BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai budi pekerti yang terdapat dalam
lampahan Kresna Duta yang diambil dari hasil rekaman pertunjukan wayang dengan dalang Ki Anom Suroto. Pengelompokan sikap budi pekerti yang
terdapat dalam lampahan Kresna Duta yaitu: 1.
Nilai budi pekerti berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Tuhan Dewa: berdoa kepada Tuhan Dewa ketika hendak melakukan sesuatu,
menerima apapun keadaan yang berasal dari kehendak Tuhan Dewa, sifat belas kasihan Tuhan Dewa kepada manusia seperti wujud cinta kasih
Tuhan Dewa kepada manusia dan meminta pertolongan kepada Tuhan Dewa. Dalam hubungan manusia dengan Tuhan disamakan dengan Dewa,
karena dalam konteks ceritanya berasal dari agama hindu yang terdapat tokoh- tokoh dewa.
2. Nilai budi pekerti yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan
manusia: menjaga kebersamaan, gotong royong, saling menghormati, balas budi kepada sesama, berterima kasih, cinta kasih antar sesama,
melaksanakan kewajiban, memberikan restu, meminta pendapat, menerima pendapat, menghormati orang tua dan pinisepuh, dan rela berkorban.
30
3. Nilai budi pekerti yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan
diri sendiri: Mengalah, bersikap ikhlas, bertanggung jawab, berhati – hati,
bersikap waspada, pantang menyerah:, bersikap bijak, dan mawas diri. Sesuai dengan klasifikasinya, pengelompokan sikap budi pekerti yang
terdapat dalam lampahan Kresna Duta dapat dilihat pada tabel-tabel berikut: 1.
Nilai-nilai budi pekerti yang terkait dengan hubungan antara manusia dengan Tuhan Dewa.
Nilai budi pekerti antara manusia dengan Tuhan dalam wayang purwa sering dinyatakan dalam hubungan dengan Dewa, dalam lampahan
Kresna Duta dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Nilai-nilai budi pekerti yang berkaitan dengan hubungan antara
manusia dengan Tuhan Dewa.
No Nilai-nilai budi pekerti
hubungan antara
manusia dengan Tuhan Dewa
Indikator Terjemahan
1. Berdoa kepada Tuhan.
Dene sukma
kasuwunaken supados katampiya
dening Jawata. Semoga arwahnya
dimohonkan diterima
oleh
Dewata.
Mara ayo ngger, putu prabu ndak
kanthi munggah
marang palenggatan
iki, nyuwun
marang Gusti
ingkang hakarya
jagad, muga
paringana rencana
bali rahayu wonten ing
Ndwarawati. Marilah cucu, cucu
Prabu Yudhistira duduklah di atas
tempat
pemujaan ini, untuk meminta
kepada Tuhan Sang Pencipta
dunia, semoga
cobaan selamat kembali ke
Ndwarawati.
2. Menerima
kehendak Tuhan.
Yen mangkono, iku wus
kersaning Jawata. Besok wae
yen para putra ana kang
seda ing
Baratayudha, jeneng para aja
nggresula. Kalau begitu, itu
sudah menjadi kehendak dewa.
Nanti apabila para putra ada yang
meninggal dalam Baratayuda, kalian
berlima jangan pernah menyesal.
3. Cinta kasih dewa dengan
manusia. Yen mangkono, iku
wus kersaning
Jawata. Besok wae yen para putra ana
kang seda
ing Baratayudha,
jeneng para aja nggresula.
Kalau begitu, itu sudah menjadi
kehendak dewa. Nanti apabila para
putra ada yang meninggal dalam
Baratayuda, kalian berlima jangan
pernah menyesal.
Iya ngger,
ulun nyangoni
basuki ing laku kita.
Iya nak, aku selalu memberikan
doa selamat
disetiap langkahmu.
4. Meminta
pertolongan kepada dewa
Sri Bathara Kresna mesat nedya tindak
dhateng kahyangan nyuwun pitulung
dhateng Jawata. Sri Bathara Kresna
langsung pergi
menuju kayangan
untuk meminta
bantuan kepada
para dewa.
Ada sikap yang menunjukkan hubungan antara manusia dengan Tuhan Dewa dalam lampahan Kresna Duta yaitu berdoa kepada Tuhan Dewa dan
menerima kehendak Tuhan Dewa. Sikap berdoa tersebut dilakukan oleh Arjuna dan Prabu Matswapati kepada Tuhan Dewa untuk memohon
keselamatan dan kelancaran dalam mengambil hak Pandhawa atas Negeri Astina. Sedangkan sikap menerima kehendak Tuhan Dewa ditunjukkan oleh