22
3. Faktor yang Memengaruhi Kemampuan Membaca Aksara Jawa
Membaca merupakan salah satu kegiatan yang penting disamping kegiatan berbahasa lainnya mendengarkan, menulis, berbicara. Membaca menurut
Tarigan 1985: 7 adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui
kata-kata atau bahasa tulis. Berhasil tidaknya seseorang dalam memperoleh kemampuan membaca dan memahami bacaan tergantung dari banyak faktor
antara lain kemampuan berbahasa, pengetahuan umum, keterampilan kognitif, faktor fisik, metode pembelajaran, dan materi pelajaran Bambang Kaswanti,
1997. Arnold dalam Farida Rahim, 2008: 17-30 ada empat faktor yang memengaruhi kemampuan membaca siswa yaitu sebagai berikut.
a. Faktor fisiologis, yaitu terkait dengan fisik, perkembangan neurologis, dan
jenis kelamin. Semakin baik kondisi fisik seorang anak, biasanya semakin baik kesiapan anak untuk dapat membaca. Gangguan pada alat bicara, alat
pendengaran, dan alat penglihatan bisa memperlambat kemampuan membaca siswa.
b. Faktor intelektual, yaitu berkenaan dengan IQ siswa. Faktor ini tidak
sepenuhnya memengaruhi keberhasilan siswa dalam proses membaca permulaan siswa, sebab faktor metode mengajar guru juga sangat
berpengaruh. c.
Faktor lingkungan, yaitu mencakup latar belakang siswa, pengalaman siswa di rumah, serta keadaan sosial ekonomi siswa. Crawley dan Mountain dalam
Farida Rahim, 2008: 19 mengatakan bahwa anak yang berasal dari
23 lingkungan yang memberikan banyak kesempatan membaca dan memberikan
beragam bahan bacaan akan mempunyai kemampuan membaca yang tinggi. d.
Faktor psikologis, meliputi motivasi, minat, kematangan sosio dan emosi serta penyesuaian diri. Motivasi merupakan dorongan kepada seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motivasi belajar siswa nantinya akan memengaruhi minat dan hasil belajar siswa.
Pearson dalam Samsu, 2012: 30 faktor kemampuan membaca terdiri dari dua faktor yaitu faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik. Faktor ekstrinsik meliputi
unsur dari bahan bacaan dan hal-hal yang berkenaan dengan fasilitas, guru, metode pembelajaran, dan lain-lain. Adapun faktor intrinsik merupakan faktor
yang terdapat dalam diri pembaca yang meliputi kemampuan bahasa, minat, dan motivasi.
Beberapa faktor membaca yang telah dipaparkan di atas perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran membaca aksara Jawa. Tujuannya adalah agar guru
dapat menyiapkan sarana prasana pembelajaran serta metode yang akan digunakan dalam pembelajaran. Selain itu, guru juga perlu memahami
permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran membaca aksara Jawa agar guru bisa segera mencari solusi untuk permasalahan yang terjadi.
Berdasarkan pendapat
Venny dalam
Mulyana, 2010:
244-245 permasalahan yang sering terjadi pada siswa ketika mempelajari aksara Jawa lebih
disebabkan karena faktor dari luar diri siswa. Seperti misalnya, penggunaan metode pembelajaran yang monoton sehingga siswa kurang semangat mingikuti
pelajaran atau kurangnya penggunaan media pembelajaran yang atraktif, iteraktif,
24 dan menarik. Nation 2009, 24-25 menjelaskaan dalam pembelajaran membaca
guru harus memerhatikan aspek afektif dan kognitif siswa. Aspek afektif meliputi membuat siswa tetap termotivasi selama pembelajaran serta membuat
pembelajaran menjadi menyenangkan. Adapun agar tujuan kognitif tercapai guru bisa melakukan kegiatan yang mendorong siswa melalui proses berpikir,
memberikan latihan-latihan, melakukan pengulangan dan perbaikan, membuat materi pembelajaran mudah dipahami siswa, menyediakan kegiatan yang
melibatkan teman sebaya, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih sendiri apa yang akan dipelajari dan bagaimana siswa akan
mempelajarinya. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi kemampuan membaca siswa
tersebut perlu diperhatikan oleh guru untuk menentukan langkah pembelajaran membaca aksara Jawa. Berkenaan dengan faktor intrinsik, guru perlu terlebih
dahulu menumbuhkah minat siswa untuk membaca. Minat membaca akan timbul ketika siswa terlebih dahulu memiliki motivasi dalam dirinya untuk membaca.
Oleh karenanya, guru perlu memberikan motivasi kepada siswa sebelum pembelajaran agar siswa semangat dan tertarik mengikuti pembelajaran. Hal ini
sesuai pendapat Crawley dan Mountain dalam Farida Rahim, 2008:20 yang mendefinisikan motivasi sebagai sesuatu yang mendorong seseorang belajar atau
melakukan suatu kegiatan. Menurutnya motivasi belajar ini akan memengaruhi minat dan hasil belajar siswa.
Farida Rahim 2008: 21 mengatakan bahwa prinsip motivasi adalah kebermaknaan. Kebermaknaan dalam pembelajaran erat kaitannya dengan faktor
25 bakat, minat, pengetahuan dan tata nilai siswa. Setiap siswa memiliki bakat, minat,
dan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karenanya guru perlu menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi dan menciptakan suasana belajar yang
kondusif dan menyenangkan agar kerja otak siswa bisa optimal. Terkait motivasi, Eanes dalam Farida Rahim, 2008: 24 menyarankan beberapa kegiatan yang bisa
memotivasi siswa membaca. Kegiatan tersebut mencakup sebagai berikut. a.
Menekankan kebersamaan dan kebaruan novelty. b.
Membuat isi pelajaran relevan dan bermakna melalui kontroversi. c.
Mengajar dengan fokus antarmata pelajaran. d.
Membantu siswa memprediksi dan melatih mereka membuat sendiri pertanyaan tentang bahan bacaan yang dibacanya.
e. Membarikan wewenang kepada siswa dengan memberikan pilihan-
pilihan. f.
Memberikan pengalaman belajar yang sukses dan menyenangkan. g.
Memberikan umpan balik yang positif sesegara mungkin. h.
Memberikan kesempatan belajar mandiri. i.
Meningkatkan tingkat perhatian. j.
Meningkatkanketerlibatan siswa dalam belajar. Bekenaan dengan pendapat Eanes di atas, guru dapat menerapkan beberapa
kegiatan tesebut dalam pembelajaran membaca aksara Jawa. Guru perlu menciptakan keberagaman kegiatan pembelajaran karena karakteristik dan
kemampuan siswa juga berbeda-beda. Menurut Venny dalam Mulyana, 2008: 246-262 mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam
pembelajaran aksara Jawa, yaitu sebagai berikut. a.
Perencanaan pembelajaran, yaitu terkait dengan pemantapan perencanaan pembelajaran yang diawali dengan pengembangan silabus dan RPP.
b. Pemantapan apersepsi, yaitu untuk menyiapkan siswa menerima
pembelajaran dan mengaitkan materi pembelajaran dengan relevansinya. Apersepsi yang tepat dapat menumbuhkan motivasi siswa, menumbuhkan