14 Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Jawa
Kelas V Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menyimak: Memahami wacana
lisan sastra dan nonsastra dalam kerangka budaya Jawa.
1.1 Memahami wacana lisan tentang gamelan yang dibacakanatau melalui
berbagai media. 2.
Berbicara: Mengungkapkan
gagasan wacana lisan sastra dan nonsastra dalam kerangka budaya
Jawa. 2.1 Menyampaikan ajakan kepada orang
lain dengan
unggah-ungguh
basa yang tepat.
3. Membaca: memahami wacana
tulis sastra dan nonsastra dalam kerangka budaya Jawa.
3.1 3.2
3.3 Membaca wacana tulis kepahlawanan.
Melagukan tembang
macapat Kinanthi.
Membaca kata beraksara Jawa yang menggunakan
pasangan
. 4.
Menulis: mengungkapkan
gagasan wacana tulis sastra dan nonsastra dalam kerangka budaya
Jawa. 4.1
4.2 Menulis karangan kegemaran dengan
ejaan yang benar. Menulis kata beraksara Jawa yang
menggunakan
pasangan
. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran bahasa
Jawa kelas V semester 1 di atas, penelitian ini difokuskan pada standar kompetensi membaca yaitu membaca kata beraksara Jawa yang menggunakan
pa sa nga n .
B. Pembelajaran Keterampilan Membaca Aksara Jawa di SD
1. Aksara Jawa
Aksara Jawa terdiri dari dua puluh aksara yang disebut juga aksara nglegena atau carakan. Setiap aksara memiliki pasangan, yaitu aksara yang berfungsi untuk
menghubungkan suku kata mati atau tertutup dengan suku kata berikutnya, kecuali suku kata yang tertutup dengan wignyan, layar, dan cecak Darusuprapta,
dkk. 1994: 5. Aksara Jawa ini seperti halnya aksara latin, ditulis dari kiri ke kanan. Apabila ditulis dalam kertas bergaris, maka aksara Jawa ditulis tepat di
bawah garis dan tanpa diberi spasi pada setiap pergantian kata Hesti Mulyani,
15 2011:5. Penelitian ini memfokuskan pada keterampilan membaca aksara Jawa
yang menggunakan pasangan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai aksara Jawa dan pasangannya serta aksara sandhangan yang berfungsi sebagai pengubah
bunyi aksara Jawa.
a. Aksara carakan dan pasangan
Berikut ini adalah kedua puluh aksara carakan dan pasangannya berdasarkan Pedoman Penulisan Aksara Jawa kesepakatan tiga Gubernur Tim,
2003: 5-10. Tabel 2 Aksara Jawa dan Pasangannya
Nama Aksara
Aksara Pokok Aksara
Pasangan
Contoh Pemakaian dalam Kata
Hå ...
Alun-alun
alun-alun Nå
...
Nanem nangka
menanam nagka
Cå ...
Cepak-cepak
bersedia Rå
...
Racak-racak
rata-rata
Kå ...
Kawak-kawak
tua-tua
Då ...
Dalan-dalan
jalan-jalan
Tå ...
Tapak tilas
bekaspeninggalan
Så ...
Saben sasi
setiap bulan
16
Nama Aksara
Aksara Pokok Aksara
Pasangan Contoh Pemakaian dalam Kata
Wå ...
Watuk-watuk
batuk-batuk
Lå ...
Lamat-lamat
samar-samar
På ...
Pakan pitik
makanan ayam
Dhå ...
Dhawul-dhawul
kusut masai
Jå ...
Janggel jagung
tongkol jagung
Yå ...
Yakin yekti
yakin benar
Nyå ...
Nyabut nyawa
mencabut nyawa
Må ...
Mangan melon
makan melon
Gå ...
Gagak galak
gagak buas
Bå ...
Bakul bathik
dagang batik
Thå ...
Thak-thakan
buru-buru ingin memegang
Ngå ...
Ngajak ngaso
mengajak beristirahat
Aturan penulisan aksara pasangan ha, sa , dan pa ditulis dibelakang aksara konsonan akhir suku kata di depannya. Selain aksara pasangan tersebut,
penulisannya di bawah aksara konsonan akhir suku kata di depannya. Aturan penulisan lainnya yaitu untuk aksara ha, ca, ra, wa, dha, ya, tha , dan nga tidak
diberi aksara pasangan atau tidak dapat menjadi aksara sigegan aksara konsonan
17 penutup suku kata. Hal ini karena penulisan aksara ha diganti sandhangan
wignyan, aksara sigegan ra diganti sandhangan layar, aksara sigegan ra diganti sa ndha nga n
cecak, dan hampir tidak ada suku kata yang diakhiri dengan sigegan ca , wa , dha , ya , tha
, dan nga Tim, 2010: 10-11.
b. Sandhangan
Selain aksara carakan dan pasangannya, dalam penulisan aksara Jawa juga terdapat sandhangan. Sandhangan adalah penanda yang berfungsi sebagai
pengubah bunyi aksara Jawa. Aksara yang tidak mendapat sandhangan diucapkan sebagai gabungan konsonan dan vokal a .
Sa ndha nga n dalam penulisan aksara Jawa berdasarkan Pedoman Penulisan
Aksara Jawa kesepakatan tiga Gubernur Tim, 2003: 19 dibagi menjadi dua golongan yaitu 1 sandhangan bunyi vokal sandhangan swara, dan 2
sa ndha nga n konsonan penutup suku kata sandhangan panyigeg wanda . Adapun
uraian mengenai kedua macam sandhangan dalam penulisan aksara Jawa berdasarkan Pedoman Penulisan Aksara Jawa kesepakatan tiga Gubernur Tim,
2003: 19-26 secara garis besar adalah sebagai berikut.