press. Acep Hermawan. 2011. Metodologi Pembela jaran Bahasa Arab. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Acep Yoni, dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Familia. Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati Zuhdi. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas Tinggi . Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
Anas Sudijono. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arif S. Sadiman, dkk. 2011. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya
. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bambang Kuswanti. 1997. PELLBA 10. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Penertbit Gava Media.
Daryanto. 2013. Media Pembela jaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
David Hopkins. 2011. Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
David Johnson, dkk. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Diana Indriana. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pembelajaran. Yogyakarta:
Diva Press. Farida Rahim. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar . Jakarta: Bumi
Aksara. Harjana Hardjawijana, dkk. 1994. Pedoman Penulisan Aksara Jawa . Yoyakarta:
Yayasan Pustaka Nusantama. Henry G. Tarigan. 1985. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa .
Bandung: Penerbit Angkasa. Hesti Mulyani. 2011. Komprehensi Tulis. Yoyakarta: FBS UNY.
Iskandawassid dan Dadang Sunendar. 2009. Strategi Pembelajara n Bahasa . Bandung: PT Rosdakarya.